Anda di halaman 1dari 5

Pada malam gelap selalu akan muncul kunang-kunang untuk menerangi

jalanan yang gelap, menuntun kumbang yang lelah dari peraduannya yang tak
bisa puaskan diri untuk disentuh, untuk dibelai. Aku tak ingin mengandung
apalagi menetaskan anak, itu akan membuatku tak bisa bercahaya terang selalu
ada noda yang tertoreh jika sudah berbuah.
Bagaikan sembelit menyusahkan begitu juga dengannya, anak setan yang
pernah kukandung entah bapaknya siapa, aku tak pernah peduli karena begitu
banyak yang pernah tidur denganku. Aku sang kunang-kunang terlahir dari
kuku jari seorang yang berkelakuan sama denganku.
Anak setan itu kuberi nama Senja karena dia menetas tepat matahari
terbenam, anak setan itu pernah membuatku jengah ketika bertanya tentang
ayahnya.
“Ma, ayah Senja dimana? Teman-teman sekolah Senja selalu bercerita
tentang ayah.”
“ Diam Anak setan, tak usah kau tanya-tanya itu, bilang saja ayahmu
kumbang bebas.”
“ ya ma.” Senja pun berlalu dengan diam, aku tahu dia terluka, persetan
dengan itu, aku memang seorang ibu namun gara-gara dia nilai jualku sudah
jauh dari kata tinggi. Keparat! Aku selalu mengingatkan untuk memakai alat
kontrasepsi namun terkadang banyak kumbang tak mau diatur.

Ϟϟϟϟϟϟϟϟϟ
Aku Senja anak dari mama, anak yang berbeda dari teman seusiaku yang
masih suka bermain barbie bersama-sama entah aku lebih suka menyendiri
mungkin karena mamaku berbeda dengan mama yang lain. Begitu aku
mencintai mama aku tak peduli orang bilang aku anak Sundal, anak dari
kunang-kunang mungkin aku tak seberapa mengerti akan ucapan itu tapi aku
yakin mamaku adalah mama yang paling baik,.
Prilakunya begitu banyak menunjukkan begitu sayangnya ia denganku,
pukulannya mengartikan bahwa ia peduli padaku, perkataanya menyiratkan
cintanya kepadaku. Aku ingat suatu hari aku bertanya tentang seorang ayah,
dan aku menangis bukan karena kemarahan dia namun aku menangis karena
telah melukai hatinya.
“Ma, ayah Senja dimana? Teman-teman sekolah Senja selalu bercerita
tentang ayah.”
“ Diam Anak setan, tak usah kau tanya-tanya itu, bilang saja ayahmu
kumbang bebas.”
“ ya ma.”
Maafkan aku ma,telah membuat mama menderita akan pertanyaanku.
Maafkan aku.

ϟϟϟϟϟϟϟϟϟ
Aku memang tak bisa dikatakan muda lagi, namun aku harus tetap
bertahan untuk kehidupanku dan anak setan itu, entah kenapa akhir-akhir ini
anak setan itu murung membuatku ingin cepat pagi dan pulang bertemu
dengannya. Aku memang benci keberadaannya meskipun begitu aku tetap
menganggap dia anakku, darah dagingku.
Dan aku tau ada sesuatu yang mulai mengegerogoti tubuhku,tapi itu
semua tak bisa menghentikan aku bekerja menerangi malam-malam yang
selalu gelap. Walau tak jarang kesakitan itu membuatku harus bertahan dalam
kamar mandi diakuarium bahkan dirumah hanya untuk tak ingin semua tahu
akan kesakitan ini.
Aku kunang-kunang tak ingin membuat malam gelap, aku ingin cahaya
redupku mampu membuat terang walau sekarang mulai sedikit kumbang yang
ku terima. Walaupun aku dimasukan toples karena terasingkan oleh kunang-
kunang lain yang iri aku tak ambil hati bukakkah lebih indah dilihat ketika
kunang-kunang itu dalam sendiri? Kepakan sayap dan cahaya indah akan
menjadi daya tarik yang memukau? Entahlah aku hanya tertawa dalam tangis.
“Kunang, elo gak kerja?” Bulan tiba-tiba datang mengagetkanku
“ nanti saja Lan, tadi bos Bintang bilang ada ikan kakap datang” jawabku
“dari mana emangnya?” tanya Bulan
“ katanya sih anggota parlemen” jawabku ketawa
“wah, bagi bonus ya,” ujar Bulan sambil berlalu.
“ beres cinta. Hanamasa menunggu” teriakku
Negeri ini saja sudah mencerminkan penduduknya, bukan negeri yang
kusesalkan tapi para petinggi yang ada. Aku bahkan bangga bukan hanya aku saja
sang pendosa melainkan mayoritas sepertiku dalam kumbangan khilaf yang
berbeda. Andai temanku mengetahui aku adalah renkarnasi dari perempuan
Kembang Jepun yang dulu terkenal pada masa Matahari Terbit Ah, buat apa di
ingat bukankah sudah lapuk ditelan masa?

Ϟϟϟϟϟϟϟϟϟ
Mama, Senja begitu sedih melihat mama kesakitan seperti itu, tiap kali mama
mengendap-ngendap pergi kekamar mandi dan bertengger disana lama, mama
muntah, dan badan mama mulai mengering seperti daun jatuh dari pohonnya, aku
takut ma, takut mama sakit itulah alasanku sebenarnya ketika mama bertanya
kenapa aku murung? Namun aku hanya diam tak menjawab pertanyaan mama,
maafkan aku ma.
Senja hanya seorang anak kecil ma, ingin sekali membantu mama ketika sakit
seperti ini menggantikan pekerjaan mama, walaupun aku tak tahu pekerjaan apa
mama sebenarnya. Mama tak tahu ketika disekolah Senja sering sekali digunjing
oleh mama-mama dari temanku, bahkan teman Senja sendiri sering meludahi
Senja, apa salah kita mama? Bukankah Kepala Sekolah Senja lebih keji mama
setiap kali Senja dipanggil diruangnya hanya disodori seogok daging dan
menyuruh Senja memasukan dimulut Senja, sakit mama dan Senja selalu muntah
setelah itu. Tetapi bagi para mama yang lain semakin giat memperolok aku
mengatakan aku anak nakal seperti mama. Kenapa mama yang selalu disalahkan?
Senja tidak terima ma.
Senja hanya ingin tahu dimana desa kita mama, nenek Senja pasti cantik
seperti mama dan tentunya Senja yang mewarisi kecantikan mama.banyak sekali
teman lelaki Senja yang mau menaktrir Senja dan menyatakan cinta, kata orang
namanya cinta monyet, tapi aku tak menggubris mama menurutku cinta mama lah
yang paling indah sedunia.
Ϟϟϟϟϟϟϟϟϟ
Inilah masa kritisku, aku sudah tak sanggup berdiri, nanah yang keluar dari
kemaluanku terus menerus membawa bau anyir, dan aku makin kurus hanya anak
setan itu yang mau merawatku. Disaat seperti inilah aku mau bersyukur telah
meneteskan dia yang akan bisa merawatku dalam usia senjaku.
Aku kunang-kunang sekarang sekarat dalam diam, terkapar dalam kebusukan.
Tapi aku tak mau darah dagingku meneruskan jalanku. Aku tetap ibu yang ingin
melihat anaknya memiliki masa depan yang indah, dari itulah kenapa tak pernah
mengajak dia ketika ku bekerja.
Aku mati dalam bahagia meski penyakit itu sebab dari kematianku namun
disampingku aku mengetahui ada yang selalu ada untukku, yaitu dia anakku,
Senja.

Ϟϟϟϟϟϟϟϟ
Begitu anyir nanah yang keluar dari kemaluan mama, Senja tak kuasa mama
melihatnya, Senja bisa merasakan sakitnya, mama bila bisa ditukar ingin sekali
Senja menggantikan mama yang sakit, biarkan Senja sakit asal mama sembuh.
Senja tak kuasa melihat mama tidur selamanya, Senja tak tahu ma, apa bisa
Senja hidup tanpa mama? Mama semoga kematian engkau awal kebahagian
untukmu. Dan aku berjanji...

Akan meneruskan pekerjaanmu.

Surabaya 2014

Anda mungkin juga menyukai