Anda di halaman 1dari 49

Dasar

Perancangan
Bioreaktor
Nila Wulantika

1807124317

Teknik Kimia SI-C 2018


Bioreakto
r Persyaratan
Fungsi konstruksi dan
Bioreakto rancang bangun
r
Tipe Bagian
bioreaktor
Bioreakto Bioreakto
r Dasar
r
Pemilihan
Perancanga
Bioreakto
n
r
Bioreaktor
BIOREAKTOR
Bioreaktor (fermentor) merupakan wadah atau tempat yang mampu menyediakan sebuah
lingkungan biologis demi menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi
produk yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor melibatkan
organisme atau komponen biokimia aktif (enzim) yang berasal dari organisme tertentu, baik
secara aerobik maupun anaerobik.

Bioreaktor dapat dioperasikan dalam dua cara yaitu bioreactor homogen (batch, fed batch,
semi batch, continuous dan multistage) dan bioreactor heterogen (sistem imobilisasi sel dan
SSF) .
Istilah fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Pada
prinsipnya fermenter harus menjamin pertumbuhan mikroba dan produk
dari mikroba di dalam fermenter. Semua bagian di dalam fermenter pada
kondisi yang sama dan semua nutrien termasuk oksigen harus tersedia
merata pada setiap sel dalam fermenter dan produk limbah seperti; panas,
CO2, dan metabolit harus dapat dikeluarkan (remove).

Masalah utama fermenter untuk produksi skala besar adalah pemerataan


medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya medium kultur harus
tercampur merata. Oleh karena itu, wadah perlu didesain sedemikian rupa
sehingga proses dalam wadah dapat dimonitor dan dikontrol. Wadah
(fermenter) memberikan kondisi lingkungan fisik yang cocok bagi katalis
sehingga dapat berinterkasi secara optimal dengan substrat. Desain fermenter
mulai dari yang sederhana (tangki dengan putaran) sampai yaang integrated
system dengan komputer
Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan
produk oleh mikrobia baik kultur murni atau
campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem
Fungsi
Biorea
komputer dalam mengatur faktor lingkungan dan
pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya. Menurut
Pujaningsih (2005), fungsi dasar fermentor/
bioreactor yaitu menyediakan kondisi lingkungan

ktor
yang cocok bagi mikrobia didalamnya untuk :

• menghasilkan biomassa
• menghasilkan enzim
• menghasilkan metabolit dsb.
Fungsi
Fungsi utama bioreaktor adalah
1. Untuk menghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni
atau campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem
komputer dalam mengatur faktor lingkungan dan pertumbuhan

Biorea
serta kebutuhan nutriennya.
2. Sebagai tempat terjadinya proses fermentasi.
3. Memberikan lingkungan yg terkontrol bagi pertumbuhan suatu
m.o untukmenghasilkan suatu produk yang diinginkan.

ktor
4. Memberikan lingkungan terkontrol bagi pertumbuhan
mikroorganisme atau campuran tertentu mikroorganisme untuk
memperoleh produk yang diinginkan.
5. Bioreaktor hendaknya mencegah kontaminasi produksi dr
lingkungan pd kultur sambil mencegah pelepasan kultur ke
lingkungan.
6. Bioreaktor sebaiknya memiliki instrumentasi untuk pemeriksaan
agar terjadi pengawasan proses optimum
Tipe-Tipe
Bioreaktor
a. Tangki Berpengaduk
Tangki berpengaduk ini biasa digunakan untuk reaksi enzimatis,
baik enzim bebas maupun terimobilisasi, untuk sel tersuspensi
atau sel terimobilisasi. Lebih jauh lagi, tangki berpengaduk
diperlukan perawatan lebih intens seperti sterilisasi, dan
sebagainya.
Baffle digunakan di dalam vessel berfungsi untuk mengurangi
terjadinya vortek selama pengadukan. Beberapa jenis impeler
seperti ukuran dan bentuk juga perlu diperhatikan sesuai dengan
kondisi operasi. Pada fermentor dengan bentuk tinggi,
diperlukan beberapa impeler untuk menopang pengadukan.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
Umumnya hanya 70-80% volume cairan yang akan mengisi
reaktor. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya buih
dan luapan akibat gelembung gas. Jika selama proses fermentasi
terbentuk buih, maka dapat diinstal alat pemecah buih pada
bagian atas reaktor. Atau juga dapat digunakan senyawa kimia
anti foaming untuk memecah terjadinya buih.

Umumnya metode mekanis lebih sering digunakan karena lebih


aman, sedangkan senyawa antifoaming dapat bereaksi dengan
medium sehingga mengurangi transfer oksigen dan berbahaya
bagi organisme. Buih pada fermentasi umum terjadi karena
adanya perbedaan osmosis antara sel dan medium
Tipe-Tipe
Bioreaktor

b. Bubble Column Reactor


Reaktor kolom bergelembung merupakan alternatif untuk reaktor
berpengaduk tanpa menggunakan metode agitasi. Reaktor ini
menggunakan prinsip penggelembungan (bubbling) untuk proses
mixing dengan memakai semburan gas (gas sparging). Metode ini
termsuk metode yang minim energi dibanding metode mekanik.
Kolom gelembung banyak diaplikasikan di industri untuk produksi
yeast bakery, beer, dan vinegar, dan untuk pengolahan limbah cair.
Umumnya rasio tinggi terhadap lebar tangki adalah 3:1 untuk
industri bakery. Sedangkan untuk aplikasi lain, umumnya digunakan
Gambar 2. 2. Vessel Reaktor Bergelembung (a) komponen
(b) kondisi heterogen dimensi rasio 6:1.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
Kelebihan reaktor ini selain memiliki biaya operasi dan
biaya intalasi yang rendah, juga mudah dipindahkan,
memiliki transfer panas dan transfer massa yang sesuai
keinginan. Kelemahan dari reaktor ini adalah mudah
terbentuk foaming atau busa karena kontak gas yang terus
menerus.

Komponen reaktor bubble termasuk sederhana. Pada


Gambar 2.2., vessel berbentuk silinder dengan ketinggian
dua kali dari diameter vessel. Sparger diinstal pada bagian
Gambar 2. 2. Vessel Reaktor Bergelembung (a) komponen
bawah vessel untuk membentuk gelembung.
(b) kondisi heterogen
Tipe-Tipe
Bioreaktor
c. Reaktor Airlift
Reaktor airlift sering digunakan untuk perbanyakan culture karena
sel memiliki sensitivitas tinggi terhadap gesekan sehingga
pengadukan secara normal tidak mungkin dilakukan. Pada
reaktor ini, gas disemburkan pada bagian kolom riser sehingga
cairan ikut terangkat dan turun pada bagian downcomer. Cairan
bersirkulasi dalam reaktor airlift sebagai hasil dari perbedaan
densitas antara bagian kolom riser dan downcomer.

Terdapat banyak bentuk bioraktor airlift. Bentuk airlift secara umum


adalah, udara diumpankan dari bagian bawah tube melalui ring
sparger, sehingga mengurangi densitas cairan. Aliran naik
Gambar 2.3. Reaktor Airlift (Pauline, 1995)
melalui bagian atas reaktor, di mana bagian ini udara berlebih
akan dilepas, termasuk gas by-product seperti CO2
Tipe-Tipe
Bioreaktor
Aliran kemudian menuruni bagian luar tube. Hal ini dapat diperinci
dengan bagian airlift yang memiliki bagian umum:
• Vessel internal loop
• Draft tube
• External loop atau loop terluar

Gambar 2.3. memperlihatkan konfigurasi airlift secara umum. Pada


Gambar 2.3.a dan 2.3.b., riser dan downcomer dipisahkan oleh
baffel atau draft tube, udara disemburkan pada draft tube atau
anulus. Pada bagian external loop atau loop terluar Gambar 2. 3.c.,
tube vertikal yang terpisah memiliki bagian penghubung pada sesi
atas dan bawah reactor
Gambar 2.3. Reaktor Airlift (Pauline, 1995)
Tipe-Tipe
Bioreaktor Reaktor airlift umumnya memiliki pengadukan yang lebih baik dari
kolom bubble. Konfigurasi airlift memiliki aliran yang lebih
stabil, sehingga aliran gas yang lebih besa dapat digunakan
tanpa mengalami hambatan seperti timbulnya pembentukan
buih.

Kelemahan reaktor airlift :


• Biaya operasi tinggi seiring semakin besarnya vessel
• Energi yang diperlukan cenderung tinggi. Meski tidak
membutuhkan agitasi, udara yang diperlukan untuk airlift
cenderung besar sehingga diperlukan tekanan lebih tinggi,
termasuk pada skala yang lebih besar.
• Karena mikroorganisme mengalami sirkulasi, terjadi perubahan
kondisi, sehingga sukar dilakukan kontrol nutrien dan oksigen
pada seluruh bagian vessel
Gambar 2.3. Reaktor Airlift (Pauline, 1995) • Separasi gas dari cairan tidak terlalu efisien jika terdapat buih.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
d. Reaktor Packed Bed
Reaktor packed bed dalam industri bioproses digunakan pada
proses yang menggunakan biokatalis atau enzim yang
terimobilisasi. Reaktor packed bed telah banyak digunakan
untuk produksi aspartam dan fumarate, serta konversi
penisilin menjadi 6-aminopenisillanik.

Transfer massa antara medium cairan dan katalis solid terjadi


antara cairan dengan bed pada kecepatan tinggi. Untuk
menghasilkan yield yang tinggi, operasi dilakukan dengan
merecycle medium melewati bed katalis (Gambar 2.4.). Pada
reaktor ini, partikel bed harus memiliki sifat inkompresibel
dan tidak mudah mengalami deformasi. Umumnya aerasi
Gambar 2.4. Skema reaktor packed bed (Pauline, 1995) digunakan pada kolom yang terpisah dari kolom bed.
Tipe-Tipe
Bioreaktor

e. Reaktor Unggun Fluidisasi


Reaktor unggun fluidisasi beroperasi hampir sama dengan
reaktor packed bed. Hanya saja pada reaktor ini kolom
medium cairan menyatu dengan kolom katalis. Reaktor
ini lebih banyak digunakan untuk pengolahan limbah
cair dengan menggunakan material pasir atau material
lain yang mensupport populasi mikroba.

(a) (b)
Gambar 2.5. Skema operasi reaktor unggun fluidisasi (a)
tanpa spray (b) dengan spray
(Pauline, 1995)
Tipe-Tipe
Bioreaktor

f. Trickle Bed
Reaktor ini merupakan pengembangan dari reaktor packed bed. Pada
reaktor ini, cairan diumpankan dari atas menggunakan spray dan
cairan akan melewati bed dan gas dilewatkan dari bawah untuk
menopang proses pertumbuhan bakteri. Reaktor ini umumnya
digunakan untuk pengolahan limbah cair secara aerob.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
• Tipe Bioreaktor berdasarkan agen biologis
 Bioreactor microbial
 Bioreactor enzim

• Tipe Bioreaktor berdasarkan kebutuhan proses


 Aerobic : terendam dan dipermukaan
 Anaerobic

• Tipe Bioreeaktor berdasarkan Metode Aerasi


 Kultur diam
 Labu kocok
 Bioreaktor berpengaduk (STR)
 Bioreaktor kolom gelembung/bubble column
 Air lift
 Fluidized-bed
Tipe-Tipe
Bioreaktor

a. Kultur Diam (Standing cultures)


• Tidak ada tenaga yang digunakan untuk aerasi: aerasi tergantung
pada transfer oksigen melalui permukaan kultur
• Biasanya digunakan dalam skala kecil, dimana suplai oksigen tidak
terlalu penting, misal tes biokimia untuk identifikasi bakteri pada
tube tes yang berisi 5-10 ml media.
Tipe-Tipe
Bioreaktor

Jenisnya:
1. T-flasks, digunakan pada kultur sel hewan skala kecil,
inkubasi dilakukan secara horizontal untuk memperluas
permukaan transfer oksigen

Laju aerasi permukaan dapat ditingkatkan dengan


menggunakan flask yang bervolume lebih besar.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
2. Fernback flasks
contoh untuk teh kombucha (teh yg diinokulasi dg khamir dan
bakteri asam laktat). Gambar dibawah ini adalah "Fernback"
flask 3 liter yang mengandung 1 liter medium dan
Erlenmeyer flask 250 ml mengandung 100 ml medium.

Lihat bahwa yang terdahulu (T-flasks) mempunyai luas


permukaan yang lebih besar. Pyrex flask besar digunakan
untuk produksi skala kecil produk-produk fermentasi
(Kombucha tea).
Tipe-Tipe
Bioreaktor
3. Kultur permukaan: penggunaannya tidak terbatas di
laboratorium, contoh: pembuatan asam sitrat oleh Aspergillus
niger dengan menggunakan tray (baki)

Fermentasi solid state aerob adalah salah satu contoh kultur


permukaan. Pada fermentasi jenis ini, substrat padat (contoh
water softened bran/sekam padi, rice atau gandum) ditaruh
diatas baki. Substrat bisa secara kontinu atau periodik diaduk
untuk menambah aerasi dan mengatur temperatur kultur.
Contoh: koji oleh Aspergillus oryzae pada soya beans pada
proses pembuatan kecap. Contoh lainnya adalah kultivasi
mushroom.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
b. Labu Kocok (Shake Flasks)
 Biasanya digunakan pada kultivasi sel skala kecil, OTR
(oxygen transfer rate) lebih tinggi dibanding pada kultur diam,
keterbatasan transfer oksigen masih tidak dapat dihindari
apabila menginginkan densitas sel yang tinggi, baffle
meningkatkan efisiensi transfer O2 (orbital shaker)
 Shake flasks- faktor yang mempengaruhi kLa
• Laju transfer oksigen pada shake flasks tgt pada:
• shaking speed/kecepatan pengadukan
• volume liquid
• design shake flask.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
kLa decreases with liquid volume kLa decreases with liquid volume kLa decreases with liquid volume
Tipe-Tipe
Bioreaktor
• KLa akan naik dengan kenaikan shaking speed.
• Pada shaking speeds yang tinggi, bubble akan terbentuk dalam medium
sehingga meningkatkan laju transfer oksigen.
• Volume liquid yang sesuai ditentukan dengan volume flask. Misalnya,
untuk flask 250ml standard, biasanya volume liquid sekitar 70 ml
Unbaffle sedangkan untuk flask 1 liter, biasanya volume liquid lebih kecil dari
flasks 200 ml.
• Untuk volume liquid yang lebih besar dapat dengan menggunakan flask
yang lebih lebar.
Shake flasks- baffle

Kehadiran baffle pada flask akan lebih meningkatkan efisiensi transfer


Baffled flasks
oksigen, terutama pada orbital shakers. Gambar dibawah menunjukkan
bagaimana baffle meningkatkan level entrainment gas dalam shake
flask yang digoyang pada orbital shaker 150 rpm.
Tipe-Tipe
Bioreaktor
c. Bioreaktor Tangki Berpengaduk
Skema bioreaktor tangki teraduk (stirred tank bioreactor = STR) yang
digunakan untuk kultivasi mikrobial :
Tipe-Tipe
Bioreaktor •
d. Bubble Driven Bioreactor
Sparging tanpa pengadukan secara mekanik dapat juga digunakan
untuk aerasi dan agitasi. Dalam hal ini adalah Bubble driven
bioreactors yaitu Bubble column fermenters dan airlift fermenters.
• Biasanya digunakan untuk mikroba yang sensitif terhadap shear
(kapang & sel tanaman)
• Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dari STR
• Perbedaan bioreaktor Bubble Column dan Airlift
• bioreaktor airlift memiliki draft tube yang menyebabkan peningkatan
efisiensi transfer panas dan transfer massa
• bioreaktor airlift mampu memberikan kondisi shear yang lebih
merata
• konstruksi bioreaktor airlift lebih mahal
• Kerugian penggunaan bioreaktor Bubble Column dan Airlift
• membutuhkan energi yang lebih besar
• pembentukan busa lebih banyak
• untuk kultur sel hewan dapat terjadinya kerusakan sel
Tipe-Tipe
Bioreaktor
Airlift bioreactors - draft tube
Fermenter airlift berbeda dari bubble column bioreactor karena adanya
draft tube yang mempunyai fungsi utama:
• Meningkatkan mixing dalam reaktor
• Mendorong axial mixing keseluruhan reaktor
• Mengurangi bubble coalescence, karena diasumsikan adanya
induksi sirkulasi dari draft tube didalam reaktor. Sirkulasi terjadi
satu arah sehingga bubble juga bersirkulasi satu arah.
• Dengan bubble yang kecil akan meningkatkan surface area transfer
oksigen
• Shear forces yang merata didalam reaktor.
• Hal ini dipercaya sebagai alasan utama mengapa airlift bioreactors
mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dari stirred tank
reactors
Tipe-Tipe
Bioreaktor Air-riser dan down-comer
Reaktor air-lift dibagi menjadi tiga region: air-riser region, down-comer
region dan disengagement zone.
Tipe-Tipe
Bioreaktor

F. Fluidized Bed Reactors


• Merupakan salah satu metoda untuk memelihara konsentrasi sel
yang tinggi dan laju transfer massa yang baik pada kultur kontinu
• Dalam reaktor ini, sel atau enzim diamobil pada partikel/support
yang ringan.
• Pencampuran dibantu dengan pompa, yang ditempatkan pada
bagian dasar tangki sehingga katalis yang telah diimmobilisasi
bergerak bersama cairan kearah vertikal, diimbangi dengan
pergerakan partikel kebawah karena gravitasi.
• Pada sistem kultivasi aerobik, aerasi diperlukan untuk
meningkatkan OTR (Oxygen Transfer Rate)
Tipe-Tipe
Bioreaktor

• Draft tube bisa digunakan untuk meningkatkan sirkulasi dan


transfer oksigen. Fluidized beds dapat juga menggunakan
microcarrier beads pada kultur sel hewan. Yang dioperasikan
secara batch maupun kontinu. Fluida fermentasi direcycle
kedalam reaktor dengan pump-around loop.
Pemilihan
Bioreaktor
Beberapa hal yang harus dijadikan pertimbangan pada pemilihan
bioreaktor antara lain:
a. Jenis mikroba yang digunakan
• Galur stabil yang cocok untuk sinambung
• Sifat mikroba (aerobik/anaerob)
• Jenis dan ukuran sel (bulat lebih rentan dari yang berfilamen)
b. Sifat media
Contoh: udara dan metana yang eksplosif harus dipilih bioreaktor yang
tanpa volume udara
c. Parameter proses
• OTR (oxygen transfer rate)
d. Faktor produksi
• Biaya dan persediaan bahan mentah
• Fasilitas perdagangan
• Pasar
• Aturan kerja & keselamatan
Persyaratan Konstruksi dan
Rancang Bangun Bioreaktor
Syarat – syarat fermentor adalah sebagai berikut :
• Tangki dapat dioperasikan secara aseptik, agitasi dan aerasi.
• Energi pengoperasian serendah mungkin.
• Temperatur harus terkontrol.
• Kontrol pH.
• Tempat pengambilan sample.
• Penguapan berlebihan dihindari.
• Tangki didesain untuk meminimalkan tenaga kerja pemanenan, pembersihan dan
perawatan.
Persyaratan Konstruksi dan
Rancang Bangun Bioreaktor
Adapun konstruksi dari fermentor sebaiknya :
• Bahan fermentor dibuat tahan karat untuk mencegah kontaminasi logam/ion
selama proses.
• Bahan fermentor harus tidak beracun & tidak mudah terlarut, sehingga tidak
menghambat pertumbuhan mikrobia.
• Bahan fermentor harus kuat untuk sterilisasi berulang kali pada tekanan uap
tinggi.
• Sistem stirer dari fermenter & lubang pemasukannya cukup, sehingga tidak
mengalami stress mekanik akibat terlampau rapat.
• Pemeriksaan secara visual dari medium & kultur harus tersedia, dibuat dari bahan
transparan.
Persyaratan Konstruksi dan
Rancang Bangun Bioreaktor

Desain dan konstruksi bioreaktor harus memperhatikan beberapa hal yaitu :


• Bejana dapat dioperasikan dalam keadaan aseptis untuk jangka waktu lama.
• Aerasi dan agitasi cukup memadai untuk kelangsungan proses metabolik
mikrobia.
• Konsumsi tenaga serendah mungkin.
• Sistim kontrol temperatur, pH harus ada.
• Fasilitas untuk sampling harus ada.
• Evaporasi diusahakan tidak terlalu besar.
• Bejana harus dapat dicuci, dibersihkan dan mudah dipelihara, mempunyai
geometri yang sama baik untuk laboratorium maupun skala industri
Bagian Reaktor
• Suatu bioreaktor terbagi menjadi : volume kerja (working volume) dan volume head-
space seperti yang terlihat pada gambar.

• Volume kerja : fraksi volume total yang dipakai media, mikroba dan gelembung gas 
volume yg tersisa = “head-space

• Umumnya volume kerja : 70-80 % volume bioreaktor, tergantung busa yang terbentuk
• Bila banyak busa yg terbentuk, maka dibutuhkan headspace lebih besar dan volume kerja
yang lebih kecil
Dasar Perancangan Bioreaktor
1. Strategi perancangan bioreaktor

Kinerja bioreaktor ditentukan oleh kinetika reaksi biokimiawi dan fenomena perpindahan
massa. Analisis kedua hal tersebut dilakukan secara terpadu dalam suatu sistem. Misalnya
pencampuran antara beberapa fasa zat dalam bioreaktor. Pada bioreaktor yang mempunyai ciri
alir dan pencampuran yang berbeda, maka diperlukan rancang bangun dan tata cara
penggandaan skala yang berbeda.

Dalam analisis kinerja bioreaktor, maka ada pengaruh ukuran atau skala bioreaktor terhadap
pola pencampuran, pengaliran, perpindahan massa dan panas. Selain itu dianalisis pula
pengaruh laju alir massa yang berbeda dan medan perpindahan yang berinteraksi dengan
kinetika biokatalisis. Untuk menentukan strategi saat mendeskripsi bioreaktor perlu
diperhatikan skala yang digunakan. Pada analisis bioproses dikenal ada 2 macam skala, yaitu
skala waktu nisbi dan skala panjang nisbi.
Dasar Perancangan Bioreaktor
Kunci dalam menganalisis bioreaktor adalah
identifikasi skala waktu dan panjang untuk suatu
fenomena yang dikaji dalam bioreaktor. Bioproses
dimungkinkan dapat dianalisis dalam skala waktu
dan panjang yang lebih kecil atau lebih besar
daripada ciri proses itu sendiri. Pembandingan skala
dapat digunakan secara berulang.

Agar deskripsi bioreaktor tepat, maka diperlukan


metode untuk menciri suatu proses reaksi dan
perpindahan, serta kemampuan untuk
menyelesaikan suatu model matematik berdasar
deskripsi suatu bioreaktor.
Dasar Perancangan Bioreaktor
2. Perpindahan momentum dan massa
Fenomena perpindahan merupakan penentu
rancang bangun bioreaktor. Kinetika bioproses
tergantung pengubahan yang dilakukan oleh
enzim atau sel makhluk hidup. Waktu reaksi
atau volume bioreaktor yang diperlukan untuk
mencapai produktivitas yang diinginkan
tergantung pada laju reaksi. Selain itu masih
terdapat faktor lain yang mempengaruhi laju
reaksi dan volume serta rancangan dasar
bioreactor yang akan digunakan. Mekanisme
bioproses dan kinerja bioreaktor ditentukan
oleh perpindahan momentum dan massa, serta
perpindahan panas.
Dasar Perancangan Bioreaktor
a. Perpindahan momentum
Reologi suatu media sangat beragam. Untuk pertimbangan ekonomis, sering digunakan konsentrasi /
kadar tinggi, larutan yang lebih kental, atau suspensi dengan kandungan padatan tinggi.
Perubahan viskositas atau sifat fisik media selama berlangsungnya bioproses, merupakan suatu
hal yang diperhatikan. Selain itu adanya perubahan konsentrasi media selama bioproses terjadi
akibat reaksi-reaksi metabolisme sel. Bersamaan dengan hal itu terjadi pertumbuhan sel makhluk
hidup yang digunakan dalam bioreaktor. Pada tabel berikut tercantum data viskositas berbagai
bahan. Setelah bahan–bahan tersebut digunakan dalam reaksi biokatalisis, maka akan terjadi
perubahan viskositas.

Media Viskositas pada 20oC


Air 1
Sakarosa 40% 6
Minyak kedelai 62
Gliserol 1500
Tetes tebu 6500
Dasar Perancangan Bioreaktor
Sifat Reologi Media Fermentasi
Dasar Perancangan Bioreaktor
b. Faktor yang mempengaruhi reologik media
Faktor lingkungan seperti pH, suhu, kekuatan ionik,
gaya geser, dan lainnya berkaitan dengan
reologik media. Jenis sel makhluk hidup yang
digunakan menentukan reologik media dalam
bioreaktor. Di dalam media terdapat substrat
berupa nutrisi/hara yang sifatnya beragam,
misalnya dapat larut atau tidak larut, dan
produk hasil bioproses. Selain itu juga terdapat
udara yang sengaja didispersikan atau gas yang
terbentuk selama bioproses. Faktor-faktor
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Dasar Perancangan Bioreaktor
C. Perpindahan massa
Perpindahan massa sangat berperan pada perilaku kinetika bioproses. Sebagian besar bioproses terjadi
dalam fasa cair, dalam hal ini migrasi molekul dalam cairan relatif lamban. Perpindahan massa menjadi
penting apabila bioproses melibatkan beberapa fasa (cair-gas-padat), dan apabila suatu molekul melewati
membran alami atau sintetik. Sebagai contoh molekul yang melewati membran sel yang bersifat selektif
permeabel.

Perpindahan massa pada antar muka:


Perpindahan ini terjadi pada sistem heterogen yang terdiri atas beberapa fasa (padatan, cairan, gas atau
dua cairan tidak saling melarut). Perpindahan terjadi dari fasa pertama menuju antar muka, kemudian dari
antar muka menuju fasa kedua.
Perpindahan antar fasa:

Perpindahan massa antar fasa mempunyai arti penting, terutama dalam sistem aerasi untuk bioreaktor
yang menggunakan sel serobik. Perpindahan oksigen dari fasa gas yang berupa udara ke media tumbuh
yang berupa cairan atau padatan merupakan proses yang terbatas. Oleh karenanya ini penting untuk
diperhitungkan dalam merancang suatu bioreaktor.
Dasar Perancangan Bioreaktor
Perpindahan Oksigen dari gelembung udara ke bagian dalam sel dapat digambarkan:
Dasar Perancangan Bioreaktor
Perpindahan massa antar muka

Pada sistem heterogen yang terdiri atas beberapa fasa padatan dan cair, cair dan gas, dan dua
cairan yang tidak melarut, maka massa harus dipindahkan antara satu fasa dan antarmuka yang
memisahkan dua fasa tersebut. Perpindahan massa dari satu fasa ke fasa yang lain terdiri atas
dua perpindahan antarmuka, yaitu dari fasa pertama menuju antar muka, dan dari antar muka
menuju ke fasa ke dua
Dasar Perancangan Bioreaktor
3. Aliran dalam kolom dan pipa
Pada sistem bioproses yang heterogen, seperti enzim ztzu sel makhluk hidup yang immobil,
operasi dilakukan dalam suatu bioproses yang mempunyai konfigurasi dasar berupa pipa atau
kolom yang berisi butiran padat. Saat menganalisis energi yang diperlukan untuk memindahkan
zat alir memerlukan beberapa prinsip dasar fenomena pengaliran.
4. Agitasi dalam bioreaktor
Umumnya suatu bioreaktor dilengkapi dengan suatu sistem pengadukan (agitasi). Jenis-jenis
agitator ada berbagai macam, dapat berupa impeler atau turbin pisau pipih, pedal, heliks atau
baling-baling (propeler). Skema agitator dapat dilihat pada gambar berikut
Dasar Perancangan Bioreaktor
Tenaga agitasi:
Besarnya tenaga yang diperlukan untuk agitasi tergantung pada jenis agitator dan sifat
reologik media tumbuh dalam bioreaktor. Ada atau tidaknya turbulensi dapat ditetapkan
berdasarkan kaitannya dengan bilangan Reynolds agitasi, yang dapat dituliskan sebagai
berikut:
Rea = da2Np / μ
Keterangan:
da : garis tengah agitator,
N : laju rotasi (rps),
p: densitas zat alir,
μ = viskositas zat alir.
Dasar Perancangan Bioreaktor
Pengaliran dalam suatu bejana adalah laminar bila Re < 10, dan turbulen bila Re >
10.000. Re diantaranya, jenis pengalirannya adalah peralihan, lebih turbulen bila dekat
dengan turbin, dan laminar untuk yang jauh dari turbin. Tenaga agitasi pada bejana tidak
beraerasi dengan zat alir Newton atau non-Newton, akan berbeda dengan tenaga agitasi
pada bejana beraerasi dengan zat alir Newton atau non- Newton. Berikut hubungan
bilangan tenaga dengan bilangan Reynolds untuk berbagai jenis agitator
Kesimpulan
1. Bioreaktor (fermentor) merupakan wadah atau tempat yang mampu menyediakan
sebuah lingkungan biologis demi menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan
mentah menjadi produk yang dikehendaki
2. Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni
atau campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalam mengatur
faktor lingkungan dan pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya
3. Tipe bioreactor yaitu Tangki Berpengaduk, Bubble Column Reactor, Reaktor Airlift,
Reaktor Packed Bed, Reaktor Unggun Fluidisasi, Trickle Bed. Tipe Bioreaktor
berdasarkan agen biologis : Bioreactor microbial, Bioreactor enzim. Tipe Bioreaktor
berdasarkan kebutuhan proses, Aerobic : terendam dan dipermukaan, Anaerobic. Tipe
Bioreeaktor berdasarkan Metode Aerasi, Kultur diam, Labu kocok Bioreaktor
berpengaduk (STR), Bioreaktor kolom gelembung/bubble column, Air lift, Fluidized-
bed
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai