Anda di halaman 1dari 3

“AKU DAN KELUARGA KU”

Hari-hari kulewati tanpa kasih sayang ibu, aku haus akan kasih sayangnya, pelukan
hangatnya, ciuman sayangnya, mata teduhnya, senyum ramahnya, nasihatnya
menenangkan dan, dan semua tentang ibu. Kini aku hanya tinggal dengan ayahku, ya
hanya berdua aku dan ayah. Ibuku telah tiada saat aku duduk di bangku SMP, ibuku
meninggal karena penyakit yang ntah penyakit apa Setiap hari aku selalu mimpikan
ibu, hingga saat ini, aku masih ingat betul saat itu, ya saat kejadian yang berakibat
nyawa ibuku terenggut.

Saat itu aku berada di pangkuan ibu, tiba-tiba ibu terjatuh menimpaku, aku yang waktu
itu belum mengetahui bahwa ibu meninggal menertawakannya, aku menganggap itu
candaan dari ibu, tapi ibu tak juga bangun dan masih dalam posisi yang sama.
Akhirnya, aku tersadar, mengapa ibu diam saja, ibu masih dalam posisi duduk
menimpaku, aku mulai merasakan beban berat yang menimpaku, yups, berat badan
ibuku, aku mulai berteriak meminta tolong, waktu itu hanya aku dan ibu yang ada di
rumah, ayah sedang berada di kebun.

Para tetangga pun mulai berdatangan ke rumahku untuk menolong ibu, dan saat itu
juga ibuku tak tertolong. Aku belum mengetahui hal itu, waktu itu aku hanya diberi
tahu oleh ayahku bahwa ibuku pergi dan nanti akan kembali bersama ibu dan ayah.
Aku yang masih polos pun mempercayai hal itu.

Setiap malam aku menunggu ibu kembali, aku menanyakannya pada ayah mengapa ibu
tak juga kembali, dan ayah selalu berkata besok ibu akan pulang. Setiap malam aku
setia menunggu di depan pintu dan berharap ibu pulang.

Beberapa bulan aku melakukan hal yang sama, dan pada malam itu aku sadar, mungkin
ibu tak sayang lagi padaku, ibu tak juga pulang, ibuku tak kembali. Aku menangis,
ayahku memelukku, dan aku merasakan mungkin ayah juga menangis sepertiku tapi
tanpa suara, dan ayah berjanji bahwa besok aku akan bertemu ibu. Aku percaya dan
Aku sangat senang, pulang sekolah ku bergegas ke depan gerbang untuk menunggu
jemputan ayah, karena ayah telah berjanji akan mengajaku bertemu ibu.

Setalah ayah tiba depan gerbang sekolah ayah mengajak ku ke tempat yang belum
pernah ku datangi.

Kami sampai di suatu tempat yang sepi, sunyi tak ada orang di sana, tempat apa ini?
Tanyaku dalam hati, ayah berhenti dan berjongkok di depan batu nisan, raut mukanya
berubah. “Ayah ini tempat apa? Bukankah ayah mau mengajak mengajakku bertemu
ibu?” Tanyaku

Raut mukanya terlihat sedih, dia menundukkan wajahnya “Iya, ini kita sudah bertemu
ibu” Jawab ayah

“Tapi mana ibu? Dia tidak ada di sini, apakah ibu bermain petak umpet bersama kita?”
Tanyaku dengan mata berbinar

“Tidak sayang, ibu di sini, dia telah bahagia di alam sana, di surga, kita akan berkumpul
bersama ibu kelak” kata ayah sembari meneteskan air mata

“Ibu di surga? Kenapa ibu tidak mengajakku? Aku tak tahu kapan ibu berangkat ke
surga? Mengapa ibu tak meminta izin ayah sebelum pergi ke surga?” tanyaku ingin
tahu

“Ya ibumu mendahului kita, ibu sudah tenang di alam sana, ibu sedang tersenyum pada
kita sekarang” suara ayahku semakin bergetar

Ayah ku menangis dan memelukku dengan erat.

Ayah kenapa tidak memberi tauku dulu? Tanyaku ingin tau kenapa di sembunyikan
dariku. kenapa?

Ayah ku menangis sambil mencium nisan ibuku, kamu sakit itu sebabnya kamu tidak di
beritahu.

Bersabar dan ikhlaskan lah nak kata ayah ku, akupun menangis tersedu dan mencium
nisan ibuku, ayo kita pulang dan jalan-jalan ke pinggir pantai duduk duduk sambil
makan mau? Ayo, sembari aku tersenyum dan berjalan.

"Emm.. bagaimana kalau ke toko buku dulu, setelah itu kan lapar kita singgah makan di
warung favoritku. Terus kalau selesai makan baru ke pantai sambil liat senja dan
setelah itu baru kita pulang!"

"Ayahku mengiyakan tapi ambil uang dulu.." terus ayah ku mengajak hikmah dan
bertanya bisa kan? ucapan ayahku, dengan wajah senang hikmah ikut kami. Ibunya
bilang hati hati kalian.

Setelah itu semua, aku ayah dan hikmah pulang. Sambil tersenyum hikmah
berterimakasih sudah diajak jalan jalan makan dll.

"Sampai dirumah aku dan ayahku berjalan menuju masjid teringat kembali saat ibu
masih bersama kami, jalan bertiga bercanda bersama hmm."

Ayah merindukan seseorang yang sudah tiada itu sakit yah?ucap ku. Nak in syaa Allah
kalau kita bahagia, ibu pasti ikut bahagia melihat kita."

"Setelah aku beranjak remaja,ibuku sesekali ada di mimpiku. Ayah kenapa sering kali
aku memimpikan ibu.?" Ayah, itu karena ibu bahagia melihat kamu baik baik saja Nak,
ibu bahagia kamu menjadi anak Sholeh ucap ayah ku."
"Berbuat baiklah, kepada sesama manusia hargai orang lain jika kita ingin di
hargai."pesan ibumu untuk kamu nak jangan pernah merendahkan orang lain jika
kamu menjadi orang sukses nanti. Berbagi dengan sesama membantu orang yang
membutuhkan selagi kita mampu."Aku menangis dan bahagia di pelukan ayahku, ayah
terimakasih sudah menjaga dan membesarkan ku,"ayah!.Nak itu tugas seorang ayah
untuk anaknya banggakan dan buktikan kepada ayah kalau kamu bisa menjadi orang
sukses nanti.Pesan ayah tuk masa depan ku." Ibumu orang Baik nak kata ayah,ikuti
jejak ibumu. Baik ayah aku akan mengikuti jejak ibu dan ayah nanti."

Itu beberapa tahun silam, aku masih ingat betul kejadian itu… Hingga saat ini.

Aku rindu ibu dan akan tetap merindukan ibu.

Ayah terimakasih telah membesarkan ku sampai saat ini." Iya nak,ucap ayahku."

"Nak kamu kuliah tahfidz yah? Butuh biaya banyak untuk kuliah seperti itu ucap ku,
kamu di biayai kakak dan iparmu, dengan bahagia aku iyakan."

"Dek belajar yang sungguh-sungguh yah, kata kakak iparku." Iya kak in syaa Allah.

"Tiga bulan di asrama aku mau menyerah hmm, Kak aku mau berhenti kuliah. kenapa?
jawab kakakku, otak ku tidak mampu berpikir dan menyimpan hafalan kak."

"Kenapa menyerah baru beberapa bulan, lanjutkan saja dulu tidak boleh berhenti.
Kakakku marah dan aku lanjutkan kuliah ku".

"Ustad ku bercerita saat jam kosong di masjid, kalau sungguh-sungguh ingin menjadi
penghafal Qur'an, niatkan dalam hati tujuan mu sesungguhnya."

"Ustad apa boleh menghafal sambil tiduran?

Ustad boleh asal jangan sampai ngiler hahaha di jawab sambil bercanda" setelah
hampir setahun di asrama aku menelepon kakakku dengan begitu bahagia. Setelah di
angkat halo kak aku selesai kan hafalanku 30juz dalam waktu 9 bulan, Alhamdulillah
dek ucap kakakku akhirnya lelah mu menjadi lillah." Dek untuk wisuda kamu nanti
kakak akan belikan jubah baru, peci baru semua kebutuhan wisuda mu, Aku ketawa
sambil terharu dengar kakak iparku bahagia karena ku." Setelah wisuda Aku ayah dan
saudara ku bersiarah ke makam ibu, " sambil menangis ayah ku berkata nak ibumu
pasti bahagia melihat kamu berprestasi. Ayah kakak terimakasih sudah membuat ku
menjadi seperti sekarang ini." Kakakku,,! Sudah tugas ku menjaga dan menyekolahkan
kamu dek.. Alhamdulillah tanpa mereka semua aku belum bisa menjadi seperti
sekarang ini, terimakasih ayah kakak dan. Kakak iparku ucapku sambil menangis". Apa
kamu bahagia? tanya kakakku, iya aku sangat sangat bahagia terimakasih kak
pengorbanan mu tidak akan pernah kulupakan.." Dan akhirnya aku bisa menjadi guru
dan mengajar di beberapa tempat sambil kuliah, tak berhenti mengucapkan
Alhamdulillah semua karena usaha dukungan ayah, kakak dan iparku." Terimakasih
buat kalian semua yang menemani ku dari nol ucapku sambil menangis." Ibu anak mu
sekarang menjadi anak yang Sholeh dan berguna buat orang lain, Nak sudah doakan
saja ibu mu di surga ucap ayahku."

Anda mungkin juga menyukai