Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN


KECEMASAN ANAK PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS UDAYANA

PUTU MERTAYASA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan pre operasi yang efektif dapat mengurangi resiko post operasi.

Salah satu prioritas keperawatan pre operasi adalah mengurangi kecemasan

pasien. Kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan yang

ditandai ketakutan. Perasaan takut itu timbul karena adanya ancaman atau

gangguan terhadap suatu objek yang masih abstrak dan juga takut yang bersifat

subjektif yang hal ini ditandai adanya perasaan tegang, khawatir dan

sebagainya (Muslimin, 2012). Kecemasan biasanya berhubungan dengan

segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien operasi dan juga

ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur pembedahan dan tindakan

pembiusan (Sulastri et al., 2019).

Berdasarkan pengumpulan data terkait tingkat kecemasan pasien pre

operasi salah satu poliklinik di rumah sakit Nusa Dua ditemukan, sejumlah 17

dari 24 responden mengalami cemas ringan (70,8%), sedangkan sisanya

sejumlah tujuh orang tidak mengalami cemas (29,2%). Data tersebut

menunjukkan kecemasan pada kondisi pre operasi dirasakan oleh pasien dapat

disebabkan karena beberapa hal terkait prosedur operasi. Hasil dari analisis

jawaban pada kuesioner menunjukkan gejala kecemasan yang dirasakan pada

responden dengan kecemasan ringan yaitu gejala pernafasan ; rasa tertekan di


dada, perasaan tercekik, sering menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek

(Rini, 2021).

Kecemasan anak saat hospitalisasi disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya perpisahan, hilang kendali, cedera tubuh, dan nyeri (Sari &

Batubara, 2017). Anak juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

di rumah sakit dan berbagai tindakan perawatan di rumah sakit. Anak yang

cemas akan mengalami kelelahan karena menangis terus, tidak mau

berinteraksi dengan perawat, rewel, merengek minta pulang terus, menolak

makan sehingga memperlambat proses penyembuhan, menurunnya semangat

untuk sembuh, dan tidak kooperatif terhadap perawatan (Sari & Batubara,

2017).

Berdasarkan Survey Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010, jumlah

anak usia prasekolah (3-6 tahun) sebesar 72% dari total penduduk Indonesia.

Angka kesakitan anak di Indonesia yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi

yaitu sekitar 35 per 100 anak. Hal ini ditunjukkan dengan selalu penuhnya

ruangan anak baik rumah sakit pemerintah ataupun rumah sakit swasta dan

45% diantaranya mengalami kecemasan (Febrianti et al., 2020)

Agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat berjalan dengan baik,

salah satu prioritas keperawatan adalah mengurangi kecemasan pasien (Arbani,

2015). Agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, perawat

harus membina hubungan saling percaya dengan pasien anak, hubungan

tersebut disebut hubungan komunikasi terapeutik. Perawat sebagai komponen

penting dalam proses keperawatan dan orang yang terdekat dengan pasien anak
diharapkan mampu berkomunikasi terapeutik, melalui perkataan, perbuatan,

atau ekspresi yang memfasilitasi penyembuhan klien (Arbani, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan komunikasi terapeutik

perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo

didapatkan, dari 32 responden penelitian menunjukkan respomden yang merasa

komunikasi perawat cukup, yaitu 17 responden (54%). Untuk tingkat kepuasan

pasien sebagian besar merasa tidak puas, yaitu 19 responden (59%). Penelitian

ini menunjukkan adanya hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan

tingkat kepuasan pasien (Masella et al., 2015).

Pentingnya komunikasi terapeutik pada tahap awal proses keperawatan

digunakan untuk mengumpulkan informasi pasien, mengidentifikasi pasien

untuk menjaga kerjasama yang baik dalam membantu memenuhi kebutuhan

kesehatan pasien, pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan, pasien dapat

menunjukkan penerimaan terhadap pendidikan kesehatan yang dilakukan serta

menimbulkan kepuasan pada pasien (Arbani, 2015). Komunikasi terapeutik

diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk

meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan

menganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien

(Yakim et al., 2017).

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada pasien anak yang

menjalani operasi di Ruang GBPT RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari bulan

Januari 2019 – Februari 2019 dengan jumlah responden 136 anak. Rentan usia

responden dari usia enam tahun sampai 12 tahun. Tingkat kecemasan anak
yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat

kecemasan dalam kategori normal sejumlah 110 orang (81%), tingkat

kecemasan dalam kategori klinis sejumlah 26 orang (19%). Kondisi yang

terjadi saat responden sebelum dilakukan operasi bahwa perawat ruangan

selalu menerapkan komunikasi terapeutik kepada pasien anak yang akan

menjalani operasi (Candra et al., 2019).

Rumah Sakit Universitas Udayana menerima pasien anak untuk operasi.

Data tahun 2021 jumlah pasien operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana

berjumlah 378 orang, dengan jumlah operasi pasien anak 68 orang.

Berdasarkan data tersebut, penulis berkeinginan untuk meneliti tentang pasien

anak yang operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana. Adapun judul yang

dapat penulis angkat yaitu, “Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan

Kecemasan Anak Pre Operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan dilakukannya operasi untuk pasien anak

di Rumah Sakit Universitas Udayana, peneliti tertarik mengajukan masalah

“Apakah ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak

pre operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan kecemasan

anak pre operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi komunikasi terapeutik perawat di Rumah

Sakit Universitas Udayana

b. Untuk mengidentifikasi kecemasan anak pre operasi di Rumah Sakit

Universitas Udayana

c. Untuk menganalisa hubungan komunikasi terapeutik dengan

kecemasan anak saat pre operasi di Rumah Sakit Universitas Udayana

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Keperawatan

Diharapkan memberikan informasi mengenai manfaat komunikasi

terapeutik yang diberikan terhadap kecemasan pada anak saat pre operasi

dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam pengembangan pelayanan

keperawatan yang komprehensif sehingga pelayanan kesehatan lebih

berkualitas.

2. Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan nilai positif pada

masyarakat, terutama kepada pasien dan keluarga pasien dalam

memberikan pelayanan kesehatan.

3. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebaagai tambahan referensi dalam

ilmu keperawatan, sehingga manfaat dalam proses belajar mengajar,

khususnya mata kuliah keperawatan anak.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai acuan untuk peneliti dalam

pengembangan bahan dan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Nama Tahun Judul Metode Hasil Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Arbani & 2015 Hubungan Studi Terdapat Sampel
Fadilah Komunikasi korelasi hubungan yang penelitian
Anik Terapeutik signifikan antara yang
Dengan Tingkat komunikasi digunakan
Kecemasan terapeutik untuk
Pasien Pre perawat dengan mengukur
Operasi Di Rs tingkat hubungan
PKU kecemasan komunikasi
Muhammadiyah pasien pre terapeutik
Sukoharjo operasi di RS dengan
PKU kecemasan
Muhammadiyah pasien.

Febriana 2017 Kecemasan Kuantitatif Tingkat Jumlah


Sartika Anak Saat diskriptif kecemasan anak variabel
Sari & Hospitalisasi hospitalisasi di penelitian
Intan Ruang Anggrek yang
Maharani RSUD digunakan.
Batubara Ambarawa
sebesar 68,3%
atau sejumlah
41 anak
mengalami
kecemasan
tingkat ringan
dan sebesar
31,7% atau
sejumlah 19
orang
mengalami
kecemasan
tingkat sedang
Sulastri, 2019 Pengaruh Pre Komunikasi Sampel
Arif Eko Komunikasi eksperimen terapeutik penelitian
Trilianto Terapeutik perawat yang
& Yunely Perawat menjadi ujung digunakan
Ermaneti terhadap tombak dalam dan metode
Tingkat pelayanan penelitian
Kecemasan keperawatan
pada Pasien Pre sehingga
Operasi adanya
kontribusi yang
sangat
signifikan
terhadap tingkat
kecemasan pada
pasien pre
operasi di
Ruang Bedah
RSUD dr.
Abdoer Rahem
Kabupaten
Situbondo.
DAFTAR PUSTAKA

Arbani, F. A. (2015). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat


Kecemasan Pasien Pre Operasi di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

Candra, A., Hidayat, A. A., Budi, D. P., & Wibowo, S. (2019). Identifikasi
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Anak Pre Operasi Di Ruang Operasi
GBPT RSUD Dr . Soetomo Surabaya. 0008127401, 11–41.

Febrianti, V. fitriya, Maria, L., & Maulidia, R. (2020). Hubungan Komunikasi


Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak
Usia Prasekolah (3-6 Tahun). Professional Health Journal, 1(2), 50–57.
https://doi.org/10.54832/phj.v1i2.100

Masella, A., Hadi, M., & Kanine, E. (2015). Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Bedah Di Rpb Rsud Tobelo. 5(2),
1–7.https://123dok.com/document/zle7r0gq-hubungan-komunikasi-
terapeutik-perawat-tingkat-kepuasan-pasien-tobelo.html

Muslimin, A. (2012). EFEKTIVITAS PELATIHAN RELAKSASI UNTUK


MENURUNKAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KURETASE. 6–14.

Rini, I. A. M. N. S. (2021). Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan


Kecemasan pada Pasien Pra Operasi Hernia.

Sari, F. S., & Batubara, I. M. (2017). Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada, 2008, 144–149.
https://doi.org/10.34035/jk.v8i2.233
Sulastri, Trilianto, A. E., & Ermaneti, Y. (2019). Pengaruh Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi.
Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing, 4(1), 35–
39. https://doi.org/10.36474/caring.v4i1.131

Yakim, M., Setiyawan, & Priambodo, G. (2017). Response Time. Hubungan


Tindakan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Waktu Tanggap
Pelayanan Perawat IGD Di RSUD Dr. Moeward.
https://doi.org/10.4135/9781412972024.n2192

Anda mungkin juga menyukai