Anda di halaman 1dari 22

UJI T SATU SAMPEL

DAN
UJI T SAMPEL INDEPENDEN

Oleh:
M. Vandif (17010664)
Ilham Andrian N. (17010664)
Tasya Rabani (17010664107)
UJI T SATU SAMPLE

Uji t untuk satu sampel Syarat Uji t Satu


dalam istilah lain Sampel:
biasanya disebut dengan
One Sample t-test • Data merupakan data
Method, merupakan kuantitatif
prosedur uji t untuk
sampel tunggal jika rata- • Memenuhi asumsi
rata suatu variabel berdistribusi normal.
tunggal dibandingkan
dengan suatu nilai
konstanta tertentu. Uji t
dipakai jika jumlah data
sampel di bawah 30.
A. KARAKTERISTIK DISTRIBUSI T

1. Merupakan distribusi kontinyu, sama seperti


distribusi z.
2. Berbentuk lonceng dan simetris, sama seperti
distribusi z.
3. Hanya ada satu distribusi normal standar z,
tetapi terdapat suatu “keluarga” distribusi t.
setiap kali ukuran sampel berubah, peneliti
harus membuat distribusi t yang baru.
4. Distribusi t lebih menyebar dari pusat (jadi
lebih datar) daripada distribusi z.
B. PENGUJIAN HIPOTESIS MEAN SATU
SAMPLE
Distribusi t digunakan untuk menguji hipotesis
tentang mean populasi jika deviasi standar tidak
diketahui dan ukuran sampel kecil.

x
Ket :
t
s/ n
x = Mean sampel
µ = Mean populasi yang dihipotesiskan
s = Deviasi standar sampel
n = banyak item dalam sampel
Contoh soal
Pemilik bengkel vulkanisir ban dalam, memuat
iklan di surat kabar bahwa bengkelnya dapat
menambal ban dalam sepeda motor merk apa saja
dalam waktu 15 menit. Banyak bengkel lain yang
tidak percaya dengan klaim bustomi. Mereka
mencoba mengetahui apakah klaim tersebut benar.
Sepuluh buah sepeda montor yang ban dalamnya
bocor diserahkan kepada bengkel bustomi untuk
ditambal , hasilnya adalah: 13, 16, 12, 19, 14, 15,
16, 15, 17, dan 18 menit. Apakah dengan bukti
tersebut dapat disimpulkan bahwa bustomi tidak
benar?
Penyelesaian
Langkah 1
Ho: µ ≤ 15  Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
menambal ialah 15 menit
Ha: µ > 15  Waktu yang digunakan untuk menambal
ban lebih dari 15 menit
Langkah 2
Menentukan taraf signifikansi. Peneliti dapat memilik
0,05
Langkah 3
Memilih statistik uji. Distribusi t dipilih karena deviasi
standar populasi tidak diketahui dan sampel kecil (10).
Rumusnya adalah: x
t
s/ n
Langkah 4
Menentukan derajat kebebasan (dk)= ukuran sampel – jumlah sampel dalam kasus
peneliti mengambil (1) sampel yang berukuran 10. jadi dk = 10-1 = 9
Nilai kritis untuk dk=9 dan taraf signifikan= 0,05 untuk uji 1 ekor adalah 1,833.
sehingga Ho ditolak jika nilai t hitung adalah 1,883 atau lebih.
Langkah 5
Menentukan keputusan statistik
Rata-rata yang dibutuhkan untuk menambal adalah 15,5 menit dan deviasi standar
2,17 dengan rumus
 ( x  x)
2
(1315,5)  (1615,5)  (1215,5)  .........  (1815,5)
2 2 2 2

s 
n 1 10  1
6,25  0,25  12,25  .....  6,25 42,5
   4,722  2,17
9 9
Nilai t hitung adalah 0,728 diperoleh dari
x 15,5  15
t   0,728
s / n 2,17 / 10
Kemudian, membandingkan t hitung 0,728
dengan nilai kritis 1,833; peneliti gagal menolak
Ho. Walaupun terdapat perbedaan antara mean
yang dihipotesiskan (15) dan mean sampel
(15,5). Perbedaan tersebut bisa dianggap
kesalahan pengambilan sampel (sampling error).
Jadi peneliti tidak memiliki cukup bukti statistik
untuk menyangkal klaim bengkel bustomi yang
mengatakan mampu menambal ban rata-rata 15
menit.
C. MEMBANDINGKAN DUA MEAN
POPULASI
Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan uji t untuk
membandingkan dua mean populasi dengan 3 asumsi yaitu : (1)
setiap populasi berdistribusi normal, (2) deviasi standar populasi
sama tetapi tidak diketahui, (3) kedua sampel tidak berhubungan
(independen).
Uji ini digunakan untuk sampel yang kurang dari 30.
Rumus untuk t adalah : t  X1  X 2
1 1
sp 
Keterangan : n1 n 2
X1 = mean sampel pertama
X2 = mean sampel kedua
n1 = banyaknya observasi pada sampel pertama
n2 = banyaknya observasi pada sampel kedua
sp = penduga deviasi standar populasi yang dihitung dari kedua
deviasi standar sampel. Rumusnya adalah :
(n1  1)( s12 )  (n2  1)( s22 )
sp 
dengan : n1  n2  2
s1 = deviasi standar sampel pertama
s2 = deviasi standar sampel kedua
Contoh Soal
Seorang peneliti mengadakan penelitian terhadap siswa kelas IV SD
Suka Cita Kota Mayapada untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan dalam hal pemahaman siswa, diajar dengan menggunakan
dua metode berbeda, yakni kelas IV A dan IV B. Selanjutnya mereka
diajar mengenai konsep perkalian bilangna multiangka (bilangan besar,
yaitu lebih dari 100) dengan menggunakan dua metode berbeda, yakni
kelas IV A dengan metode I, sedangkan kelas IV B dengan metode II.
Setelah satu minggu diajar, peneliti memberikan ujian 10 item soal
yang sama, kepada kedua kelompok tersebut. Banyaknya jawaban yang
benar dari 10 item soal yang diberikan disajikan pada Tabel 8.2.
Pertanyaan yang ingin dijawab adalah apakah terdapat perbedaan
signifikan dalam hal pemahaman siswa mengenai konsep perkalian
bilangan multi angkadari kedua metode yang digunakan? Peneliti
menggunakan taraf signifikansi 0,01.
Penyelesaian
Untuk menghitung t, dapat dilakukan melali 3 tahap :

Tahap 1. Menghitung deviasia standard setiap sampel


menggunakan tabel kerja (Tabel 8.3)
( X 1 ) 2 ( X 2 ) 2
X 
1
2
X 2
21
s1  s2 
n1  1 n2  1
2
25 392
135  271 
 6  6
5 1 6 1
 1,746  1,87
Tahap 2. Mngumpulkan (pool) Tahap 3. Menghitung t.
kedua deviasi standar tersebut
X1  X 2
untuk mendapatkan penduka t
deviasi standar populasi 1 1
sp 
(n1  1)( s12 )  (n2  1)( s22 ) n1 n 2
sp  5  6,5
n1  n2  2 
1 1

(5  1)(1,58) 2  (6  1)(1,87) 2 1,746 
n1  n2  2 5 6
 1,746  1,417

Kurva -1,417 jatuh pada interval antara -3,25 dan 3,25; maka Ho tidak
dapat ditolak. Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kedua rata-rata skor siswa, adanya perbedaan (5 dan
6,5) bisa saja disebabkan oleh sampling eror.
c. Pengujian Observasi Berpasangan
Contoh soal
Latihan soal
1. Telah dilakukan pengmpulan data untuk menguji
hipotesis yang menyatakan bahwa daya tahan berdiri
pramuniaga (pelayan toko) di Hastina adalah 3,5
jam/hari. Berdasarkan sampel 30 orang yang diambil
secara random terhadap toko, datanya sebagai berikut:
3,2,3,4,5,6,7,8,5,3,4,5,6,6,7,8,8,5,3,4,5,6,2,3,4,5,6,3,2,4.
Selidiki apakah benar hipotesis tersebut?
Jawab:
Langkah 1
Ho: µ ≤ 3,5  rata-rata daya tahan berdiri pramuniaga 3,5 jam per
hari.
Ha: µ > 3,5  daya tahan berdiri lebih dari 3,5 jam per hari.
Langkah 2
Taraf signifikansi 0,05
Langkah 3
Menggunakan distribusi t
Langkah 4
Menentukan derajat kebebasan (dk)=30-1=29
Sehingga nilai kritis untuk dk=29 dan taraf signifikansi 0,05 untuk uji
1 ekor adalah 1,699
Jadi Ho ditolak jika nilai t hitung adalah 1,699 atau lebih.

Langkah 5
Rata-rata daya tahan berdiri pramuniaga adalah 142/30=4,73 jam
per hari dan deviasi standar 1,799 dengan rumus :

 ( x  x)
2
(3 4,73)  (2 4,73)  .........  (4 4,73)
2 2 2
93,9
s    1,799
. n 1 30  1 29
Kemudian mencari t hitung dengan rumus:

x 4,7  3,5 1,2


t    3,763
s / n 1,79 / 30 0,326

Selanjutnya membandingkan nilai t hitung


3,763 dengan nilai kritis 1,699; maka Ho ditolak
dan Ha tak ditolak. Peneliti memiliki cukup bukti
untuk menolak Ho, sehingga dapat disimpulkan
bahwa daya tahan berdiri pramuniaga di
Hastina 3,5 jam perhari itu tidak benar terjadi.
Responden Lama menunggu (dalam bulan)
2. Dilakukan penelitian SMA SMK
untuk mengetahui 1 6 2
kecepatan memasuki 2 5 1
dunia kerja antara
lulusan SMA dan SMK. 3 4 4
Berdasarkan 20 4 3 5
responden lulusan SMA
an SMK diperoleh data 5 2 6
bahwa lama menunggu 6 1 7
untuk mendapatkan 7 7 4
pekerjaan adalah
sebagai berikut. 8 5 8
9 4 9
10 8 2
Berdasarkan data 11 6 3
disamping, apakah terdapat 12 3 4
perbedaan lama menunggu
untuk mendapat pekerjaan …. …. ….
antara lulusan SMA dan 20 2 4
SMK?
Jawab:
Ho menyatakan tidak terdapat perbedaan lama menunggu untuk mendapat
pekerjaan. Sedangkan Ha menyatakan ada perbedaan lama menunggu
untuk mendapat pekerjaan.

Ho :   
1 2

Ha :   
1 2

Uji yang digunakan adalah uji 2 ekor dengan derajat kebebasan (dk)= 20+20-
2=38

Nilai kritis untuk taraf signifikansi 0,05 adalah 2,021 aturan pengambilan
keputusannya adalah peneliti gagal menolak Ho jika nilai t hitung jatuh pada
interval -2,021 ke 2,021. jika t hitung diluar interval tersebut maka peneliti
menolak Ho.

.
Kemudian mencari t hitung: SMA SMK
Tahap 1
Menghitung deviasi standar 6 36 2 4
dengan tabel 5 25 1 1
2
( x1) 4 16 4 16
 x1 
2

s1  n 3 9 5 25
n 1 1 2 4 6 36
2 1 1 7 49
494 
(90)
89 7 49 4 16
 20   2,164
20  1 19 5 25 8 64
2 4 16 9 81
( x1)
 x1 
2
8 64 2 4
s2  n
… …. …. ….
n1  1
2 4 4 16
2
. 557  (95) 105,75 90 494 95 557
   2,359
20  1 19
Tahap 2
Penduga deviasi standar
(n1  1)( s1 )  (n2  1)( s2)
2 2
(19)( 2,164)  (19)( 2,359)
Sp  
n n 2
1 2
38
41,116  44,821 85,937
   1,503
38 38
Tahap 3
Menghitung t

t x x
1 2

4,5  4,75

 0,25
 0,525
1 1 1 1 0,475
s p
 1,503 
n n 1 2
20 20

Kurva -0,525 jatuh pada interval -2,021 dan 2,021 maka Ho tidak ditolak dan
Ha ditolak. Peneliti menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA
dan SMK, perbedaan yang ada (4,5 dan 4,75) tersebut boleh jadi hanya
disebabkan sampling error.

Anda mungkin juga menyukai