Anda di halaman 1dari 24

PENGUJIAN HIPOTESIS

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan pengertian tentang pengujian
hipotesis dan langkah-langkah yang diperlukan
prosedur umum uji hipotesis
 Menghitung uji hipotesis dengan sampel besar
yang meliputi pengujian rata-rata dan proporsi
populasi, beda dua rata-rata dan beda dua
proporsi dari dua populasi
 Menghitung uji hipotesis dengan sampel kecil
untuk pengujian parameter rata-rata populasi
beda dua rata-rata dari dua populasi.
PENGERTIAN
 Hipotesis
Suatu pernyataan tentang besarnya nilai parameter populasi
yang akan diuji

 Pengujian Hipotesis
Suatu prosedur pengujian hipotesis tentang parameter
populasi menggunakan informasi dari sampel dan teori
probabilitas untuk menentukan apakah hipotesis tersebut
secara statistik dapat diterima atau ditolak
LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Merumuskan Hipotesis (H0 dan HA)


2. Menentukan nilai kritis (; df)
3. Menentukan nilai hitung (nilai statistik)
4. Pengambilan keputusan
5. Membuat kesimpulan
1. RUMUSAN HIPOTESIS
Pengujian adalah membuktikan atau menguatkan anggapan tentang
parameter populasi yagn tidak diketahui berdasarkan informasi dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Nilai yang diasumsikan dinyatakan dalam :
 H0 : null hypothesis

 H1 : alternative hypothesis

Null hypothesis diuji berhadapan dengan alternative hypothesis.


Teori pengujian hipotesis akan memutuskan apakah Ho ditolak (H1
diterima) atau diterima (H1 ditolak).
Keputusan menolak atau menerima didasarkan pada test statistik
yang diperoleh dari sampel, setelah dibandingkan dengan nilai kritis
dari distribusi statistik yang bersangkutan dalam tabel.
TIPE KESALAHAN (Tipe I dan Tipe II)
DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS
 Kesalahan I dinyatakan dalam α yang merupakan
tingkat signifikansi yang dipilih oleh seorang
peneliti.
 Semakin besar α ditetapkan maka semakin tinggi
probabilitas menolak Ho yang benar.
 Kesalahan II dinyatakan dalam β
 Keduanya mengandung trade-off artinya semakin
besar α maka nilai β akan semakin kecil. Power
dari pengujian dinyatakan dalam 1- β
TABEL KESALAHAN

Fakta
H0 benar H0 salah
keputusan
H0 diterima (1  ) ()
H0 ditolak () (1  )
2. MENENTUKAN NILAI KRITIS
 Perhatikan tingkat signifikansi () yang digunakan. Biasanya
1%, 5%, dan 10%.
 Untuk pengujian 2 sisi, gunakan /2, dan untuk pengujian 1
sisi, gunakan .
 Banyaknya sampel (n) digunakan untuk menentukan degree of
freedom (df).
 Satu sampel: df. = n – 1
 Dua sampel: df. = n1 + n2 – 2
 Nilai Kritis ditentukan menggunakan tabel t atau tabel Z
PENGUJIAN DUA SISI DAN PENGUJIAN SATU SISI

 Pengujian satu arah (one tail) digunakan jika:


H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
 Pengujian dua arah (two tail) digunakan jika:
H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dengan menggunakan tanda ()

Pengujian Satu Arah Pengujian dua Arah


TABEL TINGKAT KEPERCAYAAN (TINGKAT SIGNIFIKANSI)
YANG SERING DIGUNAKAN

TINGKAT KEPERCAYAAN
Z/2
(1-)
Tingkat kepercayaan 10%, maka: Digunakan :
 = 1  (1 - ) = 0,90 Z/2 = Z5% = Z0,05 = 1,645
Tingkat kepercayaan 5%, maka: Digunakan :
 = 0,5  (1 - ) = 0,95 Z/2 = Z2,5% = Z0,25 = 1,96
Tingkat kepercayaan 2%, maka: Digunakan :
 = 0,2  (1 - ) = 0,98 Z/2 = Z1% = Z0,01 = 2,33
Tingkat kepercayaan 1%, maka: Digunakan :
 = 0,1  (1 - ) = 0,99 Z/2 = Z0,5% = Z0,005 = 2,575
3. MENENTUKAN NILAI HITUNG
Nilai hitung (nilai statistik) ditentukan dengan menggunakan
rumus-rumus berikut:
1. H0 Untuk  = 0 dan sampel besar (n≥30)
X  0
Z Cat :  dapat diganti dengan S

n
H1 untuk satu arah (one tail):
  > 0  Z < -Z
  < 0  Z > Z
H1 untuk dua arah (two tail):
   0  Z < -Z/2 dan Z > Z/2
MENENTUKAN NILAI HITUNG 2)
2. H0 Untuk  = 0 dan sampel kecil (n<30)
X  0
t
S
n

H1 untuk satu arah (one tail):


  > 0  t < -t(db;)
  < 0  t > t(db;) Cat : db = n - 1
H1 untuk dua arah (two tail):
   0  t < -t(db;/2) dan t > t(db;/2)
MENENTUKAN NILAI HITUNG 3)
3. H0 Untuk 1  2 = d0 dan sampel-sampel besar (n1≥30
dan n2≥30)
X1  X 2  d 0
Z Cat : jika 12 dan 22 tidak diketahui,
 12  2 dapat diganti dengan S12 dan S22
 2
n1 n2

H1 untuk satu arah (one tail):


 1  2 > d0  Z < -Z
 1  2 < d0  Z > Z
H1 untuk dua arah (two tail):
 1  2  d0  Z < -Z/2 dan Z > Z/2
MENENTUKAN NILAI HITUNG 4)
4. H0 Untuk 1  2 = d0 dan sampel-sampel kecil (n1<30
dan n2<30)
X1  X2  d 0
t
2 2
S1  S2
n1 n2

H1 untuk satu arah (one tail):


 1  2 > d0  t < - t(db;)
Cat : db = n1 + n2 - 2
 1  2 < d0  t > t(db;)
H1 untuk dua arah (two tail):
 1  2  d0  t < - t(db;/2) dan t > t(db;/2)
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Untuk sampel kecil : Membandingkan antara Nilai
Hitung dengan Nilai Kritis. Jika |t hitung| > t kritis,
keputusan menolak H0. Sebaliknya ….
 Untuk sampel besar : Membandingkan antara Nilai
Hitung dengan Nilai Kritis. Jika |Z hitung| > Zkritis,
keputusan menolak H0. Sebaliknya ….
 Atau menggunakan gambar kurva distribusi
normal. Jika nilai hitung berada pada daerah
penolakan H0, maka keputusannya adalah menolak
H0. Sebaliknya, ….
5. MEMBUAT KESIMPULAN
Kesimpulan dibuat berdasarkan keputusan dengan
memperhatikan rumusan hipotesis yang ada.
CONTOH SOAL : Hipotesis Rata-rata
Suatu biro perjalanan menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk
menempuh perjalanan dari kota A ke kota B adalah 12,3 jam. Sampel
sebanyak 6 kali perjalanan diperoleh informasi sebagai berikut:

Perjalanan 1 2 3 4 5 6

Waktu 13 14 12 16 12 11
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, apakah sampel tersebut
dapat mendukung pernyataan bahwa waktu tempuh dari kota A ke kota
B adalah 12,3 jam?
PENYELESAIAN
1. Merumuskan Hipotesis : H0 = “waktu tumpuh 12,3 jam” dan H1  “waktu tumpuh 12,3
jam” (two tail)
2. Menentukan nilai kritis
Untuk pengujian satu arah (two tail):
Tingkat signifikansi 5%   = 5 ; 0 = 12,3
Derajat kebebasan (df) = n – 1 = 6 – 1 = 5
Maka, nilai t didapat (dari tabel tdistribusi) : t kritis = 2,015
3. Menentukan nilai hitung (nilai statistik)
13  14  12  16  12  11
X  13
6

S
 
XX
2

n 1


13  132  14  132  12  132  16  132  12  132  11  132  1,788
6 1
X  0 13  12,3 0,7
t    0,958
S 1,788 2,3829
n 6
PENYELESAIAN lanjutan)
4. Pengambilan Keputusan
Untuk: t hitung = 0,958 < t kritis = 2,015
maka: H0 diterima (H1 ditolak) karena |t hitung| < t kritis maka: H0
diterima (H1 ditolak)

5. Kesimpulan:
Dari uraian penyelesaian di atas dapat disimpulkan bahwa:
pernyataan : waktu tempuh dari kota A ke kota B adalah 12,3 jam
dapat diterima.
HIPOTESIS PROPORSI
 Tujuan: menguji hipotesis (dugaan) terhadap
proporsi populasi berdasarkan informasi yang
diperoleh dari sampel.
 Pengujian hipotesis proporsi populasi menggunakan
distribusi Z. Dengan demikian kita tidak perlu
memperhatikan degree of freedom (df)
PROSEDUR PENGUJIAN
HIPOTESIS PROPORSI POPULASI
Analisis
1. Rumusan Hipotesis
H0:  = ..  ≤ ..  ≥ ..
H1:  ≠ ..  > ..  < ..
2. Nilai Kritis: tentukan menggunakan tabel
3. Nilai Hitung: hitung dengan rumus
4. Keputusan: H0 ditolak jika nilai hitung absolut lebih
besar daripada nilai tabel absolut. Sebaliknya: H0
diterima jika nilai hitung absolut lebih kecil daripada
nilai tabel absolut.
5. Kesimpulan
RUMUS MENENTUKAN NILAI HITUNG

pˆ x  p0
Z
p

p0 (1  p0 )
p 
n
CONTOH SOAL : Hipotesis Proporsi

 Suatu perusahaan jasa menyatakan bahwa 65% konsumennya


merasa puas atas pelayanan ia berikan. Untuk membuktikan
pernyataan ini dilakukan penelitian dengan meminta respon
dari konsumen jasa perusahaan tersebut. Setelah dilakukan
survey diperoleh informasi bahwa dari 250 konsumen yang
memberi respon, terdapat 165 konsumen menyatakan puas
dengan pelayanan yang diberikan. Apakah sampel yang
diperoleh mendukung pernyataan perusahaan jasa tersebut
dengan tingkat signifikansi 5%?
Penyelesaian
Analisis
1. Rumusan Hipotesis
H0: P0= 0,65
HA: P0 ≠ 0,65
2. Nilai Kritis: Z = ± 1,96 (dari tabel)
3. Nilai Hitung: Z = 0.33
4. Keputusan: H0 diterima
5. Kesimpulan: konsumen yang menyatakan puas adalah 65%.

Anda mungkin juga menyukai