Anda di halaman 1dari 21

BIOREAKTOR HIBRID ANAEROB

DUA TAHAP PADA PENGOLAHAN


LIMBAH CAIR INDUSTRI SAGU
KELOMPOK 10

170405029 170405044 170405181


Bella Apriana Nasution Binsar Halomoan Harahap Pratiwi Putri Y. Limbong

170405168 170405185
Elisabeth Anisa N. Purba Yuhdian Haz
Tipe Bioreaktor
Aplikasi Umum
Gambar Teknis
Komponen Bioreaktor
Deskripsi Proses
Kelemahan & Kelebihan
Fungsi menyerupai bioreactor apa?
TIPE BIOREAKTOR

Bioreaktor hibrid anaerob merupakan penggabungan antara sistem


pertumbuhan tersuspensi dan pertumbuhan melekat. Bioreaktor
hibrid anaerob dua tahap terdiri dari dua buah reaktor anaerob yang
disusun secara paralel dengan tiap bioreaktornya terdiri dari dua
bagian yakni bagian pertama mempunyai dua kompartemen yang
berfungsi sebagai tempat komunitas bakteri anaerob tersuspensi,
sedangkan bagian kedua dilengkapi dengan media imobilisasi sel yang
berfungsi sebagai tempat komunitas bakteri anaerob melekat.
Proses anaerob dua tahap pertama kali
dikembangkan oleh Pohland dan Ghosh
(1971). Sejak itu, beberapa penelitian Salah satu penelitian terdahulu oleh
sudah menggunakan reaktor anaerob dua
Ghosh et. al. (1985) menggunakan
tahap untuk mengolah berbagai limbah.
beberapa jenis limbah industri cair
sebagai substrat, dan didapatkan
hasil pengolahan anaerob dua tahap
terbukti lebih unggul dari
pengolahan anaerob satu tahap.
● Pengolahan whey keju dengan pengoperasian reaktor secara
APLIKASI UMUM
batch. Didapatkan hasil bahwa penyisihan COD pada reaktor
anaerob dua tahap meningkat 21% dari reaktor satu tahap, lalu
gas metan bernilai 4 kali lipat lebih tinggi pada anaerob dua
tahap dibandingkan reaktor anaerob satu tahap.
● Upaya meningkatkan produksi biogas dari limbah cair kelapa
sawit, dan didapatkan hasil bahwa penurunan COD meningkat
5% yaitu sebesar 81% jika dibandingkan dengan reaktor
anaerob satu tahap dan menaikan produksi biogas 1,6 kali
lipat dari reaktor anaerob satu tahap.
GAMBAR TEKNIS
Dalam pengolahan anaerob dua tahap, langkah pertama adalah untuk memuat bahan
baku ke dalam reaktor dimana proses difokuskan pada hidrolisis dan asidogenesis. Pada
proses ini menghasilkan asam, namun sejumlah biogas biasanya juga diproduksi, karena
sulit untuk benar-benar membagi proses. Kemudian cairan proses dari proses ini
dipisahkan dan ditambahkan ke reaktor lain yang khusus disesuaikan untuk
metanogenesis. Jenis proses mungkin cocok ketika substrat mengandung bahan yang
mudah didegradasi dan tahap hidrolisis yang cepat. Sistem dua fase dapat dioperasikan
untuk memberikan kondisi yang optimal bagi mikroorganisme dalam setiap tahap untuk
lebih efisien dalam pencernaan.
KOMPONEN BIOREAKTOR

1. Tangki influen sebagai keluaran dari reactor tahap 1


2. Reaktor sebagai tempat terjadinya reaksi fermentasi
3. Leher angsa sebagai mencegah masuknya mikroorganisme pengganggu.
4. Pompa sebagai memompakan limbah cair ke dalam bioreactor.
5. Tangki efluen sebagai sebagai keluaran dari reactor tahap 2
6. Kontrol sebagai mengatur laju alir imbah cair yang masuk
7. Beaker glass sebagai penangkap biogas.
Deskripsi Cara Kerja

1. Karakteristik 2. Instalasi Alat 3. Pengoperasian


Limbah Cair Pengolahan Limbah Instalasi
Cair Sagu Pengolahan Limbah
1. Karakteristik Limbah Cair

Karakteristik Limbah Cair Limbah cair yang digunakan


adalah limbah cair sagu dari Pabrik Sagu yang terletak
di Desa Teluk Belitung,Kecamatan Merbau, Kabupaten
Kepulauan Meranti Provinsi Riau dengan karakteristik
seperti ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Pabrik Sagu


2. Instalasi Alat
Pengolahan Limbah
Cair Sagu
Alat utama yang digunakan pada penelitian
ini adalah bioreaktor hibrid anaerob dua
tahap (menyatukan sistem tersuspensi dan
melekat) agar biomassa yang dihasilkan
sedikit. Rangkaian alat bioreaktor hibrid
anaerob dua tahap yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar1.
Gambar 1 Rangkaian peralatan pengolahan limbah menggunakan bioreaktor
hibrid anaerob dua tahap bermedia batu

Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa Bioreaktor hibrid anaerob dua tahap terdiri dari dua
buah reaktor anaerob yang disusun secara paralel dengan tiap bioreaktornya terdiri dari dua
bagian yakni bagian pertama mempunyai dua kompartemen yang berfungsi sebagai tempat
komunitas bakteri anaerob tersuspensi, sedangkan bagian kedua dilengkapi dengan media
imobilisasi sel yang berfungsi sebagai tempat komunitas bakteri anaerob melekat.
Alat ini dilengkapi dengan pipa inlet, pipa outlet dan pipa aliran
biogas ke wadah penampung. Batu dimasukkan ke dalam bagian yang
tidak bersekat. Kemudian pada bagian yang tersuspensi dan melekat
dimasukkan kultur campuran yang terdiri dari kotoran sapi dan
substrat berupa limbah cair sagu yang telah diaklimatisasi, sehingga
volume reaktor efektif 20 L pada bioreaktor tahap dua. Lalu
diinjeksikan gas nitrogen selama 10 menit pada masing masing fase
pertumbuhan tersuspensi dan melekat yang bertujuan untuk mengusir
oksigen terlarut dalam cairan.
Limbah cair sagu yang akan diolah dimasukkan ke dalam
tangki umpan. Kemudian dengan menggunakan pompa limbah
cair tersebut dialirkan menuju bioreactor. Aliran limbah cair
sagu yang ada di dalam bioreaktor turun dan naik mengikuti
sekat yang ada di dalam bioreaktor hibrid anaerob dua tahap
dan aliran tersebut akan keluar menuju tangki effluent. Dari
tangki effluent limbah cair sagu akan dipompakan kembali
menuju bioreaktor tahap dua dengan laju pembebanan organik
yang telah divariasikan
3. Pengoperasian Instalasi
Pengolahan Limbah
a. Tahan Star-Up
Selama proses start-up limbah cair pabrik sagu ditambahkan
sebagai umpan sebanyak 18,3 kg COD/m3 hari pada bioreaktor
tahap satu dan 6,9 kg COD/m3 hari pada bioreaktor tahap dua yang
bertujuan untuk membentuk lapisan biofilm. Sampel hasil keluaran
bioreaktor diambil setiap hari, dan dianalisa pH, temperatur dan
kandungan COD. Proses start-up dihentikan jika tercapai keadaan
tunak (steady state) dengan nilai COD berfluktuasi 10%.
b. Tahap Kontinu
Setelah keadaan tunak tercapai selanjutnya bioreaktor
dikondisikan pada kondisi lingkungan mikroorganisme dengan
mengubah laju pembebanan organik. Proses kontinu ini
bertujuan untuk melihat pengaruh laju pembebanan organik
terhadap waktu serta kemampuan bioreaktor dalam mengolah
limbah cair. Setiap laju pembebanan organik yang diberikan
dilakukan sampling efluen bioreaktor sebanyak 500 mL setiap
hari.
4. Analisa dan Pengolahan Data Analisis

COD dilakukan sesuai dengan Standart


methods for the Examination of water and
wastewater.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan:
1. pengendalian kehilangan
(wash-out) biomassa yang Kelemahan:
sangat istimewa sehingga Kelemahan yang utama
meningkatkan dan
adalah
$85
pada sistem anaerobik
mempertahankan konsentrasi
biomassa anaerob agar tetap proses pertumbuhan
You can explain your
tinggi. mikrobanyaproduct or your service
lambat.
2. Dapat menghasilkan biogas Pertumbuhan mikroba
Characteristic
yang dapat digunakan dalam sistem Characteristic
sebagai bahan bakar gas baru anaerobikmempunyai
waktu pertumbuhan dalam
dan terbarukan dan dapat
digunakan sebagai pengganti
PREMIU
hitungan hari (lebih lama),
bahan bakar fosil M
bila dibandingkandengan
3. Mampu pengendalian pH mikroba yang tumbuh
yang disebabkan laju pada proses aerob.
pertumbuhan metanogenesis.
Jenis Bioreaktor yang
menyerupai
CSTR dengan Resirkulasi Padatan
Pekerja utama proses anaerobik adalah konsorsium mikroorganisme
yang bekerja sama dalam beberapa tahapan proses mulai hidrolisis,
asidifikasi, acetogenesis dan metanogenesis.
Skema CSTR dengan Resirkulasi Padatan:
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,


including icons by Flaticon​, infographics & images by ​Freepik

Anda mungkin juga menyukai