Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK: LEGO

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK


USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI
HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH
DI DIY

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ERIKA NUR LASWIRI
201410201080

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK: LEGO
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK
USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI
HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH
DI DIY

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
ERIKA NUR LASWIRI
201410201080

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK: LEGO
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK
USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI
HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH
DI DIY
Erika Nur Laswiri2 Istinengtiyas3

ABSTRAK
Latar Belakang: Anak yang dihospitalisasi akan mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologisnya seperti mengalami kecemasan. Reaksi yang muncul pada anak usia
prasekolah selama menjalani hospitalisasi yaitu menolak makan, sering bertanya,
menangis pelan, dan tidak kooperatif dengan tenaga kesehatan. Pemberian bermain
terapeutik: lego dapat dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan
pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Tujuan: Diketahuinya pengaruh bermain terapeutik: lego terhadap tingkat kecemasan
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
di DIY.
Metode: Penelitian ini menggunakan True Experiment dengan Posttest Only Control
Group Design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple
Random Sampling dengan jumlah 38 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi bentuk check list. Uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U.
Hasil: Tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah di DIY pada kelompok kontrol tergolong dalam kategori
sedang dengan jumlah sebanyak 11 anak (57,9%). Tingkat kecemasan anak usia
prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di DIY
pada kelompok eksperimen tergolong dalam kategori ringan dengan jumlah sebanyak 16
anak (84,2%). Bermain terapeutik: lego berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
di DIY dengan nilai p = 0,000.
Simpulan dan Saran: Terdapat pengaruh bermain terapeutik: lego terhadap tingkat
kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah di DIY. Perawat perlu memperhatikan kondisi kecemasan yang di alami
anak dan bersedia memberikan pelayanan dengan bermain terapeutik: lego sebagai salah
satu upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan anak yang dihospitalisasi.

Kata kunci : Bemain Terapeutik, Lego, Tingkat Kecemasan


Kepustakaan : 28 Buku, 9 Jurnal, 6 Artikel, 4 Skripsi
Jumlah halaman : 79 Halaman, 3 Gambar, 6 Tabel, 20 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF THERAPEUTIC PLAY: LEGO ON
THE ANXIETY LEVEL OF INPATIENT PRE-SCHOOL
CHILDREN IN PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL
IN YOGYAKARTA SPECIAL PROVINCE1
Erika Nur Laswiri2, Istinengtiyas3

ABSTRACT
Background: Children who are hospitalized will affect their physical and psychological
conditions such as experiencing anxiety. Reactions that occur in preschool children during
hospitalization are to refuse eating, frequently ask questions, cry softly, and not cooperate
with health workers. Therapeutic play: lego can be done as an effort to reduce the anxiety
level in inpatient children.
Objective: The study aimed to determine the effect of therapeutic play: lego on the anxiety
level of inpatient preschool children at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta
Special Province.
Method: This study used True Experiment with Posttest Only Control Group Design. The
sampling technique applied Simple Random Sampling technique with the total samples of
38 respondents. The data collection instrument used a check list form observation sheet.
The hypothesis testing used Mann-Whitney U.
Result: The anxiety level of inpatient preschool children at PKU Muhammadiyah
Hospital in Yogyakarta Special Province of the control group was classified as moderate
with a total of 11 children (57.9%). The anxiety level of inpatient preschool children PKU
Muhammadiyah Hospitals in Yogyakarta Special Province of the experimental group was
classified as mild with a total of 16 children (84.2%). Therapeutic play: lego had an effect
on the anxiety level in inpatient preschool children in PKU Muhammadiyah Hospital in
Yogyakarta Special Province with p value = 0,000.
Conclusion and Suggestion: There was an effect of therapeutic play: lego on the anxiety
level of inpatient preschool children at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta
Special Province. Nurses need to pay attention to the anxiety conditions experienced by
children and should be willing to provide services with therapeutic play: lego as one of
the efforts to reduce anxiety levels of children who are hospitalized.

Keywords : Therapeutic Play, Lego, Anxiety Level


References : 28 Books, 9 Journals, 6 Articles, 4 Theses
Pages : 79 Pages, 3 Figures, 6 Tables, 20 Appendices

1
Thesis Title
2
Student of Nursing School of Faculty of Health Sciences 'Aisyiyah University Yogyakarta
3
Lecturer of Faculty of Health Sciences 'Aisyiyah University Yogyakarta
PENDAHULUAN karena injury dan berbagai penyebab
lainnya (Disease Control, National
Anak usia prasekolah merupakan Hospital Discharge Survey (NHDS),
anak yang mempunyai rentang usia tiga 2004 dalam Susanti, 2017). Angka
sampai lima tahun (Wong et al., 2009). kesakitan anak di Indonesia di daerah
Diusia ini anak menjadi individu yang perkotaan menurut kelompok usia 0-4
aktif dengan karakter yang unik, serta tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun
mempunyai kebutuhan khusus sesuai sebanyak 14,91%, (Survei Kesehatan
tahap tumbuh kembangannya. Namun, Nasional (Susenas), 2010 dalam Susanti,
anak juga rentan terhadap penyakit yang 2017). Anak yang menjalani hospitalisasi
disebabkan oleh berbagai faktor. Ketika akan mempengaruhi kondisi fisik dan
sakit anak membutuhkan perawatan yang psikologisnya seperti mengalami
kompeten untuk mencegah terjadinya kecemasan.
komplikasi sehingga anak akan Anak akan mengalami kecemasan
dihospitalisasi (Susilaningrum, ketika berpisah dengan keluarga dan
Nursalam & Utami, 2013). Rawat inap temannya, lingkungan rumah sakit yang
(hospitalisasi) pada anak merupakan bising dan terasa asing, bayangan tentang
suatu proses karena suatu alasan yang rasa nyeri, citra tubuh, dan pembatasan
direncanakan atau darurat sehingga aktivitas (Mendri & Prayogi). Akibat
mengharuskan anak untuk tinggal di dari adanya stressor tersebut maka
rumah sakit menjalani terapi dan isyarat tersebut dikirim ke otak,
perawatan sampai anak dapat kemudian otak mengirimkan informasi
dipulangkan kembali ke rumah (Putra et ke hipotalamus sehingga menstimulasi
al., 2014). sistem saraf otonom. Sistem saraf
Selama anak dirawat di rumah sakit otonom terdiri dari dua jenis, yaitu
dapat menimbulkan krisis utama yang serabut saraf simpatik dan parasimpatik.
disebabkan oleh perubahan status Serabut saraf simpatik memiliki respon
kesehatan, lingkungan yang asing, dan untuk mengaktifkan proses tubuh
keterbatasan mekanisme koping dalam terhadap adanya tanda bahaya,
mengatasi masalah yang bersifat sedangkan serabut saraf parasimpatik
menekan (Kyle & Carman, 2014). Reaksi berespon untuk melindungi tubuh (Keliat
anak dalam mengatasi krisis tersebut & Pasaribu, 2016).
bersifat individual, pada anak usia Jika kecemasan pada anak tidak
prasekolah yang mengalami hospitalisasi diatasi maka akan terjadi penarikan dan
akan menunjukkan reaksi, seperti penolakan terhadap pelaksanaan
menolak makan, sering bertanya, tindakan medis atau keperawatan, lama
menangis pelan, dan tidak kooperatif tinggal di rumah sakit, dan kondisi
dengan tenaga kesehatan (Wulandari & kesehatan yang semakin memburuk
Erawati, 2016). (Ramdaniati, Hermaningsih & Muryati,
Di Amerika Serikat diperkirakan 2016). Kecemasan juga akan
lebih dari 5 juta anak menjalani mengganggu perkembangan anak
hospitalisasi karena prosedur sehingga proses kematangan menjadi
pembedahan dan lebih dari 50% dari terhambat (Hidayat, 2005). Oleh karena
jumlah tersebut anak mengalami itu, perlu adanya pentalaksanaan untuk
kecemasan dan stres. Diperkirakan juga menurunkan kecemasan pada anak yang
lebih dari 1,6 juta anak usia antara 2-6 menjalani hospitalisasi. Salah satu
tahun menjalani hospitalisasi disebabkan penatalaksanaan yang dapat diberikan
kepada anak-anak selama dirumah sakit untuk digendong oleh orang tuanya, dan
yaitu bermain terapeutik. 3 anak takut saat perawat akan
Di rumah sakit, seorang tenaga melakukan tindakan. Berdasarkan latar
kesehatan seperti perawat dapat belakang tersebut anak merasa cemas,
merancang suatu aktivitas untuk tujuan takut, dan merasa asing dengan
tertentu atau sebagai pelepasan dari lingkungan rumah sakit sehingga peneliti
ketegangan yang disebut juga bermain tertarik untuk melakukan penelitian
terapeutik (Hart et al., 1992). dengan judul “Pengaruh Bermain
Karakteristik permainan pada anak usia Terapeutik: Lego Terhadap Tingkat
prasekolah adalah bermain dramatik dan Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang
berimajinasi, fokus pada pengembangan Mengalami Hospitalisasi Di RS PKU
keterampilan motorik halus, memiliki Muhammadiyah Di DIY”. Tujuan
koleksi-koleksi sederhana, dan bermain penelitian ini adalah diketahuinya
dengan bahan-bahan yang dapat dibuat pengaruh bermain terapeutik: lego
bangunan atau diciptakannya (Suriadi & terhadap tingkat kecemasan anak usia
Yuliani, 2010). Berdasarkan prasekolah yang mengalami hospitalisasi
karakteristik tersebut maka peneliti ingin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di
menerapkan permainan lego sebagai DIY.
media penelitian karena bermain lego
memiliki beberapa manfaat, seperti METODE PENELITIAN
melatih motorik halus, kemampuan
memecahkan masalah, dan kemampuan Penelitian ini menggunakan True
bersosialisasi (CNN, 2016). Experimental Design dengan Posttest
Hasil studi pendahuluan yang Only Control Group Design. Teknik
dilakukan pada salah satu rumah sakit pengambilan sampel yang digunakan
yang terdapat di Daerah Istimewa yaitu Probability Sampling dengan
Yogyakarta, yaitu di ruang Ibnu Sina RS metode Simple Random Sampling.
PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 14 Sampel dalam penelitian ini adalah anak
Februari 2018 didapatkan data jumlah usia prasekolah 3-5 tahun yang
pasien anak usia prasekolah yang dirawat mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit
selama satu tahun terakhir dari Januari- PKU Muhammadiyah di DIY yang
Desember 2017 sebanyak 425 anak. berjumlah 38 responden dan telah dipilih
Rata-rata penyakit yang sering dialami berdasarkan kriteria yang ditentukan
oleh anak yaitu demam berdarah, diare, oleh peneliti.
dan gastritis. Lama rawat inap pasien Untuk kriteria inklusi antara lain,
anak minimal 3 hari. anak usia prasekolah 3-5 tahun, anak
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 yang didampingi orang tua atau
orang tua pasien anak mengatakan hari keluarganya, lama rawat inap maksimal
pertama dirawat anak menjadi rewel, 2 hari, anak yang baru pertama kali
takut kepada orang yang baru ia temui, masuk rumah sakit dan atau pernah
dan selalu minta pulang ke rumah. Orang dirawat minal 1 tahun terakhir, dan anak
tua beranggapan bahwa kecemasan yang bersedia menjadi responden dengan
dialami oleh anak mereka merupakan hal persetujuan dari orang tua, sedangkan
yang wajar dan tidak mengetahui untuk kriteria eksklusi antara lain, anak
dampaknya terhadap perkembangan yang mengalami retardasi mental, dan
anak. Hasil observasi di setiap ruangan 2 anak yang rawat jalan. Uji statistik
anak tampak menangis, 1 anak minta menggunakan uji Mann-Whitney U.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden
Kontrol Eksperimen
Karakteristik
F % F %
Usia
3 tahun 10 52,6 10 52,6
4 tahun 6 31,6 4 21,1
5 tahun 3 15,8 5 26,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 52,6 12 63,2
Perempuan 9 47,4 7 36,8

Berdasarkan tabel 1 jenis kelaminnya, sebagian besar


menunjukkan bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol adalah
usia responden pada kelompok anak laki-laki dengan jumlah 10 anak
kontrol dan eksperimen memiliki (52,6%) dan jenis kelamin responden
jumlah yang sama, yaitu sebanyak 10 kelompok eksperimen sebagian besar
anak pada masing-masing kelompok juga laki-laki dengan jumlah 12 anak
usia 3 tahun (52,6%). Ditinjau dari (63,2%).

2. Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang Mengalami Hospitalisasi Di


Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Di DIY pada Kelompok Kontrol
Tabel 2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan Kelompok Kontrol (posstest)
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase
Kecemasan ringan 0 0
Kecemasan sedang 11 57,9
Kecemasan berat 8 42,1
Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel 2 (57,9%). Sementara itu, tingkat


menunjukkan tingkat kecemasan anak kecemasan anak usia prasekolah yang
usia prasekolah yang mengalami mengalami hospitalisasi pada
hospitalisasi pada kelompok kontrol kelompok kontrol sebagian kecil
sebagian besar berada pada kategori berada pada kategori kecemasan berat
kecemasan sedang sebanyak 11 anak yang berjumlah 8 anak (42,1%).

3. Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang Mengalami Hospitalisasi pada


Kelompok Eksperimen
Tabel 3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan Kelompok Eksperimen
(posstest)
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase
Kecemasan ringan 16 84,2
Kecemasan sedang 3 15,8
Kecemasan berat 0 0
Jumlah 19 100
Berdasarkan tabel 3 ringan sebanyak 16 anak (84,2%).
menunjukkan tingkat kecemasan anak Sementara itu, tingkat kecemasan
usia prasekolah yang mengalami anak usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi di Rumah Sakit PKU hospitalisasi pada kelompok
Muhammadiyah di DIY yang eksperimen sebagian kecil berada
dilakukan bermain terapeutik: lego pada kategori kecemasan sedang yang
pada kelompok eksperimen sebagian berjumlah 3 anak (15,8%).
besar berada pada kategori kecemasan

4. Pengaruh Bermain Terapeutik: Lego terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia


Prasekolah yang Mengalami Hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
di DIY
Tabel 4
Hasil Uji Mann-Whitney U Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang
Mengalami Hospitalisasi
Variabel Z p-value
Tingkat kecemasan anak usia -5,291 0,000
prasekolah yang mengalami
hospitalisasi

Hasil uji statistik diatas terapeutik: lego terhadap tingkat


menunjukkan bahwa nilai Zhitung kecemasan anak usia prasekolah yang
adalah sebesar -5,291 dengan nilai p mengalami hospitalisasi di Rumah
value 0,000. Pengujian ini Sakit PKU Muhammadiyah di DIY”.
menunjukkan bahwa hipotesis dapat
diterima yaitu “ada pengaruh bermain

PEMBAHASAN keduanya termasuk dalam tingkat


kecemasan sedang. Menurut Yusuf,
1. Tingkat Kecemasan Anak Usia Fitryasari dan Nihayati (2015) tingkat
Prasekolah yang Mengalami kecemasan kategori sedang
Hospitalisasi pada Kelompok memungkinkan anak berfokus untuk
Kontrol memusatkan perhatian pada hal-hal
Hasil penelitian ini menunjukkan yang penting atau keadaan terdesak
bahwa tingkat kecemasan anak usia dan mengesampingkan hal lain
prasekolah pada kelompok kontrol sehingga anak mengalami perhatian
sebagian besar mengalami kecemasan yang selektif tetapi dapat melakukan
sedang dengan jumlah 11 anak sesuatu secara terarah.
(57,9%). Hasil penelitian ini sejalan
2. Tingkat Kecemasan Anak Usia
dengan hasil penelitian
Prasekolah yang Mengalami
Wahyuningrum (2015) yang
Hospitalisasi pada Kelompok
mengemukakan bahwa tingkat
Eksperimen
kecemasan anak yang dihospitalisasi Hasil penelitian ini menunjukkan
saat dilakukan pretest pada responden bahwa tingkat kecemasan anak usia
kelompok kontrol sebagian besar prasekolah yang mengalami
81,8%, dan saat dilakukan posttest hospitalisasi di Rumah Sakit PKU
sebagian besar 77,3%, dimana Muhammadiyah di DIY yang
dilakukan bermain terapeutik: lego prasekolah yang mengalami
masuk dalam kategori ringan, yaitu hospitalisasi di (p = 0,000; a < 0,05)
sebanyak 16 anak (84,2%). Hasil setelah dihitung perbandingan antara
penelitian ini juga didukung dengan kelompok kontrol dan eksperimen.
penelitian sebelumnya milik Huda Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2014) menyatakan bahwa kelompok penelitian sebelumnya milik
yang diberi perlakuan terapi bermain Tesaningrum (2013) yang
lempar bola pada anak usia prasekolah menunjukkan ada pengaruh bermain
masuk dalam kategori kecemasan terapeutik: lego terhadap tingkat
ringan karena adanya pemberian kecemasan anak usia prasekolah,
perlakuan terapi bermain anak merasa dimana terdapat penurunan yang
senang dan merasa terhibur. signifikan pada kelompok eksperimen
Tingkat kecemasan anak usia daripada kelompok kontrol,
prasekolah dengan kategori ringan signifikansi kelompok eksperimen
disebabkan adanya intervensi berupa dengan nilai U1 = 57,5 (< Utabel =
bermain terapeutik: lego. Lego 66).
merupakan sejenis alat permainan Bermain lego merupakan suatu
bongkah plastik kecil yang dapat metode dan cara yang dapat
disusun dan dibongkar pasang digunakan dan diberikan kepada anak
menjadi bangunan atau bentuk selama anak berada di rumah sakit.
lainnya. Lego termasuk permainan Dengan bermain, anak dapat
konstruktif atau bangun membangun melepaskan rasa ketegangan dan
yang meningkatkan kecerdasan dan cemas yang dialaminya karena
kreativitas anak (Hidayat, 2005). dengan melakukan permainan anak
Bermain lego dapat mengalihkan akan mengalihkan rasa sakitnya pada
konsentrasi anak yang sebelumnya permainan (distraksi) dan relaksasi
terfokus pada rasa cemas dan takut melalui kesenangannya melakukan
akibat sakitnya, kemudian konsentrasi permainan. Pernyataan ini didukung
anak dapat beralih ke permainan lego oleh teori yang dikemukakan oleh
karena adanya keinginan untuk Wong, et al. (2009) menyatakan
menyelesaikan susunan lego tersebut bahwa salah satu manfaat yang harus
dan ketertarikan pada warna-warni terkandung didalam permainan adalah
lego yang cerah (Pramono, 2012). manfaat terapeutik dimana bermain
Rangsangan baru yang diterima memberikan sarana untuk melepaskan
berupa permainan akan menurunkan diri dari ketegangan dan stres.
respon-respon fisiologis dari Dengan pemberian bermain
kecemasan (Ochsner & Kosslyn, terapeutik: lego dapat membuat anak
2013). merasa bangga dan senang atas suatu
3. Pengaruh Bermain Terapeutik: karya yang ia hasilkan dari
Lego terhadap Tingkat Kecemasan kreativitasnya sendiri. Perasaan
Anak Usia Prasekolah yang senang yang dirasakan oleh anak akan
Mengalami Hospitalisasi merangsang tubuh untuk
Hasil uji statistik menggunakan mengeluarkan hormon endorphin.
uji Mann-Whitney U menunjukkan Peningkatan endorphin dapat
ada pengaruh yang signifikan dari mempengaruhi suasana hati dan dapat
pemberian bermain terapeutik: lego menurunkan kecemasan anak
terhadap tingkat kecemasan anak usia (Sa’diah, 2014).
Hormon endorphin merupakan a. Bagi Perawat di Rumah Sakit PKU
hormon yang diproduksi oleh bagian Muhammadiyah di DIY
hipotalamus di otak. Hormon ini Diharapkan perawat dapat
menyebabkan otot menjadi rileks dan meningkatkan kualitas asuhan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. keperawatan dengan lebih
Selain mengeluarkan hormon memperhatikan kondisi kecemasan
endorphin tubuh juga mengeluarkan yang dirasakan oleh anak dan
Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) bersedia memberikan pelayanan
dan Enkephalin. Zat-zat ini dapat dengan bermain terapeutik: lego
menimbulkan efek analgesia sehingga guna menurunkan tingkat
nyeri yang dirasakan anak akibat sakit kecemasan anak yang mengalami
dapat dikurangi atau dihilangkan. Jika hospitalisasi.
stressor kecemasan yang dialami anak b. Bagi Mahasiswa Universitas
prasekolah dapat diatasi maka ‘Aisyiyah Yogyakarta
kecemasan yang dialami anak dapat Hasil penelitian ini hendaknya
menurun (Sa’diah, 2014). dapat digunakan sebagai
pengembangan pengetahuan bagi
SIMPULAN DAN SARAN mahasiswa tentang pengaruh
bermain terapeutik: lego terhadap
1. Simpulan tingkat kecemasan anak yang
Berdasarkan hasil analisis data dan dihospitalisasi.
pembahasan, maka dapat disimpulkan c. Bagi Orang Tua Pasien Anak
bahwa: Orang tua diharapkan bersedia
a. Tingkat kecemasan anak usia menemani dan mengajak anak
prasekolah yang mengalami bermain selama di rumah sakit
hospitalisasi di Rumah Sakit PKU khususnya bermain lego untuk
Muhammadiyah di DIY pada meminimalisasi kecemasan anak
kelompok kontrol dengan kategori selama menjalani hospitalisasi.
kecemasan sedang (57,9%). d. Bagi Peneliti Selanjutnya
b. Tingkat kecemasan anak usia Peneliti selanjutnya yang
prasekolah yang mengalami melakukan penelitian sejenis dan
hospitalisasi di Rumah Sakit PKU lebih lanjut diharapkan dapat
Muhammadiyah di DIY pada melakukan pengembangan
kelompok eksperimen dengan terhadap penelitian ini, seperti
kategori kecemasan ringan menambah jumlah sampel,
(84,2%). menggunakan metode penelitian
c. Ada pengaruh bermain terapeutik: yang lebih baik dari penelitian ini,
lego terhadap tingkat kecemasan dan dapat mengelompokkan anak
anak usia prasekolah yang berdasarkan berbagai karakteristik
mengalami hospitalisasi di Rumah lainnya di luar usia dan jenis
Sakit PKU Muhammadiyah di DIY kelamin.
(p = 0,000).
2. Saran DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
peneliti memberikan saran-saran Cable New Network. 2016. Lima
sebagai berikut: Manfaat Bermain Lego Untuk
Anak dalam
https://student.cnnindonesia.com, Sa’diah, R.H. 2014. Pengaruh Terapi
diakses tanggal 6 November 2017. Bermain Origami Terhadap
Hart, R. Mather, P.L. Slack, J.F. & Tingkat Kecemasan Anak Usia
Powel, M.A. 1992. Therapeutic Prasekolah Dengan Hospitalisasi
Play Activities For Hospitalized Di Ruang Aster RSD Dr.Soebandi
Children, Mosby Year Book, USA. Jember, Jurnal Pustaka
Hidayat, A. A. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan, 2(3). Hal 535.
Keperawatan Anak 1, Salemba https://ppjp.ulm.ac.id, diakses
Medika, Jakarta. tanggal 26 Juli 2018.
Huda, M. 2014. Pengaruh Terapi Suriadi & Yuliani, R. 2010. Asuhan
Bermain Lempar Bola Terhadap Keperawatan Pada Anak, Edisi 2,
Penurunan Kecemasan Pada Anak Sagung Seto, Jakarta.
Usia Prasekolah Di RSUD Sunan Susanti, A. 2017. Pengaruh Story Telling
Kalijaga Demak, dalam Terhadap Tingkat Kecemasan
http://stikesyahoedsmg.ac.id, Anak Prasekolah Yang Mengalami
diakses tanggal 26 Juli 2018. Hospitalisasi Di RSUP Dr.M.
Keliat, A.B. & Pasaribu, J. 2016. Prinsip Djamil Padang, Jurnal Ilmu
Dan Praktik Keperawatan Kesehatan. 1 (1). Hal 45.
Kesehatan Jiwa Stuart, Edisi http://www.jik.stikesalifah.ac.id,
Pertama, Elseiver, Singapura. diakses tanggal 13 Februari 2018.
Kyle, T. & Carman, S. 2014. Buku Ajar Susilaningrum, R. Nursalam & Utami, S.
Keperawatan Pediatri. Alih 2013. Asuhan Keperawatan Bayi
Bahasa: Yulianti, D. Editor Edisi Dan Anak, Edisi 2, Salemba
Bahasa Indonesia: Tiar, E. Isneini, Medika, Jakarta.
S. Bariid, B. Edisi 2. Volume 1. Wahyuningrum, I. 2015. Pengaruh
EGC, Jakarta. Cerita Melalui Audiovisual
Mendri, N.K. & Prayogi, A.G. ____. Terhadap Tingkat Kecemasan
Asuhan Keperawatan Pada Anak Anak Usia Prasekolah Yang
Sakit & Bayi Beresiko Tinggi, Mengalami Hospitalisasi Di RSU
Pustaka Baru Press, Yogyakarta. PKU Muhammadiyah Bantul,
Putra, D.S.H. Prasetyo, H. Santuso, H. Skripsi, STIKES ‘Aisyiyah
Muhsi, F.I. Anwar, H.C. Alfian. Yogyakarta.
Tiarningsih, N.F. Rustyana, A.R. Wong, D.L. Eaton, M.H. Wilson, D.
& Prastiyani, D.R. 2014. Winkelstein, M.L. & Schwartz, P.
Keperawatan Anak & Tumbuh 2009. Buku Ajar Keperawatan
Kembang, Nuha Medika, Pediatrik. Alih bahasa : Sutarna, A.
Yogyakarta. Neti. Juniarti, H.Y. Kuncoro.
Ramdaniati, S. Hermaningsih, S. & Editor edisi bahasa Indonesia :
Muryati. 2016. Comparison Study Yudha, E.K. et al., Edisi 6, EGC,
Of Art Therapy And Play Therapy Jakarta.
In Reducing Anxiety On Pre- Wulandari, D. & Erawati, M. 2016. Buku
School Children Who Experience Ajar Keperawatan Anak, Pustaka
Hospitalization, Journal Of Pelajar, Yogyakarta.
Nursing. 6 (1). Hal 47. Yusuf, A.H. Fitriyasari, R & Nihayati,
http://file.scirp.org, diakses H.E. 2015. Buku Ajar
tanggal 6 November 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Salemba Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai