Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Hospitalisasi merupakan suatu keadaan yang

mengharuskan anak untuk menjalani perawatan rawat inap serta

adanya terapi untuk memulihkan Kesehatan anak dari penyakitnya

(Kartika et al 2020). Anak akan mengalami kecemasaan Ketika

berada dirawat inap dirumah sakit. Terdapat dua dampak

kecemasan pada anak yaitu yang pertama kecemasan jangka

pendek, jika anak tidak segera ditindakan terapi maka pemulihan

dan pengobatan anak akan begitu lama sehingga bisa

menyebabkan kematian. Kedua yaitu dampak jangka panjangnya

bisa menghambat tumbuh dan kembangnya pada anak, jika tidak

segera ditangani bisa menimbulkan ganguan Bahasa, intelektual

dan penurunan imun pada anak (saputro heri 2017).

Kecemasan pada anak sendiri berbeda beda seperti pada

usia toodler 1 – 3 tahun anak akan merasa asing Ketika berada di

lingkungan rumah sakit dan menimbulkan kecemasan pada anak

(Kartika et al. 2019). Pada usia pra sekolah 4 – 6 tahun penyebab


kecemasan itu takut ditinggal sendiri, takut kegelapan dan takut

cidera yang dialaminya. Saat usia 6 – 12 tahun anak masih takut

ditinggal sendiri dan usia ini pun anak masih sangat membutuhkan

dukunga dari orang tuanya (purba et al 2020).

unicef pada tahun 2013 menunjukan bahwa presentasi

anak yang cemas di rumah sakit sebanyak 84%. Pada tahun 2017

hasil dari survey kesehatan nasional (SUSENAS) meneybutkan

dan menyatakan bahwa ada 3,21% anak dari seluruh Indonesia

mengalami rawat inap dirumah sakit. Berdasarkan adanya hasil

survey ibu dan anak didapatkannya bahwa dari 1.425 anak

mengalami dampak terkena hospitalisasi dan 33,2% diantaranya

mengalami dampak hospitalisasi yang berat, 41,6% mengalami

dampak hospitalisasi yang sedang dan yang ringan sebanyak

25,2% anak (musdalipa et al. 2020)

WHO menyatakan sebanyak 50 % anak mengalami

kecemasan oleh hospitalisasi saat mengalami perawatan dirumah

sakit. Anak yang sudah menjalani hospitalisasi mengalami

kecemasan tingkat ringan yaitu sebanyak 68, 3% dan kecemasan

tingkat sedang yaitu sebanyak 31, 7% sehingga data anak yang

mengalami hospitalisasi sebanyak 75 % selain itu juga data dari

suvei ekonomi nasional sebanyak 30, 8% penduduk di Indonesia


diperkirakan ada sekita 35 dari 100 anak yang mengalami

kecemasan saat di rumah sakit (saputro et al. 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD

indramayu pada tahun 2018 diperoleh 30 balita (51,7%)

mengalami cemas dan setres akibat hospitalisasi dalam kategori

berat. Sebanyak 41 balita (70,7%) yang berusia kurang dari 2

tahun, sebanyak 34 balita (58,6%) berjenis kelamin laki – laki,

ada sebanyak 53 balita (91,4%) lama rawat inapnya kurang dari 3

hari dana sebanyak 38 balita (65,5%) tidak ada riwayat

sebelumnya. Jadi angka kematian atau tingkat kecemasan pada

anak prasekolah sangat lah tinggi diwilayah indramayu.

Disarankan kepada tenaga medis dan juga orang tua untuk lebih

memperhatikan anaknya ketika sedang perawatan dirumah sakit

atau menjalani hospitalisasi

Dengan mengajarkan teori bermain pada anak seperti teori

informaccion processing model yaitu untuk menambah

pengetahuan anak. Teori arousal modulation teori ini menekankan

anak untuk bermain menjelajah dengan sendiri dilingkungan

bermainnya, teori ini digunakan dengan adanya kebutuhan atau

dorongan agar system sarafnya tetap terjaga. Pada teori ini juga

bisa menjadi aktivitas untuk mencari stimulus yang bisa

mengembangkan aurosal secara optimal. Teori ini menjelaskan

bahwa seorang anak itu membutuhkan pengalaman, ketrampilan

dan kebutuhan. Salah satunya kebutuhan kognitif pada anak yaitu


memperoleh pengalaman dan pengetahuan dengan bermain. Teori

zone of proximal development teori ini menjelaskan bahwa

sebagai kaca pembesar pada anak yang bisa menciptakan

kemampuan baru pada anak dengan bermain maka dapat

mengembangkan sosial dan emosi pada anak. Berdasarkan teori

diatas maka dapat disimpulkan dengan bermain bisa menurunkan

kecemasan pada anak dan mengembangkan pola pikir untuk

menciptakan sesuatu yang baru.

Pemberian terapi bermain itu dapat menurunkan tingkat

kecemasan pada anak yang sedang melakukan perawatan inap di

rumah sakit. Dengan adanya terapi bermain anak bisa lebih

terhibur dalam menjalani perawatannya. Terapi bermain adalah

kegiatan atau aktivitas yang diberikan kepada anak untuk

mengatasi kebimbangan, kecemasan, dan gelisah dikarenakan

dirumah sakit tempat yang menyeramkan dapat mengganggu

tumbuh kembang anak (setiawati and sundari 2019).

Terutama terapi bermain puzzle yaitu untuk

menggambarkan penerapan terapi bermain puzzle, kegiatan yang

dapat meningkatkan daya pikir anak suapaya anak akan lebih

konsentrasi dan lebih gembira dalam menjalani perawatannya bisa

juga untuk menurunkan kecemasan pada anak usia 3 – 6 tahun,

karena tingkat kecemasan pada anak mengalami peningkatan

setiap tahunnya. (siti mulyanti, 2022).


Perawat dalam memerankan dampak hospitalisasi bagi

anak yang sedang menjalani keperawatan dengan cara

memberikan informasi kepada anak dan keluarganya secara

adekuat, menghadirkan orang tua atau orang terdekatnya selama

anak sedang menjalani perawatan di rumah sakit,

mempertahankan rutinitas kegiatan anak saat hospitalisasi,

komunikasi yang efektif untuk meningkatkan pemahaman

terutama anak dengan gangguan perkembangan, maka harus

dipilih dengam beberapa metode menggunakan alat supaya lebih

efektik dengan menggunakan alat bermain agar bisa mengalihkan

atau (distraksi) dalam menjalani perawatan, penataan ruang rawat

dan program bermain kepada anak, agar bsa mendukung dan

mempermudah dalam menjalani perawatan dirumah sakit.

Rumah sakit RSUD Indramayu yang bertempat di jalan

raya sindang kecamatan indramayu kabupaten indramayu jawa

barat yang berdiri tahun 1917. Pemerintah belanda mendirikan

rumah sakit, berdirinya rumah sakit ini yaitu bertujuan untuk

menampung dan merawat korban akibat perang. Seiring

berjalannya waktu rumah sakit ini pun menjadi rumah sakit rawat

inap dan rawat jalan serta bisa juga untuk pendidikan dari berbagai

kalangan masyarakat baik yang mampu maupun tidak mampu

Selanjutnya pada tahun 1950 RSUD Indramayu ini

langsung menjadi milik pemerintah kabupaten indramayu sebagai

rumah sakit tipe D. Setelah adanya dokter spesialis status RSUD


meningkan menjadi tipe C. pada tahun 2003 sampai 2008 RSUD

ini menerapkan system pengelolaan keuangan swadana

berdasarkan PERDA kabupaten indramayu No. 6 Tahun 2003.

Pada tahun 2009 rumah sakit ini ditetapkan menjadi Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) melalui surat keputusan

bupati. Dan pada tahun 2011 RSUD ini menjadi rumah sakit tipe

B setelah itu pada tahun 2017 telah dilakukan survey akreditasi

versi 2012 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sehingga

diperolehnya akreditasi tingkat paripurna

Rumah sakit tipe B ini menjadi tempat rujukan diwilayah

indramayu dan RSUD ini dituntut untuk meningkatkan kualitas

pelayanan, jenis pelayanan serta jangkauan kesehatan

Dari uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian studi kasus tentang terapi bermain yaitu

dengan judul “Gambaran Penerapan Terapi Bermain Puzzle Pada

Anak Prasekolah (3-6 tahun) yang Mengalami Kecemasan akibat

Hopitalisasi di Ruang Golek Di RSUD Indramayu tahun 2023”

1. 2 Tujuan

1. 2. 1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Tindakan terapi bermain puzzle pada

anak yang menjalani hospitalisasi diruang golek di RSUD

Indramayu Tahun 2023.

1. 3 Manfaat

1. 3. 1 Teoritis

a. Untuk memudahkan rumah sakit atau puskesmas dalam

menjalani perawatan pada anak hospitalisasi

b. Bisa menjadi pedoman untuk rumah sakit yang sudah

menjalni terapi bermain pada anak hospitalisasi

1. 3. 2 Praktis

a. Bagi perawat di rumah sakit

bisa menambah pengetahuan untuk profesi keperawatan

secara mandiri dalam menjalani perawatan hospitalisasi di

rumah sakit.

b. Bagi mahasiswa jurusan keperawatan

bisa menambah wawasan dan literatur dalam menjalani

praktek keperawatan maupun sumber penelitian

c. Penulis selanjutnya
bisa menambah literatur dalam mengimplementasikan atau

pengaplikasian terapi bermain puzzle untuk anak

hospitalisasi di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai