Contoh :
Jika : H0 = x
Maka : H1 < x ; H1 > x ; H1 ≠x ;
2 macam kekeliruan:
1. Kekeliruan Tipe I : menolak hipotesis yang seharusnya diterima (kekeliruan
α)
2. Kekeliruan Tipe II : menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
(kekeliruan β)
H0 : θ = θ0
H1 : θ ≠ θ0
atau :
H0 : θ = θ0
H1 : θ > θ0
atau :
H0 : θ = θ0
H1 : θ < θ0
Pilih bentuk statistik yang digunakan : z, t, dsb.
Jika H1 mempunyai perumusan tidak sama, maka distribusi statistik yang
digunakan, normal untuk angka z, Student untuk t, diperoleh dua daerah
kritis, masing-masing pada ujung distribusi.
Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah ½ α.
Dua ujung penolakan : uji dua pihak (uji dua arah)
1-α
Daerah penerimaan H0
luas = ½ α ½ (1 – α) ½ (1 – α) luas = ½ α
d1 d2
Jika H1 mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi statistik
yang digunakan, diperoleh sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung
kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α.
Pengujian hipotesis dinamakan : uji satu pihak = uji satu arah (pihak
kanan)
Daerah penolakan H0
(daerah kritis)
Daerah penerimaan H0
luas = α
d
Jika H1 mempunyai perumusan lebih kecil, maka dalam distribusi statistik
yang digunakan, diperoleh sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung kiri.
Luas daerah kritis atau daerah penolakanini sama dengan α.
Pengujian hipotesis dinamakan : uji satu pihak (pihak kiri)
Daerah penolakan H0
(daerah kritis)
Daerah penerimaan H0
luas = α
d
Menguji rata-rata μ : uji dua pihak
• σ diketahui
x - 0
z
/ n
1-α
Daerah penerimaan H0
½ α = 0,025 ½ (1 – α) ½ (1 – α) ½ α = 0,025
-1,96 1,96
Contoh :
Pengusaha lampu pijar mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai
sekitar 800 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai lampu itu
telah berubah. Untuk menentukan hal ini, dilakukan penelitian dengan cara
menguji 50 lampu. Ternyata rata-ratanya 792. Misalkan simpangan baku
populasi tidak diketahui, dan dari sampel diketahui s = 55 jam.
Selidikilah dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah
atau belum.
Penyelesaian :
H0 : μ = 800 jam ; masa pakai lampu 800 jam
H1 : μ ≠ 800 jam ; kualitas lampu sudah berubah dan bukan 800 jam lagi.
x - 0 792 - 800
t 1,029
s/ n 55 / 50
Dari daftar distribusi student (Sudjana), dengan α = 0,05 dan dk = 49 untuk uji
dua pihak, diperoleh : t = 2,01.
-2,01 < t < 2,01
1-α
Daerah penerimaan H0
½ α = 0,025 ½ (1 – α) ½ (1 – α) ½ α = 0,025
-2,01 2,01
Penyelesaian :
Karena hanya penurunan yang diuji, maka gunakan uji satu sisi
untuk mean, dengan data historis : μ = 70,2%
-H0 : μ = 70,2%
-H1 : μ < 70,2%
• Pilih : α = 0.05
• Karena σ tidak diketahui, gunakan distribusi t: dengan n = 5
• ----> yang perlu dihitung :
x 69,0
s = 1,37
ν = 5-1 = 4
• Hitung uji statistik :
x - 0 69,0 - 70,2
t hitung 1,965
s/ n 1,37 5
Jika dua sisi : Dari daftar distribusi student (Walpole), dengan α = 0,05
dan dk = 4 untuk uji dua pihak, diperoleh : ttabel = 2,776.
-2,776<thitung<2,776 Excell: TINV : 0.1 ; 4
(Excel : berlaku uji dua sisi: α x 2
ttabel = -TINV(0.1,4) = -2,132 - TINV : batas bawah
TINV: batas atas
Daerah penerimaan : thitung > ttabel ---> -1,965 > -2,132
Daerah kritis : : thitung < ttabel
Kesimpulan: Eff. Stripper tidak menurun dengan tingkat kepercayaan: 95%
Contoh 3.
Suatu adsorben H2S produk impor mempunyai kapasitas serap
0,52 g-H2S/g-ad. Produk yang sama dibuat di dalam negeri
menggunakan teknologi yang mirip. Dari pengujian sebanyak 75
sampel produk dalam negeri tersebut, diperoleh kapasitas serap
rata-rata 0,55. Diketahui standar deviasi produk dalam negeri
0,15. Apakah produk dalam negeri lebih bagus?
Penyelesaian :
Uji bahwa produk domestik = produk impor
H0 : μ = μ0 vs H1 : μ ≠ μ0 (μ0=0,52)