Anda di halaman 1dari 5

1.

Anaerobic Buffled Reactors


Anaerobic Baffled Reactor (ABR) adalah perkembangan dari tangki septik yang
memiliki tahapan baffle dimana air limbah dipaksa untuk mengalir. Waktu kontak yang
bertambah dengan biomassa aktif (lumpur) menghasilkan peningkatan pengolahan.

Gambar 1. Sistem Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

Anaerobic Baffled Reactor (ABR) digambarkan sebagai rangkaian dari upflow


anaerobic sludge blanket reactors (UASBS) karena terbagi menjadi beberapa kompartemen.
Tipikal ABR terdiri dari rangkaian baffles vertical yang mengarahkan air limbah kebawah dan
keatas baffles saat melewati inlet sampai outlet.

Gambar 2. Skematik proses pengolahan di Anaerobic Baffled Reactor (ABR)


Pada proses anaeerobic baffled reactor, baffles digunakan untuk mengarahkan aliran air
limbah dalam mode upflow melalui serangkaian sludge blanket reactors. Lumpur di dalam
reaktor naik dan turun dengan produksi gas dan aliran, tetapi bergerak melalui reaktor pada
tingkat yang lambat. Aliran yang mengalir ke atas dan bawah mengurangi bakteri yang hanyut,
yang memungkinkan ABR untuk mempertahankan massa biologis aktif (active biological
mass) tanpa menggunakan media tetap. Konfigurasi ini memberikan kontak yang lebih intim
antara biomassa anaerobik dan air limbah, yang meningkatkan kinerja pengolahan.
Bakteri yang berada di antara reaktor cenderung meningkat dan menetap dengan
produksi gas dalam setiap kompartemen, tapi mereka bergerak ke bawah reaktor secara
horizontal pada tingkat lambat, memberi peningkatan pada waktu tinggal padatan (Solid
Retention Time) 100 hari pada waktu tinggal hidrolik 20 jam. Pergerakan lambat secara
horizontal memungkinkan air limbah untuk datang ke dalam hubungan yang erat (intim)
dengan biomassa aktif saat melalui ABR dengan waktu tinggal hidrolik (Hidraulic Retention
Time) yang singkat (6‐20 jam).
Proses yang terjadi di dalam anaerobic baffled reactor (ABR) adalah berbagai ragam kombinasi
proses anaerobic hingga hasil akhirnya lebih baik, proses‐proses tersebut adalah:
a. Sedimentasi padatan
b. Proses dekomposisi anaerobic larutan dan padatan melalui kontak dengan
lumpur/sludge
c. Proses dekomposisi anaerobic (fermentasi) lumpur/sludge bagian bawah
d. Sedimentasi bahan mineral (stabilisasi)
Pada baffle reactor, proses yag terjadi adalah proses penguraian karena kontak antara
limbah dengan akumulasi mikroorganisme. Baffle reactor yang baik memiliki minimum 4
ruang/bak. Kecepatan aliran uplift tidak boleh lebih dari 2m/jam, bila terlampau cepat maka
proses penguraian tidak terjadi dengan semestinya dan bangunan yang kita buat tidak berguna.
Hal yang perlu diperhatikan pada tahap permulaan penerapan baffle reactor adalah efisiensi
pengolahan tergantung pada perkembangbiakan bakteri aktif. Pencampuran limbah baru
dengan lumpur lama dari air limbah mempercepat pencapaian kinerja pengolahan yang
optimal. Hal tersebut akan memberi kesempatan yang cukup bagi bakteri untuk berkembang
biak sebelum padatan tersuspensi keluar.
Teknologi ABR ini mudah beradaptasi dan dapat digunakan di tingkat rumah tangga atau
lingkungan kecil yang menggunakan jumlah air yang cukup banyak untuk mencuci pakaian,
mandi, dan penggelontoran toilet atau biasa disebut grey water. Teknologi ini cocok jika
penggunaan air dan penyuplaian air limbah relatif konstan. Teknologi ini juga cocok untuk daerah
yang lahannya sempit karena tangki dipasang di bawah tanah dan membutuhkan area yang kecil.
Teknologi ini tidak boleh dipasang di daerah dengan muka air tanah yang tinggi karena infiltrasi
akan memengaruhi efisiensi pengolahan dan mengkontaminasi air tanah. Inflow tipikal untuk
pembuatan ABR antara 2000 – 20.000 L/hari.
ABR tidak akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk beberapa bulan setelah pemasangan
karena waktu start up yang lama dibutuhkan untuk proses anaerobik digestion dari lumpur. Oleh
karena itu, teknologi ABR tidak dapat digunakan saat sistem pengolahan harus segera dilakukan.
Agar ABR dapat mulai bekerja dengan cepat, dapat ditambah media, misalnya lumpur aktif dapat
dipakai sehingga bakteri aktif dapat mulai bekerja dan berkembang biak dengan segera. Karena
tangki ABR harus dikuras secara reguler, maka lokasi ABR harus dapat dimasuki oleh truk
penyedot lumpur. ABR dapat dipasang di berbagai iklim walaupun efisiensinya dapat berubah di
iklim yang lebih dingin.
Keuntungan dari penggunaan proses ABR pada pengolahan limbah adalah sebagai berikut :
a. Sederhana, karena tidak ada pengemasan material, tidak memerlukan metode pemisahan
gas khusus, tidak ada bagian (alat pengolah) yang bergerak, tidak ada pencampuran
mekanik
b. Waktu tinggal padatan (SRT) yang lama dimungkinkan dengan waktu tinggal hidrolik
(HRT) yang rendah
c. Tidak diperlukan karakteristik biomassa yang khusus
d. Air limbah dengan berbagai karakteristik konstituen dapat diolah
e. Operasi yang bertahap untuk meningkatkan kinetik
f. Stabil untuk beban kejutan (shock loads)
Kekurangan dari penggunaan teknologi ABR, antara lain :
a. Membutuhkan debit air limbah yang konstan
b. Effluent membutuhkan pengolahan sekunder
c. Pengurangan patogen yang rendah
d. Membutuhkan ahli desain dan konstruksi
e. Membutuhkan pre‐treatment untuk mencegah clogging

2. Anaerobic Filter

Gambar 3. Sistem Anaerobic Filter

Anaerobic Filter adalah sebuah fixed-bed bioloigical reactor. Anaerobic Filter biasanya
digunakan sebagai secondary treatment dalam skala rumah tangga yang mana di dalamnya
terdapat media sebagai tempat perlekatan bakteria yang berfungsi untuk mensuspensi TSS yang
terdapat pada Blackwater dan Greywater dengan kata lain membentuk biofilm. Dengan begitu,
bisa memulihkan biogas pada air limbah yang dihasilkan sehingga bisa meminimalisir pencemaran
lingkungan. Biasanya media yang digunakan adalah batu, plastik raschig ring, flexi ring, plastic
ball, cross flow dan tubular media, kayu, bambu atau yang lainnya untuk perlekatan bakteri. Pada
sistem pengolahan air limbah di rumah potong hewan Pasanggaran Denpasar tersebut
menggunakan media batu lahar pada bagian bak anaerobic filter yang dibangun pada tahun 2004.
Media biasanya dipasang secara random atau acak dengan tiga mode operasi upflow,
downflow dan fluidized bed. Anaerobic Filter didasarkan pada kombinasi pengolahan physical dan
biologi. Dimana di dalamnya terdapat area yang kedap air yang terdiri dari beberapa lapis media
yang berfungsi sebagai tempat bakteria mendegradasi padatan yang terdapat pada air buangan.
Anaerobic Filter sangat cocok digunakan untuk mengolah air limbah yang memiliki persentase
padatan tersuspensi yang rendah, seperti dalam skala rumah tangga. Untuk memungkinkan
pembentukan biofilm yang diperlukan untuk pengolahan anaerob, maka perlu pembibitan pada
awal proses seperti pada septic tank dan anaerobic baffled reactors.
Pembibitan dapat dilakukan dengan penyemprotan lumpur aktif (misalnya dari sebuah
tangki septik) pada bahan saringan sebelum memulai operasi kontinyu. Selanjutnya, ketika
efisiensi pada anaerobic filter menurun, filter yang digunakan harus dibersihkan dengan
pembilasan kembali dari air limbah atau dengan menghapus massa filter untuk membersihkan di
luar reaktor. Seperti dengan tangki septik, penyedotan dari ruang pengolahan utama harus
dilakukan secara berkala. Kedua, penyedotan dan pembersihan bahan filter dapat membahayakan
kesehatan manusia karena anaerobic filter menghasilkan biogas sehingga perlu adanya tindakan
pencegahan keselamatan yang tepat.
Anaerobic filter merupakan tempat melekatnya mikroba aerobic ataupun anaerobik yang
mengolah limbah di dalam air limbah. Parameter yang menentukan baik tidaknya suatu media
aeroba/anaerobic filter adalah void rasio - nya. Void rasio adalah perbandingan antara volume air
limbah setelah dimasuki media dengan sebelum dimasuki media. Semakin besar void rasio,
semakin baik. Selain itu, parameter yang paling penting dari media aerobic/anaerobic adalah luas
permukaan (Surface Area). Semakin besar surface area, berarti semakin banyak mikroba yang
dapat menempel dan mengolah air limbah. Selain parameter di atas, jangan lupa bahwa media yang
digunakan jangan sampai mengganggu flow air limbah tersebut, artinya media tidak boleh mudah
mengalami blocking oleh mikroba yang menempel pada media itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai