Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENERAPAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN

TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG


DIRAWAT DI RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN
TAHUN 2019

A. Latar Belakang
Populasi anak yang dirawat di rumah sakit dalam 2 dekade terakhir ini
mengalami peningkatan yang sangat drastis. Mc. Centry Kozak, menyatakan
hampir sekitar 4 juta anak dalam setahun mengalami hospitalisasi. Anak usia
sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 7-12 tahun,
dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga (Fatoni, 2018).
Hospitalisasi pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada
semua tingkatan usia (Arfiani, 2013). Penyebab stres dan kecemasan pada anak
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas
kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman
hospitalisasi anak, support system atau dukungan keluarga yang mendampingi
selama perawatan. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan anak menjadi
semakin stres dan hal ini dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan
(Muhith & Hasanah, 2015).
Kecemasan akan memberikan dampak pada anak yaitu hilangnya kontrol,
displacement, menyangkal, menarik diri, tingkah laku protes, serta lebih peka dan
pasif seperti menolak makan dan lain-lain (Kartikasari, 2017). Untuk
meninimalisir kecemasan pada anak selama perawatan diperlukan penerapan
perilaku caring perawat. Caring merupakan sikap peduli, menghormati dan
menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan–
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Perawat
yang memiliki perilaku caring dapat mengatasi dan mencegah kecemasan pada
anak, karena dengan berkurangnya kecemasan dan stress pada anak akan
meningkatkan pertahanan tubuh anak dan membantu mempercepat proses
penyembuhan anak (Dewi, 2014).
Perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain,
keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku
caring atau kasih sayang dalam menjalankan fungsi dan perannya. Perawat
menjalankan fungsi dan perannya untuk memberikan asuhan keperawatan secara
holistik kepada anak yang didasarkan pada perilaku caring. Anak akan mengeluh
apabila perilaku caring yang dirasakan tidak memberkan nilai kepuasan (Fatoni,
2018). Berdasarlkan penelitian yang dilakukan oleh Muhith & Hasanah (2015), di
Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo,
tentang kecemasan anak yang dirawat menunjukkan bahwa dari 33 responden
yang menyatakan perawat berperilaku caring terdapat 27 anak usia prasekolah
(81,1%) yang mempunyai kecemasan tinggi dan 6 anak usia prasekolah yang
mempunyai kecemasan normal (18,2%). Dan dari 28 responden yang menyatakan
perawat berperilaku tidak caring terdapat 12 anak usia prasekolah (42,9%) yang
mempunyai kecemasan tinggi dan 16 anak usia prasekolah (57,1%) yang
mempunyai kecemasan normal.
Sedangkan Hasil penelitian Arfiani (2013) di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta menyebutkan terdapat hubungan antara penerapan
perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang
dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan
analisis korelasi Kendall Tau didapatkan nilai τ = -0,521 dan nilai ρ = 0,002 <
0,05. Koefisien nilai τ memiliki arah negative yang berarti bahwa semakin baik
penerapan perilaku caring perawat, maka tingkat kecemasan anak yang dirawat
akan semakin ringan, dan sebaliknya, semakin buruk penerapan perilaku caring
perawat, maka tingkat kecemasan anak yang dirawat akan semakin berat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil
adalah “Apakah ada hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit avicenna bireuen
tahun 2019”?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan
tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit avicenna
bireuen tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui penerapan perilaku caring perawat di rumah sakit avicenna
bireuen.
2) Mengetahui kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di rumah
sakit avicenna bireuen.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan bagi ilmu keperawatan terutama mengenai hubungan
penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia
sekolah yang dirawat di rumah sakit avicenna bireuen tahun 2019.
2. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan
sebagai informasi tentang hubungan penerapan perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang
dirawat di rumah sakit avicenna bireuen.
2) Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian penelitian selanjutnya.

E. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional yaitu jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen (penerapan
perilaku caring) dan dependen (tingkat kecemasan) hanya satu kali pada satu saat
(Nursalam, 2008).
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian atau obyek yang diteliti
(Notoadmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah pasien anak usia
sekolah di Rumah Sakit avicenna bireuen.
2. Sampel
Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,
2010). Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah anak yang berusia 7-12
tahun, mampu diajak berkomunikasi dan bersedia menjadi responden.

G. Analisa Data
1. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel dengan menggunakan
rumus (Notoadmodjo, 2010).
2. Analisis bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi, kemudian untuk mengetahui hubungan
antar variabel digunakan uji Chi Square (Notoatmodjo, 2010). Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Chi- Square Tes, dengan bantuan Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS20).
a. Bila ρ value ≤ α, Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
b. Bila ρ value > α, Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
H. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Penerapan Perilaku Tingkat Kecemasan


Caring
DAFTAR PUSTAKA

Arfiani, H. (2013). Hubungan Penerapan Perilaku Caring Perawat Dengan


Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2013.

Dewi, O. I. (2014). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat


Kecemasan Anak Usia Sekolah Akibat Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum
Dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso.

Fatoni, I. (2018). Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pada


Anak Yang Hospitalisasi Di Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Kartikasari, D. (2017). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat


Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Toddler Di Ruang Rawat
Inap Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.

Muhith & Hasanah. (2015). Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pada
Pasien Anak Prasekolah Di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin (Rsab)
Muhammadiyah Kota Probolinggo.

Notoadmojo, S. (2010). Metodolgi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai