Anda di halaman 1dari 6

Broken Home

Cerpen
“Karya ini dibuat dalam rangka memenuhi sebagian tugas akhir sebagai siswa MAN 1 Bojonegoro”

disusun oleh :

Ike Handriyani

Kelas XII MIPA 5

MAN 1 BOJONEGORO
Jalan Monginsidi No.160 Bojonegoro, Jawa Timur 62115 Telp.
(0353) 881320. Email: manbojonegoro@gmail.com. Web:
www.man1bojonegoro.sch.id 2021/2022
Broken Home
Oleh Ike Handriyani

Broken home, judul kali ini adalah broken home. Siapa sih yang gak tau apa itu broken home, semua
orang pasti tau, kebanyakan dari mereka mengira itu hanya masalah sepele, tapi bagi mereka yang
merasakan, itu adalah pengalaman terburuk di kehidupan mereka.
Aku, adalah bukti nyata kalau broken home sangat menyeramkan. Bayangkan saja, di masa aku
kecil aku kehilangan kasih sayang sosok ibu dan ayah, sosok yang sangat kuat bagi seorang anak kecil.
Banyak yang mengira kalau aku baik-baik saja, ada juga yang mengira kalau aku tidak terpengaruh oleh
adanya kerusakan rumah di kala aku kecil.
Semua itu bohong, sewaktu kecil hampir setiap hari aku menangis, hampir setiap kali rasanya
Hampa. Kosong. Sunyi. Sepi. Sedih. Apa yang mereka lihat itu hanya alter ego. Kepribadian yang lain dari
diriku yang asli atau bisa dikatakan itu adalah sisi lain dari diriku.
Terlalu lama kayaknya prolognya. Tanpa basa-basi lagi, namaku khaira, mungkin sekarang aku lebih
baik daripada aku yang dulu. Sudah lama sekali aku tidak menangis, dan sudah lama juga aku tidak
merasakan kasih sayang ibu dan ayah. Tapi disisi lain aku masih bersyukur sekali karena masih
mempunyai nenek dan kakek yang sayang padaku.
Ayah dan ibuku bercerai ketika umurku 4 tahun, masih sangat kecil, bahkan terlalu kecil bagi
seorang anak yang harus ditinggalkan ibu dan ayahnya berpisah.
Aku masih ingat semua kejadian awal, semua pertengkaran ayah dan ibuku. Semua kejadian di
pengadilan, dirumah nenek, dan juga dirumahku sendiri, semuanya terekam baik di kepalaku, di otakku,
memori itu seakan tidak bisa dihapus.
Jawaban yang terlalu lugu, aku masih umur 4 tahun dan aku hanya berharap bisa ketemu ‘dia’ lagi. Ketika
itu aku masih berpikir mungkin ibuku pergi ke luar kota, lalu tiba-tiba pulang bawa mainan besar, tapi
kenyataannya tidak. Itu tidak pernah terjadi.
Dan sejak itu pun ibukku dan juga ayahku Bekerja dan sejak itulah aku tinggal bersama nenek, Coba
pikirkan apa yang aku bayangkan? Yang saat itu bayangkan adalah kosong. Aku bingung apa itu cerai?.
Ada pertanyaan yang sampai saat ini menjadi misteri di kepalaku. Pernyataannya sederhana,
‘Kenapa kalian cerai? Apa karena kehadiranku? Atau justru ada penyebab lain?’. Ingin sekali aku bertanya
kepada ayahku dan ibuku, tapi buat apa juga, biarlah itu jadi masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu.
Setelah perceraian itu, aku, ikut tinggal bersama nenek dan juga kakek ku ...Meraka sangat baik dan
sayang kepada ku, mereka adalah sosok pengganti ayah dan ibuku. Aku juga sangat sayang sekali terhadap
mereka. Tapi terkadang aku pun bersedih karena tidak bisa kumpul bersama ayah ibu. Dan sejak itulah aku
harus belajar menjadi anak yang mandiri dan kuat.
Tumbuh sebagai anak yang kurang perhatian, membuatku dipaksa menjadi dewasa. Ada yang bilang
ketika kita bertambah umur, maka kita akan bertambah dewasa. Tapi itu tidak berlaku untukku, menurutku
keadaanlah yang membuat kita bertambah dewasa, umur hanya sebuah angka. Sifatku pun masih kayak
anak kecil yang kurang kasih sayang ayah dan ibu ...tapi gak papa mereka berdua masih memperhatikan ku
dari jauh masih menelponku, memberi kabar, memberi semua keinginan kuu tanpa ada yang kurang satu
pun.
Begitulah broken home, kita dipaksa untuk diam dan menelan masalah tanpa bisa berpendapat.
Terlalu rusak untuk disatukan, terlalu hancur untuk diperbaiki Hal yang paling saya rindukan dari rumah,
adalah memiliki rumah yang utuh.Secara tidak langsung orang tuaku mendidik ku, bahwa keluarga itu
sebuah omong kosong! Belati yang paling tajam adalah ucapan, dan ucapan paling menyakitkan adalah
ucapan yang berasal dari orang terdekat.
Tumbuh sebagai anak yang kurang kasih sayang. Ketika kecil aku melihat cinta dan jenisnya seperti
seram, ketika remaja aku takut itu masih kugenggam nyaman, dan semua itu aku dapat dari kecil. Ketika
perceraian itu beranjak lama entah aku umur berapa pokonya aku masih belajar di Sekolah Dasar (SD),
ayahku menikah lagi.
Seketika itu aku langsung berdiri diam Perasaan ku campur aduk entah apa yang aku rasakan
apakah aku harus sedih, bahagia ataupun kecewa, semua terasa hambar apa mungkin aku masih terlalu
kecil sehingga aku tidak bisa merasakan kesedihan, kesenangan dan yang aku rasakan hanyalah perubahan
semua mulai berubah begitu saja.
Tapi tak apa aku masih memiliki ibu yang sangat sayang dan peduli kepada ku ..aku bangga menjadi
anak ibu karena ibu aku bisa belajar semua hal ..terkadang aku pun juga bersedih, kenapa aku tidak bisa
seperti teman teman yang lain memiliki keluarga yang utuh bahagia suka dan duka bisa bersama ..tapi gak
papa aku masih mempunyai keluarga yang sayang padaku itu sudah lebih dari cukup .
Lanjut ke masa smp, dimana lagi-lagi aku harus bertemu orang baru, bagiku pengalaman ini tidak
cukup asing. Aku selalu ngelakuin ini dari kecil.
Ketika kelas 3 smp, salah temanku bertanya, ‘Gimana sih rasanya broken home?’ Aku menjawab,
‘Ya gitu, enak sih kalau dipikir’
Temanku bingung, aku juga bingung. ‘Kok enak? Apanya yang enak?’
‘Gatau, asal keluar di kepala aja’ jawabku.
‘Tapi jujur, broken home membuatku semakin dewasa, aku jadi tau kalau tidak semua cinta itu baik, tapi
sebagian dari cinta itu seram’ sambungku.
Dari kecil aku dibentuk oleh rasa takut, hanya ada satu pertanyaan yang selalu aku ingat ketika aku
lagi sendiri, ‘Untuk apa aku dilahirkan, kalau pada akhirnya aku ditinggalkan.’
Tumbuh tanpa kasih sayang membuat aku menjadi pendiam, aku sering kehilangan emosi. Aku lebih
senang ketika melihat kejadian brutal, apa aku tumbuh menjadi psikopat?. Tidak, aku bukan psikopat, tapi
aku hanya orang yang kehilangan emosinya. Karena aku, kehilangan segalanya.
Setelah aku lulus smp akhirnya aku melanjutkan sekolah ku ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu
SMA. Aku memilih bersekolah di MA, saat pendaftaran aku diantar oleh kakak sepupuku. Dimasa inilah
aku harus belajar menjadi anak yang lebih dewasa dan mandiri lagi ... mempunyai teman baru pendidikan
baru pengalaman baru guru baru. Dan setelah aku dinyatakan masuk di sekolah yang aku inginkan sejak
dulu, aku sangat bersyukur sekali, karena tidak semua anak bisa sekolah disini setelah itu aku pulang
bersama kakak sepupuku dengan naik sepeda motor, setelah sampai dirumah aku menelfon ibuku dan aku
bercerita bahwa aku sudah masuk Di Sekolah favorit itu ..ibuku mendengar kabar ini sangat senang sekali
dan tidak hanya ibuku, ayahku, nenekku semua senang melihat kabar ini .
Beberapa bulan kemudian setelah aku bersekolah kira kira waktu aku masih duduk dibangku kelas 1
SMA muncul lah virus .. yaitu virus corona, virus yang mematikan dan ditakuti banyak orang, sejak itulah
pembelajaran dihentikan sementara sampai akhirnya harus belajar dirumah (Daring) rasanya sangat
kecewa, sedih dan bahagia ...sedih karena gak bisa bertemu dengan teman teman tidak bisa belajar secara
langsung dan bahagia nya karena bisa bermalas-malasan dirumah Hehe.. Setelah berminggu-minggu
belajar dirumah rasanya sangat membosankan sekali. Tapi gak papa aku harus tetap belajar dan harus tetap
menjadi anak kebanggaan ayah dan ibu
Tapi sebelum itu semua terjadi entah bulan berapa seingatku sebelum tahun baru 2020 emmb
mungkin sekitar bulan 2019 akhir ibuku pulang bersama calon ayahku yang baru, aku sangat bahagia saat
itu karena dihadirkan sesosok ayah baru yang sayangnya melebihi ayah kandung ku tapi aku juga
merasakan kesedihan disaat ibuku dinyatakan sakit aku pun sudah berfikir bahwa ibuku sedang
mengandung tapi Ki itu hanyalah perasaan ku saja, tapi disuatu hari saat aku pulang sekolah aku
mendengar berita itu dari Tante ku bahwa ibu hamil lagi setelah itu aku marah dengan ibu aku menangis
aku tidak mau punya adik dan ibuku bilang kepada ku “ ayah pingin anak dari ibu nakk , kamu jangan
bersedih ibu tetap sayang kok kepada mu kasih sayang ibu akan tetap sama ..nggak akan ada yang
berubah” saat itulah nangis ku semakin kencang dan aku pergi dari kamar ibu. Karena menurut pemikiran
ku jika aku punya adik kasih sayang ibuku akan terbagi aku tidak mau itu terjadi tapi apalah daya jika
Allah sudah berkehendak ..mau gak mau suka gak suka aku harus bisa menerima semua keadaan dengan
sabar dan ikhlas.
Setelah hampir 2 bulan ibu dirumah akhirnya ibu kembali lagi bekerja ikut bersama ayah ke
Kalimantan dan ibu tinggal disana , aku dan ibu hanya bisa ngobrol lewat via WhatsApp dan juuga
Telfon .. rasanya ingin sekali berkumpul bersama ibu berbagi cerita, berbagi kesedihan tapi sayang itu
semua hanya bisa terjadi dalam waktu sekejap ..Aku pun tidak tersadar bahwa pertemuan itu adalah
pertemuan terakhir bagiku bersama ibu, setelah ibu melahirkan adikku ... perasaan ku sangat senang sekali
tapi disisi lain aku juga takut jika ibuku kenapa-kenapa ...dan Alhamdulillah lahirlah adikku dengan cara
“CEASAR” aku sangat antusias sekali menunggu kelahiran adikku .
Setelah itu aku menunggu kabar dari ayah tentang keadaan ibuku, saat itulah rasah ketakutan yang
selalu menghantuiku, bagaimana keadaan ibukku apakah dia baik baik saja aku bingung harus berbuat
apa.
Tapi aku harus memepercayakan semua kepada Allah bahwa ibuku akan baik baik saja. Dan Alhamdulillah
ibuku baik baik saja dan beberapa hari kemudian ibuku pulang dari RS.
Dan setelah sampai dirumah ibuku merawat adikku sendiri bersama dengan ayah tanpa harus ada
bantuan dari aku .. kalau ditanya sedih nggak? Yaa, pastinya sedih ..tapi aku harus bisa Menutupi
kesedihan itu agar ibuku tidak ikut sedih ..aku harus bisa memberikan kebahagiaan kepada ibuku agar
ibuku tidak merasakan kesedihan yang terlalu dalam. Saat itulah aku senang menjadi seorang kakak yang
biasanya hanya tlfon dengan ibu dan ayah sekarang aku bisa tlfon juga dengan adik baruku ..aku sering
menanyakan kabar adiku, bukk mana adek ? Adek lagi bobo nak .. coba lihat buu ... seketika ituu aku
langsung tersenyum lebar .. rasanya tuuu bahagia.
Setelah beberapa bulan adikku berumur 2 bulan kurang ..ada kabar yang sangat menyedihkan ..kabar
itu sangatlah sedih ... sedih bagiku dan juga sedih bagi nenen ayah dan semua keluarga ku .. sebelum ibuk
meninggalkan ku untuk selamanya ibuk hanya ingin telfonan dengan aku dengan nenek dan juga dengan
keluarga ku yang lainnya ...saat itu pas malam hari aku pulang dari rumah ayah kandungku ..lalu aku
bercerita kepada ibu.. bahwa katanya kalau ayah sudah pulang aku akan diajak tinggal dirumahnya ..tapi
aku langsung menjawab bahwa aku tidak mau tinggal bersama ayah ..aku ingin tinggal disini bersama
nenek dan ibu. Saat dipagi hari waktu subuh ada kabar yang sangat menyedihkan bahwa ibuku tidak
tersadar kan diri ..saat itu aku masuh tidur dan ketika mendengar kabar itu aku langsung bangun dan
bergegas ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh, setelah itu aku diajak nenek kerumah kakak
ku yaitu saudara laki-laki dari nenekku aku di sana menunggu kabar ibu sampai akhirnya aku tidak sekolah
dan mendapat kabar bahwa ibu dinyatakan wafat, meninggalkan ku untuk selama-lamanya.
Aku hanya tercengang diam tak berkata apa pun badanku terasa lemas seperti kapas yang
berterbangan. Seorang ibu yang melahirkan ku, yang merawatku dengan sabar hingga aku dewasa ternyata
tidak ditakdirkan oleh Allah memiliki umur yang panjang. Seketika kenangan-kenangan saat aku bersama
ibu dahulu muncul satu persatu dipikirkan ku dimana saat aku sakit dan koma hingga beberapa bulan
dirumah sakit dan hanya ibulah yang selalu sabar menungguku, menahan rasa ngantuk dan lelah, menuruti
semua permintaan ku tanpa memikirkan rasa lelah yang ada pada dirinya, dan selalu berdoa kepada Allah
untuk kesembuhan ku. Dan aku kembali mengingat dimana setelah perceraian ibu dengan ayah, ibulah
yang mencari nafkah untuk ku hingga keluar pulau dan itupun dengan membawaku karena ibu ingin selalu
bersamaku, dibilang kerepotan itu pasti karena ibu harus bekerja disisi lain juga harus merawatku.Tiada
kasih sayang yang menandingi kasih sayang seorang ibu, ibulah yang selalu memikirkan hal-hal yang
terbaik untuk masa depanku.
Yang aku rasakan hanya lah kesedihan dan rasa kecewa...”kenapa ibu meninggalkan ku secepat itu,
kenapa !? Aku sayang ibu ya Allah kenapa kau ambil ibuku , aku sangat rindu ibu aku ingin memelukmu
ibu ,, kembalikan ibuku ya Allah ,aku hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata. Orang terdekat ku
hanya bisa memberiku semangat ...tapi semua sia-sia tak berarti bagiku .. semua keluarga ku menangis saat
mendengar kabar duka tentang ibuku “apa iyaa ibumu pergi nak!?” iyaa ibuku telah pergi meninggalkanku.
Badanku pun lemas yang aku pikirkan adalah adikku..gimana keadaan nya disana ..dia masih sangat kecil
usia 2 bulan Aku hanya tercengang diam tak berkata apa pun badanku terasa lemas seperti kapas yang
berterbangan. Seorang ibu yang melahirkan ku, yang merawatku dengan sabar hingga aku dewasa ternyata
tidak ditakdirkan oleh Allah memiliki umur yang panjang. Seketika kenangan-kenangan saat aku bersama
ibu dahulu muncul satu persatu dipikirkan ku dimana saat aku sakit dan koma hingga beberapa bulan
dirumah sakit dan hanya ibulah yang selalu sabar menungguku, menahan rasa ngantuk dan lelah, menuruti
semua permintaan ku tanpa memikirkan rasa lelah yang ada pada dirinya, dan selalu berdoa kepada Allah
untuk kesembuhan ku. Dan aku kembali mengingat dimana setelah perceraian ibu dengan ayah, ibulah
yang mencari nafkah untuk ku hingga keluar pulau dan itupun dengan membawaku karena ibu ingin selalu
bersamaku, dibilang kerepotan itu pasti karena ibu harus bekerja disisi lain juga harus merawatku.Tiada
kasih sayang yang menandingi kasih sayang seorang ibu, ibulah yang selalu memikirkan hal-hal yang
terbaik untuk masa depanku. Belum tau wajah ibu tapi dia hanya bisa merasakan ASI, kasih sayang ibu,
perhatian ibu.
Setelah itu aku bergegas pulang dari rumah kakek ... aku berjalan menaiki motor sambil menangis
rasanya ingin berteriak pingin mengeluh pingin menyerah dengan semua keadaan ini , tapi ini semua
kehendak Allah.
Setelah sampai dirumah semua orang kumpul dirumahku dan menangis, susah dipercaya emang
yang sebelumnya ibu gak kenapa-kenapa gak ada keluhan apapun tapi tiba-tiba tidak sadarkan diri dan
meninggalkan kita semua. Ibu semua sayang ibu.
Setelah itu pun aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan membaca surat yasin,
rasanya masih gak nyangka, ibu selama ini aku sayangi aku cintai pergi meninggalkan ku begitu saja.
Tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Dan sedihnya lagi aku tidak bisa melihat wajah ibu secara langsung untuk terakhir kalinya. Aku
hanya bisa melihat ibu dari telfon, rasanya sakit sekali karena tidak bisa ada didekat ibu saat ibu sudah
tiada, aku dan keluarga hanya bisa menyaksikan ibu secara langsung lewat tlfon sampai awal ibu tidak
sadarkan diri, dimandikan, dikafankan, disholatkan dan sampai dititik akhir ibu dimasukkan kedalam liang
lahat. Dan aku hanya bisa berdoa semoga ibu ditempatkan ditempat yang terbaik oleh Allah SWT. Tak
pantas juga rasanya jika aku terus menangis dan menyesal karena itu semua tetap tidak akan bisa
mengembalikan sosok ibu kedunia ini.
Setelah semua selesai malam harinya dirumah ku mengadakan acara mengaji bersama kalau di
desaku menyebutnya adalah (Tahlil) disaat acara itu rasanya juga masih sangat sedih tapi aku harus kuat –
kuatin diri sendiri jangan sampai nangis. Dan Alhamdulillah aku masih bersyukur masih diberi teman
sahabat keluarga yang sayang padaku, perhatian yaa begitulah pokoknya.
Pesan untuk kalian semua kalau orang tua kalian masih utuh tolong sayangi mereka cintai mereka
terutama adalah ibu, ibu yang mengandung kita, melahirkan , menyusui, merawat, hingga kita dewasa
tanpa mereka minta balasan satu apapun. Surga ada ditelapak kaki ibu jadi tolong sayangi mereka jangan
bentak mereka terutama (ibumu) jika mungkin ibumu telah pergi meninggalkan mu untuk selama lamanya
lantas siapa lagi yang akan kamu bangga2 kan tidak ada surgamu pun akan hilang, kamu pasti akan
menyesal.
Dan banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari semua kejadian ini, terutama aku harus bisa
memilih pria yang benar-benar baik untuk ku agar perceraian yang telah terjadi pada ibu dan ayahku tidak
kembali lagi terjadi kepadaku aminn.

Anda mungkin juga menyukai