12 22
X 1X2
n1 n2
4. Aturan keputusan:
Pengujian hipotesis ini merupakan uji hipotesis satu-sisi
kanan. Dengan memakai tingkat signifikansi 0,01, nilai
kritis (z tabel) adalah 2,33. Sehingga aturan keputusan
dalam uji hipotesis ini adalah:
H0 tidak ditolak jika: nilai z hitung 2,33
H0 ditolak jika: nilai z hitung 2,33
5. Keputusan:
Nilai z dalam dalam uji hipotesis ini adalah:
X1 X 2 6,5 6,2 0,3
z 4,55
2
2
0,52
0,32 0,0658
1
2
n1 n2 75 90
Karena 4,55 adalah lebih besar dari nilai kritis 2,33, maka hipotesis
nol ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Ini berarti bahwa
selisih 0,3 menit antara cara pembayaran standar dan cara mandiri
adalah nyata atau signifikan. Cara pembayaran mandiri adalah
lebih cepat dari pada cara pembayaran standar.
Nilai p adalah probabilitas menemukan sebuah nilai statistik uji
yang sama ekstrem ketika hipotesis nol adalah benar. Untuk
menghitung nilai p diperlukan probabilitas dari suatu nilai z yang
lebih besar dari 4,55. Dalam Lampiran 1 tidak ditemukan nilai z
sebesar 4,55. Tetapi, nilai terdekat dengan 4,55 adalah 3,09. Luas
daerah (probabilitas) yang bersesuaian dengan nilai z sama dengan
3,09 adalah 0,4990. Sehingga pada kasus ini nilai p adalah kurang
dari 0,0010 (= 0,5000 – 0,4990). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan yang sangat kecil
bahwa hipotesis nol (H0) tersebut adalah benar.
Uji Hipotesis Rerata Populasi Sampel Independen
p
n1 n2 2
Contoh 8.2
CV Serasi memproduksi pakaian khusus untuk anak-anak di
bawah lima tahun. Pakaian ini diberi aneka asesoris.
Pemasangan asesoris tersebut dikerjakan oleh karyawan
wanita dan karyawan pria. Pihak manajemen ingin
mengetahui apakah ada perbedaan rerata waktu pemasangan
asesoris itu antara karyawan wanita dan karyawan pria.
Perusahaan telah melakukan studi Wanita Pria
waktu dan gerakan (time and (menit) (menit)
motion study) terhadap lima 2 3
3 4
karyawan wanita dan enam
9 8
karyawan pria, dan hasilnya (dalam 4 5
menit) adalah sebagai berikut: 2 7
3
Apakah ada perbedaan dalam rerata waktu pemasangan
asesoris antara karyawan wanita dan pria? Gunakan tingkat
sinigfikansi 0,10. Hitunglah nilai p-nya.
Jawab
Berdasarkan data diatas dapat dihitung rerata waktu
pemasangan asesoris dan deviasi standarnya, dengan rincian
berikut ini:
Karyawan Wanita Karyawan Pria XW 20
XW 4
XW XW XW 2 XP X P X P 2 nW 5
2 (2 – 4)2 = 4 3 (3 – 5)2 = 4 X P 30
XP 5
3 (3 – 4)2 = 1 4 (4 – 5)2 = 1 nP 6
9 (9 – 4)2 = 25 8 (8 – 5)2 = 9
X W X W
2
4 (4 – 4)2 = 0 5 (5 – 5)2 = 0 34
sW 2,9155
nW 1 4
2 (2 – 4)2 = 4 7 (7 – 5)2 = 4
3 (3 – 5)2 = 4
X P X P
2
20 34 30 22 22
sP 2,0976
nP 1 5
Langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis:
H0: W = P
Ha: W P
2. Tingkat signifikansi yang dipilih =0,10
3. Statistik pengujian:
Pada kasus ini, deviasi standar dari populasinya tidak
diketahui, sehingga statistik uji hipotesis yang digunakan
adalah distribusi probabilitas t dengan rumus:
X1 X 2
t
1 1
s 2p
n1 n2
4. Aturan keputusan:
Ini merupakan uji hipotesis dua-sisi. Tingkat signifikansi
yang digunakan adalah 0,10 dan derajat kebebasan (df)
adalah: n1 + n2 – 2 = 5 + 6 – 2 = 9. Sehingga, nilai kritis
(lihat Lampiran 2) adalah 1,833. Aturan keputusan dalam
uji hipotesis ini adalah:
H0 tidak ditolak jika: –1,833 t hitung 1,833
H0 ditolak jika: t hitung –1,833 atau t hitung 1,833
5. Keputusan:
Nilai statistik t adalah sebagai berikut:
X1 X 2 45 1
t 0,662
1 1 1 1 1,5105
s
2
6,2222
p
n1 n2 5 6
df
2
s
1
n1 s 2
2
n2
.2
s2
1 n1
.2
s 2 2
2 n
.2
n1 1 n2 1
1. Rumusan hipotesis:
H0: 1 = 2
Ha: 1 2
2. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
3. Statistik pengujian adalah statistik distribusi t :
X1 X 2
t
s12 s22
n1 n2
4. Aturan keputusan:
Derajat kebebasan ini dicari dengan cara sebagai berikut:
df
s n s n
2
1 1
2
2 2
.2
3,321 9 1,621 12
2 2 .2
2,0863
10,86
s n s n
2
1 1
.2 2
2 2
.2
3,321 9 1,621 12
2 2 2 .2
0,1921
n1 1 n2 1 9 1 12 1
(d d )2
sd
n 1
Contoh 8.4
PT Investasi adalah sebuah perusahaan induk yang berlokasi
di Surabaya. Perusahaan ini mempunyai dua anak perusahaan
yaitu PT Eka Property dan PT Dwi Real Estate. Kedua per-
usahaan itu mempunyai bisnis di bidang jual-beli bangunan.
Kedua anak perusahaan ini mempunyai beberapa pegawai
bagian appraisal yang bertugas menaksir nilai setiap
bangunan yang akan di beli dan nantinya akan dijual kembali.
Semua pegawai bagian appraisal tersebut selalu mendapat-
kan pelatihan dan penyegaran setiap enam bulan sekali di
kantor pusat untuk menyamakan teknik, metode, dan
pemahaman dalam menaksir nilai suatu bangunan.
Manajemen perusahaan induk ingin membandingkan hasil
taksiran atas 10 bangunan dari kedua anak perusahaan
tersebut. Hasilnya, dalam jutaan rupiah, adalah:
Bangunan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PT Eka Property 335 310 331 342 305 330 331 310 325 349
PT Dwi Real Estate 328 305 319 340 298 323 327 315 322 345
Jawab
1. Rumusan hipotesis:
H0: d = 0
Ha: d 0
2. Tingkat signifikansi:
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
3. Statistik pengujian:
Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah statistik
distribusi t berpasangan dengan rumus:
d
t
sd n
4. Aturan keputusan:
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 untuk uji
dua-sisi dan derajat kebebasan (df) n – 1 = 10 – 1 = 9
diperoleh nilai kritis (t tabel) sebesar 2,262. Jadi aturan
keputusannya adalah:
H0 tidak ditolak jika: –2,262 t hitung 2,262
H0 ditolak jika: t hitung –2,262 atau t hitung 2,262
5. Keputusan:
Bangunan
PT Eka
Property
PT Dwi Real
Estate
Selisih, d d d d d 2
Nilai t hitung sebesar 3,306 adalah lebih besar dari 2,262 atau
titik 3,306 berada di daerah penolakan. Ini berarti hipotesis
nol (H0) ditolak. Distribusi perbedaan rerata populasi tersebut
tidak sama dengan 0. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan dalam rerata nilai taksiran bangunan tersebut.
Perbedaan terbesar adalah Rp12 juta yaitu untuk bangunan
nomor 3. Ini dapat menjadi tempat yang tepat untuk memulai
peninjauan yang lebih terperinci
Untuk menemukan nilai p, gunakan Lampiran 2 dan
bagian dari uji dua-sisi. Telusuri sepanjang baris dengan
derajat kebebasan 9 dan temukan nilai t yang terdekat
dengan 3,306 (hasil perhitungan). Nilai t terdekat
adalah 3,250 pada tingkat signifikansi 0,01 dan 4,781
pada tingkat 0,001. Dengan demikian nilai p-nya adalah
lebih kecil dari 0,01 tetapi lebih besar dari 0,001.
Karena nilai p adalah lebih kecil dari 0,05, maka
hipotesis nol, yang menyatakan bahwa rerata distribusi
selisih antara nilai-nilai yang ditaksir adalah nol, ditolak.
Uji Hipotesis Rerata Populasi
10 114,4512 10 114,2892
3.717,2
206,51
10 10 2 18
dan nilai t hitung adalah:
XE XD 326,8 322,2 4,6
t 0,716
1 1 1 1 6,4267
2
s 206,51
p
nE nD 10 10
Nilai t sebesar 0,716 adalah lebih kecil dari 2,101 dan lebih
besar dari –2,101, jadi keputusannya adalah tidak menolak
hipotesis nol (H0). Kesimpulannya adalah rerata taksiran
nilai (harga) bangunan kedua anak perusahaan adalah
tidak berbeda.
X1 X 2
pC
n1 n2
Contoh 8.5
PT. Bumi Subur memproduksi aneka biskuit. Perusahaan
berencana memproduksi biskuit hijau, hasil penelitian dan
pengembangan produk baru. Produk ini mengandung aneka sayur
yang cocok untuk bekal sekolah anak-anak. Perusahaan ingin
mengetahui tanggapan anak-anak tentang produk baru ini dengan
memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba produk ini.
Perusahaan membedakan responden menjadi dua kelompok laki-
laki dan perempuan. Sampel acak dari 150 anak laki-laki
mengungkapkan 30 anak menyukai biskuit hijau itu. Sedangkan,
sampel acak yang terdiri dari 300 anak-anak perempuan
menunjukkan 90 anak menyukai produk itu. Apakah proporsi anak
laki-laki yang menyukai biskuit hijau setara dengan proporsi anak-
anak perempuan yang menyukai biskuit hijau? Gunakan tingkat
signifikansi 0,05. Hitunglah nilai p-nya
Jawab:
Proporsi anak laki-laki yang menyukai biskuit hijau adalah p1 =
30/150 = 0,20. Proporsi anak perempuan yang menyukai
biskuit hijau adalah p2 = 90/300 = 0,30. Proporsi gabungan
adalah:
X1 X 2 30 90 120
pC 0,2667
n1 n2 150 300 450
1. Rumusan hipotesis:
H0: 1 = 2
Ha: 1 2
2. Tingkat signifikansi = 0,05
3. Statistik pengujian:
p1 p2
z
pC 1 pC pC 1 pC
n1 n2
4. Aturan keputusan:
Dengan memakai tingkat signifikansi 0,05, nilai kritis (z
tabel) adalah 1,96. Sehingga aturan keputusan dalam uji
hipotesis ini adalah:
H0 tidak ditolak jika: –1,96 z hitung 1,96
H0 ditolak jika: z hitung –1,96 atau z hitung 1,96
5. Keputusan:
p1 p2
z
pC 1 pC p C 1 pC
n1 n2
0,20 0,30
2,26
0,26671 0,2667 0,26671 0,2667
150 300
Berarti hipotesis nol adalah ditolak. Selisih antara proporsi
dua sampel itu tidak mungkin disebabkan oleh fator
kebetulan.
Untuk menemukan nilai p, lihat Lampiran 1 dan cari
kemungkinan nilai z yang lebih kecil dari –2,26 atau
lebih besar dari 2,26. Nilai probabilitas untuk z
sebesar 2,26 adalah 0,4881. Jadi, kemungkinan
menemukan nilai statistik uji yang kurang dari –2,26
atau lebih besar dari 2,26 adalah:
Nilai p = 2(0,5000 – 0,4881) = 0,0236