Anda di halaman 1dari 10

Karya : ili yanti

Judul : mereka yang terhebat

BAB 1

Mentari yang tak pernah hilang

Pengenalan keluarga dinda.

Sejauh mata memandang, tampak sebuah rumah tua yang sangat kecil yang dihiasi
dengan pohon pohon besar disampingnya. Membuat rumah kecil itu terlihat sangat angker.
rumah tua ini terletak di dusun muda kampung selayar. Rumah

itu dihuni oleh seorang laki laki yang umurnya sebaya dan perempuan yang kulit
kulitnya mulai menggerut serta seorang bayi balita yang berumur 1 tahun. Sebenarnya
mereka tidak hanya memiliki satu ada melainkan 5 orang anak. 2 laki laki dan 3 perempuan.
4 anaknya masing masing merantau ke kota untuk melanjutkan sekolahnya.

Seiring perubahan waktu, hidup pak mamat masih saja seperti yang dulu serba
kekurangan . entah mengapa takdir hidup keluarga pak mamat tidak berubah . padahal segala
usaha dan kerja kerasnya serta doa telah dilakukan untuk mengubah perekonomiannya.akan
tetapi, hasilnya tetap saja nihil. Meskipun demikian, pak mamat dan bu shinta masih tetap
bersyukur atas takdir hidup mereka yang serba kekurangan . dengan demikian telah jelaslah
bahwa meskipun mereka hidup kekurangan akan tetapi, kehidupan mereka kaya akan
keimanan . pak mamat selalu mengajarkan kepada anak anaknya untuk terus bersyukur
kepada Allah swt,sebab takdir Allah adalah jalan yang terabaik dari yang terbaik. Karena,
Allah itu memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Dengan kelembutan
nasehat nasehat dari pak mamat maka patut bersyukur juga mereka karena anak anaknya tak
pernah marah dengan nasib keluarga mereka, sebab rasa syukur adalah kunci utama untuk
kerukunan di keluarga pak mamat.

Anak pertamanya sudah bekerja menjadi pelayan rumah makan di kota. Jadi,
keperluan hidupnya sudah tak tergantung lagi pada bapaknya. Bahkan , setiap lebaran tak
lupa dia memberi uang . anak keduanya juga sudah bekerja menjadi satpam di salah satu
perusahan besar yang ada di kota tanjung pinang. Anak ketiga dan keempatnya masih sekolah
ditempat yang berbeda.

***

Memulai kisah hidup dinda........

Namaku dinda zahra, sebuta saja dinda . aku sekolah di madrasah aliyah negeri 1
kota riau . kota yang begitu ramai dengan kendaraan bermotor dan kota yang penuh dengan
mode mode modern. Apalagi dengan aanak remaja zaman sekarang yang tak mau ketinggalan
zaman.tapi , gimana dengan diriku???,, eiitttss, mungkin kamu berpikir aku gak seperti
mereka sebab aku dialhirkan dari keluarga yang sederhana dan keluarga yang selalu
bersyukur dengan kehidupan. Yak kalian yang berpikir seperti adalah pemenang dari
tantangan berpikir. Aku tinggal disalah satu yayasan muhammadiyah yang ada dikota riau ,
yayasan ini penuh dengan peraturan peraturan yang ketatnya sama dengan berada dipenajara.
Kebayanga gak? Gimana coba kita mengatur waktu kapan saatnya bermain, belajar , aktivitas
dan melaksanakan jadwal piket . susah melakukannya jika kita tak biasa .terkadang banyak
dari teman temanku yang dimarah saat tak melaksanakan jadwal piketnya. Dan terkadang aku
juga pernah dimarah.uuuhhhh rasanya ingin kabur dari penjara surga itu. Yyap. Pasti setiap
remaja yang seumuran denganku kalau lagi dimarah pastinya masuk telinga kanan dan keluar
telinga kiri tanpa berpikir panjang manfaat dari mereka memarahi, yang ada ketika hari ini
berbuat salah kemudian dimarahi dan besoknya berbuat lagi. Ya itulah remaja remaja zaman
sekarang yang jiwanya sudah kebal dengan ocehan ocehan . kehidupan kami disini sangat
tergantung dengan waktu, jadi setiap orang harus memiliki sechedule, supaya hidup mereka
gak berantakan. Sebab waktu adalah uang ,time is money....

Pada suatu ketika aku lagi dilanda dengan sebuah musibah yang tak mengenakan
hati.tentunya masalah masalah yang membuat hati jadi gundah gulana dan menjadi tak tahan
tinggal disini, ingin rasanya aku pulang dan tinggal bersama ayah dan ibuku. Di dalam kamar
ini, aku bingung apa yang harus aku lakukan . aku mencoba berbicara tapi aku tak diharukan
mereka yakni teman temanku semua lagi sibuk dengan teman manis handphonenya. Kadang
mereka tertawa sendiri ,senyum sendiri ,marah sendiri dan perih seperti otrang yang jiwanya
terganggu. Ketika aku ingin bermain dan bercanda mereka semua malah sibuk dengan hal
yang tak penting dan ketika aku belajar mereka malah bercanda ria. Jadi, aku berpikir lalu
apa artinya aku dimata kalian?? Melihat suasana dan kondisi seperti ini aku mengambil
keputusan untuk diam dan bersabar. Mungkin ini adalah salahku, karena aku terlalu sibuk
dengan aktivitasku dan tanpa sadar mereka merasa aku sudah benar benar jauh dari mereka
dengan kesibukan yang kualami. Tapi nyatanya merekalah yang benar benar jauh dariku.

Namun sekali lagi aku sadar hingga aku berpikir untuk merubah keadaanku yang
sibuk dengan aktivitas sekarang menjadi putri malu yang tak sibuk denag kegiatan. Waktu
terus berjalan hingga pergantian tahun semakin dekat , tidak itu juga . ujian smester akan
segera datang dan ini adalah saatnya untuk memulai pertempuran otak. Segala persiapan terus
kulakukan tapi, entah kenapa semua hasilnya kuanggap belum siap untuk menghadapi ujian.

Tak terasa jam menunjukan pukul 21:00 wib.dengan tergesa gesa aku menutup buku
dan Langsung saja seperti biasa berlari ke kamar mandi untuk malukan kegiatan rutin malam,
yakni cuci muka,kaki,tangan dan gosok gigi.usai melakukan semuanya,langsung saja aku
meebahkan badanku dan tanpa sadar perlahan lahan terpejam hingga terbawa arus mimpi
dan tiba tiba ponselku berbunyi dengan lagu yang dinyanyikan maudy ayunda

Perahu kertas kukakan melaju..

Membawa surat cinta darimu

Kata kata yang sedikit gila


Tapi ini adanya...

Perahu kertas mengingat.......

Dengan rasa kantuk yang luar biasa aku mencoba mengangkat handphone, kulihat nama mom
yang memanggilku. Langsung saja aku mengangkatnya.

Assalamualaikum, ma

Waalaikumsalam..

Ada apa ya ma? Kok malam malam gini telpon dinda?

Din, keluarga kita lagi berduka cita atas meninggalnya.....hiks hiks hiks

Siapa yang meninggal ma?

Hiks hiks,, paman mu din,

Innalillahi wainna ilaihirojiun,, sudah ma jangan nangis lagi ntar paman jadi nggak tenang.( aku
mencoba menenangkan mama , walaupu sebenarnya ingin rasanya aku menangis)

Ma, besok pagi dinda mau pulang

Iya, ayah yang jemput kamu.

Oke ma, assalamualaikum

Walaikumsalam,

Untuk kesekian kalinya, aku merasakan hal yang dirasakan oleh keluargaku. Kini
kesedihan ini datang dan pergi silih berganti akankah aku mampu menahan kesedihan ini,
akankah aku mampu ,, tak terasa tetes demi tetes beningan mengalir ke pipiku menandakan
akan kesedihan yang melandaku. Hingga aku menjadi mengingat akan dekatnya ajal dan
jauhnya akan masa lalu, hatiku pilu jantungku berdetup kencang dan aliran darahku begitu
menguasi diriku. Kini hanya lantunan sebuah doa yang mampu membahagiakan dirku meski
tak sepenuhnya.dengan suara parau aku berdoa

ya Allah , engkau Maha pengasih dan Maha penyanyang. KebesaranMu yang tak dapat kami ukur
dengan keahlian kami di seluruh dunia. Maka berilah keluargu kekuatan , terimalah dia di sisi-Mu ,
berilah ampunan padanya dan terimalah amal ibadah dan taubatnya serta masukan ia kedalam surga-
Mu yang indah, Amin, Ya Rabbal alamin

Dengan sedikit ketenangan setelah membaca doa , kini kantuk mengghampiriku lagi
dan mataku mulai memejamkan seluruh perasaanku. Dan tak terasa kini malam berubah
menjadi menjadi pagi, dengan terburu buru aku menuju kamar mandi , ingin menikmati
hangatnya air dan ditambah lagi dengan detol ,,hemmm rasanya sudah terasa lengkap dan
siap aku menyambut pagi. Pagi yang tak secerah kemarin. Kini cerahmu berubah menjai
gumpalan awan hitam yang siap menggugurkan hujan untuk keluargaku.
Selesai mandi, aku tak seperti biasanya yang langsung memakai seragam sekolah
dengan rapi. Kini seragamku berubah menjadi seragam yang serba hitam , yak pakaian yang
biasanya dipakai pada saat ada yang meninggal dunia. Tak lama kemudian ayah datang
menjemputku , dengan pakaian yang sama . kami menuju ke rumah pamanku yang bertepatan
di desa yang sama dengaku. Di kejauhan mata memandang, terlihat begitu banyak manusia
manusia yang tak kukenal berjalan menuju ke arah rumah paman, kini bendera kuning telah
tertancap di tengah tengah jalan.. menandakan telah pulangnya makhluk Allah swt,
mempertanggungjawabkan semua pekerjaan pekerjaan yang dilakukan selama hidupnya .
akan tetapi, ditinggalnya begitu menyedihkan untuk kami satu desa, karena ia adalah tiang
penyangga desa ini, jadi telah lengkaplah ibarat sebuah bangunanan tanpa tiang. Yang mudah
dirobohkan dengan tangan tangan yang tak bertanggungjawab.

Namun selain hal itu yang dirasakan oleh kami semua. Aku juga memiliki perasaan ,
perasaan yang terlintas sebuah banyangan bahwa jika seandainya aku yang meninggal.
Akankah kepergianku membuat orang bersedih atau bersenang. Tapi, kenapa? Sampai saat
ini aku masih takut akankematian, kematian yang sudah pasti akan datang menjemput setiap
makhluk yang bernyawa. Jadi takkanbisa dipungkiri lagi bahwa kita akan merasakan
kesakitan saat malaikat merenggut nyawa dari jiwa.

Kulangkahkan kakiku dari halaman rumah menuju rumahnya,saat didepan pintu aku
bertemu dengan adik sepupuku namanya velda, di sudut pintu itu dia menangis.aku yang
melihat hal itu sungguh tak tahan lagi, air mataku seakan akan ingin membrontak mataku
namun, dengan sekuat tenaga aku menahannya dan ku coba untuk menenangkan velda.
Kuusap kepalanya dengan seraya aku menuturkan kata jangan sedih lagi, nanti ayah tak
akan tenang.

Aku meneruskan langkah kakiku hingga saat mataku mencari sosok mama , adakah ia
didalam ?? yap ada. Tepat didepan mataku. Dengan sontak aku mencium tanganya dan tak
lupa pula aku ingin melihat jenazah paman yang ada didalam. Kulihat begitu banyak yang
menbacakan yasin dan al Quran dan ini merupakan pengalaman pertama seumur hidupku
aku juga ikut mengajikan orang yang meninggal. Ada rasa sedih dan rasa gugup yang
mengganggu konsentrasi pembacaan ayat suci al Quran.selesai pembacaan yasin jenazah
lalu dimandikan kemudian di sholatkan dan selanjutnya diantarkan ke rumah sementara kita
yakni penguburan.

Selesai semua itu, kami langsung pulang ke rumah masing masing . aku mama dan
adikku berjalan menulusuri sebuah gang kecil yang cukup melelahkan untuk sampai ke
rumah. Rumah impian yang kadang bisa terbayang saat aku tengah merindukan mama
maupun ayah. Di balik rumput rumput yang tinggi, terlihat bayang bayang sebuah rumah , ya
itulah rumahku tempat tinggalku dan istanaku.meskipun rumahku tak terlalu besar hanya
cukup untuk 2 kali lapangan bulutangkis. Namun aku senang karena sudah begitu lama aku
tak menginjakan kakiku ketempat kelahiranku tempat pertama kali aku melihat indahnya
bumi Allah dan pertama kali aku memndengar suara indah yaitu saat aku di bacakan iqomat
dan suara mulia yakni mama.
Jadi alangkah hinanya diri ini jika harus melukai hati orang orang yang hebat , orang
orang yang mampu menghidupkanku dengan cinta bukan denagn harta mengajarkan arti
hidup bukan hanya sekedar hidup. Dan alangkah durhakanya jika aku melupakan
pengorbanan yang begitu besar dari mereka . ya, mereka kedua orang tuaku dan mereka
adalah orang yang terhebat yang ada didunia ini yang mampu membuatku bisa melihat dunia,
dia adalah orang yang terhebat dari semua yang hebat dan terbaik dari semua yang baik,
mereka mampu membuatku membuka jendela dunia untuk mengetahui betapa luasnya
cakrawala pengetahuan.

BAB 2

Malaikat yang tak bersayap

Kulihat jam di dinding sudah menujunjukan pukul 06:20, aku mendesak dwi temanku
yang juga satu sekolah denganku akan tetapi kami berbeda kelas, meskipun sikapku yag
memaksakan , namun hal ini telah dianggapnya biasa. Sebab dia sudah lama menjadi
temanku. Ya teman yang lebih tau apa apa tentangku. Terkadang aku marah, benci dan
bahkan bosan dengannya. Namun , karena sifat dewasanyalah yang mampu memahami
kehendak diriku. Tak jarang aku mengabaikan saran saran darinya dan bahkan terkadang aku
tak pernah menganggapnya. Tapi, meskipun dia punya kelebihan tentu dia punya kekurangan
. kekuranggannya adalahdia tak bisa menjadi teman yang setia. Karena dia inginmengambil
bagian yang untung dari sebuah keadaan.

Seperti biasanya , kami pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Tak jarang kami
mengeluh saat pulang karena, terik panas yang mencapai suhu 330-340 C.dah cukup panas ini
membuat muka merah, seluruh tubuh bercucuran keringat , wajah lusuh dan berjalannya
sudah tak menentu lagi. Itulah keadaan yang setiap hari kami nikmati berdua . dikala sedih
dan senang hanya rumput , jalan dan rumah rumah penduduk yang menjadi saksi atas
perjuangan hidup kami. Andai kata semuanya mampu berbicara, sudahpasti kami sangat
akrab dengan mereka.

Kami berjalan menyusuri jalan yang cukup luas dan tak terlalu banyak kendaraan
motor , terlihat di sepanjang jalan menuju ke sekolahanku betapa banyak pohon bintaro yang
faktanya mampu mengusir tikus, tapi kenapa tikus takut dengan buah itu ? sebab pada
buahnya mengandung racun . maka dari itulah tikus takut dengan buah tersebut. Sampai
disekolah aku duduk di bangku paling pojok namun paling depan . aku berusaha memusatkan
pikiranku ke pelajaran pelajaran pada hari ini. Tapi , yang ada dalam pikiranku hanya ada
bayang bayang orang tuaku. Aku tak tahu sebab apa yang membuatku menjadi
memikirkannya. Tak seperti dihari hari biasanya , hari ini aku ingin pulang namun , sedikit
bingung karena hari ini adalah jadwal latihan PMR , aku ingin pulang namun juga ingin
latihan PMR lalu jika tak ada jalan tengahnya . maka dari itu, aku memutar mutar kepalaku
untuk mencari jawabannya , saat aku menemukan jalan tengahnya . tiba tiba dwi memukul
pundakku. Yeahhhhh.... semuanya hilang begitu saja , aku terkejut ya sangat terkejut . dengan
memasang muka cemberut aku memandangnya dan dia hanya membalas dengan senyum dan
tawa yang menggesalkan seperti tak tahu dengan kesalahan.

Din kamu kenapa sih? Kok pagi pagi sudah melamun....hayoooo mikirin siapa nih...(sambil menyenggol
pundakku, dia berusaha merayu ku)

Enggak,,enggak apa apa.. aku cumannn...nnnnn....(rasanya lidahku kelu untuk mengatakannya)

Kamu punya masalah? Cerita aja siapa tau aku bisa bantu kamu.

Ehhhhmmm, gimana ya?

Udah nggak usah malu malu entar kamu malu maluin lagi....hehe

Yeahh siapa juga yang malu maluin, kamu tuh yang malu maluin...

Oke oke boss, cerita dong?

Aku mau pulang .

Dengan jawaban yang singkat aku mengatakannya , berharap dwi bisa


membantuku.tapi, lagi lagi batinku menghalangiku untuk mengtatakannya . ingin rasanya aku
mengatakan yang lebih banyak tentangku , tapi mungkin ini bukan saat yang tepat untuk
kamu mengetahuinya. Maafkan aku dwi....bukan aku tak percaya denganmu. Selesai aku
mengatakan yang sebenarnya , dengan begitu saja aku membalikan badanku dari hadapannya.
Dan dwi mengatakan kamu baik baik ajakan dinda?, aku tak menjawab dan pergi
meninggalkannya ke tempat yang mampu membuatku tenang.

Saat di yayasan.....

Di teras masjid semua teman teman berceita cerita satu sama lain, dengan santai aku
menaiki tangga ke lantai 2,saat di pertengahan tangga aku mendengar salah satu dari temanku
ada yang mau pulang, apalagi rumahnya tidak jauh dari rumahku.dengan segera aku
meresponnya , ayoklah kita pulang siska?aku lagi pengen pulang nih. Oke, kapan kita
pulang?. Gimana kalo malam ini aja siska?sekalian menikmati pemandangan malam, Jarang
jarang lho kita bisa keluar . boleh juga saran kamu jadi kita pulang malamnya?. Iye..okay
ditunggu. Tapi dinda,,, tunggu dulu . bukannya sore ini kamu latihan PMR? Iya terus
kenapa?, nggak capek kamu?.. hahaha sudah biasa kali sis, namanya aja anak petualang.
Yeah petualangan cari jodoh sih iya. emboh karepmu sis sis.

Okay, hari ini adalah hari yang memuaskan bagiku. Dimana hari hari yang berbeda ,
uppsss berbeda apanya? Tepatnya malam ini aku dan siska akan melakukan pertualangan, so
bukan pertualangan yang di jelaskan oleh siska tadi ya. Malam ini kami berdua pulang
kerumah dengan dijemput oleh ayahku, banyak orang yang rindu, membuat puisi dan
sebagainya pasti menyangkut dengan ibu. Kenapa tidak ayah? Padahal ayah adalah orang
yang paling berjasa. Emang sih ibu adalah orang yang menyanyangi kita , apalagi saat ia
hidup kita sangat merasakannya dan ketika ia meninggal kita sangat kehilangannya. Tapi,
perlu kalian ketahui ayah adalah orang yang paling berjasa, mungkin saat ia hidup yang kita
ketahui dia selalu sibuk dan seolah olah kita tak mengetahui dimana letak kasih sayangnya
terhadap kita. Namun,ketika ia tiada betapa kita sangat kehilangan dan disaat ia tiadalah kita
baru menyadari akan kasih sayangnya. Sebenarnya bukan mereka yang sibuk tapi, kitalah
yang selalu sibuk untuk mengetahui dimana kasih sayangnya bukan menyadari kasih
sayangnya.begitu sifat manusia yang selalu ingin tahu dan tahu tanpa terlebih dahulu
menyadari sebelum bertindak.

Saat diperjalanan pulang terlihat langit begitu mendung, tampaknya hujan akan segera
mengguyur sebagian bumi.tak lama kemudian sedikit demi sedikit kini kulitku
mulaimerasakan rangsangan yang begitu mudah dikenal oleh setiap orang , ya tentunya rintik
rintik hujan mulai membasahi kami dan orang orang yang berkeliaran pada malam ini.dengan
kecepatan yang sedikit tinggi ayah mengendarai motor berharap agar ada tempat untuk kami
singgah untuk menyelamatkan diri dari hantaman air hujan. Aku tak tahu ayah akan
menyelamatkanku kemana ,yang aku tahu aku hanya menyembunyikan wajahku dibelakang
punggungnya. Ayah begitu berjasa , punggungnya pun yang tak melakukan apa apa turut
berjasa denganku. Karena, berkat adanya punggung aku jadi terlindung oleh air hujan.tak
lamam kemudian ayah memberhentikan motornya tepat didepan toko dengan cepat cepat ia
segera mengajak kami berteduh di teras toko tersebut.mungkin karena , ia takut kalau nanti
kami kehujanan ceritanya akan lain lagi. Okelah kami menunggu hujan reda.

10 menit berlalu, tak terasa hujan sudah mulai reda, karena aku lagi enggak sabar
ingin cepat sampai. Aku utarakan ke ayah kalau kita harus pulang sekarang. Ayah mengikuti
apa yang aku inginkan, dengan segera kami menuju ke motor untuk melanjutkan perjalanan.
Sebelum kami menaiki motor. Tiba tiba ayah melepaskan jaketnya. Aku sempat berpikir ohh
mungkin ayah menyuruhku untuk memakainya karena takut nanti kami kedinginan.padahal
saat itu aku memakai jaket. Tapi, nggak mungkin deh. Lalu untuk apa?. Aku tak pernah tahu
harus darimana aku mengatakan kata terima kasih kepadanya , sebab malam ini ayah dengan
tanpa berpikir apapun ia mengelapkan jaketnya ke tempat duduk motor, berharap supaya
kami tak kebasahan . sungguh, betapa malunya diri ini ketika melihat suatu pengorbanan dari
seorang ayah kepada anaknya, inilah sebuah cinta . cinta yang tak pernah dirangkaikan
dengan kata kata dan tak pernah dilakukan oleh siappun. Lalu , bagaimana jika ayah
membutuhkanku akankah cintaku kepadanya akan sama dengan cinta yang ia berika
kepadaku.sungguh, aku benar benar tak berdaya melihat sebuah kejadian yang begitu
merobohkan rasa angkuhku selama ini.

Ayah , oh ayah engkau adalah malaikatku , malaikat kehidupanku dankaulah malaikat


yang diciptakan oleh Rabbi tanpa sayap , yang melindungiku dikala aku
membutuhkanmu,yang menyanyangiku tanpa balas jasa. Aku tak pernah sadar akan besarnya
cintamu, hingga tangan Tuhanlah yang menyadarkanku betapa besarnya artinya cinta. Maka
sudah sangat pantaslah aku menyebutmu dengan malaikat tak bersayap yang
selaludidampingi oleh seorang bidadari dialah ibuku.
2 hari kemudian....

Kejadian padamalam itu, membuat diriku lebih mengenal sosok seorang Ayah. Yang
pada awalnya aku hanya suka ingin dimanja oleh ibu dan hanya lebih mengenal sosok ibu.
Kini terdesir pada diriku sebuah perasaan .entah perasaan apa yang membuat aku sulit untuk
melupakan kejadian pada malam itu.hatiku ingin terus bersamanya dan terus untuk
mengenalnya, karena dari dulu aku hanya mengenal ayah sebatas seorang ayah yang
cuek,sibuk dan tak pernah peduli.tapi, nyatanya kali ini aku membantah semua pendapatku
mengenainya.

Ayah yang selama ini kukenal dengan cuek dan tak pernah punya perhatian ternyata
hatinya lebih bersinar daripada mentari di siang hari. Ternyata semua anggapanku mengenai
dia salah. Sebab selama ini sifat yang kukenal darinya bukanlah milik dia. Melainkan dari
sifatku yang belum berpikir dewasa dan hanya menjadi anak manja lah yang membuat aku
tak mengenal orrang yang disekitarku adalah orang orang orang yang terhebat dari yang
hebat dan terbaik dari semua yang baik. Maka ,tak perlu lagi aku mencari cari orang yang
maampu membuatku nyaman . karena keluarga adalah sahabat yang terindah. Namun ,
bagaimana dengan yang broken home. Itu adalah salah dari orang tua mereka.jika hubungan
orang tua baik maka akan baik dan nyaman keluarga kita dan begitulah sebaliknya.

Ditengah heningnya malam ini , kurebahkan badanku yang telah lelah melakukan
segala aktivitas hari ini, aku memandang langit langit kamarku yang mulai tak terawat lagi .
kulihat ada cicak yang berkejar kejaran hingga aku terbuai dalam sebuah bayang bayang.yah
bayang bayang saat aku pergi meninggalkan keluargaku danbayang bayang yang begitu
banyak dengan bergaya motif abstrak yang hanya mampu dikenal oleh sang pemimpi. Kini
malaikat dan bidadari yang selalu menjadi pelindugku bahkan dengan taruhan nyawa
sekalipun dia mampu melindungiku , dan sekarang telah jauh diujung pelupuk mata namun
begitu dekat didalam hati.

Next on.

Sepeda motor yang berwarna hitam terus berkeliling mengitari jalan untuk
menemukan sebuah rumah ibu dina , namun tak ketemu ketemu juga. Tidak hanya aku dan
shinta saja yang berkeliling , namun, diikuti oleh beberapa teman teman sekelasku mereka
adalah eva,ida,vita ,riri dan satu lagi temanku yang memiliki badan paling besar namnya
rara.oke, selanjutnya kami tak mau buang buang waktu lagi, daripada kami keliling keliling
dari tadi akhirnya kami memilih untuk pergi ke rumah pak hadi . okay, pertualangan mencari
rumah kami mulai. Tidak perlu melihat di kota kota besar anak anak remaja kebut kebutan
dan tak perlu tunggu jadwal untuk merasakan saat dimarah oleh pengendara yang dibuat
kesal. Tapi, cukup kalian lihat di sekitar kalian hal hal seperti itu mudah didapatka.buktinya
adalah kami. Ya . kami telah melakukan yang dilakukan oleh anak anak zaman sekarang.
Kami tertawa riang dengan seriang riangnya rasanya tak perlu lagi menyisakan kesenangan
hari itu. Namun, saat melewati jembatan yang tingginya mencapai 2 meter aku melihat ada
seorang kakek yang sudah sangat tua, dia membawa sebuah gerobak, memakai baju yang
compang camping ,topi yang sudah tak layak pakai juga dipakainya serta sepatu hitam yag ia
digunakan oleh para nelayan juga telah sobek sobek. Sebenarnya setiap kali aku melewati
jembatan itu aku selalu bertemu dengannya dan setiap kali aku melihatnya ada sebuah
perasaan sedih dari hatiku. Namun , ada juga pertanyaan pertanyaan yang selalu
menghantuiku. Saat ia mengangkat gerobaknya terlihat jelas tulang tulang dan badannya
separu bungkuk. Dan kali ini bahkan berkali kali aku merasakan hal yang sama yakni rasa iba
yang membuat aku terlalu memandang kehidupan yang bawah tanpa pernah merasa akan
begitu menibakan juga keghidupan keluargaku. Kini perlahan lahan sebuah perasaan yang
membuat sebuah cairan yang menembus dan memenuhi seluruh isi matamulai membanjiri
semua bagian pipiku. Perasaan ini terbagi dua disaat aku menangis ada perasaan rindu
terhadap sosok seorang ayah.

BAB III

Motivation

Tak tahu apa yang harus aku ucapkan saat aku mendapat informasi bahwa aku akan
dipindahkan ke kota padang untuk dimasukan ke ponpes al munawwaroh.kakiku gemetar dan
bibirku tak mampu mengeluarkan sepatah katapun dan suaraku rasanya dengan begitu saja
menghilang. Apa yang baru saja dikatakan oleh kepala sekolah bagaikan sebuah mimpi yang
datang saat kita tidur dan hilang ketika bangun. Namun, ada perasaan gembira juga sebab aku
sudah lama menginginkan ini semua. Disetiap malam aku berdoa agar bisa mengembangkan
lagi wawasan dunia yan begitu banyak dan kini tepat seperti yang kudengar dan kursakan
tenyata doa telah diijabah oleh Allah SWT. Doa yang selama ini kunanti nanti akan
kebenarnya ternyata doa itu telah terjawab. Di ruangan itu hanya ada aku dan kepala sekolah
.namanya adalah pak gani. Pak gani terus saja meberikan aku pencerahan dan pengenalan
mulai dari alamat sampai ke fasilitas fasilitas yang ada di ponpes al munawwaroh. Aku
mandengarkan dengan cermat dan dengan begitu mudah aku mangingat semuanya.kemudian
pak gani mengatakan bahwa besok aku sudah harus berangkat sebab jika semakin cepat maka
hasilnya juga akan semakin baik. Begitulah ungkapan dari kepala sekolahku.

Sebelum aku pergi meninggalkan semuanya termasuk meninggalkan sebuah perasaan


.perasaan cinta terhadap sahabat sahabatku , aku harus pulang kerumah untuk meminta doa
dan restunya sebab jika aku tak meminta restunya maka sulit bagiku untuk belajar disana
sebab untuk apa aku belajar jauh jauh jika harus tak direstui.

Mentari yang siap menyambut hariku , hari terakhirku bersama orang orang terhebat
yang bersamaku. Pancaran sinar pagi ini, seolah olah memberiku support untuk terus bangkit.
Bangkit yang mengawali sebuah perjalanan hidup yang menjadi sebuah pilihan untuk terus
kita telusuri sampai kita menemukan batasan yang akan memisahkan kita dari kenikmatan
dunia. Kini telah sampai aku dihadapan rumahku sendiri, orang tuaku sama sekali tak
mengetahui bahwa aku telah lama ada di luar rumah . kuketukkan tangan kedinding pintu,
berharap sang ibu membukakan pintu untukku sebagai perpisahan. Terdengar sayup sayup
langkah kaki yang menuju kearah pintu dan itu terbukti saat pintu terbuka untukku. Ibu yang
melihatku begitu terkejut karena tak biasanya aku pulang kerumah sebelum memberi kabar
terlebih dahulu kepadanya.kucium tanggannya yang halus dan lembut. Berkat tangan inilah
aku tau yang namanya dunia dan begitu pahitnya kehidupan.ku gandeng ibuku masuk
kedalam rumah dengan maksud agar tak ada yang menguping pembicaraan kami jika
mengawalinya diluar. Kupersilahkan ia duduk yang dari tadi tak berkedip melihat tingkah
lakuku yang agak berubah untuk hari ini dari biasanya. Dan akupun memulai percakapan itu..

Bu, dinda dapat beasiswa ke ponpes al munawwaroh di padang , besok saya sudah berangkat kesana ,
maka dari itu tujuan dinda kemari adalah untuk meminta izin dan restu serta doanya biar disana
dnda bisa mendapat ilmu yang berkah, dan tolong sampaikan jga ke ayah.. ya bu.

Ibu : disana kamu sama siapa? Terus bea siswa ini dapat diri siapa din?

Aku: disana banyak teman teman, tapi kalo yang dari jambi hanya dinda saja .. jadi ya dinda harus
bisa beradaptasi aja. Tapi, dengar dengarnya ada deh yang dari jambi, tapi entahlah bu. Cuman masih
katanya.. kalau masalha bea siswa ini murni dari perda kita bu.

Ibu : ibu boleh juga gak ikut?

Aku: ah , ibu ada ada saja.. ya gak mungkinlah orang tuanya juga ikut itukan untuk anak anak.

Ibu : haha iya iya ibu ibu cuman bercanda,, lama udah gak bercanda

Aku : iya bu. Oh ya bu besok itu sebelum dinda berangkat, dinda harus menemui gubernur dulu, jadi
ibu pasti ikut ngantaran dindakan?

Ibu : ya , pasti.. masa ibu tega gak mau nganterin kamu din.

Anda mungkin juga menyukai