Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BLIBIOTERAPI DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRASEKOLAH


SAAT PEMASANGAN INFUS DI RS TELOGOREJO SEMARANG

Sri Hartini *), Yudha Riski Prasiska **)


*) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang

Abstrak

Anak merupakan individu yang rentan terhadap penyakit, hospitalisasi mengharuskan anak untuk
tinggal di Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan, pemasangan infus merupakan salah satu
prosedur invasif yang dilakukan pada anak yang mengalami hospitalisasi, tindakan invasif
pemasangan infus merupakan jenis tindakan yang sangat ditakuti oleh anak dan dapat
mengakibatkan kecemasan. Pendekatan pada anak yang mengalami kecemasan salah satunya
dengan menggunakan tekhnik pendekatan asuhan keperawatan berupa blibioterapi (pemanfaatan
buku sebagai media terapi) menggunakan buku cerita bergambar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh blibioterapi dengan buku cerita bergambar terhadap tingkat kecemasan
pada anak prasekolah saat pemasangan infus di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Penelitian ini
merupakan penelitian Pre Eksperimental yang dilakukan dalam satu kelompok yaitu pretest dan
posttest jumlah sampel (31) anak yang dilakukan dengan total sampling, analisa yang di gunakan
adalah uji wilcoxon. Dari hasil analisa perubahan tingkat kecemasan sebelum blibioterapi adalah
21 responden (67,7%) dan kecemasan sesudah blibioterapi adalah 20 responden (64,5%) dengan
nilai (p-value = 0,000 kurang dari sama dengan 0,05). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada
pengaruh yang signifikan antara blibioterapi terhadap penurunan kecemasan pada anak saat
pemasangan nfus.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah: blibioterapi perlu dilakukan saat anak akan dilakukan
tindakan invasif.
Kata kunci : blibioterapi, kecemasan anak prasekolah, pemasangan infus.

Abstract

Children are susceptible individuals toward the disease, hospitalization require children to stay in
the hospital to be treated and given therapy, intravenous feeding installation is one of invasive
procedures which always given to the children who hospitalized, intravenous feeding installation
invasive action is a kind of action which feared by children and create the anxiety. To handle the
children feeling anxiety one of approaching method is by using nursing care approaching
technique such as blibiotherapy use pictorial book. This research intended to find out the
influence of story telling therapy by pictorial book toward anxiety level on preschool children
during intravenous feeding installation in Telogorejo Semarang Hospital. This research was
preexperimental which done in one group pre test and posttest with sample was 31 children that
had done by total sampling, analysis used was wilcoxon test. Based on analysis result changing of
anxiety level before story telling therapy was 21 respondents ( 67,7% ) and the anxiety after it
was 20 respondents ( 64,5% ) by ( p value = 0,000 0,05 ). The conclusion of this research that
the significant influence between story telling therapy toward anxiety reduction in the children
during intravenous feeding installation. The recomendation of this research was story telling
therapy needed to be done when the children in the process of invasive action.
Keyword : blibiotherapy, the anxiety on preschool age, intravenous feeding installation
PENDAHULUAN Anak akan mengalami kecemasan yang
sangat berat saat dilakukan tindakan
Anak merupakan individu yang berusia 0 pemasangan infus (Wong, 2009, hlm.761).
18 tahun secara bertahap anak akan Tindakan pemasangan infus merupakan
mengalami tumbuh kembang yang dimulai jenis tindakan yang sangat ditakuti oleh
dari bayi sampai remaja. Tahapan-tahapan pasien terutama pasien anakanak, dimana
anak mencakup, yang pertama bayi yaitu dilakukan penusukan jarum atau abocate
usia 0-1 tahun, kedua toddler yaitu 12,5 melalui transkutan pinset tajam yang steril
tahun, yang ketiga prasekolah yaitu usia dan disambungkan dengan spuit untuk
2,55 tahun, yang keempat usia sekolah memasukkan obat atau cairan langsung ke
yaitu usia 5 11 tahun, dan yang terakhir pemuluh darah vena sehingga anak merasa
usia remaja yaitu usia 11- 18 tahun dilukai (Poltekes Kemenkes Maluku,
(Hidayat, 2009, hlm.6). Anak usia 2011, hlm.79).
prasekolah ditandai dengan berbagai
macam aktivitas yang dilakukan, dimana Dari hasil studi pendahuluan yang
anak mengalami pertumbuhan fisik dan dilakukan di Rumah Sakit Telogorejo
aktivitas motorik yang tinggi, anak belajar selama 2 hari didapatkan data terjadinya
untuk mandiri, anak menunjukkan adanya perbedaan respon kecemasan pada pasien
rasa inisiatif serta anak mampu anak sesuai tahapan usianya. Anak yang
mengidentifikasi identitas dirinya berusia 8 bulan akan menangis tanpa
(Hidayat, 2005, hlm.25). melakukan perlawanan saat dilakukan
tindakan pemasangan infus, pada usia 3
Kelemahan pada anak usia prasekolah tahun anak akan menangis, menjerit,
yaitu memiliki imunitas yang lebih rendah menolak tindakan bahkan anak bisa
dari pada orang dewasa sehingga akan menendang petugas kesehatan ketika akan
mengalami resiko infeksi yang lebih tinggi dilakukan tindakan pemasangan infus.
dari orang dewasa, anak rentan mengalami Pada anak usia 5 tahun respon kecemasan
jatuh dan cidera sehingga menyebabkan tidak jauh berbeda seperti yang dialami
anak masuk ke rumah sakit (Deslidel, et anak usia 3 tahun, yaitu anak akan
al., (2011, hlm. 7-8). Hospitalisasi adalah menangis, menjerit, menolak dilakukan
proses seorang pasien melakukan rawat tindakan berusaha menjauhkan stimulus
inap di rumah sakit sampai batas yang dan anak akan menunjukkan tingkah laku
telah ditentukan, tidak terkecuali bagi agresif seperti menendang. Menurut Wong
anakanak. Menurut profil kesehatan (2008, hlm.760) Dari respon yang dialami
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 rata- 3 anak tersebut dapat disimpulkan bahwa
rata lama rawat seorang pasien (Average terdapat kecemasan pada anak ketika
Length of Stay/ ALOS) yang ideal adalah sedang dilakukan tindakan pemasangan
antara 6-9 hari. Berbagai hal yang akan infus.
dialami oleh seorang anak dalam
menajalani proses hospitalisasi, anak akan Kecemasan adalah kehawatiran yang
mengalami traumatik dan penuh ketakutan, berlebihan yang merupakan respon
anak merasa dipisahkan oleh orang tua dan emosional terhadap penilaian individu
anak akan mengalami berbagai tindakan terhadap subjektif, yang dipengaruhi oleh
invasif, orang tua akan mengalami cemas alam sadar dan tidak diketahui secara pasti
saat anak menjalani terapi yang dilakukan penyebabnya (Dalami, 2009, hlm.65).
oleh tenaga kesehatan seperti halnya Salah satu cara untuk mengurangi
tindakan pemasangan infus (Supartini, kecemasan pada anak yaitu dengan
2004, hlm.188). memeberikan suatu permainan yang unik
dan dapat menarik perhatian anak. (Wong,
2009, hlm.765). Terapi bermain atau play
terapy diindikasikan sebagai salah satu 16,67% skor kecemasannya tetap. Skor
jenis terapi yang yang cocok diterapkan kecemasan dapat disimpulkan pada usia 3
pada anak, anak dapat mengekspresikan dan 4 tahun responden lebih banyak yang
perasaan mereka melalui permainan mengalami peningkatan sekor kecemasan
tersebut, salah satunya menggunakan buku dibandingkan usia 5 dan 6 tahun.
cerita bergambar atau buku ilustrasi Distribusi frekuensi responden
(Sarka&Hendarsih, 2011, hlm.58). berdasarkan jenis kelamin, perempuan
Pemanfaatan buku sebagai media terapi lebih banyak mengalami peningkatan
disebut dengan biblioterapi (Suparyo, sekor kecemasan dibandingkan anak laki-
2010). laki karena anak laki-laki lebih banyak
mengalami peningkatan kreativitas
Biblioterapi adalah aktivitas menggunakan bermain dibandingkan anak perempuan.
buku yang sesuai dengan usia dalam terapi
pengobatan, dan biasanya dilanjutkan Mengingat begitu besar dampak
dengan diskusi sesuai dengan topik kecemasan yang terjadi pada anak maka
masalah kehidupan yang sesuai dengan perawat dapat melakukan tekhnik terapi
kondisi saat itu (Greenberg, 2007 dalam bermain, disini ada beberapa tekhnik terapi
Oppenheimer, 2010). Hasil penelitian bermain yaitu salah satunya terapi
Tunny pada tahun 2013 dengan judul blibioterapi dengan menggunakan buku
Anxiety in children undergoing cerita bergambar, karena dengan gambar,
tonsillectomy and adenoidectomy in anak akan dapat dengan mudah
northern ireland, yang bertujuan untuk mengeksplorasi cerita tersebut, sehingga
menilai efektivitas dari buku cerita yang anak akan terhibur dan tertarik untuk
berjudul the tale of woody amandel, untuk melihat dengan senang hati (Kusuma,
mengurangi tingkat kecemasan anak yang 2013, hlm.3).
menjalani tonsilektomi dan adenoidectomy
di Rumah Sakit Irlandia utara. Penelitian apakah ada pengaruh blibiotherapi dengan
ini menggunakan metode quasy buku cerita bergambar terhadap tingkat
eksperimen dengan responden 80 anak, kecemasan saat pemasangan infus pada
menunjukan bahwa buku cerita efektif anak prasekolah di Rumah Sakit
dalam mengurangi kecemasan pada anak Telogorejo Semarang. Penelitian tentang
saat pra-oprasi dan ditemukan sangat pengaruh blibioterapi dengan buku cerita
efektif dalam mengurangi kecemasan pada bergambar terhadap tingkat kecemasan
anak perempuan di bandingkan anak laki- saat pemasangan infus pada anak
laki. prasekolah akan dilakukan di Rumah sakit
Telogorejo Semarang. Tempat tersebut
Hasil penelitian Kholisatun Muafifah pada dipilih karena jumlah anak usia prasekolah
tahun 2013 di RSUD Banyumas, yang 4-6 tahun yang dirawat disana cukup
berjudul pengaruh playterapy terhadap banyak. Pada tahun 2013 terhitung dari
tingkat kecemasan anak pada saat bulan Januari-Desember terdapat 364
hospitalisasi, menunjukkan pada anak. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
responden yang pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya sebanyak 83,33% METODE PENELITIAN
mengalami peningkatan skor kecemasan
dan 16,67% mengalami penurunan skor Penelitian ini menggunakan metode
kecemasan, sedangkan pada responden penelitian Pre Experimental Rancangan ini
yang tidak pernah dirawat di rumah sakit merupakan rancangan penelitian yang
sebelumnya sebanyak 50% mengalami tidak menggunakan variabel kontrol dan
peningkatan skor kecemasan, 33,33% sampelnya tidak dipilih secara random
mengalami penurunan skor kecemasan dan (sugiyono, 2013, hlm.161). Pendekatan
yang digunakan One-Group Pretest- kenormalan atau normalitas data dengan
Posttest Design, desain ini terdapat pretest, uji Shapiro wilk. Uji statistik yang
sebelum diberi perlakuan. Hasil perlakuan digunakan untuk menguji perbedaan antara
dapat diketahui lebih akurat, karena pretest dan posttes pada masing-masing
sebelumnya telah diberikan pretest kelompok data menggunakan uji wilcoxon.
(sugiyono, 2013, hlm.163).

Populasi dalam penelitian ini adalah anak HASIL DAN PEMBAHASAN


usia prasekolah yang akan dilakukan
pemasangan infus ke dua di RS Telogorejo 1. Jenis Kelamin
Semarang.Pada bulan Maret tahun 2014.
Sebagai gambaran jumlah anak sakit di Karakteristik responden anak usia
Rumah Sakit Telogorejo Semarang Pada prasekolah berdasarkan jenis kelamin
tahun 2013 adalah berjumlah 364 pasien, dapat dilihatpada tabel 4.1
dengan rata-rata perbulan adalah 31 anak.
Sampel data penelitian ini adalah anak usia Tabel 4.1
prasekolah yang dirawat di ruang Bugenfil Distribusi frekuensi responden
RS Telogorejo Semarang dengan populasi berdasarkan jenis kelamin
yang berjumlah 31 anak dengan tekhink di RS Telogorejo Semarang tahun 2014
pengambilan sampel menggunakan total
sampling. No Jenis Frekuensi Presentase
kelamin (%)
Penelitian ini menggunakan instrumen 1 Laki laki 16 51,6
buku cerita bergambar dan lembar 2 Perempuan 15 48,4
observasi. Dalam hal ini peneliti membuat Total 31 100
beberapa pertanyaan mengenai kecemasan
pada anak dengan menggunakan skala Hasil penelitian menunjukan bahwa
guttman. sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 16 responden
Analisa univariat pada penelitian ini (51,6%).
adalah kecemasan saat pemasangan infus
pada anak prasekolah sesudah diberikan 2. Usia Responden
blibioterapi dengan buku cerita bergambar.
Karakteristik responden anak prasekolah
Analisis bivariat digunakan dalam berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
penelitian ini untuk mengetahui apakah 4.2
ada pengaruh pemberian blibioterapi Tabel 4.2
dengan buku cerita bergambar terhadap Distribusi frekuensi responden
tingkat kecemasan saat pemasangan infus. berdasarkan usia
Pada penelitian ini menggunakan uji di RS Telogorejo Semarang 2014
wilxocon, karena data dalam analisis
bivariat ini berbentuk nominal atau Umur Frekuensi Persen (%)
kategorik dan sampel yang di gunakan 4tahun 14 45,2
dalam penelitian ini lebih besar (n 25) 5 tahun 8 25,8
(Suyarno, 2009, hlm.74). Jika asumsi tidak 6 tahun 9 29,0
terpenuhi (data tidak berdistribusi normal), Total 31 100
maka gunakan Mann Withney test
(Dharma, 2011, hlm.201). Untuk menguji Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepastian sebaran data yang diperoleh, dari 31 responden yang paling dominan
penelitian ini menggunakan uji adalah usia 5 tahun sebanyak 18 responden
(25,8%) dan yang paling sedikit usia 6 peristiwa-peristiwa tertentu biasanya anak
tahun sebanyak 9 responden (29%). lebih cenderung melebih-lebihkan, aneh
dan menakutkan dari pada kejadian
3. Kecemasan Responden Sebelum sebenarnya, dari hal tersebut anak lebih
Blibioterapi. sering mengalami kecemasan yang
diakibatkan karena dirinya sendiri.
Karakteristik respondenanak usia
prasekolah berdasarkan tingkat kecemasan Hasil penelitian ini sesuai dengan
sebelum blibioterapi dengan skor minimal penelitian Elfira (2011) mengenai
5,00 maksimal 9,00 rata-rata 7,22 dan pengaruh terapi bermain dengan teknik
standar defiasi 1,54. Selanjutnya data bercerita terhadap kecemasan akibat
dikategorikan berdasarkan nilai median (7) hospitalisasi pada anak usia prasekolah di
karena data tidak berdistribusi normal, RSUP H Adam Malik Medan yang
dapat dilihat pada tabel 4.3 menyatakan bahwa sebelum di berikan
blibioterapi 92,3% responden mengalami
Tabel 4.3 kecemasan sedang, dan 7,7% responden
Distribusi responden berdasarkan mengalami kecemasan berat.
kecemasan sebelum blibioterapi
di RS Telogorejo Sremarang 2014 Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Tunny pada
No Kecemasan frekuensi Persentase tahun 2013 dengan judul Anxiety in
sebelum (%) children undergoing tonsillectomy in
blibioterapi northern Ireland, di RS Irlandia utara.
1 Cemas 21 67,7 Penelitian ini menggunakan metode quasy
2 Tidak 10 32,3 eksperimen dengan responden 80 anak,
cemas didapatkan hasil sebelum di berikan terapi
3 Total 31 100 responden yang mengalami kecemasan
lebih banyak di bandingkan sesudah
Hasil penelitian menunjukan bahwa diberikan terapi. Menunjukan bahwa buku
kecemasan responden sebelum terapi cerita efektif dalam mengurangi
bercrita jumlah responden yang kecemasan.
mengalami kecemasan sebanyak 21
responden (67,7%) dan responden yang Potter & Perry (2005, hlm.319) menyatkan
tidak mengalami kecemasan sebanyak 10 bahwa kecemasan terbesar anak usia
responden (32,3%). prasekolah adalah kecemasan akan
kerusakan tubuh. Semua prosedur atau
Sebelum diberi blibioterapi anak lebih tindakan keperawatan baik yang
banyak mengalami kecemasan karena anak menimbulkan nyeri maupun tidak,
cenderung takut terhadap tindakan- keduanya dapat menyebabkan kecemasan
tindakan keperawatan, pada dasarnya bagi anak usia prasekolah selama
dunia anak merupakan dunia imajinasi, hospitaisasi. Hal ini disebabkan karena
dimana anak sering membayangkan segala keterbatasan pemahaman anak usia
sesuatu dan mengolah dalam sudut prasekolah tentang integritas tubuh.
pandang masing-masing padahal
egosentris dan pemikiran magis anak 4. Kecemasan responden sesudah
belum berkembang dengan baik sehingga blibioterapi
membatasi kemampuan mereka untuk
memahami berbagai peristiwa, dalam Karakteristik responden anak usia
menggungkapkan atau penjelasan anak prasekolah berdasarkan tingkat kecemasan
terhadap fantasi untuk menggambarkan sesudah blibioterapi dengan skor minimal
2,00 maksimal 8,00 rata-rata 5,70 dan lebih besar dari nilai tabel (T58 = 1,671)
standar defiasi 1,82. Selanjutnya data pada tingkat signifikasi 0,05.
dikategorikan berdasarkan nilai median (6)
karena data tidak berdistribusi normal, 5. Uji Normalitas Data
dapat dilihat pada tabel 4.4
Berdasarkan uji normalitas data,
Tabel 4.4 didapatkan nilai p-value sebelum diberikan
Distribusi responden berdasarkan blibioterapi 0,001 dan nilai p-value setelah
kecemasan sesudah blibioterapi diberikan blibioterapi 0,006, kedua data
di RS Telogorejo Semarang 2014 mempunyai nilai p-value kurang dari 0,05
sehingga data berdistribusi tidak normal,
No Kecemasan frekuensi Persentase maka uji analisisnya adalah uji wilcoxon.
sesudah (%)
blibioterapi 6. Uji analisis menggunakan wilcoxon
1 Cemas 20 64,5
2 Tidak 11 35,5 Berdasarkan Uji statistik Wilxocon
cemas didapatkan nilai p-value 0,000
3 Total 31 100 sehinggadapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang bermakna antara
Hasil penelitian menunjukan bahwa kecemasan responden sebelum dan
kecemasan responden sesudah blibioterapi sesudah blibioterapi di RS Telogorejo
responden yang mengalami kecemasan Semarang.
sebanyak 20 responden (64,5%), dan
responden yang tidak mengalami Hasil uji Wilxocon menunjukan bahwa ada
kecemasan sebanyak 11 (35,5%). perbedaan antara kecemasan responden
sebelum dan sesudah diberikan
Berdasarkan penelitian Fransiska (2011, blibioterapi. Hasil penelitian ini dapat
hlm 46) tentang pengaruh terapi bermain disimpulkan pengaruh blibioterapi
bercerita terhadap kecemasan hospitalisasi terhadap kecemasan anak usia prasekolah
anak usia prasekolah di RS Cinere Jakarta, pada saat tindakan invasif pemasangan
diperoleh hasil bahwa dari 35 anak usia infus di RS Telogorejo Semarang. Hal ini
prasekolah pada kelompok anak yang dapat disebabkan karena seorang anak
diberikan intervensi terapi bermain dengan lebih condong terhibur bila mendapatkan
bercerita didapatkan ada perbedaan suatu stimulus yang berupa cerita dan
dampak kecemasan hospitalisasi setelah buku bergambar, karena di dalam cerita
dilakukan intervensi terapi bermain mengandung makna yang berhubungan
dengan bercerita pada anak usia dengan pengalaman orang lain dalam
prasekolah dibandingkan dengan kehidupan yang mampu di interprestasikan
kelompok anak usia prasekolah yang tidak oleh responden sehingga cerita tersebut
diberikan intervensi. Hasil penelitian ini dapat mengubah pikiran perasaan dan
juga didukung oleh hasil penelitian yang di perilaku responden dan mampu membantu
lakukan oleh Nisha yang berjudul effect of mengubah masalah interpersonal termasuk
play intervention in the reduction of maslah kecemasan saat akan dilakukan
anxiety among preoperative children di RS tindakan pemasangan infus.
Mangalore, yang menunjukan bahwa
intervensi bermain efektif dalam Dari hasil pengamatan saat penelitian,
menurunkan kecemasan antara anak-anak ketika peneliti memberikan blibioterapi
praoprerasi, desain penelitian yang dengan buku cerita bergambar yang di
digunakan adalah dua kelompok pretest dalamnya berisi tentang pemasangan infus
posstest design, dengan nilai t = 4,225 pada 11 responden sangat kooperatif,
responden mau mendengarkan,memahami Dengan demikian, kegiatan bermain
isi cerita dan responden sangat tertarik bercerita harus menjadi bagian integral
dengan gambar-gambar yang ada di dalam bagi pelayanan kesehatan anak di rumah
buku cerita. Hal ini Hal ini berbeda ketika sakit.
sebelum diberikan blibioterapi, responden
tampak ketakutan, dan responden kurang SIMPULAN
mempedulikan peneliti. Setelah diberikan
blibioterapi responden terlihat Berdasarkan penelitian yang sudah
kecemasanya menurun saat akan dilakukan dilakukan pada 31 responden pasien yang
pemasangan infus yang dilakukan oleh dilakukan tindakan keperawatan
perawat, hal ini dapat ditunjukan dengan pemasangan infus yang dirawat di RS
respon seperti, anak tidak menangis, dan Telogorejo Semarang dapat disimpulkan
terlihat tenang saat dilakukan pemasangan sebagai berikut :
infus. 1. Kecemasan responden sebelum
blibioterapi pada anak usia prasekolah
Melalui cerita dengan tema yang sangat yang dilakukan tindakan keperawatan
menghibur sesuai dengan kebutuhan dan pemasangan infus di RS Telogorejo
daya tangkap anak, dapat memberikan Semarang sebagian besar mengalami
respon terhadap anak untuk mengamati, kecemasan yaitu 21 responden (67,7%)
mendengarkan dan mengimajinasikan apa 2. Kecemasan responden sesudah
yang ia tangkap tanpa memperhatikan hal blibioterapi pada anak usia prasekolah
sekelilingnya (Syakir, 2004, hlm.21). yang dilakukan tindakan keperawatan
Untuk itu diharapkan melalui metode pemasangan infus di RS Telogorejo
bercerita ini, dapat meminimalisisr tingkat Semarang sebagian besar mengalami
kecemasan anak pada saat proses kecemasan yaitu 20 responden (64,5%).
pemasangan infus. 3. Berdasarkan uji statistik dengan
wilxocon diperoleh nilai p-value 0,000
Bercerita sangat bermakna dalam (<0,05) maka Ha diterima sehingga
mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pada anak usia prasekolah. Bercerita yang bermakna antara kecemasan
merupakan salah satu cara yang efektif responden sebelum dan sesudah
untuk menurunkan stress pada anak, dan blibioterapi. Pada anak usia prasekolah
juga penting untuk kesejahteraan mental yang dilakukan tindakan invasif
dan emosional anak (Champel and pemasangan infus di RS Telogorejo
Glasser, 2004, hlm.85). Semarang.

Terjadinya perubahan kecemasan sebelum SARAN


dan sesudah diberikan blibioterapi dapat
disimpulkan, seorang anak lebih condong 1. Bagi pelayanan keperawatan
terhibur bila mendapatkan suatu stimulus Dari hasil penelitian ini diharapkan
yang berupa cerita, dan buku bergambar blibioterapi saat pemasangan infus
yang dapat diminimalisir melalui metode dapat diterapkan di RS Telogorejo
bercerita. Permainan yang terapeutik Semarang.
seperti bercerita didasari oleh pandangan
bahwa bermain bercerita bagi anak
merupakan aktivitas yang sehat dan 2. Bagi pendidikan keperawatan
diperlukan untuk kelangsungan tumbuh Sebagai bahan pembelajaran program
kembang anak dan memungkinkan untuk institusi dan praktek laboratorium serta
dapat menggali dan mengekspresikan untuk mengajarkan bagaimana cara
perasaan dan pikiran cemas, dan relaksasi. mengatasi kecemasan pada anak saat
dilakukan tindakan invasif pemasangan perawatan anak di RSUP H.
infus. Adam Malik Medan, diunduh
3. Bagi peneliti selanjutnya pada website
Penelitian ini diharapkan dapat www.repository.usu.ac.id pada
dijadikan sebagai bahan pertimbangan tanggal 2 juni 2014
bagi penelitian selanjutnya yang Fransiska, R. (2011). Pengaruh terapi
berkaitan dengan masalah kecemasan bermain bercerita terhadap
pada anak yang akan dilakukan kecemasan hospitalisasi anak usia
tindakan invasif, dan instrumen prasekolah di RS Cinere Jakarta,
penelitian yang digunakan dapat diunduh pada website
dimodifikasi seperti buku cerita yang www.library.upnvj.ac.id pada
dapat bergerak dan timbul misalnya tanggal 2 juni 2014
buku cerita bergambar Pop-Up. Atau Green, A., Slessor D (2010). Affective
menggunakan buku cerita dengan cerita Bibliotherapy: A Research Study.
yang berbeda dan di sesuaikan dengan University of British Columbia
tindakan invasif yang akan dilakukan. Hidayat, A., (2005).Pengantar ilmu
keperawatan anak 1.Surabaya:
DAFTAR PUSTAKA Salemba Medika
(2009).Metode penelitian
Ann Isaacs. (2005). Keperawatan keperawatan dan teknik Analisis
Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Data.Jakarta:Salemba Medika
Jakarta: EGC (2005).Pengantar ilmu
Aprilia. (2013). Makalah anxietas. keperawatan anak 1.Surabaya:
http://id.scribd.com/doc/1653182 Salemba Medika
09/ diperoleh tanggal 30 juni (2010). Metode penelitian
2014 Kesehatan. Surabaya: Kelapa
Bossert, E.A. (2004). The influent of Pariwara
health status, gender and anxiety Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009).
on the stress and coping processes Wongs Essensial Pediatric
of hospitalized school-age Nursing. Eighth edition. St. Louis
childern, Journal of pediatric : Mosbi Elsevier
nursing diundun pada website Isaacs. (2005). Keperawatan Kesehan Jiwa
www.pediatricnursing.org pada dan Pediatrik. Jakarta: EGC
tanggal 2 juni 2014 Kholisatun, M. (2013). Pengaruh clay
Brewer, (2006). Pediatric Anxiety Child therapy terhadap kecemasan
Life Intervention In Day akibat hospitalisasi pada pasien
Surgery,diunduh pada website anak usia prasekolah
www.pediatricnursing.org di Kusuma, D. (2013). Perancangan buku
unduh pada tanggal 9 juni 2014 Pop-up Cerita rakyat Bledhug
Dalami, E., Suliswati, dkk. (2009). Asuhan Kuwu. Semarang : Balai Penerbit
Keperawatan Jiwa dengan UNNES
Masalah Psikososial. Jakarta: Kowalak, dkk. (2011).Buku ajar
Trans Info Medika patifisiologi. Jakarta: EGC
Deslidel, Z., dkk. (2011). Buku Ajar Liu. (2009). Effects of music on anxiety
Asuhan Neonatus Bayi dan and pain in childern with cerebral
Balita. Jakarta: EGC palsy receiving acupunture.
Elfira, E. (2011). Pengaruh terapi bermain http://web.a.ebscohost.com/ehost/
dengan teknik bercerita terhadap resultsadvanced?sid= 3e51b08b-
kecemasan akibat hospitalisasi 4ec1-4a04-
pada anak prasekolah diruang 85fc070cc4fd7eb5%40sessionmgr
4001&vid=3&hid=4212& Aplikasi. Yogyakarta: Nuha
bquery=he+effec diperoleh pada Offset
tanggal 14 maret 2014 Suliswati, dkk. (2005).Konsep dasar
Nisha, K. (2013). Effect Of Play keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Intervention In The Reduction Of Sugiyono. (2013). Cara mudah menyusun
Anxiety Among Preoperative skripsi, tesis, dan disertasi.
Children. Diunduh pada website Bandung: CV Alvabeta
http://www.scopemed.org/?jft=45 (2010). Statistika Untuk
&ft=45-1373200447 diproleh tgl Penelitian. Bandung: Alfabeta
03 juni 2014 Suparyo, Y (2010). Bagaimana
Nursalam, dkk. (2005). Asuhan menerapkan biblioterapi. Diunduh
keperawatan bayi dan anak. dari.http://kombinasi.net/bagaima
Jakarta: Salemba Medika na-menerapkan-biblioterapi/ pada
Notoatmojo, soekidjo. (2010). Metodelogi tanggal 30 Januari 2011
Penelitian Kesehatan. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep
Yogyakarta: Naha Medika dasar keperawatan anak. Jakarta:
(2008). Konsep dan penerapan EGC
metodelogi penelitian ilmu Susana, S & Sri hendarsih. (2011). Terapi
keperawatan. Jakarta: Salemba modalitas keperawatan kesehatan
medika jiwa. Jakarta: EGC
Ngastiyah, (2005). Perawatan Anik Sakit. Syakir. (2004). Ilustrasi. Semarang: Balai
Jakarta: EGC Penerbit UNNES
Muscari. (2005). Panduan Belajar Thompson, C. (2009). Anxiety levels of
Keperawatan Pediatrik. Jakarta: 5th graders. Doctoral
EGC Dissertation. Walden University
Poltekes Kemenkes Maluku. (2011). diunduh pada website
Penuntun Praktikum Ketrampilan www.publishing.waldenu.edu
Kritis II. Jakarta: Salemba Tsai, C. (2007). The effect of animal
Medika assisted therapy on childrens
Potter, Patricia A., Perry, G Anne. (2005). stress during hospitalization.
Fundamental Keperawatan. Edisi diunduh pada website
7 Buku 3. Jakarta : Salemba www.lib.umd.edu pada tanggal 2
Medika juni 2014
Purwandari, H. (2009). Pengaruh terapi Wong, D., dkk. (2009). Buku Ajar
seni untuk menurunkan tingkat Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
kecemasan anak usia prasekolah EGC
yang menjalani hospitalisasi di http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/defau
wilayah kabupaten Banyumas. lt/files/kholisatun_p1-p71.pdf.
Diunduh pada website diperoleh tanggal 3 Desember
www.lontar.ui.ac.id pada tanggal 2013
2 Juni 2014 http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokum
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik en/2013/SDK/Mibangkes/profil20
penulisan riset keperawatan edisi 12/BAB_I-VI_2012_fix.pdf
2. Yokyakarta: Ruko Jambusari diperoleh tanggal 19 Desember
Setiawati, Satun. (2009). Ketrampilan 2013
Khusus Praktik Keperawatan
Anak. Jakarta: KDT
Suyarno & Salamah, ummi. (2009). Riset
Kebidanan Metodelogi dan

Anda mungkin juga menyukai