Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PADA PASIEN
DENGAN MASALAH GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Dosen Pengampu :Ns.Kuzzairi, S.Kep.,MH.,M.Kes

Di susun oleh :
Sinta Puspita Sari ( 33412101001 )
Arifatul Qomariyah (33412101005 )
Nurrohmah Andini ( 33412101009 )
Sayyidati Uswatun Hasanah (33412101012 )
Didi Riyadi (33412101014 )
Silda Dwi Mirna (33412101031 )
Rizka Laili Cahyani ( 33412101027 )
Erik Andriansyah ( 33412101016 )

JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang TAK halusinasi.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa
khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari
isi, maka kami memohon maaf dan kritik

serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Pamekasan, 17 Desember 2022

Penulis

ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii

A. TOPIK……………………………………………………………………1

B. TUJUAN………………………………………………………………....1

C. LANDASAN TEORI……………………………………………………1

D. KRITERIA KLIEN………………………………………………….....5

E. PENGORGANISASIAN……………………………………………….5

F. URUTAN LANGKAH-LANGKAH…………………………………..8

G. PROSES PELAKSANAAN……………………………………………25

H. DOKUMENTASI………………………………………………………27

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………28

iii
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA PASIEN DENGAN
MASALAH GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. TOPIK

Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Sesi 2 mengontrol


halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan TAK sesi II diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang selama
ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

2. Tujuan khusus

a. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

b. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

C. LANDASAN TEORI

1. Terapi Aktifitas Kelompok

a. Pengertian

Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk memberikan


sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar belakang dan
masalah yang sama.

b. Jenis terapi aktifitas kelompok

Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:

1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi Klien dilatih


mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi klien dievaluasi
dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalamkehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi, menonton acara
televisi.

2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensor Terapi ini digunakan sebagai stimulus
sensori klien. Kemudian diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan berupa ekspresi perasaan secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan

1
tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi
dan menari.

3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas Klien diorientasikan pada kenyataan


yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien
dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua
kondisi nyata.

4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi


dengan individu yang ada disekitar klien.

2. Halusinasi

a. Pengertian
Halusinasiadalahpersepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek yang
sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap pancaindra
(yaitupenglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau perabaan).
b. Klasifikasi Halusinasi

Pada Klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis Halusinasi dengan
Karakteristik Tertentu, Diantaranya:

1) Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara - suara


orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa
yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukankan sesuatu.

2) Halusinasi penglihatan

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran


cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan atau panorama yang luas
dan kompleks. penglihatan bisa menyenankan atau menakutkan.

3) Halusinasi penciuman

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang jijik
seperi: darah, urine atau feses. kadang- kadang terhirup bau harum. Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dimension

2
4) Halusinasi Peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.

5) Halusinasi pengecapan

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan


Menjijikkan.

c. Tanda Dan Gejala

1) Bicara, senyum, tertawa sendiri.

2) Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, mengirup (mencium)


dan merasa suatu yang agak ntaya

3) Merusak diri sendiri, orang ain dan lingkungannya.

4) Tidak memedakan hal yang di nyata dan tidak nyata

5) Tidak dapat memasiatkan perhatian atau konsentrasi.

6) Sikap curiga dan saling bermusuhan.

7) Pembrisaraan kacau kadang tak masuk akal.

8) Menarik diri menghindar dari orang lain.

9) Sulit membuat putusan.

10) Ketakutan.

d. Proses Terjadinya Halusinasi

Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang berada dalam
rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Ini merupakan respon
persepsi paling maladaptif. Jika klienyang sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indera (penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan
dan perabaan). Klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca
indera walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada.
Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterima
3
yang disebut sebagai ilusi Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan
terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima. Menurut Stuart
dan Laraia (2001) rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Respon adaptif respon maladaptif

2. Pikiran logis distorsi pikiran gangguan pikir/delusi

3. Persepsi akurat ilusi halusinasi

4. Emosi konsisten reaksi emosi yang sulit berespon emosi

5. dengan pengalaman berlebihan atau minus prilaku disorganisasi

6. Perilaku sesuai prilaku aneh/tidak bisa isolasi sosial

7. Berhubungan sosial menarik diri

e. Tahapan Halusinasi

1. Sesi 1 : Klien mengenal halusinasi

2. Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3. Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

4. Sesi 4 : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal

5. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

4
D. KRITERIA KLIEN

1. Karakteristik klien

a. Klien yang tidak terlalu gelisah

b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktifitas
kelompok

c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil

d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik

e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas

f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan

g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama

2. Proses seleksi

a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan

b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK

c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi dengan


perawat ruangan

d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan bersama
perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu pelaksanaan

Hari/tanggal :

Tempat pertemuan: Waktu: 09:30 - 10:15 WIB

Durasi: 45 menit

Kegiatan: terapi aktifitas kelompok halusinasi

sesi 2 Jumlah anggota: 4 orang.

5
2. Tim terapis
a. Leader :
Bertugas
1) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara
memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam kegiatan
b. Co-Leader:

Bertugas

1) Mendampingi jika terjadi bloking

2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan

3) Bersama leader memecahkan masalah

c. Obeserver:

Bertugas:

1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir

2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok

3) Mengobservasi perilaku pasien

d. Fasilitator:

Bertugas:

1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus dilakukan

2) Mendampingi peserta TAK

3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok

4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

6
e. Dokumentasi

Bertugas:

1) Mengatur musik

2) Mendokumentasikan jalannya TAK

f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:

Bertugas:

1) Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

7
F. URUTAN LANGKAH-LANGKAH

Sesi: I Mengenal Halusinasi

1. Tujuan

a. Klien dapat mengenal isi halusinasi

b. Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi

c. Klien mengenal frekuensi terjadinya halusinasi

d. Klien mengenal situasi dan kondisi terjadinya halusinasi

e. Klien mengenal perasaanya pada saat terjadi halusinasi

2. Setting

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

a. Spidol

b. Kertas manila

c. Buku catatan

d. Bola

e. Musik

4. Metode

Diskusi dan Tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Memilih klien denganindikasi,yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori:
 halu sinasi
2) Membuat kontrak dengan klien

3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


8
b. Orientasi

1) Salam terapeutik

a) Salam terapeutik kepada klien

b) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan


nama)

c) Menayanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan
nama)

2) Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

3) Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal


halusinasinya

b) Leader menjelaskan aturan main.

c. Tahap kerja

1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal halusinasinya


tentang isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi yang membuat terjadi
serta perasaan klien pasa saat halusinasi muncul.
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya. frekuensi,
situasi dan kondisi yang membuat terjadi serta perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Hasilnya ditulis di kertas manila
3) Beri pujian pada klien yang mau mengungkapkan perasaanya dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi pada saat terjadi serta
perasaan klien saat terjadi halusinasi
d. Tahap terminasi

1) Evaluasi

a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

9
2) Tindak lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jikahalusinasi
muncul
3) Kontrak yang sama
a) Menyepakati TAK yang akan datang cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan yang diharapkan dalah mengenal isi, waktu terjadi,
frekuensi, situasi dan kondisi serta perasaan klien pada saat terjadi halusinasi. Formulir
yang disi adalah sebagai berikut:
Sesi 1 : TAK
Kemampuan personal/halusinasi
Aspek Nama Klien

Menyebutkan isi
halusinasi

Meneybutkan
waktu terjadinya
halusinasi

Meneybutkan
situasi dan
kondisi
terjadinya
halusinasi
Menyebutkan
perasaannya pada
saat halusinasi
Menyebutkan
frekuensi
terjadinya
halisinasi
Jumlah

10
Petunjuk :

a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b) Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi,
waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan saat halusinasi muncul.

c) Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda x jika klien tidak mampu

7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat

Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

1. Tujuan

a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

b. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

2. Setting

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

a. Spidol

b. Kertas manila

c. Buku catatan

d. Bola

e. Musik

4. Metode

Diskusi dan Tanya jawab

5. Langkah kegiatan
11
a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

a) Menanyakan perasaan klien saat ini

b) Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, frekuensi, situasi


dan kondisi, serta perasaan saat mengalami halusinasi

2) Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

3) Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu latihan cara


mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

b) Leader menjelaskan aturan main.

c. Tahap kerja

1) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami


halusinasi dan bagaimana hasilnya, ulangi sampai semua pasien mendapat
giliran

2) Beri pujian setiap klien bercerita

3) Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi


pada saat halusinasi muncul

4) Leader memperagakan cara menghardik halisinasi yaitu: “ pergi-pergi jangan


ganggu saya kamu suara palsu

5) Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik


halusinasi

6) Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap


klien memperagakan menghardik halusinasi

12
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
a) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
b) Memasukkan kegiatan menghardik kedalam jadwal kegiatan klien
3) Kontrak yang akan datang
Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi
6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi II kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi
halusinasi dengan cara menghardik. formulir yang diisi adalah sebagai berikut:

Sesi 2: TAK

Kemampuan menghardik

Aspek Nama Klien

Menyebutkan
cara yang selama
ini di gunakan
untuk mengatasi
halusinasi
Menyebutkan
efektifitas cara

Meneybutkan
cara mengatasi
halusinasi
dengan cara
menghardik
Memperagakan
menghardik

13
halusinasi
Jumlah

Petunjuk :
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan, cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara
menghardik halusinasi
c) Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda x jika klien tidak mampu
7. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien, contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien
mampu memperagkan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika
halusinasi muncul.
Sesi 3 : Mencegah halusinasi dengan bercakap- cakap

1. Tujuan

a. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah


munculnya halusinasi

b. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

2. Setting

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat
a. Spidol
b. Kertas manila
c. Buku cacatan
d. Bola
e. Musik
4. Metode

a. Diskusi dan tanya jawab

14
b. Bermain peran dan latihan

5. Langkah Kegiatan

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi III

2) Terapis membuat kontrak dengan klien

3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

a) Salam terapeutik kepada klien saat ini

b) Klien dan terapis pakai papan nama

2) Evaluasi validasi

a) Menanyakan perasaan saat ini

b) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di


pelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi

3) Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-


cakap
b) Leader menjelaskan aturan main berikut
c. Tahap Kerja

1) Pemimpin menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk


mengontrol dan mencegah halusinasi

2) Leader meminta tiap-tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap

3) Leader meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan

15
4) Pemimpin memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul "suster,
ayo ngobrol dengan saya! Saya mendengar suara yang tak tampak wujudnya lagi."

5) Leader meminta klien untuk memperagakan percakapn dengan orang di


sebelahnya

6) Berikan pujian atas keberhasilan klien

d. Tahap Terminasi

1) Evaluasi

a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih

c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut

Menganjurkan klein menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu


menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap

3) Kontrak yang akan datang

a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu


belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal

b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi III kemampuan yang diharapkan adalah mencegah
halusinasi dengan cara bercakap-cakap. Formulir yang diisi adalah sebagai berikut:

16
Sesi 3: TAK

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

Aspek Nama Klien

Meneybutkan
orang yang di
ajak bicara
Memperagakan
percakapan

Menyusunjadwal
percakapan
Meneybutkan
tiga cara
mengontrol dan
mencegah
halusinasi
Jumlah

Petunjuk

a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak
bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian, dan
menyebutkan 3 cara mencegah cara halusinasi

c) Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu

7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada cacatan proses
keperawatan tiap klien, contoh klien mengikuti TAK stimulus persepsi: halusinasi sesi
III. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien
untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi

17
Sesi 4 : Mengontrol Halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal

1. Tujuan

a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah


munculnya halusinasi klien

b. Dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

2. Setting

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

a. Spidol

b. Kertas Manila

c. Buku Catatan

d. Bola

e. Musik

4. Metode

a. Diskusi dan Tanya jawab


b. Bermain peran dan latihan
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi

1) Salam terapeutik
18
a) Salam terapeutik kepada klien

b) Klien dan terapis pakai papan nama

2) Evaluasi/Validasi

a) Menanyakan perasaan klien saat ini

b) Menanyakan cara mengontrol halisinasi yang di pelajari

c) Menayakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi

3) Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan di laksanakan yaitu


mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan

b) Leader menjelaskan aturan main

c. Tahap Kerja

1) Leader menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.


Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculya halusinasi.

2) Leader meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa di lakukan


sehari-hari dan tulis di kertas manila.

3) Leader membagikan formulir jadwal kegiatan terapis menulis formulir yang


sama di kertas manila.

4) Leader membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan dari
bangun pagi sampai tidur malam.

5) Leader melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.

6) Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama pada klien yang sudah selesai
membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.

d. Tahap Temminasi

1) Evaluasi

a) Leader menayakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan


dan memperagakannya.

b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok


19
2) Tindak Lanjut

Leader menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu


menghardik. bercakap-cakap dan melakukan kegiatan

3) Kontrak yang akan datang

a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu


belajar mengontrol halusinasi dengan dengan patuh minum obat

b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat

6. Evaluasi

Evaluasi di lakukan saaat proses TAK berlangsung, khususya pada tahap kenja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK: Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi IV kemapuan yang di harapkan adalah klien
melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi. Formulir yang di isi
adalah sebagai berikut.

Sesi 4: TAK

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

Aspek Nama Klien

Menyebutkan
kegiatan yang
biasa dilakukan
Memperagakan
kegiatan yang
biasa dilakukan

Menyusun
jadwal kegiatah
harian
Meneybutkan 2
cara mengontrol
halusinasi
Jumlah

20
Petunjuk:

a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b) Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang
biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian
dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi

c) Beri tanda V jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu

7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang di mililki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi
IV. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien
untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Sesi 5 : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

1. Tujuan

a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat

b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat

c. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

2. Setting

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang.

3. Alat

a. Spidol

b. Kertas HVS

c. Buku catatan

d. Bola

e. Musik

21
4. Metode

a. Diskusi dan tanya jawab

b. Bermain peran dan latihan

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

a) Salam terapeutik kepada klien

b) Klien dan terapis pakai papan nama

2) Evaluasi validasi

a) Menanyakan perasaan klien saat ini

b) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah


menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, bercakap-cakap,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah)

3) Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-


cakap dan minum obat.

b) Leader menjelaskan aturan main

c. Tahap kerja

1) Leader menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh


karena obat member perasaan tenang.

2) Leader menjelaskan kerigian bila tidak patuh minum obat.

22
3) Leader meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar dikertas HVS.

4) Menjelaskan lima benar minum obat.

5) Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat

6) Berikan pujian pada klien yang benar.

7) Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat

8) Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat

9) Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah


halusinasinya muncul kambuh

10) Menjelaskan akibat kerugian tidak minum obat, yaitu halusinasinya kambuh

11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum obat atau
tidak minum obat.

12) Berikan pujian bila benar

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi

a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih

c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan 4 cara mengontrol halusinasi yang telah


diajarkan yaitu menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas terjadwal.

6. Evaluasi

Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi V kemapuan yang di harapkan adalah klien patuh
minum obat untuk mencegah halusinasi untuk mencegah timbulnya halusinasi.

Formulir yang di isi adalah sebagai berikut

23
Sesi 5: TAK

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Aspek Nama Klien

Menyebutkan 5
benar minum
obat
Menyebutkan
keuntungan
minum obat

Meneybutkan
akibat tidak
patuh minum
obat
Jumlah

Petunjuk :

a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b) Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara
minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat.

c) Beri tanda (√) jika klien mampu dan beriakn tanda (X) jika klien tidak mampu.

7. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi V.
klien mampu menyebutkan lima benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar

24
G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. salam dan perkenalan
"Selamat pagi bapak-bapak bagaimana keadaannya hari ini? Senang bisa bertemu lagi
disini" Baiklah bapak- bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini,Saya akan
memperkenalkan diri (Terapis dan anggota yang berperan dalam TAK memperkenalkan
diri dimulai dari nama lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal)".
b. Evaluasi atau Validasi
"Bagaimana perasaan bapak hari ini".
c. Penjelasan tujuan dan aturan main
"Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan menyampaikan
tujuannya yaitu:
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
"Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.
"Aturan ini dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar Peraturannya
antara lain:
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis
dengan mengangkat tangan
2) Tidak diperbolehkan makan minum dan meroko selama permainan
3) Selama kegiatan 45 menit
4) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
"Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?" "Selanjutnya Saya akan menjelaskan
cara permainannya Caranya bapak-bapak menggunakan balon dan iringan musik dengan
memberikan balon ini kepada teman yang berada disamping kanan secara bergiliran dan
cepat apabila musik berhenti disalah satu dari bapak-bapak disini, dia akan dipersilahkan
untuk berdiri (bersama fasilitator)lalu mempraktekkan kegiatan yang kita ajarkan nanti.
Semua bapak-bapak yang ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan yang
akan kita lakukan bersama."
25
2. Kerja
"Nah langsung saja kegiatan yang dilakukan adalah bapak dapat menceritakan cara yang biasa
bapak lakukan saat halusinasi datang " langsung saja saya contohkan misalnya, saya
mendengarkan suara bisikan tanpa ada wujudnya, saya percaya bahwa saya mendengar suara
tersebut tetapi saya sendiri tidak melihat wujudnya, saya mendengarkan suara tersebut
sewakui- waktu yang paling sering saya mendengarkan suara tersebut ketika malam hari dan
pada saat saya sendiri, ketika mendengarkan suara tersebut rasanya saya ingin marah, dan
ingin memukulnya kemudian saya menutup telinga saya sambil mengatakan "pergi... jangan
ganggu saya, kamu suara palsu" "nah, seperti itu ya bapak-bapak"
(setelah terapis menjelaskan cara permainan maka permainan dimulai dengan iringan musik
oleh operator)
NB:
a. Bagi klien yang mendapatkan balon saat musik berhenti diharapkan klien untuk berdiri
b. Bagi klien yang mendapatkan balon perawat mengarahkan klien untuk menyebutkan cara
yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
3. Terminasi
a. Evaluasi
bagaimana perasaan bapak-bapak setelah melakukan permainan ini?"
b. Kontrak yang akan dating
terimakasih bapak-bapak telah meluangkan waktunya untuk hari ini, untuk pertemuan
yang akan datang akan dibahas cara untuk mengontrol halusinasi dengan melakukan
bercakap-cakap dengan orang lain".

26
Setting tempat

Keterangan:

Leader : Observer :

Co-leader : Klien :

Fasilitator :

H. DOKUMENTASI
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien menggunakannnya jika
halusinasi muncul.

27
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr. Amino Gonohutomo,
2003.
lyus, Yosep. 2009, Keperawatan Jiwa, Bandung: Refika Aditama.
Keliat Budi Ana, Prases Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta: EGC,
1999. Keliat, Budi Anna dan Akemat.2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok
Jakarta:EGC
Purwaningsih dan Karlina.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dilengkapi Terapi
Modalitas dan Standard Opening Procedure (SOP) Jakarta: Nuha Medika press

28

Anda mungkin juga menyukai