Anda di halaman 1dari 6

Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN.

23384433

Analisis Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan Kecemasan Akibat


Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Anak
RSUD Sobirin Lubuk Linggau Tahun 2013
Oleh :

Dosen PSIK STIK BINA HUSADA PALEMBANG

Abstrak
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar kehidupan yang selanjutnya. Angka kesakitan
anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 bahwa usia anak 021 Tahun apabila
dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44 %. Dan dari data Rumah Sakit Umum Daerah Sobirin Lubuk
Linggau dengan jumlah pasien anak yang dirawat ruang anak pada tahun 2012 sebanyak 1638 pasien anak. Pasien anak yang
dirawat mengalami kecemasan akibat hospitalisasi. Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan yaitu melalui kegiatan
terapi bermain, salah satunya terapi bermain mewarnai.
Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya Analisis Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan Kecemasan
Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sobirin Lubuk
Linggau Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain quasy eksperimen dengan rancangan one
group pretest posttest. Pengumpulan data menggunakan kuisioner hamilton rating scale for anxiety (HRS-A). Penentuan
sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini mendapatkan hasil rata-rata skor kecemasan sebelum diberikan terapi bermain mewarnai dengan
nilai mean 24.44, median 24.00 dan standar deviasi 8.426. Pada score kecemasan sesudah diberikan terapi bermain mewarnai
dengan nilai mean 20.94, median 21.50 dan standar deviasi 6.887. Berdasarkan hasil uji statistik paired sample t-test
diperoleh nilai P values 0.000 < 0.05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dengan demikian terapi bermain efektif
untuk menurunkan kecemasaan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak Rumah Sakit Umum
Daerah Sobirin Lubuk Linggau tahun 2013.
Disarankan kepada RSUD Sobirin Lubuk Linggau agar meningkatkan pelayanan kesehatan dalam pemberian terapi
bermain pada anak yang di hospitalisasi.

Kata Kunci : Terapi bermain mewarnai, hospitalisasi, kecemasan, anak prasekolah

Abstract
Childhood life is very impressive and the basis for the next life. Illness pediatric grade in Indonesia based on the
National Health Survey (Susenas) of 2010 that the age of child 0-21 years old when calculated from population totality is
14,44 %. And from General Hospital Sobirin Lubuk Linggau files to pediatric patients totality who treated the pediatric
rooms in 2012 as many as 1638 patients. Children patients have some anxiety experience due to hospitalization. One effort
that can be done to reduce the anxiety is through play therapy, especially coloring play therapy.
The purpose of this research to know The Effectivity Of Coloring Play Therapy Against Anxiety Decrease Caused
By Hospitalization To Preschooler (3-6 Years) In The Pediatric Rooms At General Hospital Sobirin Lubuk Linggau 2013.
This research uses quasy experiment with one group pretest-posttest design. Collecting data using questionnaires of hamilton
rating scale for anxiety (HRS-A). The samples by using purposive sampling.
This research got the average score of anxiety before coloring play therapy are 24.44 on mean, 24.00 on median
and 8.426 on standard deviation. After coloring play therapy the anxiety scores have 20.94 on mean, 21.50 on median and
6,887 on standard deviation. Based on the results of statistical tests paired sample t-test P values obtained value 0.000 <
0.05 that means Ho is rejected and Ha accepted. It's mean playing therapy is effective for decrease the anxiety that cause by
hospitalization for preschoolers (3-6 years) in the pediatric rooms at General Hospital Sobirin Lubuk Linggau 2013.
It is recommended to General Hospital Sobirin Lubuk Linggau to work up health care about giving of play therapy
to children in hospitalization.

Keyword : Play therapy coloring, hospitalization, anxiety, preschooler

Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi
Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN. 23384433

1. Pendahuluan Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik


1.1 Latar Belakang untuk melakukan penelitian mengenai Analisis
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan Efektifitas Terapi Bermain Mewarnai Terhadap
dan merupakan dasar kehidupan yang selanjutnya. Penurunan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada
Anak sebagai generasi masa depan suatu bangsa Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Anak
mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Sobirin Lubuk Linggau
yang memadai secara individual. Perawatan anak di Tahun 2013.
rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh
dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua. 1.2 Tujuan Penelitian
Beberapa bukti ilmiah menunjukan bahwa lingkungan a. Tujuan Umum
rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress Untuk mengetahui Analisis efektifitas terapi
bagi anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik bermain mewarnai terhadap penurunan
rumah sakit seperti bangunan atau ruang rawat, alat- kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak Rumah
maupun lingkungan sosial, seperti sesama pasien Sakit Umum Daerah Sobirin Lubuk Linggau
anak, atau pun interaksi dan sikap petugas kesehatan tahun 2013
itu sendiri. (Supartini, 2004)
Kecemasan sangat biasa dialami dan b. Tujuan Khusus
merupakan keadaan emosi yang normal. Namun pada a. Diketahuinya distribusi frekuensi score
beberapa orang termasuk anak mengalami kecemasan kecemasan anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
dan kekhawatiran yang berlebihan dapat sebelum diberikan terapi bermain mewarnai
menyebabkan mereka sulit untuk mengontrol pikiran b. Diketahuinya distribusi frekuensi score
dan perasaannya. Keadaan seperti itulah yang disebut kecemasan anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
sebagai gangguan kecemasan.(Hildayani dkk, 2011) sesudah diberikan terapi bermain mewarnai
Anak menjadi semakin stress dan hal ini c. Diketahuinya perbedaan score kecemasan
berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu anak usia pra sekolah (3-6 tahun) sebelum
menurunya respon imun. Sebagian stress yang terjadi dan sesudah diberikan terapi bermain
pada bayi di usia pertengahan sampai anak periode mewarnai
prasekolah.(Nursalam et.al, 2008)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk 1.3 Manfaat Penelitian
menurunkan kecemasan adalah melalui kegiatan a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sobirin
terapi bermain. Sehingga bermain memungkinkan Lubuk Linggau
anak mendapatkan pengalaman hidup yang nyata serta Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
karena bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat meningkatkan perawatan kesehatan anak tentang
maupun sakit.(Adriana, 2013) kecemasan pada anakusia pra sekolah (3-6
Pemilihan jenis permainan harus disesuaikan tahun), khususnya perawat Rumah Sakit Umum
dengan usia anak. Usia prasekolah permainan yang Daerah Lubuk Linggau sebagai evaluasi dan
cocok dilakukan salah satunya bermain masukan untuk meningkatkan pemberian terapi
mewarnai.(Supartini, 2004) bermain pada anak pra sekolah (3-6 tahun) di
Berdasarkan survei World Health Organiation ruang anak.
(WHO) pada tahun 2008, hampir 80% anak
mengalami perawatan dirumah sakit. Sedangkan di b. Bagi STIK Bina Husada Palembang
Indonesia berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tahun 2010 didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak memberikan informasi untuk digunakan sebagai
mengalami dampak hospitalisasi.(Wicaksane, 2014) acuan untuk dapat meningkatkan wahana
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar kelimuan mahasiswa di bidang keperawatan
(Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan bahwa angka anak bagi mahasiswa Program Studi Ilmu
kesakitan pasien di wilayah Sumatera Selatan terus Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
naik. Dari keseluruhan jumlah tersebut sebesar Bina Husada Palembang khususnya dan
14,91% anak mengalami kecemasan terhadap mahasiswa kesehatan lainnya pada umumnya.
hospitalisasi.(Soendoro, 2009)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan c. Bagi Peneliti Selanjutnya
peneliti pada tanggal 05 Januari 2013 di Ruang anak Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
Rumah Sakit Umum Daerah Sobirin Lubuk Linggau sebagai informasi awal dalam penelitian lebih
melalui observasi didapatkan 5 dari 9 anak yang lanjut tentang kebutuhan bermain pada anak usia
dirawat diruang anak menunjukkan rasa takut / cemas prasekolah dan sebagai data dasar untuk
terhadap tindakan keperawatan. penelitian selanjutnya.

Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi
Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN. 23384433

2. Metode Penelitian Skor


Metode dalam penelitian ini menggunakan Kece
masa 8,4
metode kuantitatif dengan desain Quasy Eksperimen 36 24,44 24,00 7 40
n 26
dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Pasie
Populasi sebanyak 56 pasien anak usia prasekolah (3- n
6 tahun) dengan sampel sebanyak 36 pasien anak usia
prasekolah (3-6 tahun). Penelitian ini dilaksanakan di Berdasarkan tabel 3.2 terlihat bahwa dari 36
ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk responden sebelum diberikan terapi bermain
Linggau pada tanggal 05 Januari 08 Juni 2013. mewarnai, rata-rata memiliki skor kecemasan sebesar
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah 24,44 dalam kategori kecemasan sedang dengan nilai
kuesioner dari Hamilton Rating Scale for Anxiety median atau nilai tengah dari skor kecemasannya
(HRS-A). Instrumen yang digunakan berupa yaitu 24,00 dalam kategori kecemasan sedang dan
kuesioner, buku bergambar, dan pensil warna. standar deviasi 8,426. Selanjutnya terlihat bahwa skor
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya kecemasan terendah atau nilai minimum adalah 7 dan
diolah menggunakan software komputerisasi. Analisis nilai tertinggi atau nilai maximum adalah 40.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Hasil penelitian ini juga didukung dengan
univariat dan analisis bivariat. penelitian Ikbal (2014) tentang Pengaruh terapi
Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan
terhadap data sebelum dan sesudah diberikan terapi pada anak usia prasekolah yang mengalami
bermain yaitu data berdistribusi normal maka dari itu hospitalisasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak
uji statistik yang dipakai adalah paired sample t-test didapatkan tingkat kecemasan terbesar ditunjukkan
yaitu untuk mengetahui efektivitas terapi bermain pada responden dengan karakteristik tingkat
mewarnai terhadap penurunan kecemasan. kecemasan yang sangat berat, dibuktikan dengan data
sejumlah 90% (18 anak) dan 10% (2 anak) mengalami
3. Hasil Dan Pembahasan kecemasan berat.
A. Analisis Univariat Hal ini menggambarkan bahwa responden
1) Tingkat Kecemasan Sebelum Diberikan mengalami kecemasan akibat hospitalisasi yang
Terapi Bermain Mewarnai dibuktikan dengan tingkat kecemasan berat banyak
diderita pasien dengan usia 3 dan 4 tahun dikarenakan
Tabel 3.1 usia anak 3-4 tahun itu belum mampu berkomunikasi
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Anak dengan menggunakan bahasa yang baik dan anak usia
Usia Prasekolah Sebelum Diberikan Terapi Bermain ini belum bisa berpisah dengan orang tua. Tingkat
Mewarnai kecemasan berat banyak diderita anak yang belum
Score Frekuensi pernah dirawat sebelumnya ditandai dengan
Kecemasan Jumlah Persentase menangis, tidak nafsu makan, perasaan berubah-ubah,
Normal 2 5,6 % muka tegang, dan gelisah. Dan tingkat kecemasan
Ringan 11 30,6 % anak laki-laki lebih tinggi atau berat dari pada anak
perempuan mungkin dikarenakan anak laki-laki lebih
Sedang 7 19,4 % sulit untuk mengendalikan diri yang ditandai dengan
Berat 16 44,4 % tindakan yang agresif seperti menggigit, menendang
Jumlah 36 100 % bahkan memukul.
Selain itu anak menjadi tidak kooperatif
Berdasarkan tabel 3.1 terlihat dari 36 terhadap perawatan dan pengobatan di rumah sakit,
responden didapatkan tingkat kecemasan anak usia anak menjadi sulit/menolak untuk didekati oleh
prasekolah (3-6 tahun) sebelum diberikan terapi petugas. Mereka juga akan menunjukkan sikap
bermain mewarnai banyak yang mengalami tingkat marah, menolak makan, menangis, berterik-teriak,
kecemasan berat sebanyak 16 orang anak atau sekitar bahkan berontak saat melihat perawat datang
44,4 %. menghampirinya. Mereka beranggapan bahwa
kedatangan petugas hanya akan menyakiti mereka.
Keadaan ini akan dapat menghambat dan dapat
Tabel 3.2 menyulitkan proses pengobatan dan perawatan
Rata-Rata Skor Kecemasan Pada Anak Usia terhadap anak sakit.(Adriana, 2013)
Prasekolah Sebelum Diberikan Terapi Bermain Beberapa bukti ilmiah menunjukan bahwa
Mewarnai lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan
Rata- Nilai penyebab stress bagi anak dan orang tuanya, baik
Jumlah Nilai Nilai
rata Tengah SD lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau
Pasien Min Max
(Mean) (Median) ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih
petugas kesehatan maupun lingkungan sosial, seperti
sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap
Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi
Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN. 23384433

petugas kesehatan itu sendiri. Oleh karena itu, anak kecemasan sangat berat 5% (1 anak) dan tidak
menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan mengalami kecemasan sebnyak 25% (5 anak).
berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata- Secara keseluruhan terjadi kecenderungan
kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat, penurunan respon kecemasan anak antara sebelum
dan ketergantungan pada orang tua.(Supartini, 2004) dan sesudah terapi bermain mewarnai, namun masih
ada 2 orang anak yang tidak menunjukkan penurunan
2) Tingkat Kecemasan Sesudah Diberikan score kecemasan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh
Terapi Bermain Mewarnai keadaan yang dialami pasien.
Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat
Tabel 3.3 maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Anak sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada.
Usia Prasekolah Sesudah Diberikan Terapi Bermain Dengan cara terapi bermain membuat aktivitas anak
Mewarnai menjadi menyenangkan.(Supartini, 2004)
Score Frekuensi Dengan dilakukannya terapi bermain maka
Kecemasan Jumlah Persentase dapat meminimalkan atau menurunkan stres pada
Normal 5 13,9 % anak selama dirawat. Karena bermain merupakan
aktivitas yang menyenangkan bagi anak-
Ringan 12 33,3 %
anak.(Adriana, 2013)
Sedang 11 30,6 % Oleh karena itu mengurangi kecemasan akibat
Berat 8 22,2 % hospitalisasi sangat diperlukan, karena selain
Jumlah 36 100 % membuat anak menjadi lebih kooperatif juga
menunjang proses penyembuhan. Dengan melalui
terapi bermain dapat meminimalkan atau menurunkan
Berdasarkan tabel 3.3 terlihat dari 36
kecemasan pada anak selama perawatan dan anak
responden didapatkan tingkat kecemasan anak usia
mempunyai koping yang positif sehingga akan
prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak Rumah Sakit
membantu penyembuhan.
Umum Daerah Lubuk Linggau tahun 2013 sesudah
diberikan terapi bermain mewarnai didapatkan banyak
yang mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 12 B. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap data
orang anak atau sekitar 33,3 %.
sebelum diberikan terapi bermain dengan p value
0,385 dan data sesudah diberikan terapi bermain
Tabel 3.4
dengan p value 0,858, artinya p > 0,05
Rata-Rata Skor Kecemasan Pada Anak Usia
menunjukkan data tersebut berdistribusi normal.
Prasekolah Sesudah Diberikan Terapi Bermain
Maka dari itu dilakukan uji statistik paired sample t-
Mewarnai
test.
Rata- Nilai
Jumlah Nilai Nilai
Rata Tengah SD
Pasien
(Mean) (Median)
Min Max Tabel 3.5
Perbedaan Score Kecemasan Anak Usia Prasekolah
Skor Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Bermain
Kecem 6,8
asan
36 20,94 21,50
87
7 36 Mewarnai
Pasien Score
Kecemasan
Anak Yang Mean Median Sum SD PV N
Berdasarkan tabel 3.4 terlihat bahwa dari 36 Diterapi
responden sesudah diberikan terapi bermain Bermain
mewarnai, rata-rata memiliki skor kecemasan sebesar Sebelum 24,44 24,00 880 8,426 36
20,94dalam kategori kecemasan sedang dengan nilai 0,000
median 21,50 dan standar deviasi 6,887. Selanjutnya Sesudah 20,94 21,50 754 6,887 36
terlihat bahwa skor kecemasan terendah atau nilai
minimum adalah 7 dan nilai tertinggi atau nilai Berdasarkan tabel 3.5 diatas menunjukkan
maximum adalah 36. bahwa skor kecemasan pada anak usia prasekolah
Hasil penelitian ini juga didukung dengan terhadap hospitalisasi sebelum diberikan terapi
penelitian Ikbal (2014) tentang pengaruh terapi bermain mewarnai dengan nilai mean 24,44 , standar
bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan deviasi 8,426. Pada score kecemasan sesudah
pada anak usia prasekolah yang mengalami diberikan terapi bermain mewarnai dengan nilai mean
hospitalisasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak dari 20,94, standar deviasi 6,887. Berdasarkan dari hasil
didapatkan tingkat kecemasan terbesar terdapat pada uji statistik Paired Sample T-Test nilai P Value =
responden dengan kecemasan sedang yaitu dengan 0,000. Dengan kata lain P Value < 0,05 jadi Ho
persentase 35% (7 anak), tingkat kecemasan ringan ditolak dan Ha diterima. Maka dengan demikian
25% (5 anak), kecemasan berat 10% (2 anak), terapi bermain efektif untuk menurunkan kecemasaan
Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi
Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN. 23384433

akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 kecemasan sebesar 24,44 dalam kategori
tahun) di ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah kecemasan sedang dengan nilai median atau
Lubuk Linggau tahun 2013. nilai tengah dari skor kecemasannya yaitu
Hasil penelitian ini juga didukung dengan 24,00 dalam kategori kecemasan sedang dan
penelitian Ikbal (2014) tentang pengaruh terapi standar deviasi 8,426. Selanjutnya terlihat
bermain lilin terhadap penurunan tingkat kecemasan bahwa skor kecemasan terendah atau nilai
pada anak usia prasekolah yang mengalami minimum anak usia prasekolah sebelum
hospitalisasi Di RSUD dr. Soedarso Pontianak dari diberikan terapi bermain dengan skor 7 dan
yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata 14.20 dan skor kecemasan tertinggi atau nilai maximum
standar deviasi 1.39 sebelum dilakukan terapi bermain dengan skor 40.
lilin, sedangkan nilai rata-rata 6.45 dan standar b. Skor kecemasan anak usia prasekolah (3-6
deviasi 3.00 setelah dilakukan terapi bermain lilin. tahun) sesudah dilakukan terapi bermain
Hasil uji statistik menggunakan uji T berpasangan mewarnai dari 36 responden, rata-rata (mean)
didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti bahwa nilai p memiliki skor kecemasan sebesar 20,94 dalam
< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada kategori kecemasan sedang dengan nilai
perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan median atau nilai tengah dari skor
sebelum dan tingkat kecemasan sesudah dilakukan kecemasannya yaitu 21,50 dalam kategori
terapi bermain lilin. kecemasan sedang dan standar deviasi 6,887.
Reaksi anak terhadap hospitalisasi sangat Selanjutnya terlihat bahwa skor kecemasan
individual bergantung pada tahapan perkembangan, terendah atau nilai minimum anak usia
pengalaman sebelumnya terhadap perawatan di rumah prasekolah sebelum diberikan terapi bermain
sakit, sistem dukungan yang ada, dan kemampuan dengan skor 7 dan skor kecemasan tertinggi
koping yang dimiliki. Intervensi yang penting atau nilai maximum dengan skor 36.
dilakukan perawat terhadap anak pada prinsipnya c. Adanya perbedaan yang bermakna antara skor
untuk meminimalkan stresor, mencegah perasaan kecemasan anak usia prasekolah akibat
kehilangan, meminimalkan rasa takut terhadap hospitalisasi sebelum dan sesudah diberikan
perlukaan dan nyeri, serta memaksimalkan manfaat terapi bermain mewarnai dilihat dari hasil uji
perawatan di rumah sakit. Hal yang harus diingat statistik Paired Sample T-Test yang
adalah bermain merupakan salah satu cara yang menunjukkan nilai P values 0,000 < 0,05
efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
tersebut.(Supartini, 2004) terapi bermain efektif untuk menurunkan
Bermain bersifat terapeutik pada berbagai usia. kecemasaan akibat hospitalisasi pada anak usia
Melalui bermain anak-anak mampu prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak Rumah
mengomunikasikan kebutuhan, rasa takut, dan Sakit Umum Daerah Lubuk Linggau tahun
keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat 2013.
mereka ekspresikan karena keterbatasan keterampilan
bahasa mereka. Anak-anak bereksperimen dan 4.2 Saran
mencoba ide mereka dalam bermain, melalui a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk
eksplorasi dan manipulasi, anak-anak belajar Linggau
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan fungsi Diharapkan kepada Rumah Sakit Umum Daerah
objek-objek lainnya.(Adriana, 2013) Lubuk Linggau agar meningkatkan pelayanan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terapi kesehatan dalam pemberian terapi bermain pada
bermain mewarnai memiliki pengaruh yang signifikan anak khususnya anak usia prasekolah (3-6 tahun)
terhadap penurunan skor kecemasan anak akibat yang mengalami hospitalisasi.
hospitalisasi. Karena terapi bermain efektif Diharapkan kepada perawat di ruang anak untuk
mengurangi stres yang dialami anak akibat dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang
hospitalisasi. bersifat atraumatic care atau asuhan keperawatan
terapeutik untuk meminimalkan kecemasan pada
4. Simpulan dan Saran anak dengan cara melakukan terapi bermain.
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas b. Bagi STIK Bina Husada Palembang
terapi bermain mewarnai terhadap penurunan Diharapkan untuk lebih menambah referensi yang
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia ada untuk memudahkan penelitian selanjutnya
prasekolah (3-6 tahun) di ruang anak Rumah Sakit agar dapat meningkatkan wahana keilmuan
Umum Daerah Lubuk Linggau tahun 2013 mahasiswa di bidang keperawatan anak khususnya
didapatkan: mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
a. Dari 36 responden anak usia prasekolah (3-6 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada
tahun) sebelum diberikan terapi bermain Palembang.
mewarnai, rata-rata (mean) memiliki skor
Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi
Vol.1. No.2. Desember 2013..Jurnal Harapan Bangsa. ISSN. 23384433

c. Bagi Peneliti Selanjutnya Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya hasil Untuk Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
informasi awal dan data dasar dalam penelitian Medical Record. 2013. Data jumlah pasien anak yang
mengenai kebutuhan bermain pada anak dengan dirawat ruang anak Rumah Sakit Umum
metode penelitian yang berbeda dan desain serta Daerah Prabumulih.
rancangan penelitian yang berbeda pula.
Dan disarankan agar mencari dan membaca Muscari, Mary. E. 2005. Panduan Belajar:
referensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil Keperawatan Pediatric Edisi 3. EGC. Jakarta
penelitian selanjutnya akan semakin baik serta
dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2.
EGC. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta

Apriani, Dini. 2013. Hubungan Antara Hospitalisasi


Anak Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua. Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Edisi 4.
Jurnal Keperawatan Soedirman. Volume 8. Salemba Medika. Jakarta
PSIK STIK Jendral Achmad Yani Cimahi.
(Online). Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan
(keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files Edisi 4. EGC. Jakarta
/jks20130802_92-104.pdf,diakses pada 21
September 2014) Profil Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Tahun
2012
Banunaek, Afrida. 2012. Hubungan Antara Frekuensi
Bermain Terhadap Kecemasan Pada Anak Saryono. 2011. Kumpulan Instrumen Penelitian
Usia 3-6 Tahun Yang Dirawat Di Ruang Kesehatan. Nuha Medika. Bantul
Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang. Skripsi, Semarang : Universitas Stuart. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta :
Kristen Satya Wacana Salatiga. EGC. 2006
(Online).(http://repository.library.uksw.edu/
handle/123456789/2236B, diakses pada 14 Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar
Agustus 2014) Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Fradianto, Ikbal. 2014. Pengaruh Terapi Bermain Wicaksane, Wicaksane Putra. 2014. Hubungan
Lilin Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Pada Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Respon Hospitalisasi Anak Usia Toddler Di
Hospitalisasi Di RSUD Dr. Soedarso Ruang Rawat Inap Anak Rsud Di Wilayah
Pontianak. Jurnal Publikasi volume 1 No. 1. Kabupaten Semarang. Artikel Penelitian.
Program studi Keperawatan Fakultas Program Studi Keperawatan STIKes Ngudi
Kedokteran Universitas Tanjungpura Waluyo. (Online).
Pontianak. (Online). (perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkepe 844.pdf, diakses pada 28 November 2014
rawatanFK/article/view/5274, diakses pada
11 desember 2014)

Hidayat, Alimul Aziz. 2009. Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika. Jakarta

Hidayat, Alimul Aziz. 2005. Pengantar Ilmu


Keperawatan Anak 1. Salemba Medika.
Jakarta

Hildayani, Rini. dkk. 2011. Psikologi Perkembangan


Anak. Universitas Terbuka. Jakarta

Alkhusari.. Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat Hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai