Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI

SENSORI (HALUSINASI) MENGOTROL HALUSINASI

Di susun oleh : kelompok 2

Aisyah

Diana

Yesinta

Anika

Yogas

Taufik

Ananda

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKSARI


Jl. Pahlawan No.45 (Bunderan Kijang) Indramayu
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah TAK mata kuliah JIWA, dengan tepat

pada waktunya. Salawat dan taslim senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar

Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih

sepanjang masa.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai terapi aktifitas kelompok ilmu

keperawatan jiwa, yaitu tentang stimulasi persepsi sensori halusinasi, mengontrol halusinasi

dengan cara menghardik menggunakan media Balon, Sound musik, Buku catatan dan pulpen

terhadap pasien yang menderita halusinasi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari

awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Indramayu, 24 oktober 2023


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. TOPIK

Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Sesi I


mengidentifikasi halusinasi

B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi I diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat memahami cara mengidentifikasi halusinasi
b. Klien dapat memperagakan cara mengidentifikasi halusinasi

C. LANDASAN TEORI

1. Terapi Aktifitas Kelompok


a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu modalitas terapi yang
merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap
sejumlah pasien pada waktu yang sama.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam

kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang disediakan dapat


berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi, menonton acara
televisi.
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan berupa ekspresi perasaan secara non verbal (ekspresi
wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda
yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien.

2. Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala yang sering di temukan pada pasien gangguan jiwa dan
identik dengan skizofrenia.Halusinasi yaitu gangguan atau perubahan persepsi dimana
pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Ketika penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Jenis halusinasi antara lain halusinasi pendengaran
(akustik, audiotorik),halusinasi penglihatan (visual),halusinasi penghidu (olfaktori),
halusinasi peraba (taktil, kinaestatik), halusinasi pengecap (gustatorik), halusinasi sinestet.
Halusinasi berkembang melalui empat fase, dan setiap fase mempunyai karakteristik yang
berbeda yaitu sebagai berikut:(3)
a. Fase pertama (fase comforting) yaitu fase menyenangkan, dimana tahap ini nonpsikotik
dengan karakteristik pasien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah,
kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Pasien mulai melamun dan
memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cari ini hanya menolong sementara. Perilaku
klien biasanya tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara,
pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya
dan suka menyendiri.
b. Fase kedua (fase condemming atau ansietas berat) yaitu halusinasi menjadi menjijikkan
dan termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik pasien biasanya mempunyai pengalaman
sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri
jadi dominan mulai merasakan ada bisikan yang tidak jelas. tidak ingin orang lain
mengetahui, dan pasien tetap dapat mengontrolnya. Perilaku pasien dengan meningkatnya
tanda-tanda sistem saraf otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah.Pasien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga (fase controlling atau ansietas berat) yaitu pengalaman sensori menjadi
berkuasa dan pasien menyerang pada halusinasinya. Karakteristiknya yaitu bisikan, suara, isi
halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol pasien. Pasien menjadi terbiasa
dan tidak berdaya terhadap halusinasinya. Perilaku pasien : kemauan dikendalikan
halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik. Mempunyai tanda-tanda fisik
berupa pasien berkeringat, tremor dan tidak mampu mematuhi perintah.

d. Fase keempat (Fase conquering atau panik) yaitu klien lebur dengan halusinasinya,
termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik halusinasinya berubah menjadi mengancam,
memerintah dan memarahi klien. Pasien menjadi takut, tidak berdaya,hilang kontrol dan
tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan. Dilihat dari perilaku
pasien menunjukkan perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu merespon terhadap perintah kompleks,
dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang

b.Proses Terjadinya Halusinasi Proses terjadinya halusinasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
faktor predisposisi dan faktor presipitasi:(9)
a. Faktor Predisposisi

1) Biologis yaitu adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh
diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan Napza. Abnormalitas
prkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
baru mulai dipahami ketika ditunjukkan dengan penelitian-penelitian seperti penelitian
pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan
skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomibotak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

2) Psikologis yang mempengaruhi respon dan kondisi psikologis pasien yaitu keluarga,
pengasuh dan lingkungan klien. Salah satu sikap atau keadaan yang bisa mempengaruhi
gangguan orientasi realitas yaitu penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup
klien adanya kegagalan yang berulang, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.

3) Sosial Budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik


sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupannyang terisolasi disertai
stress.

b. Faktor Presipitasi:3

1) Biologis seperti Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.

2) Stress lingkungan , dimana ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi


terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

3) Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor

D. KLIEN

1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama

2. Proses seleksi

a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah


ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi
dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan
bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal :
Tempat pertemuan: Waktu: 09:30 – 10:15 WIB
Durasi: 45 menit
Kegiatan: terapi aktifitas kelompok halusinasi sesi I
Jumlah anggota: 8 orang
2. Tim terapis
a. Leader :

Bertugas
1. Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
3. Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam
kegiatan

b. Co-Leader :
Bertugas

1. Mendampingi jika terjadi bloking


2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver:

Bertugas:
1. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3. Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator :

Bertugas :
1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2. Mendampingi peserta TAK
3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentas Bertugas:
1. Mengatur musik
2. Mendokumentasikan jalannya TAK
f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:

Bertugas:
1. Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Setting Tempat
a.Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b.Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
Balon, Sound musik, Buku catatan dan pulpen

5. Metode
a. Dinamika Kelopok

b. Diskusi
c.Tanya jawab
d. Pengorganisasian kelompok
Leader :
Co leader :
Operator :
Observer :
Fasilitator :



Pasien:



Tema game :
F. PROSES PELAKSANAAN

1.Orientasi
a. Salam dan perkenalan
‘’Selamat pagi bapak-bapak,bagaimana keadaannya hari ini?
Senang bisa bertemu lagi disini‘’.Baiklah bapakbapak sebelum kita
melakukan kegiatan hari ini,Saya akan memperkenalkan diri
(Terapis dan anggota yang berperan dalam TAK memperkenalkan
diri dimulai dari nama lengkap dan nama panggilan serta tempat
tinggal)’’.
b. Evaluasi atau Validasi
‘’Bagaimana perasaan bapak hari ini ‘’.
c. Penjelasan tujuan dan aturan main
‘’Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
1.Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
2.Klien dapat memahami cara mengidentifikasi halusinasi
3.Klien dapat memperagakan cara mengidentifikasi halusinasi
‘’Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.
’’Aturan ini dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan
lancar Peraturannya antara lain :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus meminta ijin
kepada terapis dengan mengangkat tangan
2. Tidak diperbolehkan makan ,minum dan meroko selama permainan
3. Selama kegiatan 45 menit
4. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
‘’Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?’’
‘’Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya .

2. Kerja
‘’Nah langsung saja,kegiatan yang dilakukan adalah bapak dapat
menceritakan cara yang biasa bapak lakukan saat halusinasi datang “ langsung
saja saya contohkan misalnya, saya mendengarkan suara bisikan tanpa ada
wujudnya, saya percaya bahwa saya mendengar suara tersebut tetapi saya
sendiri tidak melihat wujudnya, saya mendengarkan suara tersebut sewakui-
waktu yang paling sering saya mendengarkan suara tersebut ketika malam hari
dan pada saat saya sendiri, ketika mendengarkan suara tersebut rasanya saya
ingin marah, dan ingin memukulnya kemudian saya menutup telinga saya
sambil mengatakan “pergi... jangan ganggu saya, kamu suara palsu”
“nah, seperti itu ya bapak-bapak”
(setelah terapis menjelaskan cara permainan maka permainan dimulai dengan
iringan musik oleh operator) NB:

• Bagi klien yang menjatuhkan balon diharapkan klien untuk berdiri

• Bagi klien yang menjatuhkan balon perawat mengarahkan klien untuk


menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
3.Terminasi

A. . Evaluasi “ bagaimana perasaan bapak-bapak setelah melakukan


permainan ini?”
B. . Kontrak yang akan datang “ terimakasihbapak-bapak telah
meluangkan waktunya untuk hari ini, untuk pertemuan yang akan
datang akan dibahas cara untuk mengontrol halusinasi dengan
melakukan bercakap-cakap denganorang lain”.
C. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan selesai.
D. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
E. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
F. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAKS
G. Peserta yang mengacaukan acara akan di keluarkan dari
permainan
H. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS
selesai
I. Apabila waktu di tentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis
sedangkan permainan blm selesai maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
G.PROSES PELAKSANAAN LAMPIRAN 1
Setting tempat

Keterangan:

Leader : Observer:

Co Leader :

Klien :
Fasilitator :

LAMPIRAN 2

Evaluasi formatif

a.Kemampuan verbal

Nama Klien
No Aspek yang Dinilai

1
Menyebutkancara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
halusinasi

2
Menyebutkan
efektivitas cara yang
digunakan

3
Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi

dengan menghardik

4 Memperagakan
cara menghardik
halusinasi

Jumlah
b.Kemampuan nonverbal

Nama klien
No Aspek yang Dinilai

1 Kontak mata

2 Duduk tegak

Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai

Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir

Jumlah
Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang
ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.

3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan


nilai 0, 1 atau 2 klien belum mampu.

H. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien
mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

I.Daftar pustaka

 Titi Anggarawati dkk.2022. PENERAPAN TERAPI PSIKORELIGI


DZIKIR UNTUK MENURUNKAN HALUSINASI PADA KLIEN
SKIZOFRENIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS AMBARAWA.
(https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id/index.php/SISTHANA)
(https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id)
 Maulana Indra dkk.2021.TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
MENURUNKAN TINGKAT HALUSINASI PADA PASIEN
SKIZOFRENIA.Univerditas Padjadjaran.
(https://jurnal.unimus.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai