Anda di halaman 1dari 4

KISAH SEDIH HARI MINGGU

karya:NURMALIA

Pagi telah tiba, mataku terbuka tubuhku lemas enggan bergerak. Minggu pagi yang berat, aku
memaksa tubuhklu untuk bangun jangan sampai mempengaruhi mataku untuk terpejam lagi. Aku duduk
di pinggir didepan mengumpulkan niat untuk berkegiatan, tubuh ini sudah sampai kamar mandi, mataku
melihat beberapa ember itu, mencuci tumpukan pakaian kotor.

Dua jam berlalu, sudah jam Sembilan cucian beres tinggal menjemur . aku menaruhnya dibawah
jemuran ‘’uuuhhhh….rasanya lelah sekali ‘’ kemudian aku masuk meneguk segelas air minum, duduk
mengatur napas yang ngos ngosan. Pikiranku pun pergi dari kepalaku, membayangkan hari minggu ini
bisa jalan jalan dan bersenang senang bersama temanku jalan ke sabak hmm untuk ber foto foto
mungkinnnn…? Gubrakkkkkkkk…..!!!! aku berserentak kaget, kucingku ternyata menjatuhkan gelas hm

Kemudian aku lari keluar mulai menjemur pakaian. Kamar mandi dan pergi kewarung ibuku
melempar kain lap, sembari bilang aku tidak mau sarpan ..aku meremas kain lap itu, seharusnya aku
datng lebih awal , sekarang sudah jam 10, ibu pasti marah aku tidak membantu memasak. Aku mengelap
piring dan mangkuk dengan mata yang sudah berkaca kaca. Aku tidak bisa mengatkan sepatah kata
apapun, ibuku terus mengomel, bangun siang, perempuan tidak membantu di warung, dan omelan
lainya…aku sampai tidak memandang wajah ibuku yang marah

Di meja makan sudah ada sayur tongseng ikan goreng , dan telur goreng tidak banyak yang ibu
masak, warung selalu sepi, seharian tanpa pembelian bisa kami alami. Sudah jam 11 lebih, aku
menyapu, berusaha menyibukan diri dan itu, didepan waung aku kembali melamun warung ibuku di
pinggir jalan raya, aku melihat kendaraan berlalu ramai. Muda mudi berboncengan menikmati hari
minggu ke tempat yang indah

Sudah jam 1 perutku terus berdemo meminta jatah makan. Pakde penjual sate keliling mampir dan
memesan teh panas. Aku membuatkannya segera, yah meski gak tiap hari pakde ini adalah pelanggan
ibuku hanya segelas teh padanya, langsung di aduk dan ia minum. Ibuku duduk di samping pintu
belakang, tangannya menyangga kelapa, seakan akan beban pikirannya teramat berat

Aku menatapnya sedih kapan nasip kami jadi lebih baik. Pakde ini terdiam menatap dengannya
yang masih banyak. Kami bertiga hanya duduk termenung meratapi nasip . suara kendaraan yang ramai,
suara kelakson, dan suara sepanduk yang terkena angin seakan tidak tahu suasana hati kami, mereka
terus bergerak dan bersuara. Pakde itupun menghabiskan tehnya dan membatar 5rb rupiah dan
kembali memikul dagangannya berjalan pergi.

Sudah jam 3 sore, waktu makan siang sudah berlalu, kami tidak dapat pembeli lagi kecuali pakde
pakde tadi. Ibuku bertanya kenapa aku tidak makan, aku menjawab pelan nanti saja lagipula aky melihat
ibuku belum makan. Tapi ibu menyuruhku makan dan segera pulang. Aku mengambil nasi dan lauk lalu
memakannya. Kami menutup warung secepat ini. Ibu langsung kekamarnya lalu tidur, aku menghela
nafas panjang, betapa malang nasib kami. Aku pergi mengangkat jemuran , melipatnya dengan rapi, lalu
melanjutkan dengan menyapu rumah dan halaman,

aku menghindarkan pikiran yang menyedihkan. Ibu sudah bangun dan menyuruhku mandi, setelah
mandi aku menyalakan tv, tapi ibu mengajakku membuka warung aku segera mematikan tv dan
mengikutinya malam yang dingin dipinggir jalan begini angin dating dari segala arah ‘’minggu yang
kejam……!

Aku bergumam dalam hati. Pakde tadi kembali lewat sudah malam begini dagangannya masih tersisa,
tapi setidaknya dia lebih beruntung karena dapat pembeli yang lumayan, sedangkan makanan kami
belum terjual ibuku memanasi semua masakan, tapi ia sendiri tak makan. Ayah pulang, duduk dan
menghembuskan nafas panjang.

Betaapa lelahnya bekerja sebagai kuli bangunan, mencari tambahan untuk kebutuhan sehari-sehari
dan ini dilakukan setiap hari. Aku membuat teh dan mengambilkan makan untuk ayahku. Jam 9 malam
aku pamit pulang untuk menyiapakan semua kebutuhan sekolahku besok, sampai dirumah aku sudah
tiodak sanggup lagi membendung air mata . aku mngunci pintu kamar dan menangis. Didepan cermin
aku bertanya harus sampai kapan aku begini!

Mau sampai kapan hari mingguku sedih begini?


Kuusap air mataku, membaca jadwal dan memeriksa ada pr atau tidak. Aku melupakan bayanganku tadi
pagi dan mengusirnya jauh-jauh dari pikiranku , aku sadar ayah ibukku sebegitu susahnya karena aku.
Mereka harus membesarkanku merawatku,menyekolahkanku, dan berharap bisa membuatku menjadi
orang yang berhasil.
Malam ini aku teguhkan hati, aku tidak mau hidup seperti mereka aku harus merubah nasibku untuk
masa depan aku akan membawa kebahagiaan untuk ayah ibu. …… aku ingin mereka selalu tersenyum
tanpa ada beban diwajah mereka aku harus tekun belajar mengukir prestasi dan merajut keberhasilan
dimasa depan sekolah dengan niat yang besar mewujudkan cita-cita dan menjemput kebahagian kedua
orang tuaku ayah ibu…….?

Aku tidak mau membiyarkan hari tua mu, untuk kesedihan dan kelelahan, aku ingin membawa
senyuman diwajah kalian. Dan tentunya membuat bangga kalian dikedapan hari nantinya.bagaimana
pun caranya entah cita citaku akan tetrwujud atau tidak aku telah memikirkan untuk hidupku di yang
akan datang. Kini aku telah duduk di bangku SMA sudah kelas 3 dan sebentar lagi aku akan lulus dan
aku ingin melamjutkan pendidikan .namun untuk sekarang ini tidak mungkin rasanya karena untuk
kebutuhan sehari hari orang tuakupun sudah sangat pas pasan

Maka dari itu aku memikirkan bagaiman kedepannya agar aku bisa membantu kedua orang tua ku
aku akan pergi untuk merantau untuk mencari tambahan untuk orang tuaku. Sebenarnya sedih bagiku
untuk meninggalkan kedua orang tuaku apalagi aku anak perempuan satu satunya aku sedih ketika
ibuku di rumah tak ada yang membantunya, tapi aku harus yakin kelak aku bisa jadi orang yang lebih
mandiri lagi .apapun yang akan terjadi aku akan tetap pergi ..tapi untuk sekarang ini aku harus bisa focus
di sekolahku dulu

Dan satulagi aku juga punya kebahagiaan aku mempunyai satu teman yang menurut aku dia adalah
orang yang sepesial dia selalu membuat aku bahagia selalu memberi support dia sanggat lucu ketika
sudah bersama ku dia aneh tapi aku suka dia bisa membuat aku tertawa seharian penuh dan membuang
semua kesedihan kesedihan yang ada di hidupku .dia selelalu mengajarkanku cara bersyukur dia selalu
mengingatkan aku ketika aku lupa untuk melakukan sholat.

Dia tidak pernah malu mempunyai teman sepertiku aku yang tidak punya karakter sepesial aku
yang dengan segala kesedihan Karena kurang rasa bersyukur,padahal dia itu terlahir dari keluarga yang
yaaa bisa di bilang mampu.dia sekarang sedang melanjutkan pendidikan di salah satu universiitas yang
ada di kota jambi dan dia sudah semerter akhir ..aku berharap semoga dia bisa menjadi teman hidupku
tapi aku tidak bisa juga menentukan tadir allah apapun yang akan terjadi esok aku akan terima entah itu
dia atupun siapa .

Tuhan berikan aku kekutan jiwa dan raga ku untuk bisa membuat orang tuaku bahagia aku sangat
menyayanginya ,.semoga dia selalu di berikan kesehatan jiwa dan rohaninya ...amiiiin

Anda mungkin juga menyukai