Desridius1
1
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Nurlaela Puspita Ningrum2
2
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Abstrak
Perawat merupakan profesi yang menolong untuk beradaptasi secara positif terhadap stress
yang dialami. Pertolongan yang diberikan perawat kepada klien harus bersifat terapeutik.
Instrumen utama yang digunakan adalah diri perawat sendiri sehingga kesadaran
interpersonal menjadi sangat penting. Komunikasi terapeutik harus direncanakan secara
terstruktur dengan baik agar respon emosional kecemasan dari keluarga dapat teratasi.
Kondisi pasien yang dirawat di ruang ICU adalah kondisi kritis yang sangat menimbulkan
kecemasan keluarga, oleh karena itu betapa pentingnya komunikasi terapeutik
dilaksanakan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU RSUD KOJA tahun 2018.Desain
penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan crossectional studi dimana
data dikumpulkan secara bersamaan, dengan jumlah 49 responden yang terdiri dari keluarga
pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD KOJA pada bulan Januari 2018. Berdasarkan hasil
penelitian ada hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan keluarga
pasien di Ruang ICU RSUD KOJA dengan p value = 0,000 atau p value kurang dari a ( 0,005
), tetapi untuk variabel kuantitas komunikasi tidak ada hubungannya dengan p value 0,651
atau p value lebih dari a (0,05).
Kata kunci : Komunikasi Therapeutik, Kecemasan, Keluarga
Abstract
Nurse is a profession that helps to adapt positively to the stress experienced. The care
provided by the nurse to the client must be therapeutic. The main instruments used is self
nurse so that becoming interpersonal awareness becomes very important. Therapeutic
communication must be planned in a well structured way so that the emotional response of
anxiety from the family can be overcome. The condition of the patient treated in the trigger
room room is a critical condition that greatly leads to family anxiety, therefore the
importance of therapeutic communication is carried out. This study research aims to
determine the relationship of therapeutic communication to the level of anxiety of the patint’s
family in the RSUD KOJA room in 2018. This Research design use analytical method with
approach of srosssectional study, where data collected simultaneously, with a total of 49
respondents consisting of family of patiens treated in the trigger room of RSUD KOJA in
Januari 2018. Based on the result of the study there is a relationship between therapeutik
comunication to level of anxiety of the patient's family in ICU Room RSUD KOJA with p
value 0,000 or p value less than a (0.005 ), but for the communication quantity variable has
nothing to do with p value 0,651 or p value more than a (0,05).
Keywords : Therapeutik comunication, Anxiety, Family
seseorang bisa menyampaikan apa yang pendukung bagi pasien, semua keluarga
ada dalam pikirannya kepada orang lain. mempersiapkan potensi kerugian yang
Baik itu untuk menyampaikan informasi akan dialami oleh keluarga yang dicintai,
temukan pada pasien dan keluarga yang sebanyak 49 keluarga pasien yang dirawat
masuk rumah sakit dalam Critical Care di Ruang ICU RSUD KOJA pada bulan
Unit atau Unit Perawatan Kritis Rumah Januari 2018, setiap responden mengisi
Sakit (Leite elvina goveia, Farida Halis kuisioner yang diinginkan peneliti.
keluarga tercinta yang sedang berada pada setelah peneliti mendapat perizinan
tingkat risiko untuk kematian. Keluarga langsung dari institusi terkait dan
mereka tersebut sakit akut, dibius, dan permintaan izin kepada Direktur RSUD
Pembahasan
1. Hubungan antara komunikasi
terapeutik dengan tingkat
kecemasan keluarga di Ruang Beradasarkan penelitian ada
ICU RSUD Koja tahun 2018 hubungan bermakna antara komunikasi
Komunikasi Tingkat kecemasan terapeutik terhadap tingkat kecemasan
Terapeutik cemas Tidak
keluarga. Pada penelitian Leite elvina
cemas
n(%) n (%) goveia, Farida Halis Dyah Kusuma, Esti
Kurang baik 2 (66,7) 1 (33,3)
Widiani ( 2017), pasien dan kelurganya
Baik 12 (27,7) 34 (72,3)
Jumlah 14 (28,6) 35 (71,4) yang masuk rumah sakit akan mengalami
perasaan cemas atau yang biasa disebut
2. Hubungan saling percaya dengan
tingkat kecemasan ansietas. Perasaan cemas atau ansietas ini
Hub saling Tingkat kecemasan akan lebih jelas di temukan pada pasien