Anda di halaman 1dari 3

KESEPIAN

Jam menunjukkan pukul 23.30 dimana saat aku tiba tiba terbangun dari
tidurku saat mendengar bahwa pintu rumahku terbuka dan menampilkan
sosok kedua orangtua ku yang baru pulang setelah meninggalkan ku
sendiri dirumah untuk melakukan aktivitas nya sehari hari yakni bekerja.
Mungkin aku sudah terbiasa dengan hal itu namun makin hari aku merasa
bahwa aku kesepian, karena hampir setiap hari kedua orangtua ku tidak
memiliki waktu untuk bertemu diriku. Mungkin akan beda rasanya jika
memiliki adik atau kakak, tapi tidak dengan diriku yang merupakan anak
tunggal.
Aku merasa mereka tidak peduli dengan keadaan ku , aku kesepian
dirumah. Meskipun mereka ada waktu luang di hari minggu tetap saja
mereka mementingkan urusan nya masing masing. Orangtua ku mulai
berbeda sejak aku duduk dibangku sekolah dasar kelas 3 yang mungkin
pada saat itu orang tua ku berpikir bahwa aku sudah dewasa sudah
menjadi pribadi yang mandiri. Aku tidak marah jika memang saat umurku
yang masih belia tersebut sudah dianggap dewasa oleh orangtua ku,
disaat teman teman ku pada saat itu masih dimanja dan bercanda tawa
bersama kedua orangtua mereka. Mau tidak mau aku harus berani dan
bertanggung jawab atas rumahku sendiri, bagaimana tidak kedua
orangtua ku pergi bekerja saat aku dan mungkin orang orang masih
tertidur dan pulang ketika sudah tertidur .
Pada awalnya aku merasa hal itu wajar karena selain kedua orangtua ku
melatih sikap kedewasaan ku aku juga berpikir bahwa mungkin diluar
sana banyak teman teman yang seperti diriku tapi mengapa makin hari
sikap kedua orangtua ku berbeda, mereka mulai tidak memerhatikan
keadaan diriku, mereka selalu mementingkan keadaan mereka masing
masing.
“Ayah sama ibu sudah pulang?” Tanyaku sambil menghampiri kedua
orangtua ku yang kini sedang duduk di sofa.
“Kenapa kamu belum tidur? sana tidur tidak usah ikut campur urusan
orangtua!” Bentak Ayah kepadaku. Aku tidak sengaja terbangun dari
tidurku saat aku mendengar bahwa pintu rumahku terbuka.
“Aku tiba tiba terbangun Ayah, karena tadi aku mendengar bahwa Ayah
sama Ibu sudah pulang” Jelasku kepadanya, sebenarnya aku ingin
meminta bantuan ayahku karena besok ada tugas prakarya yang mungkin
tidak bisa kukerjakan sendiri.
“Sudah lebih baik kamu lanjutkan tidur mu, Ayah dan Ibu lelah baru pulang
bekerja” Perintah Ibu kepada ku, dan aku mengangguk karena mungkin
lebih baik aku minta bantuan ayahku esok pagi karena jika sekarang
mungkin Ayah lelah sehabis bekerja seharian, dan akupun kembali
kekamar untuk melanjutkan istirahatku.
****
Aku bergembira pagi ini, karena hari ini adalah hari minggu dimana kedua
orangtua ku libur bekerja dan aku berharap bisa memiliki waktu bercanda
tawa bersama mereka.
“Selamat pagi Bu, Ibu sudah sarapan?” Tanyaku kepada Ibu yang sudah
berkutat dengan ponselnya.
“Pagi, kamu sarapan saja duluan” Jelas Ibuku , dan kini aku kembali
sarapan sendiri di meja makan seperti hari biasanya, harapan ku untuk
bercengkrama saat sarapan pagi bersama ternyata hanya khayalan
semata.
Setelah sarapan aku melanjutkan aktivitas ku kembali, yakni mandi dan
berolah raga, tak lupa oleh tanggung jawab ku untuk membersihkan
rumah. Saat semuanya sudah selesai aku kembali teringat oleh tujuanku
untuk aku meminta bantuan Ayahku. Aku pun menghampiri Ayahku yang
sepertinya sedang bersiap untuk pergi ke suatu tempat.
“Ayah, hari libur Ayah mau kemana?” Tanyaku heran karena Ayahku yang
kini sedang mempersiapkan barang barangnya.
“Ayah ada meeting mendadak hari ini di kantor” Jelas Ayahku sambil
tergesa gesa untuk pergi, dan rencana ku untuk meminta bantuan Ayahku
gagal kali ini.
Setelah Ayahku pergi, aku meminta izin pada Ibu untuk pergi kerumah
temanku untuk mengerjakan tugas bersama karena Ayahku yang tidak
bisa membantuku, Ibu pun mengijinkanku namun aku harus pulang setiba
waktu solat ashar.
****
Sepanjang perjalanan aku mengendarai sepedaku sambil melihat
bagaimana banyak sekali teman teman sebayaku yang hari libur
berolahraga bersama keluarga nya dan ada juga mereka yang mungkin
segala kebutuhan nya terpenuhi tanpa perlu bekerja keras diusia yang
masih muda .
Tapi itu semua tidak terjadi dengan teman teman sebayaku yang kurang
mampu dan sudah tidak memiliki orangtua yang lengkap. Mereka rela
disaat hari libur mereka bekerja dengan cara mengumpulkan sampah
plastik yang nanti nya akan mereka jual demi mendapatkan uang yang
tidak seberapa itu untuk memenuhi kebutuhan nya .
Dari sini aku belajar, bahwa kita harus selalu bersyukur atas apa yang
sudah Allah berikan kepada kita meskipun itu tidak sesuai dengan apa
yang kita harapkan. Karena Tidak ada cerita hidup didunia ini yang
sempurna, semua orang pasti pernah merasa kecewa, sedih terhadap apa
yang terjadi kepada nya .
Jika aku dibandingkan dengan mereka, sudah seharusnya aku harus lebih
bersyukur dibanding kan mereka. Aku mempunya orangtua yang lengkap,
semua kebutuhan dan keperluan ku terpenuhi oleh kedua orangtua ku
meskipun mereka rela bekerja keras demi diriku mereka rela
megorbankan waktu nya bersama ku.
Dan kini aku mengerti orangtuaku menyuruhku untuk tidak campur
dengan urusan mereka mungkin karena mereka tidak ingin aku mengurusi
urusan mereka bukan cuma hanya mengeluh tapi aku sebagai anak harus
mengerti apa yang orangtua korbankan demi diriku, semua yang
dilakukan mereka itu demi diriku. Mereka sayang kepada ku, mereka ingin
yang terbaik untuk diriku, mereka ingin apa yang aku lakukan sekarang
hanyalah belajar belajar dan terus belajar untuk mencapai tujuan ku di
masa depan.
Sekarang aku berjanji kepada diriku sendiri aku akan selalu mendoakan
kedua orangtua ku agar mereka selalu diberi kesehatan dan aku akan
berusaha untuk tidak akan mengeluh, berusaha menjadi seseorang yang
lebih dewasa dalam menyikapi suatu masalah dalam cerita hidupku.

****
Qeshia Fatihah Setiono
IX 2

Anda mungkin juga menyukai