Anda di halaman 1dari 9

PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN

DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Marwan Riki Ginanjar1, Septi Ardianty2, Dian Apriani3


1,2,3 Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKes IKesT Muhammadiyah Palembang

Info Abstrak
Artikel
Article Hospitalisasi pada anak merupakan keadaan yang mengharuskan anak dirawat dirumah sakit
History: dan dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan terancam sehingga menimbulkan
Accepted Apr kecemasan. Upaya untuk mengurangi kecemasan dapat menggunakan terapi permainan
11th 2022 boneka tangan. Permainan boneka tangan adalah permainan yang dilakukan dengan media
boneka tangan dan membuat anak berimajinasi menggunakan teknik bercerita. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan boneka tangan terhadap kecemasan anak
hospitalisasi 4-6 tahun. Metode yang digunakan adalah Pre-Experimental design dengan
rancangan menggunakan One group pretest-posttest, sampel diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Responden penelitian ini berjumlah 35 responden. Kecemasan anak
diukur menggunakan kuisioner kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-
rata skor kecemasan sebelum dilakukan terapi permainan boneka tangan adalah 50,63 yaitu
berada pada cemas berat dan nilai rata-rata setelah dilakukan terapi permainan boneka tangan
adalah 31,37 yaitu berada pada cemas sedang. Berdasarkan uji T dependen didapatkan nilai P
value = 0,001 (≤ 0,05) sehingga ada pengaruh yang signifikan antara permainan boneka tangan
terhadap kecemasan anak. Kesimpulan ada pengaruh permainan boneka tangan terhadap
kecemasan anak hospitalisasi 4-6 tahun di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

Kata Kunci : hospitalisasi, kecemasan anak, permainan boneka tangan

Abstract

Hospitalization of children is a situation to make children that can make uncomfortable and
threatened to cause anxiety. Efforts to reduce anxiety do hand puppet therapy. Hand puppet
games are games that are done by hand puppet media to make children imagine using
storytelling techniques. This study aims to determine the effect of hand puppet play on the
anxiety of children hospitalized 4-6 years. The method used is Pre-Experimental design with a
design using One group pretest-posttest, the sample was taken using a purposive sampling
technique. The respondents of this study were 35 respondents. Data collection instrument used
in the form of a questionnaire. The results of this study indicate that the average score of
anxiety before doing hand puppet therapy is 50.63, which is being anxious and the mean value
after doing hand puppet therapy is 31.37, which is being on moderate anxiety. Based on the
dependent T test, the P value = 0.001 (≤ 0.05) is obtained so that there is a significant influence
between the puppet play on child anxiety. The conclusion is the influence of hand puppet play
on the anxiety of children hospitalized 4-6 years at the Muhammadiyah Hospital Palembang.

Keywords: hospitalization , child’s anxiety , hand puppet games

Corresponding author:
Marwan Riki Ginanjar
ginanjar.marky@gmail.com Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022
DOI: http://dx.doi.org/10.26594/jika.5.1.2022. 14-20
e-ISSN 2621-296X
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 15

PENDAHULUAN Pada umumnya Reaksi yang sering


terjadi pada saat anak-anak menjalani
Anak merupakan seseorang yang hospitalisasi adalah menangis, cemas,
berusia kurang dari 18 tahun dalam masa menolak makan, gelisah dan tidak
tumbuh kembang dengan kebutuhan kooperatif dengan petugas kesehatan.
khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, Kecemasan merupakan keadaan emosi yang
sosial, spiritual, dan individu yang berada tidak memiliki objek yang spesifik dan
dalam satu rentang perubahan kondisi ini dialami secara subjektif. Salah
perkembangan yang dimulai dari bayi satu kecemasan pada anak-anak adalah saat
hingga remaja (Dewi & Meira, 2016). menjalani pengobatan di fasilitas pelayanan
Menurut UNICEF (United Nations Children’s kesehatan (Noverita, 2017). Menurut
Fund, 2012) kurang dari sepertiga dari Ginanjar et al. (2021), ada hubungan antara
sepertiga dari 30 juta anak usia 0-6 tahun di jenis kelamin, pengalaman dirawat di
Indonesia memiliki akases pada program rumah sakit, perilaku caring perawat
Pendidikan anak usia dini (PAUD). Di dengan tingkat kecemasan anak yang
Indonesia, jumlah anak usia prasekolah (4- mengalami hospitalisasi.
6 tahun) berdasarkan data Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
jumlah anak usia pra sekolah 9.603.173 tahun 2018, anak usia 0-14 tahun yang
jiwa. mengalami rawat inap karena menderita
Penyakit Penemonia sebesar 3,55 %,
Anak usia prasekolah dan usia sekolah Penyakit TB paru sebesar 10,1 %, Diare
sangat rentan terkena penyakit. Banyak sebesar 1,97 %, Malaria sebesar 0,99 %,
anak usia tersebut mengalami rawat inap di dan kanker sebesar 2,98 %, Difteri 32,5 %,
rumah sakit dan menyebabkan peningkatan Kusta sebesar 11,03% (Kemenkes, 2019).
pesat populasi anak yang di terpaksa Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS)
menjalani hospitalisasi (Wong et al., 2009). tahun 2010 dari 100 anak 45% diantaranya
Penelitian yang dilakukan oleh Cristina et mengalami kecemasan. Penelitian yang
al., (2016) menunjukkan bahwa anak usia dilakukan oleh (Wahyuningrum & Khusnal
prasekolah lebih rentan terkena penyakit (2015) mendapatkan bahwa dari 22 anak
dan persentase anak usia prasekolah (4-6 kelompok eskperimen saat dilakukan
tahun) yang di hospitalisasi sebanyak pretest, 4 anak (18,2%) mengalami
52,38%. kecemasan berat, 17 anak (77,3%)
mengalami kecemasan sedang, dan 1 anak
Hospitalisasi merupakan suatu proses (4,5%) mengalami kecemasan ringan.
yang menyebabkan anak harus dirawat di
rumah sakit, menjalani pengobatan dan Terapi bermain untuk anak usia 4-6
perawatan sampai akhirnya anak sembuh tahun adalah terapi bermain boneka tangan.
dari sakitnya dan pulang kembali ke rumah. Terapi bermain boneka tangan bermanfaat
Pada anak yang menjalani hospitalisasi mengembangkan imajinasi anak,
akan timbul perilaku yang menolak makan mempertinggi keaktifan, dan menambah
dan minum, sulit tidur, menangis terus suasana gembira. Seringkali anak cemas
menerus, tidak kooperatif dengantenaga dan takut pada saat mengalami perawatan
kesehatan. Keadaan tersebut medis. Penggunaan boneka tangan pada
mengakibatkan anak akan semakin buruk anak- anak bertujuan untuk mengurangi
dan proses penyembuhan anak akan ketakutan dan kecemasan tentang apa yang
semakin lama (Amalia et al., 2018). terjadi pada mereka (Hargi Dwitantya et al.,
2016).

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 16

Permainan ini dilakukan dengan anak main agar anak tenang dan mau
menggunakan boneka tangan atau bisa juga berinteraksi dengan petugas kesehatan
boneka jari. Dalam kegiatan ini perawat ketika dilakukan tindakan keperawatan.
bercerita dengan menggunakan boneka Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tangan. Cerita yang disampaikan pengaruh permainan boneka tangan
diusahakan mengandung unsur yang terhadap kecemasan anak hospitalisasi 4-6
bermakna atau cerita tentang pengenalan tahun.
kegiatan dirumah sakit. Biarkan anak
memperhatikan isi cerita, sesekali sebut METODE
nama anak agar merasa terlibat dalam
permainan tersebut (Saputro & Fazrin, Penelitian ini adalah penelitian
2017). kuantitatif dengan menggunakan desain
Berdasarkan hasil laporan dari rekam penelitian Pre-Experimental dengan
medik ruang rawat inap anak rumah sakit rancangan one group pre-post test design.
muhammadiyah palembang tahun 2019, Variable yang diukur adalah kecemasan
jumlah anak yang mengalami hospitalisasi anak usia 4-6 tahun yang menjalani
pada tahun 2018 sebanyak 1180, anak usia hospitalisasi.
2-4 tahun sebanyak 552 anak dan 628 anak Subjek penelitian adalah anak usia 4-6
usia 5-14 tahun, 3 bulan terakhir anak usia tahun dengan kriteria bersedia mengikuti
1-14 tahun yang menjalani hospitalisasi penelitian, tidak mengalami penurunan
berjumlah 297 anak dengan penyakit kesadaran, dapat berkomunikasi dengan
tertinggi adalah Diare dan DBD (Dengue baik serta dapat membaca dengan baik dan
haemorrhagic fever). Berdasarkan benar. Jumlah Sampel sebanyak 35
observasi diruangan rawat inap, anak responden didapat dengan metode Non
terlihat sering menangis, cemas, rewel, Probability Sampling menggunakan teknik
tidak mau ditinggal orang tua dan takut Purposive sampling.
ketika akan dilakukan tindakan Penelitian dilakukan di ruang rawat
keperawatan. inap Rasyid Thalib Rumah Sakit
Pada hasil studi pendahuluan di ruang Muhammadiyah Palembang tanggal 22
rawat inap anak Rumah Sakit April sampai dengan 20 Mei 2019.
Muhammadiyah Palembang , dengan Intervensi bermain boneka tangan
melakukan observasi diruangan terlihat dilakukan selama 30 menit, diberikan 2 kali
fasilitas diruangan untuk bermain kurang dalam 2 hari.
tetapi terlihat dinding ruangan bermotif Kecemasan diukur dengan wawancara
menarik seperti gambar bunga-bunga menggunakan instrument pengumpulan
bewarna kuning dan biru serta selimut yang data berupa kuesioner kecemasan yang
digunakan juga bermotif bergambar yang diadopsi dari Putri (2012). Indikator
menarik. Hasil wawancara serta observasi pertanyaan terdiri dari ciri-ciri kecemasan,
dengan 7 orang tua yang anaknya di rawat menarik diri, marah dan frustasi. Kuisioner
inap anak, 6 diantaranya mengatakan telah melalui uji validitas menggunakan
bahwa anak mereka sering menangis, tidak rumus product moment dengan hasil
mau ditinggal, takut, dan cemas ketika r>0,312 dan uji reliabilitas alpha
dilakukan tindakan keperawatan, pada saat chronbach’s > 0,60.
wawancara orang tua anak mengatakan Tahap Pengambilan data diawali
perawat selalu menenangkan dan mengajak dengan meminta kesediaan melalui

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 17

informed consent. Pengambilan data ada diruang rawat inap anak sesuai dengan
kecemasan dilakukan sebelum dan sesudah kriteria inklusi dan eklusi sampai
intervensi permainan boneka tangan mencukupi jumlah sampel yang
melalui wawancara kepada orang tua. Data dibutuhkan.
kecemasan sebelum intervensi diambil 10
menit sebelum bermain boneka tangan. HASIL
Data kecemasan setelah intervensi diambil
setelah bermain boneka tangan pada hari Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur
kedua. Umur Frekuensi
Analisa univariat bertujuan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari umur, 4 16
jenis kelamin, variabel independen 5 9
(permainan boneka tangan) dan variabel 6 10
dependen (kecemasan). Analisa bivariat Total 35
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian permainan boneka tangan Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
terhadap kecemasan anak hospitalisasi 4-6 anak yang dihospitalisasi di Rumah Sakit
tahun di ruang rawat inap anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang sebagian Besar
Muhammadiyah Palembang dengan usia 4 tahun.
menggunakan uji T dependen.
Etika penelitian menggunakan prinsip Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis
etik informed consent dengan meminta Kelamin
persetujuan tanpa paksaan, anonymity Jenis Frek
Persentase
dengan tidak menuliskan nama responden, Kelamin uensi
(%)
menjamin kerahasiaan (privacy) dengan
tidak menampilkan informasi mengenai Laki-laki 19 54,3
identitas responden baik nama, alamat, atau Perempuan 16 45,7
penyakit yang diderita oleh pasien. Prinsip Total 35 100%
Protection from discomfort berupa
perlindungan dari ketidaknyamanan Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa
dengan menjaga privasi dan dari 35 responden didapatkan mayoritas
mengkondisikan lingkungan yang aman dan jenis kelamin laki-laki yaitu 19 responden
nyaman. Prinsip Beneficience dengan 54,3%.
memberikan manfaat semaksimal mungkin
dan tidak merugikan responden. Prinsip
Justice dengan memberikan informasi,
tindakan dan komunikasi yang sama
terhadap responden serta melakukan
penelitian kepada seluruh responden yang

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 18

Tabel 3. Perbedaan nilai rata-rata kecemasan anak 4-6 tahun sebelum


dan sesudah dilakukan Terapi Permainan Boneka Tangan
Variabel N Mean Perubahan Median SD Min Max P value
Kecemasan
sebelum 35 50,63 50,00 16,512 16 73
intervensi
-19,26 ≤ 0,001
Kecemasan
sesudah 35 31,37 30,00 13,863 7 60
intervensi

Berdasarkan Tabel 3. didapatkan mean bermain membuat mereka mengalami


sebelum dilakukan intervensi permainan kecemasan.
boneka tangan yaitu 50,63 dengan Standar Kecemasan pada anak pada saat anak
Deviasi 16,512 dan sesudah dilakukan mengalami hospitalisasi perlu dikurangi.
intervensi permainan boneka tangan nilai Upaya meminimalisir penyebab kecemasan
rata-rata menurun yaitu 31,37 dengan dapat menghindari akibat buruk jangka
Standar Deviasi 13,863, dan didapatakan panjang pada tumbuh kembang anak (Aydin
perubahan rata-rata dari kecemasan & Sahiner, 2017). Pada saat seseorang
sebelum dan sesudah dilakukan terapi cemas, amigdala di bagian otak besar bagian
bermain boneka tangan yaitu-19,26. Dari tengah sangat aktif dibanding korteks
hasil uji statistik dengan menggunakan uji T temporal dibagian otak kanan. Intevensi
dependen didapatkan p value ≤ α 0,05 yaitu distraksi dan fokus berperan penting dalam
≤ 0,001 sehingga Ho ditolak dan dapat menstabilkan kinerja amigdala. Ketika
disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum seseorang terfokus, stress dan ketegangan
dan sesudah dilakukan intervensi yang tercipta oleh amigdala tersebut
permainan boneka tangan terhadap berkurang dan fokus seseorang itu menjadi
kecemasan anak hospitalisasi 4-6 tahun di lebih meningkat serta korteks temporal
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. dibagian otak besar bagian kanan berfungsi
normal sehingga emosi serta ketakutan
PEMBAHASAN menjadi mereda (Ginanjar et al., 2020).
Hasil penelitian membuktikan bahwa Terapi bermain dapat menurunkan
banyak anak yang dihospitalisasi, respon kecemasan anak karena aktifitas bermain
yang sering muncul saat dilakukan yang dilakukan oleh anak di rumah sakit
penelitian yaitu anak menangis ketika dapat memberikan keuntungan seperti
dirawat di Rumah Sakit, anak cenderung meningkatkan hubungan antara klien (anak
diam ketika diajak bicara, tegang, dan keluarga) dan perawat karena dengan
takut/menangis ketika didekati oleh orang melaksanakan kegiatan bermain perawat
yang belum dikenal, serta anak menangis mempunyai kesempatan untuk membina
ketika mau diperiksa dan dilakukan hubungan baik dan menyenangkan, baik
prosedur pengobatan. Respon tersebut di dengan anak maupun keluarganya. Bermain
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu merupakan alat komunikasi yang efektif
ketakutan akan orang atau lingkungan asing, antara perawat dan klien. Setelah diberikan
perawat atau dokter, perpisahan dengan terapi bermain anak lebih merasa tenang
orang tua serta hilangnya kebebasan

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK


4-6 TAHUN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 19

dan mau berinteraksi atau berkomunikasi pengobatan karena melalui cerita boneka
dengan petugas kesehatan. tangan anak mampu mengungkapkan rasa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sakitnya saat menjalani prosedur rumah
(Somantri, 2016), menunjukkan bahwa sakit. Anak akrab dengan perawat dan
terapi mendongeng dapat dilakukan dengan dokter karena terapi bermain boneka tangan
menggunakan alat bantu replika peralatan dapat membantu untuk memahami
rumah sakit atau boneka tangan. Boneka ketegangan dan tekanan pada anak, serta
tangan biasanya efektif untuk meningkatkan interaksi dan perkembangan
berkomunikasi dengan anak-anak, dan sikap yang positif terhadap orang lain.
membantu mereka untuk mengungkapkan Intervensi yang dilakukan yaitu terapi
perasaannya (Huckleberry & Wilson, 2011). permainan boneka tangan ada aspek
Mendongeng dengan menggunakan media kecemasan yang hanya sedikit mengalami
boneka dapat meningkatkan rasa percaya penurunan terutama pada aspek anak tidak
(trust), menjalin hubungan, dan ingin melihat teman sekamarnya dan tidak
menyampaikan pengetahuan. ingin mengobrol dengan teman sekamarnya
Hasil penelitian ini sejalan dengan hal ini disebabkan karena pada saat
penelitian (Noverita et al., 2018), dilakukan terapi permainan boneka tangan,
menunjukkan bahwa terapi bermain permainan tidak dilakukan secara
bercerita merupakan terapi yang efektif berkelompok hanya dilakukan perorangan,
untuk menghilangkan kecemasan anak yang dilakukan bersama orangtua dan peneliti
sedang sakit. Karena pada saat dirawat di saja, sehingga anak sedikit mengenal dengan
Rumah Sakit, anak akan mengalami berbagai lingkungan sekitarnya dan komunikasi anak
perasaan yang sangat tidak menyenangkan kurang dengan teman sekamarnya. Pada
seperti cemas, takut, dan sakit. Berdasarkan aspek selanjutnya yaitu anak memeluk ibu
hal tersebut, dengan melakukan permainan saat akan diperiksa oleh perawat atau
maka anak akan dapat mengalihkan rasa dokter hal itu disebabkan karena pada saat
sakitnya pada permainan dan relaksasi dilakukan terapi permainan boneka tangan
melalui kesenangannya melakukan anak didampingi oleh orang tuanya. Anak
permainan. tidak bisa dipisahkan dengan orang tua
Berdasarkan dari teori, penelitian dan sehingga anak sedikit mengalami perubahan
hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa dalam aspek anak memeluk ibu saat akan
intervensi yang sudah dilakukan yaitu terapi diperiksa perawat atau dokter. Pada aspek
permainan boneka tangan dapat anak mengatakan takut apabila ada bekas
mempengaruhi dan secara signifikan dapat luka akibat disuntik hal tersebut disebabkan
menurunkan kecemasan anak. Hal ini dapat karena pada saat terapi bermain boneka
dilihat dari aspek anak memaksa agar segera tangan tidak dilakukan tindakan pengobatan
keluar dari rumah sakit, anak cemas dan dan anak tidak sedang disuntik serta isi
menangis saat akan dilakukan tindakan cerita tidak menceritakan tentang tindakan
pengobatan, anak tidak akrab dengan prosedur pengobatan disuntik dan bekas
perawat dan dokter. Anak tidak lagi luka akibat disuntik. Berdasarkan hasil
memaksa agar segera keluar dari rumah tersebut maka terapi permaianan boneka
sakit karena pada saat dilakukan terapi tangan dapat dijadikan sebagai alternatif
bermain boneka tangan anak dapat diajak tindakan keperawatan untuk mengatasi
untuk berkomunikasi dan mengenal masalah keperawatan kecemasan terutama
lingkungan. Terapi permainan boneka bagi anak yang mengalami hospitalisasi.
tangan mempunyai nilai terapeutik pada Peneliti menyadari bahwa masih banyak
peningkatan komunikasi anak sehingga anak aspek yang mempengaruhi kecemasan anak
merasa lebih aman dengan orang yang baru akibat hospitalisasi.
dikenal. Anak tidak cemas dan tidak
menangis saat akan dilakukan tindakan

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 5 No 1, Mei 2022/ page 14-20 20

SIMPULAN Medika, 8(1), 135–145.


Hargi Dwitantya, B., Eko Kapti, R., & Handayani, T.
(2016). Efektifitas Permainan Boneka Tangan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Terhadap Penurunan Ketakutan Anak
dilakukan diruang rawat inap anak Rasyid Hospitalisasi pada Usia Prasekolah (3-6 Tahun)
Thalib Rumah Sakit Muhammadiyah Ada di RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban.
Pengaruh permainan boneka tangan Majalah Kesehatan, 3(3), 128–136.
terhadap kecemasan akibat hospitalisasi https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehata
n.003.03.3
anak 4-6 tahun ( p = < 0,001). Huckleberry, M. J., & Wilson, D. (2011). Wong’s
nursing care of infant and children9th ed. St
REFERENSI Louis Missouri: Mosby, 210–255.
Amalia, A., Oktaria, & Ktavani, D. (2018). Pengaruh Kemenkes. (2019). Laporan Riskesdas 2018
Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Nasional.pdf. Lembaga Penerbit Badan
Prasekolah selama Masa Hospitalisasi. Majority, Penelitian dan Pengembangan.
7(2), 219–225. Noverita, Mulyadi, & Mudatsir. (2018). Terapi
Aydin, D., & Sahiner, N. C. (2017). Effects of music Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Pada
therapy and distraction cards on pain relief Anak Usia 3-5 Tahun Yang Berobat Di
during phlebotomy in children. Applied Nursing Puskesmas Peukan Baro. Jurnal Ilmu
Research, 33, 164–168. Keperawatan, 5(2), 67–78.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.apn Putri, M. E. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu
dengan Respon Hospitalisasi Anak Usia Sekolah
r.2016.11.011
Cristina, I., Lemos, S., Gomes, L., Delmondes, G. D. A., di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Brasil, A. X., Laysa, P., Santos, F., Gomes, E., Universitas Gadjah Mada.
Vanessa, K., Gomes, L., Oliveira, D. De, Oliveira, J. Saputro, H., & Fazrin, I. (2017). Anak Sakit Wajib
D. De, Fernandes, G. P., Kerntopf, M. R., This, C., Bermain di Rumah Sakit: Penerapan Terapi
Izabel, A., Santiago, C., Gomes, L., Araújo, G. De, Bermain Anak Sakit; Proses, Manfaat dan
… Fernandes, G. P. (2016). Therapeutic Play Use Pelaksanaannya.
in Children under the Venipucture : A Strategy for Somantri, I. (2016). Efektifitas terapi mendongeng
Pain Reduction. 4(1), 1–5. terhadap kecemasan anak usia toddler dan
https://doi.org/10.12691/ajnr-4-1-1 prasekolah saat tindakan keperawatan. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 4(3).
Dewi, & Meira. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Pustaka Pelajar. Wahyuningrum, I., & Khusnal, E. (2015). Pengaruh
Ginanjar, M. R., Ardianty, S., & Apriliyani, K. (2021). cerita melalui audiovisual terhadap tingkat
kecemasan anak usia prasekolah yang
Factors Related Anxiety Level On Hospitalized
Children. Jurnal Masker Medika, 9(1), 359–364. mengalami hospitalisasi di RSU PKU
http://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskerm Muhammadiyah Bantul. STIKES’Aisyiyah
edika/article/view/439 Yogyakarta.
Ginanjar, M. R., Iswari, M. F., & Noftalina, N. (2020). Wong, D. L., Hockenberry, M. J., Wilson, D.,
PENGARUH BIBLIOTERAPI TERHADAP Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2009). Buku
KECEMASAN HOSPITALISASI ANAK USIA Ajar Keperawatan Pediatrik (Edisi 6). EGC.
PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG. Masker

Marwan Riki Ginanjar - PERMAINAN BONEKA TANGAN TERHADAP KECEMASAN ANAK 4-6 TAHUN DI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Judul Inovasi: "Terapi boneka tangan (hand puppet therapy) untuk menurunkan kecemasan
pada anak akibat hospitalisasi"

1. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak seringkali menyebabkan perasaan cemas, ketakutan, dan
stres yang signifikan. Anak-anak harus berada di lingkungan yang asing, terpisah dari
keluarga, dan menghadapi prosedur medis yang menakutkan. Kondisi ini dapat
berdampak negatif pada kesehatan mental dan proses penyembuhan anak. Oleh karena
itu, diperlukan intervensi yang efektif untuk mengatasi kecemasan akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi boneka tangan
 Intuk membantu menurunkan tingkat kecemasan pada anak-anak yang menjalani
perawatan di rumah sakit.
Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk:
 Membantu anak mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran dengan cara yang
aman dan terkendali.
 Meningkatkan pemahaman anak tentang situasi yang sedang dialami.
 Memfasilitasi komunikasi antara anak dan tenaga kesehatan.
 Mengajarkan strategi koping yang sehat untuk mengatasi kecemasan dan stres.
3. Metode Pelaksanaan
Dalam proses terapi, perawat menggunakan boneka tangan yang memerankan
karakter tertentu, seperti dokter, perawat, atau pasien. Boneka tangan digunakan untuk
berinteraksi dengan anak dan membantu menyampaikan informasi serta
mengeksplorasi perasaan anak.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam terapi boneka tangan antara lain:
 Bermain peran: Anak diminta untuk memainkan peran sebagai pasien atau tenaga
kesehatan dengan menggunakan boneka tangan.
 Bercerita: Terapis menggunakan boneka tangan untuk menceritakan pengalaman di
rumah sakit atau menjelaskan prosedur medis.
 Diskusi: Boneka tangan digunakan untuk memfasilitasi diskusi dengan anak tentang
perasaan, kekhawatiran, dan strategi koping.
 Modeling: Terapis menggunakan boneka tangan untuk mendemonstrasikan perilaku
yang positif dan strategi mengatasi kecemasan.
4. Manfaat Terapi
 Terapi boneka tangan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Membantu anak merasa lebih rileks, percaya diri, dan terlibat dalam proses
perawatan.
 Meningkatkan pemahaman anak tentang situasi yang sedang dialami dan prosedur
medis yang akan dijalani.
 Memfasilitasi ekspresi emosi secara aman dan terkendali.
 Mengembangkan strategi koping yang sehat untuk mengatasi kecemasan dan stres.
 Meningkatkan komunikasi dan hubungan antara anak, keluarga, dan tenaga
kesehatan.
5. Implementasi Terapi
Terapi dapat dilakukan secara individual atau dalam kelompok kecil, disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi anak. Sebelum melaksanakan terapi, perlu dilakukan
asesmen awal untuk mengetahui tingkat kecemasan dan kebutuhan khusus anak.
Kemudian, merancang sesi terapi yang sesuai dengan menggunakan boneka tangan
sebagai media utama.
Setelah sesi terapi selesai, evaluasi dilakukan untuk mengukur efektivitas terapi
dan menyesuaikan intervensi selanjutnya jika diperlukan. Secara keseluruhan, terapi
boneka tangan merupakan pendekatan yang efektif, ramah anak, dan dapat membantu
mengatasi kecemasan serta meningkatkan kesejahteraan psikologis anak selama
menjalani rawat inap di rumah sakit.

Contoh produk :

. .

Anda mungkin juga menyukai