Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TENAGA

KESEHATAN

Sri Mulyani

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
2020
LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah profesi yang paling dekat dengan pasien


dan keluarga karena berinteraksi selama 24 jam penuh
Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam menjaga

kerjasama yang baik dengan pasien adalah membantu


memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, melalui berkomunikasi
perawat dapat mendengarkan perasaan pasien, kebutuhan
pasien, dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan
Hubungan saling memberi dan menerima antara

perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan


disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat
yang merupakan komunikasi profesional perawat
Keluarga yang anggota keluarganya masuk rumah sakit akan

mengalami perasaan cemas secara psikologis, perasaan cemas


ini akan lebih meningkat ketika salah satu anggota keluarga di
rawat di ruang Intensive Care Unit (ICU)
Kondisi krisis dalam keluarga terjadi jika anggota masuk ICU

dan terutama jika sumber krisis merupakan stimulus yang


belum pernah dihadapi oleh keluarga sebelumnya
Komunikasi terapeutik diharapkan dapat

menurunkan kecemasan keluarga pasien karena


keluarga merasa bahwa interaksinya dengan
perawat merupakan kesempatan untuk berbagi
pengetahuan, perasaan dan informasi sehingga
dapat mengatasi kecemasan
PENGERTIAN
ICU adalah unit perawatan khusus yang

dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan


kritis, cedera dengan penyulit yang mengancam
nyawa dengan melibatkan tenaga kesehatan
terlatih, serta didukung dengan kelengkapan
peralatan khusus
Penyebab Kecemasan keluarga pasien di ruang ICU:
Terpisah secara fisik dengan keluarga yang dirawat

Tarif ICU mahal


Lingkungan ICU yang penuh dengan peralatan canggih


Bunyi alarm

Banyaknya alat yang terpasang di tubuh pasien


Rata-rata kematian yang tinggi dari pasien dalam perawatan


intensif
Komunikasi terapeutik sangat diperlukan ketika

kondisi pasien yang sedang dirawat di ruang ICU


kritis
Keluarga mengalami kecemasan saat anggota

keluarganya di rawat di ruang ICU


Perawat perlu memberikan perhatian untuk

memenuhi kebutuhan keluarga melalui komunikasi


Kebutuhan keluarga pasien di ICU adalah:
1.Kebutuhan informasi

2.Dukungan mental

3.Rasa nyaman

4.Berdekatan dengan pasien

5.Jaminan pelayanan
Komunikasi Terapeutik dalam memeunuhi kebutuhan
keluarga pasien di ICU adalah:
1.Kebutuhan informasi

tentang perkembangan penyakit pasien, penyebab atau


alasan suatu tindakan tertentu dilakukan pada pasien,
kondisi sesungguhnya mengenai perkembangan
penyakit pasien, kondisi pasien setelah dilakukan
tindakan, dan informasi mengenai peraturan di ruang
ICU
2. Dukungan mental
Perawat memberikan nasihat
agar keluarga bisa lebih tenang,
3. Rasa nyaman
dengan cara perawat memberikan rasa
empati kepada keluarga pasien
4. Berdekatan dengan pasien
dengan pasien dengan cara perawat
memberitahukan waktu
diperbolehkan bagi keluarga untuk
masuk ke ruang ICU
5. Jaminan pelayanan
dengan cara perawat menyampaikan harapan
kesembuhan pasien jika memang ada harapan
akan sembuh, menjelaskan bahwa semua
tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk
kesembuhan pasien pasien di ruang ICU
 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kecemasan keluarga pasien di ruang ICU.
 Jika komunikasi terapeutik yang diberikan
perawat baik meminimalkan tingkat
kecemasan/menghilangkan kecemasan
 Penelitian Maulida (2016) menyebutkan bahwa
tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan
proses hubungan terapeutik, pada tahap ini
perawat dengan pasien/keluarga pasien bekerja
bersama-sama untuk mengatasi masalah yang
dihadapi pasien.
Tahap kerja menuntut kemampuan perawat
dalam mendorong pasien/keluarga pasien
mengungkapkan perasaan dan pikirannya
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI UGD

 Unit Gawat Darurat (UGD) adalah unit yang


menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan
keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat
untuk pasien yang datang dengan kondisi gawat darurat.
 UGD pintu utama masuknya penderita gawat darurat ke
rumah sakit.
 UGD merupakan lingkungan perawatan yang unik dimana tim
kesehatan, pasien dan keluarga dihadapkan dengan kejadian
yang tidak terduga setiap waktunya terhadap kondisi pasien
 Pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi
pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada
pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba
berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secara cepat dan tepat.
 Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
prioritas perawat pada pasien.
 Setting prioritas ditentukan oleh keakuratan dan
jumlah pasien, skill perawat, ketersediaan
peralatan dan sumber daya
 Penelitian Mega (2017) menunjukan sebanyak
48,8% keluarga pasien mengalami tingkat
kecemasan berat khususnya pada mereka yang
anggota keluarganya masuk di triase merah.
 Cemas didefinisikan sebagai ketidakpastian
yang menyertai kondisi tertentu yang biasanya
merupakan pengalaman baru.
 Pengukuran depresi, kecemasan dan stress pada
pasien dapat dengan menggunakan instrument
DASS (Depression Anxiety Stress Scale)
 Perawatan yang berorientasi pada keluarga akan
membantu keluarga mengurangi depresi,
kecemasan dan stress pada pasien
 Faktor yang mempengaruhi stres dan kecemasan:
- Kematian pasien
- Perubahan peran
- Kebutuhan finansial
- Lingkungan yang tidak familiar
- Belum pernah masuk UGD
- Pengalaman masa lalu terhadap penyakit
- Karakteristik keluarga (usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan hubungan keluarga)
Penelitian Shukrya et al, (2016) menyatakan bahwa tingkat
depresi lebih tinggi terjadi pada keluarga dengan usia diatas
30 tahun
- Tingkat pendidikan
Penelitian Annisa Kholifah (2014), responden yang
berpendidikan SMA tidak mengalami kecemasan (42,6%)
dibandingkan dengan tingkat pendidikan SD/SMP. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin rendah tingkat
kecemasan
- Jenis kelamin keluarga
Penelitian Hayaturrahmi (2018) menyatakan
terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis
kelamin dengan tingkat kecemasan
- Faktor hubungan kekeluargaan
Penelitian Rahayu (2016) menyatakan jika yang
sakit adalah anggota keluarga inti yaitu anak,
ayah, dan ibu maka akan akan mengalami
kecemasan yang lebih tinggi.
- Komunikasi terapeutik perawat
Penelitian Hasana, Juswantri (2019)
menyatakan ada pengaruh antara komunikasi
terapeutik dengan stres keluarga pasien di IGD
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Penelitian Tulay dan Zeynep tahun 2018
didapatkan hasil bahwa kebutuhan komunikasi
merupakan kebutuhan yang paling penting
menurut keluarga yang mendampingi pasien di
IGD
- Triase pasien.
Penelitian Asti dkk (2020) menunjukkan
bahwa triase pasien memiliki hubungan
dengan perubahan psikologis yang dialami
oleh keluarga pasien.
Triase:
Pengelompokan atau pengklasifikasian pasien ke
dalam tingkat prioritas berdasarkan tingkat
kegawatan, standar waktu yang lazim untuk triase
adalah 2-5 menit perpasien.
Triase dibedakan dengan memberi kode warna:
1. Merah (segera – immediate), pasien mengalami
cedera mengancam jiwa dan kemungkinan besar
hidup bila dilakukan tindakan segera.
2. Kuning (tunda – delayed), pasien
memerlukan tindakan definitif namun tidak
mengancam jiwa.
3. Hijau (minimal), pasien cedera ringan
dimana pasien dapat berjalan dan dapat
menolong diri atau dapat mencari pertolongan.
4. Hitam (expextant), pasien mengalami cedera
mematikan dan akan meninggal meski
mendapat pertolongan di IGD
Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam
melaksanakan triage
1. Faktor internal
- kemampuan psikomotor
- kapasitas personal perawat
2. Faktor eksternal
- lingkungan kerja di IGD terkait keputusan segera (decision
making)
- pengkajian resiko, sosial, diagnosis
- menentukan prioritas
- merencanakan tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien
 Perawat merupakan petugas
kesehatan yang mempunyai peran
dan tanggung jawab utama dalam
melakukan triage di (IGD)
 Pengambilan keputusan sangat

penting dalam menentukan asuhan


keperawatan kepada pasien
Tenaga kesehatan harus menjelaskan
pengertian, tujuan, dan pelaksanaan
tindakan dengan jelas kepada keluarga
dan pasien sebelum pengambilan
keputusan
Apabila pasien tidak kompeten, maka

keluarga terdekatnya melakukannya atas


nama pasien :
Perawat bertanggung jawab memberi

dukungan kepada pasien dan keluarga


selama di ruang emergency, membangun
komunikasi yang baik antara tenaga
kesehatan dengan pasien atau keluarga
serta memberi saran, edukasi dan
konsultasi dalam membuat perencanaan
tindakan bersama
Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam menjaga
kerjasama yang baik dengan pasien adalah membantu
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien
Melalui berkomunikasi perawat dapat mendengarkan perasaan

pasien, kebutuhan pasien, dan menjelaskan prosedur tindakan


keperawatan.
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan

pasien dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai


komunikasi terapeutik perawat yang merupakan komunikasi
profesional perawat
Kemampuan komunikasi terapetik perawat sangat berperan

dalam keberhasilan perawatan pasien di IGD


Fase dalam Komunikasi Terapeutik
1. Fase orientasi
2. Persetujuan Komunikasi
3. Program orientasi
Penentuan batas hubungan,
pengidentifikasi masalah, mengkaji
tingkat kecemasan diri sendiri dan klien,
mengkaji apa yang diharapkan
4.Fase Kerja
Meningkatkan sikap penerimaan satu dengan lainnya
untuk mengatasi masalah, menggunakan teknik
komunikasi terapeutik sebaga cara pemecahan dan
mengembangkan hubungan kerja
5.Fase Termnasi
Fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan
mempertahankan batas hubungan yang sudah ditentukan 9
b. Mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini
karena klien mungkin menjadi tergantung pada perawat
Berikut cara berkomunikasi terapeutik pada klien di IGD :
Mendengarkan pasien dengan penuh perhatian

Menunjukkan penerimaan kepada apa yang disampaikan

pasien
Mengulang ucapan klien sebagai umpan balik

Klarifikasi agar terdapat kesamaan ide, perasaan dan persepsi

Memfokuskan kepada pasien

Menyampaikan hasil observasi yang telah dilakukan perawat

Menawarkan informasi kepada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai