Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISIS JURNAL

JURNAL UTAMA :
PENGARUH TERAPI BERMAIN MENDONGENG DENGAN
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI
JURNAL PEMBANDING :
PENGARUH TERAPI BERMAIN LILIN TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD
dr. SOEDARSO PONTIANAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK B :


1. Agnes Yudith Yobelta (2104043)
2. Anastasia Mampesi (2104046)
3. Briantoko Lilih Waluyo Utomo (2104049)
4. Cindi Stevani Anggelia (2104052)
5. Faniea Maawati (2104063)
6. Junivka Jelita (2104078)
7. Maria Leonita Maturbongs (2104085)

PROGRAM STUDI NERS STIKES BETHESDA


YAKKUM YOGYAKARTA
TAHUN 2021
PENGARUH TERAPI BERMAIN MENDONGENG
DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT
HOSPITALISASI

Pawiliyah1, Liza Marlenis2


Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Tri Mandiri Sakti
Bengkulu1,2
Pawiliyah@yahoo.com1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain


mendongeng dengan penurunan tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi di RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau. Desain penelitian
menggunakan rancangan pre eksperimen one group pre-pos test design. Hasil
penelitian didapatkan mean penurunan kecemasan 10,50, dengan hasil
Wilcoxon Test Asym 0,000 < 0,005. Simpulan dari penelitian ini terdapat
pengaruh terapi bermain mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra
sekolah yang dirawat di RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.

Kata Kunci: Kecemasan, Mendongeng, Perawatan Anak, Terapi Bermain

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of storytelling play therapy with a
decrease in anxiety levels in pre-school age children due to hospitalization in
Dr. Sobirin Lubuklinggau. The study design used a pre-experimental one group
pre-post test design. The results obtained mean a decrease in anxiety 10.50,
with the results of the Wilcoxon Test Asym 0,000 <0.005. The conclusion of this
study is the effect of storytelling play therapy on pre-school age anxiety scores
of children treated at RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.

Keywords: Anxiety, Storytelling, Child Care, Play Therapy


PENGARUH TERAPI BERMAIN LILIN TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD
DR. SOEDARSO PONTIANAK

Ikbal fradianto Parjo*


Ariyani Pradana Dewi**

Abstrak:
Latar belakang : Hospitalisasi pada anak mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit. Hospitalisasi dapat menyebabkan terjadinya kecemasan pada anak.
Kecemasan pada anak tidak dapat dibiarkan, karena hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan cara terapi bermain lilin.
Objektif : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
terapi bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah.
Metode : Jenis penelitian ini pre-eksperimen dengan one group pre-post test
design. jumlah sampel 20 anak yang dilakukan dengan purposive sampling.
Analisa penelitian menggunakan uji statistik T berpasangan.
Hasil : Dari analisa perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dengan
menggunakan uji T berpasangan didapatkan hasil nilai p = 0,000 dimana nilai p
< 0,05.
Kesimpulan : Pada penelitian ini ada pengaruh terapi bermain lilin terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah di Ruang Anak RSUD
dr. Soedarso Pontianak.

Kata Kunci : Terapi bermain lilin, Kecemasan, Hospitalisasi.

The Effect Of Playing Candles Therapy Towards The Decreases Of Anxiety


Level On Pre-School Children Who Being Hospitalize In The Regional
General Hospital Doctor Soedarso Pontianak

Abstract
Background : Hospitalization for children requires them to stay in the hospital.
Hospitalization causes anxiety for children. Anxiety cannot be allowed on
children as this may interfere their growth and development. One way to solve
the children anxiety is candle therapy.
Objective : This study was conducted to determine whether play candle therapy
influences to decrease the level of anxiety of preschool children or not.
Methods : The type of this research is pre - experimental with one group pre-
post test design . Total sample was 20 children who performed with purposive
sampling . Analysis of this research using paired T statistical test.
Results : From the analysis of changing in the levels of anxiety before and after
using the paired T test results obtained where the value of p = 0.000 , p < 0.05.
Conclusion : In this study, there is an effect of playing candles therapy to
decrease the level of anxiety on children of preschool age in children room of
general regional hospitals doctor soedarso Pontianak .

Keywords : play candles therapy , anxiety , hospitalization

* Nursing Student Tanjungpura University


** Nursing Lecturer Tanjungpura University
Analisa PICO
No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking
1 P (problem) Ya JURNAL 1
Bermain adalah cara yang efektif untuk mengatasi
dampak selama proses rawat inap. Melalui bermain
anak dapat mengekspresikan semua yang mereka
harapkan, mengembangkan keterampilan dan
kemampuan motorik mereka, dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, kepercayaan diri meningkat
dan mengembangkan potensi mereka (Martin,
2008). Mendongeng memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan terapi lain, karena
mendongeng bisa memberikan kesenangan untuk
anak-anak, karena naluri anak-anak usia pra-
sekolah mempunyai kesenangan ketika mendengar
cerita. Selain itu terapi bercerita yang sangat efektif
diberikan kepada anak-anak yang memiliki energi
terbatas untuk bermain (Wong, 2009). Usia
prasekolah keterampilan motorik anak sudah
mengalami perkembangan secara signifikan sesuai
dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
anak. (Supartini, 2012). Stress ”adalah istilah umum
untuk perubahan hormon yang terjadi sebagai
respons terhadap peristiwa atau kondisi yang
menakutkan atau mengancam. Ketika parah,
perubahan-perubahan ini disebut stres "beracun"
dan dapat menghambat perilaku, kapasitas kognitif,
serta kesehatan emosi dan fisik anak-anak. (Morsy
and Rothstein, 2019). Populasi dalam penelitian ini
anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD
Dr. Sobirin Lubuklinggau.

POPULASI
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang
anak

JURNAL 2
Anak usia prasekolah merupakan anak yang
mempunyai rentang usia 2 hingga 6 tahun (Potter
and Perry, 2005; Behrman, Kliegman, Jenson
2006). Hospitalisasi pada anak merupakan proses
yang dikarenakan suatu alasan yang berencana
ataupun darurat, sehingga mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali kerumah
(Nursalam dkk, 2008). Stress pada anak ini dapat
diperlihatkan dengan kecemasan yang muncul pada
sikap anak. Kecemasan yang terjadi pada anak tidak
dapat dibiarkan, karena hal ini dapat berdampak
buruk pada proses pemulihan kesehatan anak.
Terapi bermain merupakan terapi pada anak yang
menjalani hospitalisasi. Permainan anak akan
membuat anak terlepas dari ketegangan dan stres
yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa
sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan (Supartini,
2012). Terapi bermain dengan menggunakan lilin
sangat tepat karena lilin tidak membutuhkan energi
yang besar untuk bermain, permainan ini juga dapat
dilakukan di atas tempat tidur anak, sehingga tidak
mengganggu dalam proses pemulihan kesehatan
anak (Ngastiyah, 2005). Populasi dalam penelitian
ini usia prasekolah di Ruang Anak RSUD dr.
Soedarso Pontianak.

POPULASI
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang
anak.

Critical Thinking :
Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak
menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-
perasaan subjektif atau perasaan yang tidak
diketahui jelas penyebabnya, seperti ketegangan,
ketakutan, dan kekhawatiran. Anak usia prasekolah
biasanya mengalami separation anxiety atau
kecemasan perpisahan karena anak harus berpisah
dengan lingkungan yang dirasakan aman, nyaman,
penuh kasih sayang, dan menyenangkan seperti
lingkungan rumah, permainan, dan teman-teman
sepermainan. (Hamari, 2011).

2 I (Intervensi) Ya Jurnal 1:
Penelitian menggunakan pra eksperimen dengan
one-group pre-post test design. Dilakukan pada 20
responden anak pra sekolah. Pertama diukur skor
kecemasan pada anak pra sekolah sebelum
dilakukan terapi bermain menggunakan lembar
observer dari HARS, setelah itu responden
diberikan terapi bermain mendongeng dan diukur
skor kecemasan.

Jurnal 2:
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian pre-eksperimental
dengan one-group pre-test post-test design tanpa
adanya kelompok kontrol.
Desain penelitian ini menggunakan satu kelompok
subjek, dimana diberikan pretest (pengamatan awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi (terapi
bermain lilin), setelah diberikan intervensi,
kemudian dilakukan kembali posttest atau
pengamatan akhir. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini berupa lembar observer tingkat cemas
akibat hospitalisasi yang diambil dari preschool
anxiety scale.

Critical Thingking:
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), pertama
kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun
1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik
psikis maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item
pertanyaan untuk mengukur tanda adanya
kecemasan pada anak dan orang dewasa
(Chrisnawati, G., & Aldino, 2019)
Preschool Anxiety Scale Revised (PASR) adalah
skala pengukuran yang berisi 22 skor kecemasan
yang meminta orang tua untuk memberikan
informasi yang benar mengenai anaknya, ke 22 item
pernyataan berisi pengukuran kecemasan.
Kuesioner ini bisa digunakan untuk mengukur
tingkat kecemasan anak pada usia 2,5 sampai 6,5
tahun (Arisska, D., & Sitompul, 2017)
3 C (Comparasion) Ya JURNAL 1 ·
Penelitian ini di lakukan di RSUD Dr.Sobirin
Lubuklinggau dengan jenis Penelitian
menggunakan rancangan pre eksperimen one grup
pre-post test design
Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah semua
yang dirawat di ruang melati. Sampel dalam
penelitian ini adalah anak usia pra sekolah yang
berjumlah 20 orang dengan menggunkan tehknik
accidental sampling.
Analisis data menggunakan uji statistic Paire
Sample T-Test jika data berdistribusi normal,
sedangkan jika tidak berdristibusi normal maka
akan menggunakan Wilcoxon Test dengan tingkat
kebermaknaan 0,05

JURNAL 2

Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.SOEDARSO


PONTIANAK dengan jenis penelitian adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunkan desain
pra-eksperimental dengan one grup pre-post test
design. tanpa adanya kelompok kontrolis. Poulsi
pada penelitian ini adalah seluruh anak yang
mengalami hospitalisasi di RSUD dr.Soedarso
Pontianak yang memenuhi kriteria sampel.Pengaruh
terapi bermain lilin terhadap kecemasan anak usia
pra sekolah yang mengalami hospitaisasi dianalisa
menggunkan uji statistik T-Test yaitu uji beda dua
mean dependen (paired sampel T-test).

Critical Thinking
Menurut Arikunto (2010:124) one group pretest-
posttest design adalah kegiatan penelitian yang
memberikan tes awal (pretest) sebelum diberikan
perlakuan, setelah diberikan perlakuan barulah
memberikan tes akhir (posttest)
Kedua Jurnal sama-sama membahas tentang terapi
yang berpengaruh pada kecemasan

4 O (outcome) Ya JURNAL 1

Berdasarkan hasil yang didapat dari 20 sampel


menunjukan negative ranks atau selisih skor
kecemasan anak usia pra skolah 20, yang artinya 20
anak mengalami penurunan skor kecemasan setelah
diberikan terapi bermain mendongeng. Sedangkan
mean rank atau rata-rata penurunan skor kecemasan
adalah sebesar 10,50. Uji Wilcoxon test diketahui
p< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara skor kecemasan pre post dan post
test, sehingga dapat disimpukan bahwa ada
pengaruh terapi bermain mendongeng terhadap skor
kecemasan anak usia pra sekolah yang dirawat di
RSUD Dr. Sobirin Lubuklinggau.

JURNAL 2

Berdasarkan hasil yang didapatkan nilai rerata


kecemasan 14,20 dan standar deviasi 1.39 sebelum
diberikan terapi bermain lilin, sedangkan setelah
dilakukan terapi bermain lilin nilai rerata 6,45 dan
standar deviasi 3.00. hasil uji T berpasangan
didapatkan nilai (p < 0.05) atau terdapat perbedaan
yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum
dan sesudah diberikan terapi bermain lilin.

CRITICAL THINKING

Berdasarkan hasil yang didapatkan, jurnal utama


lebih efektif dibandingkan jurnal pembanding
karena terjadi penurunan kecemasan yang
signifikan.
Pembahasan
Hospitalisasi adalah suatu proses dimana seseorang harus dirawat di rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan agar keadaanya menjadi membaik. Setiap orang
memiliki reaksi yang berbeda-beda saat harus dirawat di rumah sakit termasuk
anak-anak. Anak sangat rentang terhadapa krisis hspitalisasi dan penyakit
karena stress akibat perubahan dari sehat dengan memiliki banyak rutinitas
kemudian harus diam dan terbaring di rumah sakit. Stress utama dari
hospitalisasi adalah perpisahan, kehilngan kendali. Faktor yang mempengaruhi
rekasi anak prasekolah terdapat sakit dan hospitalisasi adalah perkembangan
usia. Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya, support system yang
tersedia, (Oktiawati, 2017). Kecemasan merupakan suatu perasaan yang
berlebihan terhadap kondisi ketakutan, kegelisahaan, bencana yang akan datang,
kekhawatiran atau ketakutan terhadap ancaman nyata atau yang dirasakan
kondisi di alami secara subjektif dan di komunikasian dalam hubungan
interpersonal (Saputro & Intan, 2017).
Anak prasekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun yang memiliki
kemampuan berinterkasi dengan sosial dan lingkungannya pada masa ini anak
memiliki kemampuan mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain sebagai
dasar menuju tahap perkembangan selanjutnya, yaitu tahap sekolah(Astriani,
2017) .
Berdasarkan hasil uraian pembahasan dari jurnal pengaruh terapi bermain
mendongeng dengan penurunan tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi dan pengaruh terapi bermain lilin terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi di RSUD
dr. Soedarso Pontianak keduanya sama-sama efektif, berdasarkan hasil diskusi
kelompok kami memutuskan memilih jurnal pengaruh terapi bermain
mendongeng dengan penurunan tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi lebih efektif di lihat dari hasil yang didapat dari 20 sampel
menunjukan negative ranks atau selisih skor kecemasan anak usia pra skolah 20,
yang artinya 20 anak mengalami penurunan skor kecemasan setelah diberikan
terapi bermain mendongeng. Sedangkan mean rank atau rata-rata penurunan
skor kecemasan adalah sebesar 10,50. Uji Wilcoxon test diketahui p< 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara skor kecemasan pre post dan
post test, sehingga dapat disimpukan bahwa ada pengaruh terapi bermain
mendongeng terhadap skor kecemasan anak usia pra sekolah.
Daftar Pustaka
Arisska, D., & Sitompul, D. R. (2017). Pengaruh Terapi Mewarnai Gambar
Dengan Pasir Warna Terhadap Kecemasan Anak Pra Sekolah 3-5 Tahun.
Astriani, K. (2017). Hospitalisasi & Terapi Bermain Pada Anak. Ngajuk: Adjie
Media Nusantara.
Chrisnawati, G., & Aldino, T. (2019). Aplikasi Pengukuran Tingkat Kecemasan
Berdasarkan Skala HARS Berbasis Android. Jurnal Teknik Komputer, 278.
Martin, G (2008) Terapi untuk anak ADHD. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer
Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika
Ngantiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Oktiawati, D. (2017). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Tegal: CV Trans Info
Media.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan Volume 1.
Jakarta: EGC
Saputro, H., & Intan, F. (2017). Buku Ajar Anak Sakit Penerepan Terapi Bermain
Anak Sakit, Proses, Manfaat dan Pelaksanaannya. Ponorogo: Forum Ilmiah
Kesehatan (FORIKES).
Supratini, Y. (2012) Buku ajar konsep dasar keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Wong D, L (2009) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Alih Bahasa Sumarno,
Agus dkk, Edisi 6 Volume 1. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai