Anda di halaman 1dari 1

Nama : Sekar Ayu Farahita

Kelas : X MIPA 2
Tugas : Essay Akhlak Kepada Orang Tua

Pertama saya akan menjelaskan latar belakang keluarga saya, ibu saya adalah orang yang
dibesarkan di Jakarta dan tentunya suku Betawi, bapak saya adalah orang asli Jawa Tengah
yang tentunya sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ibu saya yang sangat tegas
sedangkan bapak saya sangat lemah lembut, dan saya terlahir sebagai anak tunggal karena ibu
saya keguguran tiga kali ketika sedang mengandung adik-adik saya. Keluarga saya bisa
dibilang sangat amat harmonis karena jarang sekali saya mendengar pertengkaran di keluarga
saya dan walaupun bertengkar pasti tidak lama kemudia akan segera berbaikan. Namun, ada
satu kejadian yang akan saya ceritakan di tugas saya ini, kejadian yang selamanya tak akan
pernah saya lupakan.
Waktu itu saya masih duduk di bangku kelas 8 SMP dan beberapa hari sebelum saya
melaksanakan UAS ibu saya mengalami pendarahan pada kehamilannya dan ternyata
kehamilannya tidak bisa dipertahankan sehingga harus dikuret. Disitu saya sangat bingung di
satu sisi saya harus menemani ibu saya yang berjuang untuk mengikhlaskan kehamilannya
yang tidak bisa dipertahankan, namun di sisi lain saya juga harus bertanggung jawab terhadap
pelajaran sekolah saya dimana seharusnya pada hari-hari itu saya fokus mempersiapkan diri
untuk menghadapi PAS dengan belajar. Akhirnya saya memutuskan untuk menemani ibu
saya saja di rumah sakit namun saya tetap membawa buku pelajaran saya sehingga saya mau
tidak mau harus menghafal materi di rumah sakit selama PAS. Sampai di malam ketika ibu
saya sudah diperbolehkan untuk pulang dan saya sekeluarga menyewa grab mobil untuk
membawa ibu saya pulang, naasnya mobil yang mengantar saya sekeluarga pulang pada saat
itu tiba-tiba saja mogok di tengah jalan sehingga saya menjadi harus menghafal materi di
dalam mobil mogok itu karena saya takut jika saya tidak menghafal materi nanti nilai saya
jelek. Ibu saya saat itu meminta maaf karena seharusnya saya tidak perlu ikut dan dirumah
saja tapi saya bilang tidak apa-apa saya juga masih bisa belajar dimana saja. Dan saya benar-
benat kaget ternyata keesokan harinya walaupun saya malamnya belajar di mobil namun
ternyata nilai ulangan saya paling besar di kelas. Disitu saya langsung tersadar bahwa
ternyata Allah akan selalu memberikan rezeki yang tak terduga selama kita bisa berbakti
kepada orang tua dengan cara apapun.
Sejak kejadian itu, saya merasa kalau berbakti kepada orang tua itu imbalan yang akan
diberikan oleh Allah itu begitu dahsyat dan tidak akan kita duga-duga darimana datangnya.
Walaupun saya juga sadar kalau saya masih sering membantah dan membuat sedih kedua
orang tua saya tapi dengan adanya kejadian itu saya akan menjadi selalu tidak butuh berpikir
ulang untuk minta maaf setelah saya berbuat salah kepada orang tua saya terutama ibu saya.
Oleh karena itu di hidup saya, tidak ada sesuatu yang sangat amat saya aminkan selain umur
kedua orang tua saya yang semoga diperpanjang oleh Allah SWT, karena saya tidak akan
sanggup untuk hidup tanpa kedua orang tua saya.

Anda mungkin juga menyukai