Anda di halaman 1dari 2

SURGA DI TELAPAK KAKI IBU, APAKAH

MASIH BERLAKU ?
Kasih ibu.. kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya meyinari dunia Terdengar lantunan lagu yang berkali-kali berputar di televisi,
tepat karena hari ini adalah hari Ibu. Ketika lantunan lagu itu terdengar, perasaanku campur
aduk antara kesal juga sedih.
Lagu itu membuatku bertanya, kasih yang mana dan seperti apa yang ibu berikan kepada beta
seperti lagu itu? Yang tidak terhingga sepanjang masa? mataku mulai berkaca-kaca lambat laun
cairan bening pun menetes dari mataku.
Singkat cerita, Ayah dan Ibuku bercerai sejak umurku menginjak di usia ke-4. Aku gak tau apa
penyebab perceraian mereka. Tapi nenekku sempat berdongeng mereka bercerai setelah
pertengkaran hebat, pertengkaran itu bukan tanpa alasan, perselingkuhan Mama lah yang
menjadi penyebabnya.
Masih terngiang di benakku ketika aku berada di ruang yang luas berisi bangku berjajaran dan
dipenuhin banyak orang, nenekku bilang itu Ruang Sidang. sempat ada kalimat yang tidak akan
pernah aku lupakan yang diucapkan oleh bapak Hakim di sidang itu Kamu mau ikut mana?
Mama atau Papa?.
Dan disitulah aku terharu pada Papa seperti sang superior. Berjuang demi mempertahankan
hak asuh anak, walau akhirnya aku tinggal dan diasuh oleh nenekku.
Hari demi Hari, bulan demi bulan, waktu pun berlalu. Aku mendengar kabar Mamah telah
menikah lagi, karena sejak saat itu aku belum mengerti apa itu pernikahan aku cuek saja
merasakannya.
Puncaknya, ketika Aku duduk di Bangku sekolah dasar. Sekolah mengadakan acara perlombaan
demi memperingati hari Ibu. Tiap murid diwajibkan untuk datang bersama ibunya. Dari situlah
aku merenung, hati kecilku terguncang dimanakah mamah berada. Kanan kiri aku menengok
teman-teman sekolahku bermanja canda dengan ibunya masing-masing.
Mentalku semakin terpuruk ketika Papah meminta ijin padaku untuk menikah lagi, aku pun
hanya meng-iya kan saja karena aku gak ngerti apa apa. Sikap superior Papa telah luntur,
kasihsayang Papa yang aku rasain sejuk banget saat dulu kala sudah enggak terasa lagi.
Terlihat sejak Punya istri baru dan anaknya yang baru.
Tak hanya Papah, sama halnya Mama pun begitu. Bahkan suatu ketika aku menginap di rumah
Mamah ada kejadian yang menurutkku tidak masuk akal, pagi-pagi aku baru terbangun dari tidur
Mamah memanggilku dan bertanya seperti orang serius Kamu kenapa berani mengambil uang
di dalem lemari? aku terheran dan berbalik tanya loh? aku kan baru bangun tidur, kapan aku

mengambil? Sedangkan saat itu adalah hari pertama kalinya aku menginap di rumah mamah,
bahkan aku pun tidak tau dimana letaknya lemari tersebut.
Ketika Mamah sedang memarahiku, mencetus lah si Papah tiri ini mengoceh kalau lu anak gue,
udah gue tampar lu! gue kalo berantem sama anak ya berantem beneran, masih untung lu
bukan kandung gue jadi tanggung. Dalam hati aku menjawab gileee, pedes banget tuh mulut
Setelah kejadian itu pun aku pergi tanpa pamit kepada Mamah, terus terang semenjak kejadian
itu aku semakin benci sama Mamah. Hanya karena uang satu juta Mamah tega menepis anak
kandungnya sendiri. Bahkan mungkin sakit hatikku ini enggak akan bisa terobati oleh berbagai
macam ramuan obat apapun.
Konflik di dalam rumah membuatku brutal di jalanan. Berkali-kali aku Drop Out dari sekolah
akibat ulahku yang labil. Tawuran menjadi santapan aku sehari-hari. itulah penyebab mengapa
aku sampai 4 kali berganti-ganti sekolah.
Walaupun pak Ustadz pernah bilang Surga itu adanya di bawah telapak kaki Ibu. Tapi aku
masih meragukan ucapan pak ustadz tersebut.
Aku berhak bertanya Ibu seperti apakah yang harus diyakini keberadaan surganya, apakah ibu
yang menelantarkan anaknya sejak kecil bahkan sempat memfitnah dan lebih memilih suaminya
itu termasuk kategori ibu-ibu sang pembawa surga?. Aku tidak pernah dendam pada Ibu,
karena aku Lahir dari rahimnya, aku hanya mengingatkan bahwa suatu saat sang Ibu akan
menjumpai ajalnya sudahkah ia menjadi manusia yang khusnul khotimah?. Kembalilah pada
anakmu, karena anak adalah titipan dari Tuhan yang harus orangtua jaga dan asuh dengan
semestinya.
Jadi.. Surga di bawah telapak kaki Ibu, apakah masih berlaku untukku..
Cerpen Karangan: Fariz Ghifari
Facebook: https://www.facebook.com/kupret.fariz

Anda mungkin juga menyukai