Anda di halaman 1dari 3

‫بسم هللا الحمد ل هللا والصالة والسالم علي سيدنا محمد ابن عبد هللا و علي اله و صحبه

و من تبع سنته و‬
‫جماعته من يومنا هذا الي يوم النهضة نشهد أن ال اله اال هللا وحده ال شريك له و نشهد أن سيدنا محمدا‬
‫عبده و رسوله ال نبي بعده اما بعد‬

Yang terhormat kepada Dewan Hakim. Semoga Allah SWT memberikan kemuliaan kepada
Dewan Hakim, Yang terhormat kepada segenap para panitia yang telah mengadakan
perlombaan ini. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan agar selalu dapat berkreasi, dan
juga tidak lupa yang terhormat kepada para hadirin sekalian. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan, baik kesehatan zhahir maupun batin, Amin amin amin ya rabbal
'alamin.

Pada kesempatan hari ini, saya akan menyampaikan syirah yang bernuansa rohaniah dengan
tema

“Menjadi Manusia Rohani di Bulan Ramadhan”

Para hadirin sekalian, tujuan yang harus kita genggam pada bulan suci yang penuh berkah ini
adalah bukan menjadi Batman, bukan menjadi Superman, bukan menjadi Power Ranger, atau
bukan juga menjadi manusia yang punya seribu satu jurus sakti. Melainkan, tujuan kita adalah
menjadi manusia rohani. Hadirin yang dirahmati Allah, di dalam Islam setidaknya ada empat
makna manusia yang dapat kita telusuri. Pertama, Al-Basyar. Kedua, Al-Nas. Ketiga, Al-Ins. Dan
keempat, Al-Insan. Khusus yang keempat ini, kita bisa menyebutnya sebagai derajat manusia
rohani. Kita akan bahas tuntas satu persatu makna-makna manusia tersebut secara tajam,
setajam silet.

Hadirin sekalian, Al-Basyar dapat diartikan sebagai manusia secara fisik yang membutuhkan
makan dan minum. Nabi sendiri mengatakan dirinya juga adalah Al-Basyar, yakni manusia
biasa. Allah SWT berfirman:

)١١٠:‫قل إنما أنا بشر مثلكم يوحي إلي أنما إلهكم إله واحد (الكهف‬

Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu yang diwahyukan
kepadaku, bahwa sesungguhnya Tuhan itu adalah Tuhan Yang Esa.” (Al-Kahfi:110)

Hadirin sekalian saya ingin bertanya. Kucing butuh makan butuh minum tidak? Anjing butuh
makan butuh minum tidak? Monyet, butuh makan butuh minum tidak? Seluruh hewan butuh
makan butuh minum tidak? Manusia hadirin, butuh makan butuh minum tidak? Nah hadirin
sekalian, jika kita hanya fokus pada masalah perut saja, maka kita tidak ada bedanya dengan
kucing, tidak ada bedanya dengan anjing, tidak ada bedanya dengan monyet, dan tidak ada
bedanya dengan jenis-jenis hewan yang lain. Oleh karena itu, puasa melatih kita untuk tidak
hanya sekedar memikirkan masalah perut saja, melainkan melatih kita untuk menahan segala
hawa nafsu yang membuat kita naik ke level berikutnya, yaitu Al-Nas.

Al-Nas menunjukkan perbedaan dan kelebihan manusia dibanding makhluk lainnya. Makna
ini, memberikan pemahaman, bahwa apabila manusia baik atau apabila manusia tidak hanya
memikirkan masalah perut saja maka akan disandingkan dengan Malaikat. Sebaliknya, jika
manusia itu buruk, makan akan disandingkan dengan jin. Atau jika manusia itu hanya
memikirkan masalah perut saja, makan akan disandingkan dengan hewan. Na'udzu billahi min
dzalik.

Hadirin sekalian, selanjutnya kita akan naik ke level yang berikutnya, yaitu Al-Ins. Kira-kira
makna yang mudah kita pahami dari Al-Ins ini adalah Khilaful Jinni (makhluk yang berbeda
dari jin). Allah SWT berfirman:

)١٢٨:‫يا معشر الجن قد استكثرتم من اإلنس (األنعم‬

Artinya: “Wahai golongan jin, kamu telah banyak menyesatkan manusia.” (Al-An'am: 128)

Dari ayat ini, kita dapat pahami, bahwa manusia seharusnya berbeda dengan sifat jin yang
dalam hal ini telah membangkang dari perintah Allah sehingga mempunyai pekerjaan
menyesatkan. Manusia yang tidak mudah disesatkan oleh jin adalah manusia yang sudah
sampa padai level Al-Ins.

Hadirin sekalian, selanjutnya adalah level yang paling tinggi dari level-level yang lain yang
insyaallah sama-sama kita bisa raih di bulan suci Ramadhan ini, yaitu level Al-Insan. Apa itu Al-
Insan? Siapa yang tahu? Setidaknya ada tiga makna yang bisa kita berikan. Pertama, Al-Insan
menunjukkan bahwa makna manusia itu diciptakan dengan bergantung kepada Allah.

Kedua, Al-Insan berarti manusia yang berpengetahuan. Allah SWT berfirman:

)٥-٣ :‫) (العلق‬٥( ‫) علم اإلنسان ما لم يعلم‬٤( ‫) الذي علم بالقلم‬٣( ‫اقرأ و ربك اكرم‬
Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia.’ Yang mengajar manusia dengan pena.’ Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-'Alaq: 3-5)

Ketiga, Al-Insan berarti manusia yang unggul.

Hadirin sekalian, makna manusia yang terakhir ini akan membawa kita sampai kepada derajat
manusia rohani. Lalu apa kaitannya tingkatan-tjngkatan manusia ini dengan bulan Ramadhan?
Seperti yang diketahui, bulan suci Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan bulan penuh
ampunan. Pada bulan ini, kita dituntut untuk menghindari segala macam jenis maksiat, seperti
berkata keji, marah, mencela, ghibah, berdusta, dan lain-lain. Apabila kita mampu menghindari
maksiat-maksiat ini, maka derajat Al-Insan dapat kita genggam yang kemudian berujung pada
menjadi manusia rohani. Tetapi, apabila kita gagal, maka kita hanya berada pada level derajat
Al-Basyar serta sia-sialah puasa kita. Nabi Muhammad SAW bersabda:

‫رب صإم ليس له من صيامه اال الجوع‬

Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa baginya
kecuali rasa lapar”.

Selain dituntut untuk menghindari segala macam maksiat, pada bulan Ramadhan ini juga kita
dianjurkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah. Hadirin sekalian, semakin banyak kita
beribadah, maka semakin banyak pula nilai-nilai rohani yang masuk pada diri kita. Semakin
banyak nilai-nilai rohani, maka disitulah letak derajat Al-Insan, yaitu manusia yang unggul
dalam aspek rohani lebih daripada Malaikat sekalipun. Maka intinya adalah dengan usaha ini,
mudah-mudahan kita dapat menjadi manusia rohani secara permanen. Amin amin amin ya
rabbal 'alamin.

Sekian dari saya. Kebenaran datang dari Tuhan kesalahan datang dari saya.

Wabillhitaufiq walhidayah wassalamu’alaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai