Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adikku lahir di bulan desember tahun
2005. Pada saat mama sedang mengandung adikku saat itu juga aku baru sekolah di taman
kanak-kanak, saat itu juga aku tidak mengerti apa itu adik aku tidak mengerti apa yang ada
didalam perut mamaku sehingga perut mamaku semakin lama semakin membesar. Tapi lama
kelamaan mamaku selalu memberitau kepadaku bahwa yang didalam perutnya itu adalah
adikku,adik adalah manusia yang berada diperut mamaku yang akan tumbuh besar seperti
diriku saat ia sudah keluar dari perut mamaku nanti, begitu penjelasan mamaku.
Lama kelamaan aku semakin mengerti tentang apa itu adik. Saat kehamilan bulan
ku yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku,namun saat kehamilan mamaku memasuki
bulan keenam, perut mamaku semakin membesar, dan mama bilang ia sudah tidak bisa
mengantarkanku ke sekolah lagi dengan alasan takut ia takut kelelahan dan takut adik yang
didalam perut mamaku itu menjadi tidak sehat. Entah mengapa sejak saat itu rasanya aku
benci sekali dengan adikku,padahal ia masih berada di dalam perut mamaku.tapi semenjak
Lama kelamaan usia kehamilan mamaku semakin mendekati proses persalinan, aku
sangat sedih melihat mamaku yang jadi susah tidur, jadi tidak bisa beraktivitas bebas seperti
biasanya lagi, dalam pikiran ku ini aku selalu saja menyalahkan kedatangan adikku diperut
itu yang membuat mamaku semakin tersiksa seperti ini. Yang awalnya aku sudah menerima
kedatangannya,tapi justru semakin lama aku malah semakin tidak mau mengharapkan
kedatangannya.
Tanggal 5 Desember 2005, hari itu mama dibawa ke bidan terdekat untuk periksa
kehamilan, ternyata hari itu juga adikku lahir di dunia ini. Bapakku yang tadinya sedang
menemani mamaku di bidan langsung menjemputku yang sedang berada dirumah ditemani
dengan tanteku. Saat telah tiba dibidan itu,mataku langsung tertuju kepada mamaku yang
terlihat sedang lelah sekali, aku langsung mencium mamaku sangat lama. Namun ada yang
menjanggal disitu,aku langsung bertanya kepada mama ku “ma,dimana adik itu?” kata mama
“ada,sedang dibawa ibu bidan”,beberapa menit kemudian ibu bidan itu datang dan sedang
menggendong bayi yang ternyata itu adalah adikku. Akhirnya aku bisa melihat wujudnya
sekarang, meskipun baru lahir adikku mempunyai rambut berwarna hitam dan agak lebat,
kulitnya bewarna merah muda,ia nampak tenang sekali digendong dengan bidan itu.
karena aku ingat bahwa saat sejak ia didalam perut mama ku dulu aku sangat membencinya,
aku langsung menolak tawaran bapak ku untuk mencium adikku. Namun bapakku tetap saja
memaksaku untuk menciumnya, akhirnya dengan sangat terpaksa aku menciumnya, sesaat
setelah aku cium, bayi kecil itu langsung menangis. Sepertinya ia juga tidak suka denganku.
Akhirnya adikku langsung digendong oleh mamaku, saat digendong dengan mamaku
tangisannya pun seketika berhenti, aku melihat mama ku sangat sayang sekali kepada adikku
itu. Seringkali mama mencium pipinya ,membuatku semakin cemburu dan semakin benci
Mama ku berkata kepadaku “adik kamu belum ada namanya,kamu mau kasih nama
yang bagus ngga buat adikmu ini” ucap mama ku kepada ku. Aku hanya terdiam, aku yang
masih kecil ini belum mengerti bagaimana cara mencari nama untuk anak bayi, namun ada
satu nama yang lewat didalam fikiran ku saat itu. Nama itu adalah ALYA. Alya adalah nama
panggilan dari Alya Rohali, ia adalah seorang pemain film yang selalu aku tonton di televisi
setiap hari,aku sangat suka dengan nya. Akhirnya aku spontan langsung mengucapkan
“Alya” kepada mama dan bapakku. Tanpa berfikir panjang,mereka langsung setuju dengan
nama itu. Akhirnya mereka menambahkan nama belakang dengan PUTRI SALSABILA dan
Setelah beberapa hari menginap di bidan, akhirnya mama dan adikku diperbolehkan
untuk pulang. Di rumah, banyak tetangga yang datang untuk menjenguk dan melihat adikku.
Semua berdatangan sambil membawakan kado-kado, aku adalah orang yang membuka semua
kado, beraneka macam kado diberikan untuk adikku, ada selimut ada tempat makan ada baju-
baju bayi, aku masih saja cemburu dengan banyaknya kado yang adikku dapat.
Ada tetangga sepasang suami istri yang belum mempunyai anak, ia datang kerumahku
untuk menjenguk dan melihat adikku. Saat mereka sedang asyik ngobrol dengan
sayang ga sama adik nya ini” aku dengan cepat langsung menjawab “ngga,ade nya nyusahin”
dan tibatiba saja tetangga ku itu berkata “yaudah adiknya buat om sama tante aja ya,dijual
buat kita” ucap mereka. Tanpa berfikir aku langsung menjawab “yaudah ambil aja”. Entah
mereka serius atau tidak serius aku belum mengerti hal itu, namun tibatiba mereka langsung
berdiri dan menggendong adikku. Aku dengan cepat langsung bertanya kepada bapakku
“pa,ade beneran dijual?” bapakku pun langsung menjawab “iya dijual aja, abis kamu ga
sayang sama ade kamu” aku langsung terdiam dan berfikir,meskipun aku benci dengan anak
bayi yang harus kuakui bahwa dia adikku, tapi aku tidak ikhlas kalau ia sampai dijual kepada
mengandungnya sampai lahir,tapi hanya karena aku tidak suka dengan kehadirannya mamaku
merelakan adikku dijual kepada tetanggaku. Aku langsung menjerit menangis dan bilang
“ngga,adik aku gaboleh dijual” mamaku langsung bertanya “lho kenapa, kan katanya kamu
ga sayang adik kamu” aku langsung menjawab “ngga pokonya gaboleh dijual”.
Akhirnya tetanggaku memberikan adikku kepada mamaku lagi. Lalu mereka berkata
“kamu harus sayang ya sama adik kamu ini, kasian dia masih bayi, kamu kan kaka nya kamu
harus sayang ya” ucap mereka. Aku hanya terdiam dan tidak perduli dengan omongan
mereka.
Hari demi hari waktu demi waktu pun berjalan, tidak terasa umur adikku telah
menginjak usia 2 tahun, saat itu adikku sudah mulai bisa berjalan dan berbicara. Meskipun ia
sudah lumayan bertumbuh, aku masih saja mempunyai rasa kesal dengannya hingga aku
seringkali menyakitinya. Siang itu aku sedang bermain masak-masakan dengan nya diteras
rumahku, saat sedang asyik bermain berdua,ia sangat rese sekali. Semua mainan yang telah
aku susun dibuat berantakan olehnya, aku kesal sekali tetapi aku masih bisa menahan rasa
kesal itu, tetapi lama kelamaan ia semakin membuat mainan ku acak-acakan, dan ia
mengambil wajan mainan kesayanganku, karena aku tidak mau wajan kesayanganku diambil
olehnya akupun langsung menarik wajan mainan kecil itu dari tangannya, tangan adikku
sangat kuat menggenggam nya, aku sudah sangat kesal dan akhirnya aku mendorong adikku.
Ia pun langsung terjatuh, dan ternyata adikku terjatuh di tangga yang berada di teras
rumahku, aku langsung panik melihat adikku terjatuh. Ia menangis sejadi-jadinya, mama ku
langsung keluar dan sangat marah melihat perbuatanku itu. Aku langsung dimarahi oleh
Meskipun telah menyakiti adikku,aku tetap tidak jera. Aku masih saja menyakitinya,
saat itu ia sedang membuka lemari tempat menyimpan sembako dirumah entah sengaja atau
tidak sengaja saat yang bersamaan aku sedang mengambil susu kaleng yang berada di dalam
lemari itu,susu kaleng itupun terjatuh dan mengenai kuku jempol kaki adikku. kuku jempol
kaki itu langsung terkelupas karena mengenai kaleng susu yang terjatuh tadi,ia langsung
menangis kesakitan. Dan pasti saja mamaku selalu memarahiku karena ulahku yang kesekian
kali menyakiti nya lagi. Akibat kejadian tadi,selama kurang lebih 2 minggu adikku jadi susah
Dan setelah beberapa minggu kemudian aku mendapatkan sebuah teguran yang
membuatku berfikir. Saat itu adikku sedang bermain, ia minta ditemani oleh ku untuk
bermain bersamanya. Namun aku menolaknya karena main dengan dia selalu membosankan,
akhirnya adikku bermain sendiri. Ia bermain didepan rumahku sendirian tanpa ada yang
menemani,mama ku sedang sibuk masak didapur dan aku asyik menonton tv didalam. Saat
mama ku selesai makan dan keluar ingin menyuapi adikku makan, tibatiba mama ku teriak
“kaka adiknya kemana?” aku langsung lari kedepan dan bilang kepada mama “tadi dia main
disini ma main sendiri”. Akhirnya mama ku mencari keberadaan adikku, setelah dicari
kemana-mana tetap saja adikku tidak dapat ditemui keberadaannya. Mamaku sedih sekali,
mungkin adikku telah hilang. Aku merasa sangat bersalah karena tadi tidak mau
menemaninya bermain bersama diluar. Aku hanya bisa menangis terus terusan menangis, dan
tibatiba terdengan suara yang memanggil namaku “kak bangun bangun” aku terkejut dan
langsung terbangun, ternyata yang tadi itu hanya mimpi, setelah bangun aku langsung
mencari adikku dan aku langsung mencium dan memeluknya sambil menangis dan meminta
Mulai dari mimpi itu aku langsung berfikir, sebenci-bencinya aku dengan adikku dia
tetaplah adikku,satu darah daging denganku, satu orangtua denganku, tidak ada yang harus ku
benci darinya, karena bagaimanapun dia adalah saudara satusatunya yang aku miliki saat ini.
Aku sebagai kakaknya harus selalu menyayangi dia bagaimanapun keadaannya, harus
Akhirnya seiring berjalannya waktu, sudah tidak ada lagi rasa kecemburuan dan
kebencian yang dulu pernah ada didiriku sejak adikku masih didalam kandungan mama. Aku
sangat menyayangi nya. Meskipun kadang aku masih mempunyai rasa kecemburuan karena
ia lebih dimanja daripada diriku, tapi rasa cemburu itu hanya datang sesaat saja, tidak seperti
waktu ia masih kecil yang selalu saja apapun yang ia miliki selalu aku cemburui, aku sudah
bisa berfikir bahwa tidak sepantasnya aku memperlakukan itu semua kepada adikku sendiri.
Aku sangat menyesal bahwa perlakuan ku kepadanya saat ia kecil sangat buruk sekali. Aku
telah berjanji kepada diriku sendiri, sampai dewasa nanti bahkan sampai maut memisahkan
pun aku akan selalu menjaganya dan menyayangi dia sebagai adikku,jangan sampai ada rasa
benci dan cemburu itu muncul kembali kepadaku disuatu saat nanti.