Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN : 2540-9611

p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN


PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE INTEGRATED


REGISTRATION AND REPORTING SYSTEM OF PUBLIC HEALTH
CENTER IN HEALTH OFFICE OF PASAMAN BARAT DISTRICT

Annisa Novita Sary1, Alfita Dewi2, Teddy Kurniawan 3


1,2,3
Stikes Syedza Saintika
Email : annisa.novita1011@gmail.com , 082388604966

Abstrak
Puskesmas merupakan suatu lembaga resmi dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota.
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan dasar tahun 2017 di Indonesia mencapai 6.110
Puskesmas (62,19%) dengan target yang ditetapkan sebesar 60%. Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 122 Puskesmas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2019. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, penentuan informan dilakukan
dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam
(Indepth Interview), telaah dokumen dan tabel checklist observasi, analisis data dilakukan dengan
menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis). Metode yang digunakan untuk menguji
keabsahan data yaitu metode triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian dilihat dari komponen
input, didapatkan bahwa SDM sudah cukup baik, tetapi masih ada petugas yang rangkap jabatan, dari
segi fasilitas masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi. Sedangkan untuk dana, tidak ada dana
khusus. Pada komponen proses, untuk pencatatan petugas masih menggunakan cara manual,
meskipun sudah ada yang menggunakan cara komputerisasi. Sedangkan untuk pelaporan sudah cukup
baik, tetapi ada beberapa Puskesmas yang terlambat. Komponen output pelaksanaan SP2TP sudah
cukup akurat dan relevan, tetapi ada keterlambatan dalam waktu prngiriman laporan dari Puskesmas
Pelaksanaan program SP2TP di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat berjalan dengan baik.
Disarankan kepada pihak dinas kesehatan untuk bisa meningkat SDM dan Fasilitas dalam
pelaksanaan SP2TP ini. Begitu juga dengan koordinas yang baik antara petugas di Puskesmas maupun
di Dinas Kesehatan.
Kata Kunci : SP2TP, input, proses, output

Abstract
The Puskesmas is an official institution under the auspices of the City Health Office. Public
health centers that implement basic health services in 2017 in Indonesia reach 6,110 Puskesmas
(62.19%) with a target set at 60%. The purpose of this study was to find out the implementation of
integrated Puskesmas recording and reporting systems at the West Pasaman District Health Office in
2019. The type of research used in this study is qualitative, the determination of informants is done by
purposive sampling. Data collection is done by in-depth interviews, document review and observation
checklist tables, data analysis is done using the content analysis approach. The method used to test
the validity of the data is the source and method triangulation method. The results of the study were
seen from the input component, it was found that human resources were good enough, but there were
1
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

still officers who had multiple positions, in terms of facilities there were still several things that
needed to be equipped such as computers and the power of wifi networks. As for funds, there are no
special funds. In the process component, for recording officers still use manual methods, even though
there are already those who use computerized methods. Whereas the reporting is quite good, although
there are still a number of community health centers that are late. The implementation output
component is quite accurate and relevant, except that there are still delays in the delivery of reports
from public health centers. The implementation of an integrated reporting and recording program for
community health centers in the West Pasaman District Health Office is running well. It is
recommended to the health office to increase Human Resources and Facilities in implementing this
program. Likewise with good coordination between officers in the community health center and at the
Health Office.
Keywords : Implementation of Integrated Health Center Recording and Reporting System
Program, input, process, output

PENDAHULUAN dasar dan memiliki sistem informasi


Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang salah satu programnya yaitu
memberikan dasar-dasar untuk pengambilan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
keputusan dan memiliki empat fungsi utama: Puskesmas (SP2TP) (Pusdatin, 2015).
pembuatan data, kompilasi data, analisis dan Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan
sintesis data, serta komunikasi dan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik
penggunaan data (Herawati and Purnomo, pelayanan UKP maupun UKM secara rutin.
2016). Melalui berbagai program yang terselenggara,
Puskesmas juga merupakan dasar dari mereka diwajibkan membuat laporan bulanan
data kesehatan. Sehingga diharapkan ke dinas kesehatan melalui format LB1
terciptanya sebuah informasi yang akurat, (laporan bulanan 1) yang berisi data-data
representative dan realible yang dapat pasien selama sebulan dan pencatatan penyakit
dijadikan pedoman dalam penyusunan selama sebulan yang tentunya dalam
perencanaan kesehatan. Salah satu sumber pembuatan laporan tersebut banyak ditemui
informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) di kendala seperti kesalahan pencatatan,
Negara Indonesia adalah Sistem Pencatatan pencatatan yang ganda sehingga menyebabkan
dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). ketidak pastian hasil dari laporan tersebut,
Puskesmas merupakan suatu lembaga resmi selain itu juga menyebabkan terjadinya
dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota. keterlambatan dalam pengiriman laporan
Keberadaan Puskesmas sangat dekat dengan (Kemenkes, 2016).
tingkat kesehatan dengan mayoritas Dampak dari keterlambatan pelaporan
masyarakat. Hal ini terjadi karena Puskesmas yaitu tidak tersedianya data yang up to date
merupakan institusi pelayanan kesehatan yang yang bisa digunakan sebagai informasi bagi
paling mudah di jangkau oleh masyarakat orang yang membutuhkan untuk dijadikan
(Suryani and Solikhah, 2013). bahan referensi penelitian. Tanpa adanya
Puskesmas yang melaksanakan pencatatan dan pelaporan maka tidak adanya
pelayanan kesehatan dasar tahun 2017 di umpan balik di lintas sektor dari Puskesmas ke
Indonesia mencapai 6.110 Puskesmas Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan Kota
(62,19%) dengan target yang ditetapkan ke Dinas Kesehatan Provinsi, sampai ke Pusat
sebesar 60%. Jumlah Puskesmas yang untuk memberikan informasi apa yang harus
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar di di evaluasi kembali untuk memperbaiki mutu
Provinsi Sumatera Barat sebanyak 122 pelayanan kesehatan. Selain itu tanpa adanya
Puskesmas (Profil Kesehatan 2017, 2012).. pencatatan dan pelaporan maka kegiatan atau
Kabupaten Pasaman Barat memiliki 21 program apapun yang dilaksanakan tidak akan
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan terlihat, terdokumentasi wujudnya menjadi
2
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

informasi untuk pengambilan keputusan pelaksaaan sistem pencatatan dan pelaporan


(Sulaeman, 2011). terpadu puskesmas di Dinas Kesehatan
Penelitian yang dilakukan oleh Zulham Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2019.
Andi Ritonga (2017) tentang Evaluasi
Pelaksanaan Program Sistem Pencacatan dan BAHAN DAN METODE
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Jenis penelitian ini adalah kualitatif,
Puskesmas Rantang dengan desain kualitatif, dengan pendekatan fenomenalogis yang
dan pendekatan fenomenologis menunjukan bertujuan untuk memperoleh informasi secara
bahwa SP2TP di Puskesmas Rantang sudah mendalam mengenai pelaksanaan program
terlaksana meskipun belum optimal, selain itu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
terdapat beberapa masalah yaitu, belum Puskesmas (SP2TP) di Dinas Kesehatan
adanya koordinasi yang baik antara Kabupaten Pasaman Barat tahun 2019
koordinator SP2TP dengan petugas SP2TP, (Notoatmodjo, 2012).
tidak adanya teknologi yang menunjang Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
pelaksanaan program SP2TP, belum adanya Desember 2018 hingga Maret di Dinas
dukungan sumber daya manusia khususnya Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Pada
dalam pelaksanaan SP2TP baik secara kualitas penelitian ini teknik pengumpulan data dengan
dan kuantitas, dan untuk pengiriman laporan memilih informan sebanyak tiga belas orang
umumnya petugas yang bertugas yang dipilih sebagai instrumen kunci secara
mengantarkan laporan SP2TP ke Dinkes Kota purposive sampling dengan teknik wawancara
masih menggunakan fasilitas dan sarana milik mendalam (indepth interview).
pribadi, tanpa diberi biaya dana operasional Instrumen penelitian kualitatif yang
dan masih adanya petugas yang merekap data digunakan adalah pedoman wawancara dan
laporan secara manual dan tidak tepat waktu checklist yang telah disusun secara tertulis
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan masalah, ditambah dengan
oleh Koordinator SP2TP (Passapari, Sudirman menggunakan panduan media camera digital,
and Nor, 2016). tape recorder, dan alat tulis sehingga dapat
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman diperoleh informasi yang lebih lengkap dan
Barat pada tiga bulan terakhir (September, dapat dipertanggungjawabkan (Bungin, 2011).
Oktober, November ) dari 20 Puskesmas yang Adapun Informan dalam penelitian ini
ada, semuanya terlambat mengantarkan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
laporan, hanya saja laporan yang sudah siap Pasaman Barat (1 orang), Pemegang Program
sebagian dikumpulkan terlebih dahulu. Untuk SP2TP Dinas Kesehatan (2 orang), Kepala
Puskesmas yang banyak keterlambatan dalam Puskesmas (5 orang) ,dan Pemegang Program
mengantarkan laporan terdapat terdapat 6 SP2TP di Puskesmas (5 orang).
(28,57%) puskesmas yaitu Puskesmas Kajai, Analisis data dilakukan dengan
Puskesmas Muaro Kiawai, Puskesmas Lembah menggunakan metode triangulasi sumber dan
Binuang, Puskesmas Sasak, Puskesmas Aia triangulasi metode dari wawancara, observasi,
Gadang, Puskesmas Silaping pada bulan dan telaah dokumen (Syahrum., 2014).
September dan Oktober, sedangkan untuk
bulan November 2018 terdapat lima HASIL
puskesmas yang terlambat mengirim laporan Hasil penelitian mengenai analisis
SP2TP ke Dinas Kesehatan Kabupaten pelaksanaan program Sistem Pencatatan dan
Pasaman Barat adalah puskesmas Kajai, Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di
Puskesmas Muaro Kiawai, Puskesmas Sasak, Kabupaten Pasaman Barat tahun 2019 dinilai
Puskesmas Aia Gadang, Puskesmas Lembah dari aspek input (SDM, fasilitas dan dana),
Binuang dan Puskesmas Silaping (Profil proses (pencatatan dan pelaporan) dan output
Dinkes Pasbar, 2017). (ketepatan waktu pelaporan bulanan SP2TP)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti adalah sebagai berikut:
melakukan penelitian tentang analisis
3
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Input (Masukan) program ditiap-tiap bidang. Mereka yang


1. Sumber Daya Manusia (SDM) bertugas untuk membuat rekapan atau catatan
Pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan kegiatan setiap bulan dan rutin dilakukan.
Kabupaten Pasaman Barat memiliki
penanggung jawab pelaksana yaitu Kepala 2. Fasilitas
Dinas Kesehatan, Pemegang Program SP2TP Berdasarkan hasil wawancara dapat
di Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala disimpulkan bahwa kesiapan fasilitas dalam
Puskesmas dan Pemegang Program SP2TP di mendukung program SP2TP di Puskesmas
Puskesmas. Berikut kutipan wawancaranya masih belum lengkap. Berikut kutipan
yang dilaksanakan pada informan untuk SDM wawancaranya:
dalam pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan “Selama saya membuat laporan SP2TP
Kabupaten Pasaman Barat : tidak ada panduan dalam
“Di Dinas Kesehatan yang pembuatannya, hal ini mungkin
bertanggungjawab untuk merekap dikarenkan format yang diberikan tetap
semua laporan SP2TP adalah sama setiap tahunnya selain itu
penanggungjawab program SP2TP, penambahan laporan juga ada disetiap
tetapi untuk masing-masing laporan itu tahunnya.” (Informan Ad, 46 tahun, wc:
diberikan kepada masing-masing 12 Februari 2019).
progam karena kan laporan SP2TP ini
terdiri dari berbagai program seperti “Fasilitas yang digunakan dalam
imunisasi, gizi dan yang lainnya itu program SP2TP di Dinas Kesehatan
direkap masing-masing program baru Kabupaten Pasaman Barat cukup
diserahkan kepada penanggungjawab lengkap dengan disediakannya
program SP2TP untuk diperiksa komputer, laptop dan printer. Begitu
kelengkapannya.” (Informan Jl, 42 juga dengan fasilitas lain seperti blanko
tahun, wc : 12 Februari 2019). pembuatan laporan maupun fasilitas
kendaraan jika dibutuhkan dalam
“Yang bertanggung jawab untuk program SP2TP”. (Informan HN, 56
laporan SP2TP biasanya kalau tahun, wc : 11 Februari 2019).
dipuskesmas ini itu pelaksana SP2TP
yang merekap semua laporan yang ada “ Setiap fasilitas yang ada dipuskesmas
dan menyerahkannya pada Dinas sekarang sudah mulai di benahi apalagi
Kesehatan Kabupaten.” (Informan A, 48 setelah puskesmas terakreditasi saat ini,
Tahun, wc: 14 Februari 2019). seperti sudah tersedianya computer
meskipun belum semuanya, maunya
“Yang bertugas untuk harus ada di tiap- tiap ruangan,
pertanggungjawaban dengan semua jaringan internet sudah dipasangkan,
laporan SP2TP saya, saya yang tetapi untuk pembuatan dan pengiriman
rekap, tapi laporan dibuat oleh masing- laporan secara online belum
masing program, bukan kapala terlaksana. (Informan A, 48 Tahun, wc
puskesmas, kepala puskesmas hanya : 14 Februari 2019).
hanya sebagai penaggungjawab dan
coordinator semua laporan adalah KTU “Tidak ada bank data di sini,
di semua puskesmas” (Informan Ys, 53 datanya disimpan per ruangan. jadi
Tahun, wc:15 Februari 2019). kalo ada pemeriksaan, ditanyakan
siapa penanggung jawabnya tiap
Berdasarkan hasil wawancara dapat ruangan, jadi kalo ada pergantian
disimpulkan bahwa petugas khusus yang petugas harus dilakukan serah terima
merekap laporan bulanan SP2TP dari tiap- tiap terlebih dahulu.” (Informan Ys, 53
ruangan yaitu para petugas atau pemegang tahun, wc: 15 Februari 2019).
4
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Berdasarkan hasil wawancara dapat Process (Proses)


disimpulkan bahwa tidak ada buku panduan 1. Pencatatan
SP2TP yang tersedia, yang ada hanya format Proses pencatatan data merupakan
laporan yang didapatkan dari pusat dan pihak rangkaian kegiatan dalam menunjang
Dinkes Kabupaten memberikan ke tiap-tiap ketersediaan data dan informasi. Berikut
Puskesmas. Fasilitas Teknologi yang kutipan hasil wawancara mengenai
menunjang seperti unit komputer yang tersedia pencatatan SP2TP di Dinas Kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupen Pasaman Barat Kabupaten Pasaman Barat :
belum sepenuhnya terpenuhi untuk di wilayah “Kalau untuk pencatatan ada yang
kerja Puskesmas sedangkan untuk dikantor masih menggunakan cara manual
Dinas Kesehatan sudah terpenuhi. dengan alat tulis seperti pulpen dan
Selain itu semestinya di tiap-tiap blangko kertas yang sudah disediakan,
ruangan ada unit komputer untuk ada juga yang mengetik jika memiliki
mempermudah pemegang program untuk fasilitas pribadi seperti laptop
menginput data laporanya akan tetapi fakta di (Informan A, 47 Tahun, wc: 14
setiap Puskesmas kekurangan unit komputer, Februari 2019).
selain itu fasilitas jaringan wifi masih ada
yang b elu m tersedia maksimal di setiap “Untuk dinas kesehatan Kabupaten
Puskesmas. Pasaman Barat pencatatan laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman dilakukan dengan fasilitas komputer,
Barat belum memiliki ruangan khusus untuk saat ini pencatatan masih
data begitu juga untuk tingkat puskesmas belum menggunakan cara manual dilakukan
memiliki ruangan bank data sebagai ruangan di Puskesmas karena belum tersedia
arsip yang terpadu, yang ada hanya ruangan fasilitas komputer yang cukup di
tata usaha sebagai ruang administrasi Puskesmas.”(Informan HN, 57 Tahun,
Puskesmas. wc : 11 Februari 2018).

3. Dana Berdasarkan hasil wawancara dapat


Pendanaan yang dimaksud pada disimpulkan bahwa, proses pengeloahan data
penelitian ini adalah apakah ada dana khusus SP2TP di Dinas Kesehatan Kabupaten
yang diberikan dari pihak pemerintah ke tiap- Pasaman Barat masih dilaksanakan dengan
tiap puskesmas untuk melancarkan kegiatan cara sederhana. Meskipun fasilitas komputer
program SP2TP ini. Berikut kutipan tidak tersedia ditiap-tiap ruangan, tetapi
wawancaranya: petugas atau pemegang ditiap-tiap rua ngan
“Tidak ada dana kuhusus, karena menggunakan fasilitas milik pribadi untuk
SP2TP itu kan sudah menjadi menunjang kelancaran pencatatan SP2TP.
pekerjaan rutin, sudah kewajibannya
puskesmas melaporkan semua 2. Pelaporan
pekerjaan yang dilakukan di Berikut kutipan wawancara yang
puskesmasnya. Jadi seharusnya dilakukan mengenai pelaporan SP2TP di
laporan tetap diberikan tepat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat :
waktunya dan dana bukan merupakan “Pelaporan dilakukan sebelum tanggal
faktor penghambat dalam pelaksanaan 20 oleh pemegang program SP2TP
SP2Tp ini.” (Informan ZA, 54 Tahun, setelah direkap berdasarkan laporan
wc : 16 Februari 2019). yang diserahkan oleh pemegang
Berdasarkan hasil wawancara terkait program. Jika ada yang terlambat
pendanaan program SP2TP dapat disimpulkan pemegang program harus
bahwa tidak ada pendanaan khusus untuk mengantarkannya langsung ke Dinas
program SP2TP. Kesehatan Kabupaten.” (Informan Ys,
53 Tahun, wc : 15 Februari 2019).
5
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Berdasarkan hasil wawancara dapat Berdasarkan hasil wawancara diatas


ditarik kesimpulan bahwa , untuk pelaporan dapat disimpulkan bahwa memang ada
d i Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat beberapa puskesmas yang terlambat dalam
dilakukan oleh para pemegang progran atau pengiriman laporan, untuk mengantisipasi
kepala seksi masing-masing sedangkan untuk keterlambatan puskesmas mengantarkan
di Puskesmas laporaan dibuat oleh masing- terlebih dahulu sebagian laporan yang sudah
masing prrogram kemudian dikumpulkan selesai ke dinas kesehatan.
kepada pelaksana SP2TP selanjutnya
Pelaksana SP2TP yang berkewajiban untuk PEMBAHASAN
melaporkn laporan bulanan ke Dinkes A. Input (Masukan)
Kabupaten, untuk yang terlambat Sumber Daya Manusia (SDM)
mengumpulkan laporan melaporkannya Hasil penelitian tentang SDM pada
sendiri ke Dinas Kesehatan Kabupaten pelaksanaan program SP2TP di Dinas
langsung. Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat sudah
mulai baik, tetapi masih memiliki masalah di
Output (Luaran) tingkat Puskesmas, baik dari segi kualitas
Output yang dinilai dalam dan kuantitas. Petugas yang melaksanakan
pelaksanaan penelitian ini terdiri dari program SP2TP merupakan tenaga yang fokus
akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. melaksanakan kegiatan-kegiatan program
Pelaksanaan program SP2TP yang pelayanan kesehatan artinya terjadi rangkap
dilakukan Berikut kutipan wawancara jabatan.
tentang evaluasi dalam pelaksanaan Koordinasi yang dilakukan oleh
program SP2TP di Dinas Kesehatan pelaksana SP2TP kurang baik, belum terpadu.
Kabupaten Pasaman Barat : Pelaksana SP2TP melakukan penyampaian
“Laporan harus dikumpulkan oleh atau koordinasi sesekali untuk mengingatkan
masing-masing pelaksana seperti batasan waktu pelaporan, setelah waktu
bidan desa kepada pemegang pelaporan berakhir pelaksana SP2TP tidak
program pada tanggal 20 paling mau lagi mengurus laporan bulanan itu dan
lambat setiap bulannya. Pemegang memerintahkan untuk tiap-tiap pemegang
program melakukan perekapan dan program bertanggung jawab dan melaporkan
dikumpulkan kepada pelaksana laporan unitnya langsung ke Dinas Kesehatan.
SP2TP paling lambat tanggal 23 Penelitian yang dilakukan oleh Tahir,
untuk direkap kembali dan dkk (2015) tentang menyatakan bahwa
dikumpulkan ke Dinas Kesehatan penanggungjawab SP2TP adalah Kepala
Kabupaten” (Informan A, 47 Tahun, Puskesmas dan koordinator atas laporan
wc : 14 Februari 2019). bulanan adalah kepala tata usaha. Merekap
laporan dilakukan oleh kepala tata usaha, dan
“Puskesmas yang terlambat bulan ini laporan dibuat oleh masing-masing pemegang
Puskesmas Silaping, Kajai, dan program. Dalam penelitian ini juga
Sasak, tapi sebenarnya semuanya dinyatakan bahwa tidak ada petugas khusus
terlambat, tapi sudah mengantarkan yang menangani pelaksanaan SP2TP ini.
beberapa laporan lebih dulu, seperti Sebuah organisasi dalam
puskesmas Kinali sudah pelaksanaannya mempunyai tujuan dan
mengantarkan laporan pelaksanaan harapan berbeda-beda, dengan tujuan dan
kegiatan, laporan masing-masing harapan tersebut dapat diraih melalui
program tetapi belum mengantarkan dukungan sumber daya yang dimiliki
laporan penggunaan obat” (Informan organisasi, tersedianya sumber daya memadai
Ad, 46 tahun, wc : 12 Februari 2019). akan meningkatkan keunggulan dalam

6
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

pelaksanaan kegiatan program pada Dana


organisasi (WHO, 2008). Untuk program ini dibiayai melalui
Menurut asumsi peneliti Keberhasilan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
pelaksanaan SP2TP sangat ditentukan oleh sesuai dengan kebutuhannya, akan tetapi
faktor manusia yang melaksanakan prosedur hasil di lapangan menunjukkan bahwa tidak
sistem informasi. Pengetahuan dan adanya bantuan mengenai anggaran ke
keterampilan merupakan hal mendasar yang Puskesmas yang diteliti. Seharusnya untuk
harus dimiliki oleh petugas dalam dapat melaksanakan pencatatan dan pelaporan
melaksanakan kegiatan sistem informasi dengan baik, perlu dipenuhi prasyarat tersebut
kesehatan. Untuk itu, sudah seharusnya seperti ketersediaan biaya, adanya biaya
puskesmas perlu dibekali dengan sumber daya pelaksanaan kegiatan baik biaya yang bersifat
manusia yang kompeten dan handal, agar langsung untuk pelaksana kegiatan, biaya
dapat melaksanakan kegiatan pencatatan dan tidak langsung yang tetap dan biaya tidak
pelaporan SP2TP secara efektif dan efisein. langsung yang sifatnya relatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Tahir,
Fasilitas dkk (2015) tentang Evaluasi Pelaksanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan
media pengiriman laporan SP2TP dari Terpadu Puskesmas di Dinas Kesehatan Kota
Puskesmas ke Dinkes Kabupaten tidak satupun Kendari , menyatakan bahwa tidak ada
petugas dijumpai menggunakan fasilitas pendanaan khusus dalam pelaksanaan program
teknologi secara online. Melainkan laporan SP2TP di Puskesmas.
dikirimkan langsung ke Dinkes Kabupaten. Pendanaan merupakan salah satu
Ketersediaan sarana fasilitas pendukung sumber daya yang berpengaruh terhadap
teknologi maupun adminitrasi dalam kinerja. Biaya merupakan sejumlah uang yang
menunjang pelaksanaan program SP2TP disediakan dan dipergunakan secara langsung
secara umum belum membawa perubahan untuk mencapai tujuan kegiatan. Faktor
dalam menyediakan data SP2TP. Meskipun keuangan yang merupakan tulang punggung
di puskesmas ada 1 unit komputer, listrik 24 bagi terselenggaranya aktivitas pelayanan
jam, 1 unit printer. publik. Adanya pendanaan dalam suatu
Saat ini, tidak tersedianya petunjuk organisasi memegang peranan penting dalam
teknis SP2TP atau tidak adanya buku panduan kegiatan organisasi. Tujuan yang telah
SP2TP yang dimiliki puskesmas. Kegiatan dirumuskan dengan strategi dan program
program SP2TP dilaksanakan hanya mengacu sebaik apapun harus diikuti dengan dukungan
pada contoh yang sudah ada dari pengalaman- anggaran yang memadai (Mangaro and
pengalaman petugas yang melaksanakan Setyowati, 2014).
program SP2TP sebelumnya dan dilaksanakan Asumsi peneliti dana juga merupakan
hanya berdasarkan rutinitas. hal yang perlu dipertimbangkan dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Tahir, pelaksanaan program. Adanya dana khusus
dkk (2015), menyatakan bahwa tidak akan lebih membantu pelaksana program
tersedianya buku panduan SP2TP di dalam membuat laporan yang dibutuhkan
Puskesmas dan yang ada hanya format laporan dengan lebih baik. Tetapi yang jauh lebih
yang sudah didapatkan dari pusat, kurangnya penting adalah tanggungjawab petugas
fasilitas komputer dan tidak tersedianya terhadap pelaporan apa yang dikerjakannya
jaringan wifi, tidak tersedianya soft file untuk melindungi dirinya secara badan hukum
didalam flashdisk serta tidak adanya ruangan dan memenuhi tanggungjawabnya dalam
khusus (bank data) untuk penyimpanan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
laporan serta fasilitas yang digunakan dalam
pembuatan laporan masih banyak
menggunakan fasilitas pribadi.

7
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

B. Process (Proses) dahulu. Hal ini di harapkan akan


Pencatatan meningkatkan pola pengiriman laporan
Proses pengelolahan data SP2TP Dinas SP2TP puskesmas ke Dinkes Kabupaten
Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat masih Pasaman Barat.
dilaksanakandengan cara sederhana. Meskipun
fasilitas komputer tidak tersedia di tiap-tiap C. Output (Luaran)
ruangan, tetapi petugas atau Pemegang Dari hasil dilapangan pada saat
Program di tiap-tiap ruangan menggunakan penelitian mendapatkan informasi bahwa
fasilitas milik pribadi untuk menunjang untuk puskesmas yang paling sering
kelancaran pencatatan dan pelaporan SP2TP. terlambat dalam penyetoran laporan
Selain itu ada pula petugas yang masih bulanannya adalah Puskesmas Silaping, Kajai,
awam menggunakan komputer, keterbatasan Sasak dan Aia Gadang.
kemampuan komputer petugas ini merupakan Ketepatan waktu pelaporan adalah
salah satu penyebab proses pencatatan dan penyampaian atau penerimaan menjadi faktor
pelaporan SP2TP tetap dilaksanakan dengan penting dalam arus laporan atas dasar
manual atau tulis tangan. Dari hasil penelitian pertimbangan laporan di perlukan untuk
bahwa di Puskesmas ada fasilitas komputer, bahan pengmbilan kebijaksanaan pada saat
hanya saja komputer ini hanya 2 unit dan tertentu atau secara berkala, keterlambatan
komputer ini berada di ruangan tata usaha penyampaian penerimaan laporan akan
dan tempat pendaftaran pasien, yang idealnya menggangu mekanisme pengambilan
unit komputer mestinya ada di setiap keputusan. (Herawati and Purnomo, 2016).
ruangan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan KESIMPULAN
pengetahuan dan keterampilan petugas 1. Pelaksanaan SP2TP dari aspek
terhadap pemanfaatan teknologi dapat sumber daya manusia di Dinas
dilakukan melalui kegiatan pendidikan atau Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat,
pelatihan kepada petugas yang memiliki yaitu tidak adanya petugas khusus
keterbatasan kemampuan. SP2TP mengurus laporan SP2TP
Puskesmas, semuanya masih di
Pelaporan lakukan oleh para pemegang program
Berdasarkan hasil temuan di lapangan di tiap ruangan, belum adanya
pengiriman laporan dari puskesmas ke dinkes koordinasi secara terpusat oleh
kabupaten secara umum masih belum koordinator SP2TP. Fasilitas
optimal. Kondisi tersebut dibuktikan dari penunjang di Puskesmas belum
absensi pelaporan SP2TP di Dinas Kesehatan memadai dan untuk pendanaan tidak
Kabupaten Pasaman Barat di temukan adanya dana khusus yang diberikan
tanggal penyetoran laporan bulanan SP2TP kepada petugas SP2TP Dinas
Puskesmas t idak tepat waktu atau lewat dari Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat.
pada tanggal 3 dibulan berjalan yang telah 2. Pelaksanaan pencatatan SP2TP di
ditetapkan dari peraturan ya ng berlaku. Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
Berkaitan dengan permasalahan Barat yakni pencatatan yang dilakukan
pengiriman laporan SP2TP diperlukan oleh pemegang program memang
dukungan berupa reward yang dapat sudah dilakukan, dengan tanpa adanya
dijadikan kompensasi bagi petugas dengan fasilitas yang memadai petugas tetap
tanggungjawab ganda, dukungan pengadaan melakukan perekapan baik secara
fasilitas yang memadai, perbaikan tatalaksana manual ataupun menggunakan alat
pengiriman laporan. Serta pengadaan tenaga bantu. Sedangkan untuk pelaksanaan
ahli yang khusus bekerja di program SP2TP pelaporan SP2TP yang dilakukan oleh
ya ng telah mendapatkan pelatihan terlebih pemegang program ke kepala ruangan

8
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

tata usaha di lakukan dengan 10.24269/mtkind.v10i1.237.


semaksimal mungkin dengan
pelaporan yang akurat dan relevan. Kemenkes (2016) ‘Sistem Informasi
Puskesmas (SIP)’, Buletin Jendela Data
SARAN dan Informasi Kesehatan. doi: ISSN
1. Perlu mengembangkan sistem 2088-270X.
pencatatan dan pelaporan elektronik
Mangaro, H. A. and Setyowati, M. (2014)
baik dari Puskesmas ke dinas
EVALUASI PENERAPAN SIMPUS
kesehatan maupun dari dinas.
UNTUK PENCATATAN DAN
kesehatan ke puskesmas agar
PELAPORAN PUSKESMAS DI
memudahkan pelaporan data.
PUSKESMAS PANDANARAN
2. Perlu dilakukan pelatihan secara
SEMARANG TAHUN 2014, Halaman
terencana dan berkesinambungan
Pengesahan Artikel Ilmiah.
pada SDM agar terampil dan
profesional dalam pengelohan data Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian
SP2TP. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.,
3. Perlunya menyediakan buku Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
panduan SP2TP, fasilitas yang Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
memadai dan pendanaan di Cipta.
puskesmas agar membantu petugas
melaksanakan program SP2TP. Passapari, E., Sudirman and Nor, A. R. A. C.
4. Perlu adanya ruangan Bank Data (2016) ‘Evaluasi Pelaksanaan Program
yang seharusnya ada disuatu pusat Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
kesehatan masyarakat, yang Terpadu Puskesmas (Sp2Tp) Di
dijadikan ruangan arsip atau untuk Puskesmas Kawua Kecamatan Poso
menyimpan semua laporan-laporan Selatan Kabupaten Poso’, Journal of
mengenai puskesmas secara Chemical Information and Modeling.
keseluruhan. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Profil Kesehatan 2017 (2012) ‘Data Profile


Kesehatan Indonesia 2017’, Ministry of
DAFTAR PUSTAKA Health Indonesia. doi: 10.1002/qj.

Pusdatin (2015) Infodatin 2015, Kementrian


Bungin, B. (2011) Penelitian Kualitatif: Kesehatan RI.
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya, Sulaeman (2011) ‘Manajemen Kesehatan :
Kencana. doi: 10.1002/jcc.21776. Teori dan Praktek di Puskesmas’,
Jogja : UGM Press.
Dinkes Pasbar, Profil Kesehatan Dinas
Suryani, N. D. and Solikhah, . (2013)
Kesehatan Kabupaten Pasaman ‘SISTEM PENCATATAN DAN
Barat Tahun 2017. Pasaman Barat ; PELAPORAN TERPADU
2018. PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
Herawati, S. and Purnomo, M. A. (2016)
DOMPU PROVINSI NTB’, Jurnal
‘RANCANG BANGUN SISTEM Kesehatan Masyarakat (Journal of
INFORMASI PENCATATAN DAN Public Health). doi:
PELAPORAN TERPADU
10.12928/kesmas.v7i1.1022.
PUSKESMAS’, MULTITEK
INDONESIA. doi:
9
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Syahrum., S. (2014) ‘Metodologi Penelitian Organization.


Kuantitatif’, KOMUNIKASI
PENELITIAN KUANTITATIF Program
Studi Jurnalistik & Humas.

WHO (2008) ‘Action Plan for the Global


Strategy for the Prevention and Control
of Noncommunicable Diseases 2008-
2013’, Geneva: World Health

10

Anda mungkin juga menyukai