OLEH
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
ABSTRAK
2
Kata Kunci : Kecemasan, Komunikasi Terapeutik, Keluarga.
Daftar Pustaka : 40 (2009-2018)
NURSING FACULTY
ANDALAS UNIVERSITY
JANUARY 2019
ABSTRACT
The Intensive Care Unit is part of the Critical Care Unit that handles
critical patients, patient terminal, patient disturbance of consciousness due to
organ dysfunction that can lead to anxiety in the family. Effective therapeutic
communication is a way that can be maximized to cope with the anxiety. This
study aims to determine the relationship between therapeutic communication of
Nurse with the family anxiety level in the Intensive Care Unit (ICU) RSUP Dr. M
Djamil Padang. This type of research is quantitative with correlational design
and using cross sectional approach that aims to determine the relationship of
therapeutic communication Nurse with the anxiety level of the patient's family in
the ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang. The population in this research is the
whole family diruang hospitalized patients in ICU RSUP Dr. M. Djamil with a
sample of 30 respondents selected Purpusive Sampling techniques. The results of
this study showed that therapeutic communication nurse with both categories
reached 19 respondents (63.3%) and poor therapeutic communication nurse as
much as 11 respondents (37.7%). From the level of anxiety was found that 18
respondents (60%) had anxiety and anxiety Lightweight Medium namely 12
respondents (40.0%). Chi-Square test results obtained value of 0.05 (0.05 ≤ α)
3
means that there is a significant relationship between therapeutic communication
with the anxiety level of the patient's family in the ICU RSUP Dr. M. Djamil
Padang. With the results of this study are expected nurses able to apply effective
therapeutic communication to the maximum so as to minimize the anxiety level of
the family.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paripurna mulai dari pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat.
2012).
Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu ruang rawat di Rumah
sakit dengan staf dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk mengelola pasien
karena kegagalan atau disfungsi satu organ atau sistem masih ada dan memiliki
4
(Musliha, 2010). Kondisi pasien yang masuk ruang ICU antara lain pasien kritis,
pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif, pasien yang mengalami gagal
nafas berat, pasien bedah jantung, pasien yang memerlukan pemantauan yang
bersifat intensif, invasive dan noninvasive agar komplikasi yang lebih berat dapat
Pasien yang masuk ke ruang ICU ini adalah dalam keadaan mendadak dan
tidak direncanakan. Hal ini menyebabkan keluarga dari pasien datang dengan
disayangi sehubungan dengan aturan kunjungan yang ketat diruang ICU dan tidak
stressor ini menyebabkan keluarga jatuh pada kondisi psikologis yang tidak stabil
berupa rasa takut yang berlebihan, perasaan menyerah dan putus asa, kecemasan
khususnya tentang kondisi dan proses perawatan pasien di ruang ICU, ketatnya
aturan kunjungan di ruang ICU yang membuat keluarga merasa tidak dapat
keluarga (Davidson et all, 2014). Kecemasan pada keluarga ini secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kondisi pasien yang dirawat di ruang ICU, hal ini
5
terjadi jika keluarga mengalami kecemasan maka berkibat pada pengambilan
adalah jari tangan dingin, detak jantung cepat, badan terasa gemetar, berkeringat
dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang hingga tidur tidak nyenyak (Jeffrey,
2005). Sedangkan dari segi mental gejala yang muncul adalah berperilaku
mengatasi masalah, tidak dapat memusatkan perhatian dan perasaan ingin lari dari
Emirat Arab dan Mesir terdapat banyak kasus kecemasan pada masyarakat umum
(Abdallah, 2014). Dalam sebuah studi penilaian tingkat stres dan kecemasan pada
anggota keluarga pasien rawat inap di unit perawatan khusus (ICU) menunjukan
bahwa lebih dari 50% anggota keluarga melaporkan gejala depresi, kejadian ingin
bunuh diri, ketidakberdayaan, dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh kurang
kecemasan dan depresi diantara anggota keluarga (Zareil, 2011). Kondisi yang
sama juga terjadi di Amerika Serikat. Setiap tahunnya di Amerika Serikat sekitar
20% dari semua kematian terjadi diruang perawatan kritis (ICU). Akibatnya,
dengan pengalaman negatif ini dapat memicu munculnya stress dan resiko terkena
6
Anggota keluarga memiliki peranan penting dalam membantu proses
pengobatan pada pasien, terutama dalam hal memberi dukungan moral untuk
cemas dan depresi yang terlalu tinggi maka mereka tidak mungkin dapat memberi
dukungan secara maksimal kepada pasien baik dari segi moral maupun dari segi
Penelitian yang dilakukan oleh Rina Loriana dkk di ruang ICU Rumah
Sakit RSUD A.M Parikesit Tenggarong pada tahun 2017 tentang Hubungan
penelitian Rina Budi Kritiani (2017) di ruang ICU Rumah Sakit Adi Husada
mencapai 47% dan kecemasan kategori Berat mencapai 20%. Keluarga yang
perawatan pasien dan komunikasi perawat yang kurang baik (Loriana dkk, 2018).
baik antara perawat dengan keluarga pasien maka dapat menimbulkan rasa
nyaman, aman, dan rasa percaya kepada keluarga sehingga perawat dapat
7
memberikan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas kepada pasien (Priyoto,
2015).
dan dilakukan secara sitematis. Mulai dari tahap pra interaksi, orientasi, kerja
tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi
Hasil penelitian Rina Budi Kristiani (2017) di Ruang ICU Rumah Sakit
baik sebanyak 56,2% dan 29,8% tergolong baik sesuai dengan penilaian dari
Rumah Sakit UNISMA pada tahun 2017 didapatkan bahwa komunikasi perawat
hasil 54,7% berkomunikasi kurang baik dan 45,3% berkomunikasi baik. Hal ini
efektif oleh perawat sehingga membuat keluarga akan semakin terpuruk dalam
keperawatan yang baik khususnya dan mutu pelayanan rumah sakit umumnya
(Elvina, 2017).
8
Menurut Devi (2012) komunikasi terapeutik yang tidak baik disebabkan
medis dan memenuhi kebutuhan fisik klien. Selain itu, faktor pengetahuan tentang
Berdasarkan studi awal peneliti di ruang ICU RSUP Dr. M. Djamil Kota
keluarga yang dirawat di ICU mengatakan cemas karena takut kehilangan, ada
dengan mereka. Menurut perawat ICU, terkadang mereka tidk memiliki waktu
yang maksimal untuk lebh banyak berinteraksi dengan keluarga karena tuntutan
9
dan tanggung jawab pekerjaan. Pasien di ruang ICU butuh penanganan dan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
Djamil Padang
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran dan informasi bagi Kepala
Ruang dan Staf Perawat ICU RSUP Dr. M. Jamil tentang penerapan
10
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bacaan dan
di ICU.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam
D. Hipotesis
Hipotesis Penelitian :
Padang
VII PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Keluarga Pasien di Ruang ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang maka dapat
ringan dan tidak ditemukan kategori kecemasan normal dan berat dalam
penelitian ini.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik
B. Saran
12
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan
bagi Kepala Ruang dan Staf Perawat ICU RSUP Dr. M. Jamil agar lebih
DAFTAR PUSTAKA
Dawood, E., Mitsu, R., & Alharbi, M. (2018). Relationship between Nurses ’
Communication and Levels of Anxiety and Depression among Patient ’ s
Family in the Emergency Department. SciMedCentral, 6, 1–10.
Day, A., Haj-Bakri, S., Lubchansky, S., & Mehta, S. (2013). Sleep, anxiety and
fatigue in family members of patients admitted to the intensive care unit: A
questionnaire study. Critical Care, 17(3), R91.
https://doi.org/10.1186/cc12736
13
Fleeson, W., Jayawickreme, E., Jones, A. B. A. P., Brown, N. A., Serfass, D. G.,
Sherman, R. A., … Matyjek-, M. (2017). "Correlation Between Nurse’s
Respon Time and Families’ Anxiety Level of Red Triage (priority 2)
Patiensts at Dr. Moewardi Local General Hospital. Journal of Personality
and Social Psychology, 1(1), 1188–1197. https://doi.org/10.1111/j.1469-
7610.2010.02280.x
Hamzah, A., & Husni, A. (2017). "Family Care Centre Model Could Decrease
Anxiety Level among Family Members of Patients Who Have Been
Undergoing in the Intensive Care Unit ( ICU )". Scientific Research
Publishing, 58–67. https://doi.org/10.4236/ojn.2017.71006
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Depok: Balai Penerbit
FKUI.
Kristiani, R. B., Dini, A. N., Keperawatan, A., Husada, A., & Terapeutik, K.
(2017). "Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga
Pasien di Intensive Care Unit ( ICU ) RS Adi Husada Kapasari Surabaya".
Adi Husada Nursing Journal, 3(2), 71–75.
14
Mundakir. (2016). Komunikasi Keperawatan : Aplikasi dalam Pelayanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Potter, P., & Perry. (2011). Fundamental of Nursing (7th ed.). Elsevier.
Stuart, & W, G. (2009). Principles and Practices of Psychiatric Nursing (9th ed.).
Amsterdam : Missouri.
15
Stuart, & W, G. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Amsterdam : Elsevier.
Zarei, M., Hashemizadeh, H., & Keyvan, M. (2015). "Assessing the Level of
Stress and Anxiety in Family Members of Patients Hospitalized in the
Special Care Units." Int. J. Rev. Life. Sci, 5(11), 118–122.
7.1 Kesimpulan
16
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara preeklampsia berat
Djamil Padang tahun 2016 dengan jumlah sampel 84 yang terdiri dari 42 sampel
preeklampsia berat dan sisanya lahir dari ibu yang tidak preeklampsia berat
sebesar.
dengan komplikasi 4,5 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan tidak
preeklampsia berat.
7.2 Saran
17
1. Bagi Petugas Kesehatan
dan menangani dengan tepat pada ibu hamil dengan preeklampsia untuk
dilahirkan.
2. Bagi Masyarakat
preeklampsia.
DAFTAR PUSTAKA
18
Aminullah, A. 2007. Patologis Neonatus: Asfiksia Neonatorum. Dalam
(Wiknjosastro GH, Saifudin AB, Rachimhadhi T, ed). Ilmu Kebidanan
Edisi 9. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Angga, N. 2015. Hubungan antara Preeklampsia Berat dan Kelahiran Prematur di
RS Dr. Oen Surakarta. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/50534/.
Angsar, MD. 2010. Hipertensi dalam kehamilan Ilmu dalam Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Edisi IV. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Astuti, Indriyani. 2016. Angka Kematian Ibu Indonesia. Metrotvnews.com.
Jakarta. Diakses dari
http://news.metrotvnews.com/read/2016/12/20/631007.
Bastani, P. 2008. Risk Factor for Preeclampsia in Multigravida Women. Res J Boil
Sci : 148-153
Bertin. 2014. Hubungan Antara Preeklampsia Dengan Kejadian Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Undata Palu. Jurnal Ilmiah Kedokteran.
Vol.1 No.3: 1-7. Diakses dari http://
jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/download/794/
6273.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Wenstrom KD. 2006.
Obstetri Williams. Edisi 21. Alih Bahasa oleh Andry Hartono, Y. Joko
Suyono, Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC. Hal 627-653.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. 2010.
Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta : EGC.
Dahlan, SM. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta:
Salemba Medika.
Dharma, Kelana Kusuma. 2011. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: TIM.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Bayi Baru Lahir.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia
2005. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia
2009. Jakarta: Depkes RI.
19
Dewi, Vivian. 2020. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Diaz Sh, Toh S, Cnattingius S. 2009. Risk of Preeclampsia in First and
Subsequent Pregnancies: Prospective Cohort Study. BMJ. Hal 2-3.
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2014. Profil Kesehatan Kota Padang 2013. Padang
: Dinkes Kota Padang.
Djannah SN, Arianti IS. 2010. Gambaran Epidemiologi Kejadian
Preeclampsia/Eclampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun
2007-2009. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Halm 379-382. Diakses
dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2782.
Enok, N. 2013. Hubungan antara Preeklampsia Berat dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di RSU Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol.12 No.1: 22- 27. Diakses dari
http://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M/article/viewFile/62/62.
Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Gafur A. 2013. Hubungan antara Primigravida dengan Preeklampsia. Makassar :
Universitas Hasanuddin. Jurnal kesehatan Unismuh. Diakses dari
http://www.jurnal.med.unismuh.ac.id.
Gibbs, R. S, KArlan, B, Y., Haney, A. F., Nygaard, I. E. 2008. Intrauterine
Growth Restriction. In: Danforth’s Obstetric and Ginecology, 10 th Edition.
s.I: Lippincott Williams & Wilkins, pp.198-218.
Gilbert, E. S & Harmon, J. S. 2005. Manual of High Risk Pregnancy and
Delivery. Ed 3. St. Louis : Mosby.
Giovanno, E. 2017. Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsia di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Kedokteran. Vol.1 No.3: 9-15.
Hasibuan, Dessy S. 2009. Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan Janin
Terhambat dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi. Medan.
Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6462.
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ed 1. Jakarta.
Ilyas, J dan Sulyati. 2012. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta: EGC.
Indrayani dan Djamie, M. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Trans Info Media.
20
Katiandagho, N dan Kusmiyati. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum. Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 28-38. Diakses
dari http://www.e-jurnal.com/2016/12/faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan_52.html.
Kementerian Kesehatan RI (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan AKI 2013-2015.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Kosim, MS. 2007. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Manuaba, I. B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Maryanti, Dwi. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.
Maryunani, A dan Sari. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Trans Info Media.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba medika.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Muslihatun. WN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitrayama.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Pauline. 2015. Controlled Direct Effects of Preeclampsia on Neonatal Health
After Accounting for Mediation by Preterm Birth. Diakses dari
http://www.epidem.com.
Pernoll, Martin L, dan Benson, Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan
ginekologi. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Pratiwi, T. 2014. Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSUP
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol.10
No.1: 38-44. Diakses dari
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/161.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Proferawati, A dan Sulistyorini, C.I. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Yogyakarta: Nuha Medika.
21
Putra, A. 2014. Hubungan Persalinan Preterm pada Preeklampsia Berat dengan
Fetal Outcome di RSU Islam Harapan Anda Tegal. JKKI. Vol.6 No.3: 113-
119. Diakses dari
http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/view/3387.
Raras, A. 2010. Pengaruh Preeklampsia Berat pada Kehamilan Terhadap Keluaran
Maternal dan Perinatal. Semarang. Diakses dari http://
eprints.undip.ac.id/32869/1/Arinda.pdf.
22
Sibai, B. M. 2007. Hypertension. In Gabbe SF Niebyl JR, Simpson JL : Obstetrics
: Normal and Problem Pregnancies. Ed 5. Philadelphia: Churchill
Livingstone.
Shinta, D. 2016. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklampsia Berat di RS Dr.
Moewardi Surakarta. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika
Kesehatan. Vol.6 No.2: 42-47. Diakes dari
http://www.apikescm.ac.id/ejurnalinfokes/index.php/infokes/article/view/1
48.
Sofoewan, S. 2003. Preeklampsia-Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di
Indonesia. Indonesian journal of obstetrics and ginecology. Vol. 27, no. 3
hal: 141-151. Diakses dari http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/721/3.
Stright, R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Suci, S. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah di Irna Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Harapan Bangsa. Vol.1 No.2: 201-
210. Diakses dari
http://pskb.binahusada.ac.id/sites/default/files/files/Jurnal.
Sukarni, I dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan dan Masa Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sumarni, Sri. 2014. Hubungan gravida Ibu dengan Kejadian Preeklampsia. Jurnal
Kesehatan Wiraraja Medika. Diakses dari
https://ejournal.wiraraja.ac.id/index.php/FIK/article/view/96
Sunshine, Philip. 2006. Perinatal Ashpyxia: An Overview. In: Fetal and Neonatal
Brain Injury, Mechanisms, Management, and the Risks of Practice, 3rd ed.
New York: Cambridge University Press, pp 3-29.
Supardi. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.
Valenzuela FJ, Sepulveda AP, Torres MJ, Correa P, Repetto GM, Illanes SE. 2012.
Pathogenesis of Preeclampsia: The Genetic Component. J Pregnancy
2012: Hal 2-3.
Wagner, LK. 2004. Diagnosis And Management Of Preeclampsia. American
Family Phisician: 2317-2324.
Ward K, Lindheimer MD. 2009. Genetic Factors in the Etiology of
Preeclampsia/Eclampsia, in: Chesley’s Hypertensive Disorders in
23
Pregnancy. 3rd eds: Lindheimer MD, Roberts JM, Cunningham FG:
Elsevier in Press: p 51.
World Health Organization. 2014. Maternal and Reproductive Health.
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Winarsih. 2009. Hubungan Preeklamsia dengan Kondisi Bayi yang Dilahirkan
Secara Sectio Caesarea Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Berita Ilmu
Keperawatan. Vol. 2:1-6. Diakses dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/download/3755/2422.
24