Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP

KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG


MENGALAMI TINDAKAN INVASIF Di RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan
Keperawan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

NOVIANTI IKA PRATIWI

J 210 120 049

PROGAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016
PENGARUH TERAPI TOUCH AND TALK TERHADAP KECEMASAN
ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI TINDAKAN INVASIF
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

*Novianti Ika Pratiwi**Irdawati,S.Kep.,M.Si.Med

Abstrak

Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan
mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera
diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan
mengalami tindakan invasif merupakan suatu keadaan krisis disebabkan
karena adanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga,
kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan nyeri dan kehilangan
kemandirian pada anak. Kondisi cemas yang terjadi pada anak akan
menghambat dan menyulitkan proses pengobatan yang berdampak terhadap
penyembuhan pada anak sehingga memperpanjang masa rawatan dan dapat
beresiko terkena komplikasi dari infeksi nosokomial dan menimbulkan
trauma paska hospitalisasi. Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah
sesuatu hal yang menakutkan, kehilangan lingkungan yang aman dan penuh
kasih sayang, serta tidak menyenangkan. Perawatan anak di rumah sakit
perlu adanya peran serta keluarga dalam proses pengobatan dan kecemasan
anak. salah satu terapi agar mengurangi kecemasan anak yang dapat
dilakukan oleh orang tua adalah terapi touch and talk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi touch and talk terhadap
kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD
Dr. Moewardi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan quasy
eksperimen dan rancangan nonequivalent control group design. Sampel
penelitian adalah 15 anak prasekolah sebagai kelompok eksperimen yaitu
kelompok yang diberikan terapi touch and talk dan 15 anak prasekolah
sebagai kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi kecemasan
menggunakan checklist di adaptasi dari teori Stuart and Sudden. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan independen sample t-test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil uji independen sample t-test diperoleh
hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kecemasan anak prasekolah
pre test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p-value =
0,449) dan terdapat perbedaan rata-rata kecemasan anak prasekolah post test
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p-value = 0,000).

Kata kunci : kecemasan, anak prasekolah, tindakan invasif, terapi touch,


terapi talk.

1
Abstracts
Anxiety in children who care in hospitalizatin most be solved. children in
preschool age (3-5 years) who received invasive procedure in a hospital is a
state of crisis due to a change in health status, environment, family factors,
habits or procedures that may cause pain so that the loss of independence of
children. State of anxiety that occurs in children will be longer the treatment
process than increase the risk of nosocomial infection and traumatic post-
hospitalization. Preschoolers assume pain is something scary, losing a safe
environment. Child in the hospital need the participation of the family in the
treatment process and they anxiety. therapy to reduce children's anxiety by
parents is therapeutic touch and talk. This study aimed to determine the
effect of therapeutic touch and talk to the anxiety of preschool who getting
invasive at RSUD Dr. Moewardi. The kind of research was quantitative with
quasy experimental nonequivalent control group design. The subject were
30 children ( 15 experiment, 15 control) purposive sampling were selected.
Using anxiety cheklist in the adaptation of the theory of stuart and sudden
was evaluated. The score were examined by independent sample t-test. A
result was found that no different score pre test in experiment and control
groub (p-value = 0,449) and have a different score post test in experiment
and control groub (p-value = 0,000).

Key words : anxiety, preschool children, invasive procedure, therapeutic


touch, therapeutic talk

2
1. PENDAHULUAN

Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan
mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera
diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan
mengalami tindakan invasif merupakan suatu keadaan krisis disebabkan karena
adanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau
prosedur yang dapat menimbulkan nyeri dan kehilangan kemandirian pada anak
(Wong, 2009).
Kondisi cemas yang terjadi pada anak akan menghambat dan menyulitkan
proses pengobatan yang berdampak terhadap penyembuhan pada anak sehingga
memperpanjang masa rawatan dan dapat beresiko terkena komplikasi dari infeksi
nosokomial dan menimbulkan trauma paska hospitalisasi (Sari dan Sulisno,
2012).
Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah sesuatu hal yang menakutkan,
kehilangan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang, serta tidak
menyenangkan (Supartini, 2004). Anak menganggap tindakan dan prosedur
rumah sakit menyebabkan rasa sakit dan luka di tubuhnya. Oleh karena itu anak
seringkali menunjukkan perilaku tidak kooperatif seperti sering menangis, marah-
marah, tidak mau makan, rewel, susah tidur, mudah tersinggung, meminta pulang
dan tidak mau berinteraksi dengan perawat dan seringkali menolak jika akan
diberikan pengobatan. Setiap melihat perawat atau dokter yang mendatanginya
maka ia akan menolak dan mencari orang tua agar melindunginya walaupun
perawat tidak melakukan tindakan invasif yang dapat menimbulkan nyeri (Utami,
2014).
Perawatan pada anak di rumah sakit perlu menggunakan model holistic yaitu
adanya peran serta keluarga dalam proses pengobatan dan mengurangi kecemasan
anak (Hidayat, 2005). Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
memberikan asuhan untuk mengurangi stresor yang dihadapi, anak akan merasa
aman jika didampingi orang tuanya terutama pada saat anak menghadapi situasi
yang membuat anak cemas salah satunya adalah saat dilakukan prosedur invasif
(Supartini, 2004).
Salah satu Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta yang merupakan rumah
sakit rujukan Tipe A yaitu Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
Memiliki ruang rawat inap anak dengan kapasitas 41 tempat tidur. Setiap anak
yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi akan mendapatkan tindakan
invasif, minimal pemasangan infus. Terapi touch and talk dengan mengelus-elus
anak dan memberikan anak semangat, meyakinkan anak agar cepat sembuh dapat
mencegah penurunan sistem imun sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan (Hidayat, 2005). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti
di RSUD Moewardi Surakarta di dapatkan pasien anak selama tahun 2015

3
sebanyak 3647 pasien. Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian pengaruh terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia
prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana metode ini telah
teruji sesuai standar dan menggunakan data angka serta analisis statistik
(Sugiyono, 2014). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
experiment dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design
yaitu bentuk penelitian eksperimen dimana pada desain ini memiliki kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tetapi sampel tidak dipilih secara random
(Notoatmodjo, 2010).
Tempat dilakukan penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta Ruang Melati 2. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan
April 2016.
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang
memiliki sifat-sifat umum. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah
“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun yang dirawat di
Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama bulan Oktober sampai
Desember yaitu sebanyak 172 anak.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian
yang memiliki karakteristik tertentu yang ada pada populasi (Hidayat, 2008).
Menurut Sugiyono (2014) besar sampel penelitian eksperimen minimal adalah 15
responden dari masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Penelitian ini
menggunakan minimal sampel 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok perlakuan.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik non probability
sampling (non random) yaitu tehnik pengambilan sampel dengan berdasarkan
keefisienan tanpa diacak oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan
tujuan dan penilaian tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Hidayat, 2008).
Kriteria inklusi yaitu anak usia 3-5 tahun, anak yang akan dilakukan tindakan
invasif pengambilan sampel darah atau injeksi intravena, anak yang dirawat
minimal 1x24 jam dirumah sakit. Kriteria eksklusi yaitu orang tua yang menolak
menjadi responden.
2.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu objek atau nilai yang memiliki variasi tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk dicari informasi dan kesimpulannya
(Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab

4
berubahnya variable terikat, sehingga variabel bebas dapat dikatakan sebagai
variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah terapi
touch and talk. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah.
2.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan ilmiah yang dijadikan arahan oleh peneliti
maupun peneliti lainnya tentang bagaimana mengukur suatu variabel dan
menentukan karakteristiknya (Arikunto, 2010). Adapun definisi operasional
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Terapi Kegiatan orang tua Perlakuan Kelompok -
touch memberikan Intervensi
and talk sentuhan sambil
bercerita kepada
anak
2. Tindakan Tindakan medis - - -
Invasif yang menimbulkan
rasa sakit.
3. kecemas Perasaan tidak Observasi Kategori: Ordin
an anak menyenangkan Kecemasan 1 – 7 = al
usia yang dirasakan modifikasi kecemasan
prasekol anak ditandai teori Stuart ringan
ah 3-5 dengan anak and Sudden 8 – 14=
tahun menangis, dalam kecemasan
meronta-ronta, Tucker sedang
memukul, dll. (2007) 15 – 21 =
kecemasan berat
22 – 30 = panik
(lindama, 2012)
2.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
lembar observasi yang dibuat secara mandiri oleh peneliti dengan memodifikasi
teori Stuart and Sudden dalam Tucker (2007) yang telah disesuaikan dengan
respon kecemasan anak. Observasi kecemasan ini terdiri dari 3 respon kecemasan
yaitu respon fisiologis sebanyak 14 item, respon kognitif sebanyak 1 item, dan
respon perilaku dan emosi sebanyak 15 item dengan bentuk jawaban ya (skor 1)
dan tidak (skor 0). Kategori observasi kecemasan ini terdiri dari kecemasan ringan
skor 1-7, kecemasan sedang 8-14, kecemasan berat 15-21, panik 22-30 (lindama,
2012).
2.4 Uji Cohen’s Kappa
Penelitian ini melibatkan dua orang ahli atau rater sebagai penilai, sehingga dalam
penelitian ini menggunakan koefisien kesepakatan Cohen’s Kappa (Sugiyono,

5
2014). Uji Kappa pada penelitian ini dilakukan di RSUD Pandan Arang. Pada
tahap ini peneliti dan asisten peneliti melakukan penilaian secara bersama-sama
terhadap objek penelitian sebanyak 10 responden dengan menggunakan observasi
kecemasan. Berdasarkan uji yang telah dilakukan didapatkan 17 item dengan
penilaian yang tidak saling konsisten antara peneliti dan asisten peneliti sehingga
jumlah item yang digunakan dalam mengukur kecemasan anak dalam penelitian
sebanyak 30 item.
2.5 Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data adalah proses untuk mendapatkan data berdasarkan data mentah
dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti (Setiadi, 2007). Tahapan pengolahan data terdiri dari 4
langkah yaitu melakukan koreksi (editing) terhadap data yang telah didapatkan
dalam penelitian, tahap selanjutnya memberi tanda pada semua data, dan
mengubah kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan, selanjutnya memilih
atau mengkategorikan data sesuai dengan jenis yang diinginkan peneliti,
selanjutnya memasukkan data data yang telah diberi tanda dan dimasukkan
kedalam tabel dan menghitung frekuensi data dalam program komputer, tahap
terakhir setelah semua tahap dilakukan adalah melakukan pengecekan kembali
untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan kode, dll.
Analisis univariat adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau
grafik (Saryono, 2011). Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Dahlan (2009) analisa bivariat digunakan untuk dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat merupakan analisa untuk
mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif, maupun
korelatif (Saryono, 2011). Analisis bivariat pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh terapi touch and talk terhadap tingkat kecemasan anak usia
prasekolah dengan menggunakan analisis uji statistik Uji independent sampel t-
test.
2.6 Etika Penelitian
Informed Consent: Lembar persetujuan yang diberikan kepada calon responden
agar mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Suatu
pernyataan sepihak dari orang yang berhak (orang tua atau keluarga yang
menjaga) sehingga bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini ditandai dengan
calon responden menandatangi lembar yang telah disediakan peneliti, tetapi
peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak calon responden. Kerahasiaan:
Data yang telah didapatkan oleh peneliti dari responden akan dikumpulkan dan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu yang akan
mengetahui hasil riset. Benefit: Peneliti berupaya untuk memaksimalkan manfaat

6
dan meminimalkan kerugian yang timbul akibat penelitian ini. Justice: Semua
responden diperlakukan dengan adil dan diberikan hak yang sama. Anonimity
(tanpa nama): Kerahasiaan responden yang digunakan dalam subjek penelitian
dengan cara tidak menuliskan nama responden pada alat ukur melainkan hanya
menuliskan kode sehingga hanya peneliti dan pihak-pihak tertentu yang
mengetahui identitas responden.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
1.1.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang anak yang mengalami tindakan invasif
di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Ruang Melati 2 yang
dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Selanjutnya karakteristik responden penelitian ditampilkan sebagai berikut,
Tabel 3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Kelompok Kelompok Kontrol
Eksperimen
Frek % Frek %
Umur anak
3 tahun 8 54 9 60
4 tahun 5 33 3 20
5 tahun 2 13 3 20
Total 15 100 15 100

Jenis kelamin
Laki-laki 10 67 11 73
Perempuan 5 33 4 27
Total 15 100 15 100
Anak ke
Pertama 5 33 6 40
Kedua 7 47 8 53
Ketiga 3 20 1 7
Total 15 100 15 100
Pekerjaan ibu
Ibu rumah tangga 11 73 11 73
Wiraswasta 3 20 3 20
Buruh 1 7 1 7
Total 15 100 15 100
Orang tua terdekat
anak selama ini
Ibu 15 100 11 73
Ayah 0 0 4 27
Total 15 100 15 100
Orang tua yang

7
menemani anak saat
dilakukan tindakan
Ibu 13 87 12 80
Ayah 2 13 3 20
Total 15 100 15 100
Distribusi karakteristik responden menurut umur pada kedua kelompok
sebagian besar adalah berumur 3 tahun yaitu pada kelompok eksperimen sebanyak
8 responden (54%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 responden (60%), berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (67%) dan pada kelompok kontrol 11
responden (73%), dan merupakan anak kedua pada kelompok eksperimen
sebanyak 7 responden (475%) dan kelompok kontrol 8 responden (53%).
Distribusi pekerjaan ibu pada kedua kelompok menunjukkan sebagian besar
adalah ibu rumah tangga masing-masing 73%. Orang tua yang terdekat dengan
anak adalah ibu dan yang menerima anak saat dilakukan tindakan sebagian besar
adalah ibu.
1.1.2 Analisa Univariat
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi touch and talk
terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami tindakan invasif di
RSUD Dr. Moewardi. Responden penelitian terbagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya distribusi kecemasan
pada kedua kelompok penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Frekuensi Kecemasan Anak


Pre test Post test
Kecemasan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Frek % Frek % Frek % Frek %
Ringan 0 0 0 0 5 33 0 0
Sedang 14 93 14 93 10 67 11 73
Berat 1 7 1 7 0 0 4 27
Total 15 100 15 100 15 100 15 100
Hasil analisis data penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen pre
test kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden
(93%) dan berat sebanyak 1 responden (7%), selanjutnya pada saat post test
responden mengalami kecemasan ringan sebanyak 5 (33%) dan kecemasan sedang
sebanyak 10 (67%). Pada kelompok kontrol pre test kecemasan responden
sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (73%) dan berat sebanyak 1
responden (7%), selanjutnya pada saat post test kecemasan sebagian besar masih

8
sedang yaitu sebanyak 11 responden (73%) dan berat sebanyak 4 responden
(27%).
1.1.3 Analisis Bivariat
Pengujian pengaruh terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia
prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi
menggunakan uji Independent sample t-test, hal ini disebabkan data penelitian
ternyata terbukti normal sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.
3.3 Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-smirnov
Variabel p-value Kesimpulan
Pre test kecemasan eksperimen 0,152 Normal
Pre test kecemasan kontrol 0,161 Normal
Post test kecemasan eksperimen 0,114 Normal
Post test kecemasan eksperimen 0,200 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov
menunjukkan keempat variabel penelitian berdistribusi normal, sehingga teknik
analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian adalah uji
Independent sample t-test sebagai berikut.
3.4 Ringkasan Hasil Uji Independent Sample t-test
Uji Independent sample t-test Uji Independent sample t-test
Pre test Kecemasan Post test Kecemasan
Rerata thitung Pv Kes Rerata thitung Pv Kes
Eksperimen 12,00 0,767 0,449 H0 9,27 5,352 0,000 H0
Kontrol 12,47 diterima 13,06 ditolak
Hasil uji Independent sample t-test pre test kecemasan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 0,767 dengan nilai
signifikansi (pv) sebesar 0,449. Nilai signifikansi penelitian p-v lebih besar dari
0,05 (0,449 > 0,05) maka keputusan uji adalah H0 diterima yang bermakna tidak
terdapat perbedaan pre test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
Hasil uji Independent sample t-test post test kecemasan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 5,352 dengan nilai
signifikansi (pv) sebesar 0,000. Nilai signifikansi penelitian p-v lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0 ditolak yang bermakna terdapat
perbedaan post test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test kecemasan antara
kedua kelompok penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata
kecemasan pre test ke post test pada kelompok eksperimen, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terjadi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami

9
tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.

3.5 Grafik Garis Rerata Pre test dan Post test Kecemasan
Perubahan Kecemasan
Rata-rata Skor Kecemasan

14.00 12.47
13.06
12.00
12.00
10.00
9.27
8.00 Eksperimen
6.00 Kontrol
4.00
2.00
-
Pre test Post test
Pengamatan

1.2 Pembahasan
1.2.1 Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden menurut umur pada kelompok eksperimen dan
kontrol sebagian besar berumur 3 tahun yaitu pada kelompok eksperimen
sebanyak 8 responden (54%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 responden (60%).
Menurut penelitian Sa’diah dkk (2014) usia prasekolah lebih rentan mengalami
hospitalisasi karena kekebalan tubuh anak belum terbentuk dengan sempurna
sehingga anak akan mudah sakit.
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 10 responden (67%) dan pada kelompok
kontrol 11 responden (73%). Karakteristik jenis kelamin ini hanya memberikan
keterangan bahwa penelitian dilakukan pada anak prasekolah laki-laki maupun
perempuan, responden pada penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki.
Handayani dan Puspitasari (2008) berpendapat bahwa pada anak usia prasekolah
laki-laki akan lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan-tekanan lingkungan daripada
perempuan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh pendapat Small, Melnyk &
Arcoleo (2009) yang menyatakan bahwa 61% koping yang baik pada anak usia
prasekolah yang menjalani hospitalisasi berjenis kelamin perempuan, anak laki-
laki berperilaku hiperaktif dan agresif dalam mengantisipasi kondisi selama
hospitalisasi.
Karakteristik responden menurut urutan anak menunjukkan sebagian besar
anak yang mengalami kecemasan merupakan anak urutan kedua yaitu pada
kelompok eksperimen sebanyak 7 responden (47%) dan kelompok kontrol 8
responden (53%). Hal ini dikarenakan sebagian besar responden merupakan anak
urutan kedua sehingga yang paling banyak mengalami kecemasan adalah anak
urutan kedua. Penelitian Sa’diah dkk (2014) menyatakan anak pertama dan anak
tunggal lebih mudah dalam mengalami kecemasan disebabkan karena orang tua
seringkali tidak memberi kesempatan pada anak untuk belajar beradaptasi dengan

10
lingkungan. Akan tetapi, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sukmawati (2015) yang mengatakan anak pertama akan lebih mandiri,
selanjutnya anak kedua dan anak bungsu. Anak yang mudah beradaptasi akan
lebih mudah untuk menghadapi stressor selama menjalani hospitalisasi (Santrock,
2007).
Distribusi pekerjaan ibu pada kedua kelompok menunjukkan sebagian besar
adalah ibu rumah tangga. ibu rumah tangga menyebabkan responden memiliki
banyak waktu bersama ibunya. Menurut Alligood dan Tomey (2006) peran ibu
sangat penting dalam mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis anak di
rumah sakit.
1.2.2 Gambaran Kecemasan Anak Ketika Mengalami Tindakan
Invasif
Hasil analisis data penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen pre test
kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (93%)
dan berat sebanyak 1 responden (7%), sedangkan pada kelompok kontrol pre test
kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (93%)
dan berat sebanyak 1 responden (7%).
Menurut American Heart Association (AHA) (2003), anak-anak sangat rentan
terhadap kecemasan yang berhubungan dengan prosedur tindakan invasif karena
tindakan invasif dianggap melukai dan menyebabkan nyeri pada tubuh sehingga
anak merasa disakiti saat berada di rumah sakit.
Penelitian Pratiwi dan Deswita (2013) mengatakan bahwa timbulnya
kecemasan pada anak selama perawatan dirumah sakit diakibatkan pengalaman
yang penuh stress, baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu
sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Pada saat anak
dirawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya
seperti, mengatasi suatu perpisahan dan penyesuaian dengan lingkungan yang
asing baginya. Penyesuaian dengan banyak orang yang mengurusinya, dan kerap
kali berhubungan dan bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman
mengikuti terapi yang menyakitkan.
Pada anak prasekolah kecemasan yang paling besar dialami adalah ketika
pertama kali mereka masuk hospitalisasi adalah ketika mengalami tindakan
invasif. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dilakukan tindakan
invasif, kemungkinan besar tindakan yang dilakukan menjadi tidak maksimal dan
tidak jarang harus mengulangi beberapa kali sehingga akan menghambat proses
penyembuhan anak. Menurut Isranil (2006) tentang reaksi yang terjadi saat
dilakukan tindakan invasif pada anak prasekolah adalah anak akan menangis,
meronta-ronta, berteriak, dll.

11
1.2.3 Pengaruh Terapi Touch And Talk Terhadap Kecemasan Anak
Usia Prasekolah yang Mengalami Tindakan Invasif di RSUD Dr.
Moewardi
Hasil uji Independent sample t-test pre test kecemasan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 0,767 (pv = 0,449)
yang bermakna tidak terdapat perbedaan pre test kecemasan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Selanjutnya hasil uji Independent sample t-
test post test kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh nilai thitung sebesar 5,352 (pv =0,000) yang bermakna terdapat perbedaan
post test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test kecemasan antara kedua
kelompok penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata
kecemasan pre test ke post test pada kelompok eksperimen, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terjadi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami
tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.
Terapi touch and talk dapat dilakukan oleh orang terdekat anak, baik orang
tua maupun keluarga lainnya sehingga dapat membuat kegelisahan anak meredam
dan memiliki dampak positif pada anak yang mempunyai gangguan perilaku. Hal
tersebut didukung oleh penelitian Kemper (2004) yang menyatakan perasaan
nyaman akibat sentuhan juga akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan
hormon endorphin. Peningkatan endorphin dapat mempengaruhi suasana hati dan
dapat menurunkan kecemasan pasien, hormon ini menyebabkan otot menjadi
rileks, dan tenang. Jika stressor kecemasan yang dialami anak prasekolah dapat
diatasi maka kecemasan yang dialami anak dapat menurun (Haruyama, 2011).
Penelitian lain yang mendukung untuk mengurangi kecemasan anak
dilakukan oleh Kaluas (2015) dengan hasil p value 0,000 yang bermakna ada
pengaruh terapi bercerita terhadap penurunan kecemasan anak saat menjalani
hospitalisasi. Penurunan kecemasan ini terjadi karena anak akan merasa nyaman
saat diajak berbicara oleh orang tua atau keluarga yang dianggap dekat dengan
anak sehingga dengan di ajak bercerita anak tidak akan merasa jauh dari keluarga.
2. PENUTUP
2.1 Simpulan
Rata-rata nilai skor kecemasan pretest pada kelompok eksperimen 12,00 dan saat
postest mengalami penurunan skor kecemasan menjadi 9,27. Rata-rata nilai skor
kecemasan pretest pada kelompok kontrol 12,47 dan saat postest mengalami
peningkatan skor kecemasan menjadi 13,06. Pemberian terapi touch and talk
berpengaruh terhadap penurunan kecemasan anak usia prasekolah yang
mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.

12
2.2 Saran
Bagi perawat rumah sakit yang merawat anak dapat menerapkan terapi touch and
talk untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien anak khususnya anak
prasekolah. Terapi touch and talk memiliki beberapa keunggulan diantaranya
tidak mmbutuhkan peralatan yang banyak serta melibatkan orang tua dalam
perawatan anak selama di rumah sakit.
Bagi orang tua hendaknya dapat mengontrol emosi dan kondisi psikologisnya
selama menjaga anak menjalani hospitalisasi. Orang tua merupakan acuan anak
terhadap kondisi dirinya, apabila orang tua terlihat panik, maka hal tersebut akan
menambah tingkat kekhawatiran anak selama hospitalisasi dan menyebabkan anak
semakin cemas. Orang tua perlu pula mempelajari cara-cara menenangkan anak
selama hospitalisasi, salah satunya dengan mempelajari terapi touch and talk
sehingga orang tua mampu menjaga kondisi kecemasan anak.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pengaruh terapi latihan terhadap
penurunan kecemasan anak hendaknya meningkatkan jumlah sampel penelitian,
sehingga hasil penelitian lebih akurat, serta dapat pula menggunakan jenis terapi
lainnnya sehingga diketahui model terapi apakah yang paling efektif menurunkan
tingkat kecemasan anak prasekolah selama menjalani hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Aizah, Siti., & Wati, Susi Erna. (2014). Upaya Menurunkan Tingkat Stress
Hospitalisasi dengan Aktifitas Mewarnai Gambar pada Anak Usia 4-6
Tahun di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kediri. ISSN : 0854-1922.
Alligood, M. R., & Tomey, A. N. (2006). Nursing Theorist and their work. 6th
Edition, ST. Louis : Mosby elsevier, Inc
American Heart Association (AHA). (2003). Recommendations for Preparing
Children and Adolescents for Invasif Cardiac Procedures.
http://circ.ahajournals.org/content/108/20/2550.full diakses tanggal 29
Juni 2016.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Renika Cipta.
Dahlan, Sopiyudin. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan SPSS. Jakarta :
Salemba Medika.
Edisaputra, Ngakan P. S., Natalia, L., & Budiastuti, Nanik. (2013). Pengaruh
Terapi Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap Kecemasan Akibat
Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah di Bangsal Menur RSUP Dr.
Soeradji Titonegoro Klaten.

13
Handayani & Puspitasari. (2008). Pengaruh Terapi Bermain terhadap tingkat
kooperatif selama menjalani perawatan pada anak usia prasekolah (3-5
tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya
Medika Yogyakarta.
Haruyama, S. (2011). The Miracle of Endorphin. Bandung : Qanita.
Hastono, Susanto. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba Medika.
. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Hinlay. (2006). Terapi Intravena pada Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Hukom, E. H., Wahyuni, S., & Junaidi. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga
Dan Lingkungan Rumah Sakit Dengan Reaksi Hospitalisasi Pada Anak
Usia Sekolah Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. ISSN :
2302-1721.
Imam, Gala., & Sodjo, Unggul. (2011). Kumpulan Tips Pediatri. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI.
Ireland, M., & Olson, M. (2006). Massage Therapy and Therapeutic Touch in
Children. Altern Ther Health Med. 6(5):54-63.
Isranil, L. E. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak
Sekolah Yang di Rawat di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Skripsi. FK UGM : Yogyakarta
Kaluas, Inggrith., Ismanto, A. Y., & Kundre, R.M. (2015). Perbedaan Terapi
Bermain Puzzle dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia
Prasekolah (3-5 Tahun) Selama Hospitalisasi di Ruang Anak RS TK. III.
R. W. Mongisidi Manado. eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3
Nomer 2.
Kemper, Kathi J., & Kelly, Erica A. (2004). Treating Children With Therapeutic
and Healing Touch. Pediatric Annals. 33, 4. Pg. 248.
Khairani, Makmun. (2015). Psikologi Komunikasi Dalam Pembelajaran.
Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
Kholilur, Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.
Kyle, Terri., & Carman, Susan. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Lindama, Aan. (2012). Hubungan antara caring perawat dengan kecemasan anak
usia prasekolah akibat hospitalisasi di Ruang Melati RSUD Kebumen.
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/31/jtstikesmuhgo-gdl-
aanlindama-1506-1-bab1-3-a.pdf diunduh tanggal 20 Juli 2016.

14
Lumiu, Stella Engel., dkk. (2013) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Di Usia Prasekolah Di Irinae
BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. Ejournalkeperawatan (e-kp)
Volume 1 Nomor 1.
Machfoedz, Mahmud. (2009). Komunikasi Keperawatan (Komunikasi
Terapeutik). Yogyakarta : Ganbika.
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Nurjannah, Intansari. (2005). Komunikasi Keperawatan: Dasar-dasar Komunikasi
Bagi Perawat. Yogyakarta : MocoMedika.
Pratiwi, Elza Sri., & Deswita (2013). Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain
Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak
Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ners
Jurnal Keperawatan Volume 9, No 1 22-27.
Prihardjo, R. (2008). Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC.
Puturuhu, Anastasia R. (2014). Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap
Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Rumah Sakit Eka
BSD. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-3031-
ABSTRAK.pdf diunduh tanggal 20 Juni 2016
Riyadi, Sujono. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sa’diah, Ririn Halimatus., Hardiani, Ratna Sari., & Rondhianto. (2014). Pengaruh
Terapi Bermain Origami terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak
Prasekolah dengan Hospitalisasi di Ruang Aster RSD dr. Soebandi
Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 nomer 3.
Saddhono., & Slamet. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Bandung : Karya Putra Darwati.
Santrock, J,W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Sari, F. S., & Sulisno, M. (2012). Hubungan Kecemasan Ibu Dengan Kecemasan
Anak Saat Hospitalisasi Anak. Jurnal Nursing Studies Vol. 1 Nomor. 1 :
51-59.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: penuntun praktis bagi
pemula. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Setiadi. (2007). Riset Keperawatan. Surabaya : Graha Ilmu.
Siswanto. (2010). Sejuta Manfaat Sentuhan.
http://life.viva.co.id/news/read/186722-sejuta-manfaat-sentuhan diakses
tanggal 27 November 2015.

15
Small, L, Melnyk, B.M, & Arcoleo. (2009). The effects of gender in the coping
outcomes of young children following an unantiicipated critical care
hospitalization. Journal for Specialists in Pediatric Nursing.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sukmawati, Eva, dkk (2015). Pengaruh Posisi Urutan Kelahiran Anak dalam
Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Anak Usia 4-6 Tahun di Taman
Kanak-kanan Permata Agung Kecamatan XIII Koto Kampar.
Sumantri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC.
Suryani. (2014). Komunikasi Terapeutik: teori & praktik, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Susilaningrum, Rekawati. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk
Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika.
Sutardjo, Wiramihardja. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung :
Refika Aditama.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tucker, Susan Martin. (2007). Standar Keperawatan Pasien Perencanaan
Kolaboratif dan Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
ilmiah WIDYA. ISSN : 2337-6686.
Winstead-Fry, P., & Kijek, K. (2006). An integrative review and meta-analysis of
therapeutic touch research. Altern Ther Health Med. 5(6):58-67.
Wong., & Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.
. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta :
EGC.
Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak
Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu. (2014). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Zen, Pribadi. (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan
Profesional. Yogyakarta : D-Medika.

*Mahasiswa Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehaatan Universitas


Muhamadiyah Surakarta
** Dosen Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah
Surakarta

16

Anda mungkin juga menyukai