Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

Sesi 1: Mengenal Halusinasi

1. TOPIK

Sesi I : Mengenal Halusinasi.

2. TUJUAN

Tujuan umum : Klien mampu mengenal halusinasi.

Tujuan khusus : 1. Klien dapat mengenal

halusinasi.

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.


3. Klien mengenal terjadinya halusinasi. 4. Klien mengenal perasaannya pada
saat terjadinya halusinasi.

3. LANDASAN TEORI
A. Terapi Aktivitas Kelompok
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk memberikan sebuah
stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar belakang dan masalah yang
sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu modalitas terapi yang merupakan upaya untuk
memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama.

2. Jenis terapi aktivitas kelompok

Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:

A. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi


Terapi aktivitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar
belakang dan masalah yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu modalitas terapi yang merupakan
upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada
waktu yang sama. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori

B. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori


Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan
secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.

1
C. Terapi aktivitas kelompok orientasi Realita
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar klien yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada di sekeliling klien dan lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan klien. Aktivitas dapat berupa orientasi orang, waktu,
tempat, benda yang ada di sekitar dan semua kondisi nyata.

D. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitar klien.

2. Halusinasi A.
Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala yang sering di temukan pada pasien
gangguan jiwa dan identik dengan skizofrenia. Halusinasi yaitu gangguan atau
perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi. Ketika penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Jenis halusinasi
antara lain halusinasi pendengaran (akustik, audiotorik),halusinasi penglihatan
(visual),halusinasi penghidu (olfaktori), halusinasi peraba (taktil, kinaestatik),
halusinasi pengecap (gustatorik), halusinasi sinestet. Halusinasi berkembang melalui
empat fase, dan setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu sebagai
berikut:
1. Fase pertama (fase comforting)
yaitu fase menyenangkan, dimana tahap ini nonpsikotik dengan
karakteristik pasien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah,
kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Pasien mulai melamun
dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cari ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien biasanya tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang
asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.

2. Fase kedua (fase condemming atau ansietas berat) yaitu halusinasi menjadi
menjijikkan dan termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik pasien biasanya
mempunyai pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan
meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan mulai merasakan ada
bisikan yang tidak jelas. tidak ingin orang lain mengetahui, dan pasien tetap dapat
mengontrolnya. Perilaku pasien dengan meningkatnya tanda-tanda sistem saraf
otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.Pasien asyik
dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.

3. Fase ketiga (fase controlling atau ansietas berat)


Yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa dan pasien menyerang pada
halusinasinya. Karakteristiknya yaitu bisikan, suara, isi halusinasi semakin
menonjol, menguasai dan mengontrol pasien. Pasien menjadi terbiasa dan tidak
berdaya terhadap halusinasinya. Perilaku pasien : kemauan dikendalikan
halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik. Mempunyai

2
tandatanda fisik berupa pasien berkeringat, tremor dan tidak mampu mematuhi
perintah.
4. Fase keempat (Fase conquering atau panik)
yaitu klien lebur dengan halusinasinya, termasuk dalam psikotik berat.
Karakteristik halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah dan
memarahi klien. Pasien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak
dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan. Dilihat dari
perilaku pasien menunjukkan perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu merespon
terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.

B. Proses Terjadinya Halusinasi


Proses terjadinya halusinasi dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan
faktor presipitasi:

a. Faktor Predisposisi 1) Biologis yaitu adanya faktor


herediter mengalami gangguan jiwa, adanya resiko
bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala,
dan riwayat penggunaan Napza. Abnormalitas
prkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru
mulai dipahami ketika ditunjukkan dengan
penelitian-penelitian seperti penelitian pencitraan
otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi
pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik. Beberapa
zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada sistem
reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia. Pembesaran ventrikel dan penurunan
massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kelainan anatomibotak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).
2) Psikologis yang mempengaruhi respon dan kondisi psikologis pasien yaitu
keluarga, pengasuh dan lingkungan klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang bisa mempengaruhi gangguan orientasi realitas yaitu penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien adanya kegagalan yang
berulang, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.
3) Sosial Budaya

3
Mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan
yang terisolasi disertai stress.

b. Faktor Presipitasi: 1) Biologis

seperti Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang


mengatur proses serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan
2) Stress lingkungan
Dimana ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3) Sumber koping Mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

4. Klien

Karakteristik klien • Klien yang


mengalami halusinasi.
• Klien halusinasi yang sudah terkontrol.
• Klien yang dapat diajak kerja sama.
Proses seleksi

• Berdasarkan hasil pengkajian (observasi dan wawancara) mahasiswa.


• Berdasarkan masalah keperawatan yang muncul.
• Sehat fisik, cukup kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan.
• Mengklarifikasi kepada klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan.
• Mengadakan kontrak dengan klien.

Jumlah klien 6 orang.

5. PENGORGANISASIAN

1. Waktu

• Hari/tanggal: Kamis, 25 Oktober 2023


• Waktu: 09.30 s.d 10.00 wib (30menit)
• Tempat: Ruang Tengah Bangsal Gatot Kaca

4

2. Tim terapis :

Leader : Taufik Nur Hidayat , uraian tugas :

a) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK.


b) Mengenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya.
c) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai.
d) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
e) Mampu memimpin TAK dengan baik.

Co Leader : Yogas alfariesqi, uraian tugas :

a) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.


b) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c) Mengingatkan leader tentang waktu.
d) Membantu leader mengorganisir klien.

Fasilitator : Yesinta, Anika, Aisyah, Diana, uraian tugas :

a) Memfasilitasi klien yang kurang aktif.


b) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
c) Mempertahankan kehadiran peserta.

Obeserver : Ananda, uraian tugas :

a) Mengobservasi jalannya/proses kegiatan.


b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

3. Metode dan media

a) Metode yang digunakan • Diskusi

• Tanya jawab
• Dinamika kelompok.
• Bermain peran/stimulasi.

b) Media • Tipe recorder.

• Bola.
• Kaset.
c) Setting

5
6. PROSES PELAKSANAAN

1. Persiapan

a) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan halusinasi.


b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
d) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.

1. Orientasi
A. Salam terapeutik
• Salam dari leader kepada klien.
• Proses paerkenalkan nama dan panggilan leader (pakai papan nama).
• Menanyakan nama klien dan panggilan semua klien (beri papan nama).
B. Evaluasi/validasi
• Menanyakan perasaan klien saat ini.

C. Kontrak
• Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yakni mengenal
suarasuara yang didengar.
• Menjelaskan aturan main :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin 2)
kepada leader.
3) Lama kegiatan 30 menit.

6
4) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap Kerja

a. Hidupkan kaset pada tipe recorder dan edarkan bola searah jarum jam.
Pada saat Leader menjelaskan kegiatan yang akan di lakukan, yaitu
mengenal suara- suara yang di dengar tentang isinya, waktu terjadinya,
situasi terjadinya dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Leader meminta klien untuk menceritakan isi halusinasi, kapan
terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai
semua klien mendapat giliran. Hasilnya di tulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaan klien dari suara
yang biasa di dengar.

4. Terminasi

a. Evaluasi

• Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.


• Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut

• Leader meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan


perasaannya jika terjadi halusinasi
c. Kontrak yang akan datang.

• Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol


halusinasi.
• Menyepakati waktu dan tempat

7. Evaluasi formatif

a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
Menyebutkan cara yang
1 selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas
2 cara yang digunakan

Menyebutkan cara
3 mengatasi halusinasi
dengan cara menghardik

7
Memperagakan cara
4
menghardik halusinasi
Jumlah total penilaian

b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari
4
awal sampai akhir
Jumlah total penilaian

Petunjuk :

• Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut kegiatan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
• Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda untuk yang ditemukan dengan
tanda bila tidak ditemukan.
• Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai 0, 1 atau 2 klien
belum mampu.

8. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan
cara menghardik halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul.

8
Sesi 2: Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik

Tujuan :

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

2. klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

3. klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. spidol dan papan tulis

2. bermain peran dan stimulasi

Metode:

1. diskusi dan tanya jawab

bermain peran atau stimulasi

2. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

9
1.Terapis menanyakan perasaan klien saat ini

2.Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu situasi

dan perasaan

c. Kontrak

1.Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan satu cara mengontrol halusinasi :

menghardik.

2.Menjelaskan aturan main yaitu:


• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
pada terapis
Lama kegiatan 45 menit
•Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis minta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami.
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran sebuah.
b. Beri pujian kepada klien yang selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi
muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi di mulai dari
sebelah kanan terapis berurutan berlawanan arah jarum
jam sampai semua peserta mendapat giliran.
f. Terapis memberikan puian mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap
klien selesai mempetragakan menghardik halusinasi

Cara menghardik halusinasi

a. Untuk halusinasi pendengaran : tutup telingan sambil berkata "kamu


suara palsu aku tidak mau mendengarakukan berulang-ulang sampai suara ta terdengar lagi.
b.Untuk halusinasi penglihatan tutup mata sambil berkata "kamu palsu,aku tidak mau melihat akukan
berulang sampai bayangan tak terlihat

4. Tahap terminasi
A. Evaluasi
-Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
-Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok
B. Lanjut Tindak
-Terapis menegakkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul
-Memasukan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien

10
C. Kontrak yang akan datang

-Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya


yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
-Terapis membuat kesepakatan waktudan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasii

SESI 2: TAK

Stimulasi Persepsi : Halusinasi


No Aspek Yang di niali
1 Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkanara
evktifitas
3 Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4 Memperagakan
menghardik halusinasi
Petunjuk:

1. Tuliskan nama klien yang ikut tak pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan Sebutkan cara yang bisa di gunakan untuk
mengatasi halusinasi, kefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan memperagakannya, Beri
tanda (centang) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

11
Sesi 3: Mengontrol Halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan

Tujuan :
1. Klien dpat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
Halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
Pengaturan :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruang nyaman dan tenang
Alat

1. Formulir jadwal kegiatan harian.


2. Alat tulis

Metode
1. Diskusikan tanya jawab
2. Memainkan peran/stimulasi dan latihan

Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a.Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan pertemuan
2 Orientasi
a.Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
-Klien dan terapis memakai papan nama

B. Evaluasi / validasi

-Terapis menanyakan keadaan klien saat ini.


- Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
- Terapi menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik Halusinasi

C.Kontrak

12
-Terapis menelaskan tujuan kegiatan yaitu mencegah terjadinya halusinasi
Dengan melakukan kegiatan.
-Menjelaskan aturan utama berikut :

1. Jika ada kloien yang ingin meninggalkan grup harus meminta izin kepada terapis dulu.
2.Lama kegiatan 45 menit.
Setiap kegiatan mengikuti kegiatan klien dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a.Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu melakukan kegiatan sehari-hari secara
terjadwal. Menjelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan dapat menghilangkan halusinasi.
b. Terapis meminta klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di papan.
c.Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian terapis menulis formulir
yang sama di papan tulis
d.Terapis membimbing klien satu orang untuk membuat jadwal kegiatan harian,
dari bangun tidur pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan
papan.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun
f.Terapis meminta masing-masing klien membacakan adwal yang telah di susun. Berikan pujian
dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang telah selesai
membuat adwal dan membacakan adwal yang telah di buat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan adwal
kegiatan yang telah di susun memberi tanda M kalau dilaksanakan tanpa di suruh. Jika dilaksanakan
tetapi diingatkan oleh perawat, dan jika tidak melaksanakan

Bimbing klien agar dapat menyusun jadwal kegiatan sehari penuh sesuaikan adwal klien
dengan jadwal kegiatan rutin di rawat inap masukkan kegiatan latian sudah dibor kepada
klien.contoh latihan anafas dalam latihan berinteraksi, berlatih ketrampilan hidup dll.

4. Tahap terminasi
a.Evaluasi
-Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun adwal kegiatan dan membacanya.
- Terapis memberikan puian atas keberhasialan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menggunakan dua cara mengontrol halusinasi,yaitu
Menghardik dan melakuakan kegiatan sesuai jadwal.
c.Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
-Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
-terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

SESI 3: TAK

Stimulasi Perse
No Aspek Yang di
nilai

13
1 Menyebutkan
kegiatan yang
bisa di lakukan
2 Memperagakan
kegiatan yang
mungkin bisa di
lakukan
3 Menyusun
adwal kegiatan
harian
4 Menyebutkan
cara mengontrol
halusinasi
psi Sensori

Petunjuk :

1.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan salah satu kegiatan menyusun
jadwal kegiatan harian.dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda (centang) jika
klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

14
Sesi 4: Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

Tujuan

1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk

mencegah munculnya halusinasi

2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

Setting

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Spidol dan tchiteboard/papan tulis flipchart

2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Metode

1. Diskusi kelompok

2. Bermain peran/simulasi

15
Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kotrak dengan klien yang telah mengikuti sesi

b. Terapis membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

✓ Salam dari terapis kepada klien

b.

Evaluasi / validasi

Klien dan terapis memakai papan nama Menanyakan perasaan klien saat ini

✓ Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan

kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi

c. Kontrak

• Terapis mejelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasidengan

•bercakap-cakap dengan orang lain

✓ Terapis menjelaskan aturan bermain berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok. Harus meminta izin kepada terapis

•Lama kegiatan 45 menit

• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk


Mengontrol dan mencegah halusinasi

16
Halusinasi terjadi karena klien berfokus pada stimulus internal. Bercakap- cakap dengan orang
lain membuat klien terpapar dengan stimulus eksternal sehingga folus klien pada stimulus internal
terdistraksi. Dengan bercakap-cakap halusinasi akan terputus sehingga akan mengembalikan
orientasi klien realita.

b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap c. Terapis memita tiap klien menyebutkan pokok
pembicaraan yang biasa dan bisa

Dilakukan Pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah menceritakan bahwa klien mengalami
halusinasi dan meminta orang lain disekitarnya mengajak bercakap-

Cakap. Orang disekitar klien sebaiknya sudah diberikan penyuluhan bagaimana menanggapi klien
dengan mengingatkan cara mengontrol halusinasi yang telah dilatih. Misal mengingatkan cara
menghardik atau bercerita tentang kegiatan yang sudah dilakukan sesuai jadwal yang telah
disusun dalam TAK sebelumnya. D. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi
muncul “Suster ada suara di telingan, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “Suster saya mau

Ngobrol tentang kegiatan harian saya” e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan
dengan orang

Disebelahnya.

Upayakan semua klien memperagakan percakpan yang dilakukan sebelumnya

Sehingga dapat dipastikan semua klien mampu melakukan bercakap-cakap untuk mengontrol
halusinasi.

f. Berikan pujian atas keberhasilan klien g Ulangi E dan F sampai semua klien dapat giliran

4. Tahap Terminasi a. Evaluasi

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK ✔Terapis menanyakan TAK
mengontrol halusinasi yang sudah dilatih

✓ Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan 3 cara

mengontrol

yaitu

menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap

c. Kontrak yang akan datang

✓ Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu

17
belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

✓ Terapis menyepakati waktu dan tempat

halusinasi

Evaluasi dan Dokumentasi

Sesi 4: TAK

Stimulasi Persepsi : Halusinasi

N8 Aspek Yang di
miliki
Menyebutkan
orang yang
biasa diajak

bercakap-cakap
Memperagakan
percakapan

Menyusun jadwal
percakapan
Menyebutkan
tiga cara
mengontrol dan

mencegah
halusinasi

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Orang yang bisa diajak

2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan bicara, memperagakan percakapan,
menyusun jadwal jadwal

Percakapan menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (V) jika klien mampu dan

18
Tanda (-) jika klien tidak mampu.

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi Dengan Patuh Minum Obat

Tujuan

1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat

2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan 5 benar cara minum obat


4.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat
1. Spidol dan papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian
3. Beberapa contoh obat

Metode

19
1. Diskusi dan tanya jawab

2. Melengkapi jadwal harian

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

A Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

3. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien Terapis dan klien memakai papan nama

b. Evaluasi atau Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

✓ Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah

Menggunakan 3 cara

Yang telaah dipelajari ( menghardik menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal dan bercakap-
cakap

dengan orang lain)

c. Kontrak

•Terapis menjelaskan tujuan yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh

minum obat

-Menjelaskan aturan main berikut:

- Jika ada klien yang ingin meniggalkan kelompok harus


- izin kepada terapis
-Lama kegiatan 45 menit
-Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh

20
obat karena obat meberi perasaaan tenang, dan memperlambat kambuh b. Terapis menjelaskan
kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab

kambuh

c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang diminum dan waktu minumnya. Buat
daftar di whiteboard

d. Menjelaskna 5 benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat,

benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat e. Minta klien
menyebutkan 5 benar cara minum obat, secar bergiliran,

f. Berikan pujian pada klien yang benar

g. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat

h. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi kambuh

i Menjelaskan akibat atau kerugian tidak patuh nimnun obat, yaitu kejadian

halusinasi kumbuh

j. Minta klien menyebut kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian

tidak patuh minum obat

k. Memberi pujian tiap kali klien benar

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
-Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
-Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari

-Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan 4 cara mengontrol halusinasi, yaitu

Menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh

Minum obat c. Kontrak yang akan datang

-.Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol

Halusinasi

-Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi

21
Klien

Evaluasi Dan Dokumentasi

Sesi 5: TAK

Stimulasi Persepsi : Halusinasi


No Nama padien Menyebutkan 5 b Menyebutkan Menyebutkan
dalam minum keuntungan akibat tidak
obat minum obat memenihi
meminum obat
1
2
3
4
5
6
7
9

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tetang kemampuan menyebutkan benar cara minum obat,
orang yankeuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (V) jika
klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA

• Titi Anggarawati dkk.2022. PENERAPAN TERAPI PSIKORELIGI DZIKIR


UNTUK MENURUNKAN HALUSINASI PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH
BINAAN PUSKESMAS AMBARAWA.

(https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id/index.php/SISTHANA)

(https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id)

22
• Maulana Indra dkk.2021.TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK MENURUNKAN
TINGKAT HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA.Universitas Padjadjaran.

(https://jurnal.unimus.ac.id)

23
24

Anda mungkin juga menyukai