Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI


DI RUANG KASUARI RSJ SOEHARTO HEERDJAN

Proposal ini digunakan untuk memenuhi tugas kelompok


Praktik Profesi Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik : Ns. Duma Lumban Tobing, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J


Pembimbing Klinik : Ns. Laili

Disusun Oleh :
Fadhia Syahrani A 2310721041
Lola Shabila Rismayanti 2310721015
Winda Narilia Esnawati 2310721022
Renasti Pratiwi 2310721030
Cherlyn Eva Taryono 2310721018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2024
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori Mengontrol Halusinasi.

B. LATAR BELAKANG
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa. Halusinasi menggambarkan suatu kondisi psikotik yang kadang-kadang
ditandai dengan apatis,tidak mempunyai hasrat,asosial, afek tumpul. Halusinasi
terdapat beberapa jenis, salah satunya halusinasi pendengaran. Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas sebagai
bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa
yang terlatih.Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi
sosial menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua panca indra (sensori)
agar memberi respon yang adekuat (Kelliat B.A &Akemat,2019).
Terapi Aktivitas Kelompok bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya. Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu
berespon dengan lingkungan sosialnya. Beberapa kasus yang ada di RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan khususnya ruang Merak sebagian besar pasien menderita halusinasi dengan
demikian,perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah klien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh
paparan stimulus kepadanya dan klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam
mengontrol halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya
b. Klien mampu menyebutkan cara mengontrol halusinasinya
c. Klien dapat memilih cara untuk mengontrol halusinasinya
d. Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya

D. LANDASAN TEORI
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber
yang tidak nyata (Stuart, Keliat, Pasaribu 2017 dan Tim Pokja SDKI DPP PPN,
2016).

2. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya:
a) Halusinasi pendengaran
Karakteristiknya ditandai dengan mendengar suara, terutama suara-suara orang,
biasanya klien mendengar suara-suara yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipkirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometric, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau-bauan yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhirup bau harum.
Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan demensia.
d) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
e) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakannya sesuatu yang busuk, amis, dan
emnjijikkan.
f) Halusinasi kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
3. Tanda dan Gejala
a) Bicara, senyum, dan tertawa sendiri
b) Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghirup dan merasa
sesuatu yang tidak nyata.
c) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e) Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi
f) Sikap curiga dan saling bermusuhan
g) Pembicaraan kacau dan kadang tak masuk akal
h) Maenarik diri menghhindar dari orang lain
i) Sulit membuat keputusan
j) Ketakutan
k) Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian,
berhias yang rapi
l) Mudah tersinggung, jengkel, marah
m)Menyalahkan diri atau orang lain
n) Muka marah kadang pucat
o) Ekspresi wajah tegang
p) Tekanan darah meningkat
q) Nafas terengah-engah
r) Nadi cepat
s) Banyak keringat

4. Tahapan Halusinasi, Karakteristik dan Perilaku yang ditampilkan


a) Tahap 1
1) Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan, kesenangan.
2) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas.
3) Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran,
nonpsikotik
4) Tersenyum, tertawa sendiri
5) Menggerakan bibir tanpa suara
6) Pergerakan mata cepat
7) Respon verbal yang lambat
8) Diam dan berkonsentrasi

b) Tahap 2
1) Menyalahkan
2) Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaaan
antipasti
3) Pengalaman sensori menakutkan
4) Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
5) Mulai merasa kehilangan kontrol
6) Menarik diri dari orang lain, nonpsikotik
7) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah
8) Perhatian dengan lingkungan berkurang
9) Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
10) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realita

c) Tahap 3
1) Mengontrol
2) Tingkat kecemasan berat
3) Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
4) Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)
5) Isi halusinasi menjadi atraktif
6) Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik
7) Perintah halusinasi ditaati
8) Sulit berhubungan dengan orang lain
9) Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik
10) Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat

d) Tahap 4
1) Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
2) Klien panik, pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalan beberapa jam atau
hari apabila tidak ada intervensi terpeutik.
3) Perilaku panik
4) Resiko tinggi mencederai
5) Agitasi atau kataton
6) Tidak mampu berespon terhadap lingkungan

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hal diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi menjadi 5 sesi,
yaitu:
1) Sesi 1 : Klien mengenal halusinasi
2) Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3) Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
4) Sesi 4 : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5) Sesi 5 : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

E. PASIEN
1. Karakteristik/Kriteria
- Pasien Ruang Kasuari
- Pasien dengan diagnosa keperawatan: Halusinasi
- Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
- Klien yang mengalami perubahan persepsi
- Klien halusinasi yang sudah kooperatif
- Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat
- Klien mau mengikuti aktivitas

2. Proses Seleksi
- Mengobservasi klien yang masuk kriteria
- Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
- Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
- Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan peraturan main dalam
kelompok
- Memiliki gejala yang sama
- Berjenis kelamin laki – laki
No Nama Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu,10 Januari 2024 dan Jum’at, 12 Januari 2024
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Mahasiswa Ruangan Kasuari

2. Tim Terapis
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
Leader Lola Fadhia Cherlyn Winda Rena
Co leader Rena Lola Fadhia Cherlyn Winda
Fasilitator Cherlyn, Winda, Rena, Lola, Fadhia,
Winda Rena Lola Fadhia Cherlyn
Observer Fadhia Cherlyn Winda Rena Lola

3. Metode dan Media


a. Metode : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab
b. Media : Spidol, papan tulis, dan jadwal kegiatan harian

G. PROSES PELAKSANAAN
1) Orientasi
a) Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam.
b) Evaluasi validasi
Terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
c) Kontrak
Terapis menjelaskan lamanya waktu proses pelaksaan TAK
d) Tujuan
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dan terapis menjelaskan aturan main setiap
sesi pelaksanaan
2) Kerja
a) Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta
pasien memperkenalkan nama serya nama panggilan secara berurutan
b) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Terapis memimpin dan membimbing jalannya sesi TAK
d) Lakukan kegiatan TAK sampai selesai
e) Bemberikan pujian pada pasien setelah selesai mengikuti kegiatan TAK
3) Terminasi
a) Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti kegiatan TAK dan
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompoknya.
2. Evaluasi Objektif
Terapis menyuruh pasien untuk kembali mengulangi hal yang sudah
diajarkan selama kegiatan TAK.
b) Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan pada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lainnya.
c) Kontrak yang akan datang
d) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi dan terapis membuat kesepakatan dengan klien
waktu dan tempat TAK berikutnya.
4) Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi Terstruktur
1. Kondisi lingkungan tenang dilakukan ditempat yang nyaman dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
2. Posisi tempat di lantai menggunakan kursi.
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik .
5. Pemimpin, Wakil Pemimpin, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana
mestinya.
b) Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Leader mampu memimpin acara.
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
c) Evaluasi Hasil
Diharapkan 70% dari kelompok mampu:
1. Menyampaikan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat.
2. Menyampaikan hal yang dilaksanakan pada tiap sesi TAK
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI 1 : MENGENAL HALUSINASI
a. Pengorganisasian
1. Waktu dan Tempat
a) Hari / Tanggal : Rabu, 10 Januari 2024
b) Waktu : 10.00 WIB
c) Pukul : 45 Menit
d) Tempat : Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
2. Tim Terapis
a) Leader : Lola Shabila Rismayanti
b) Co Leader : Renasti Pratiwi
c) Observer : Fadhia Syahrani Ardira
d) Fasilitator : Cherlyn Eva Taryono dan Winda Narilia E
3. Metode dan Media
a) Metode
1) Diskusi dan Tanya jawab
b) Media
1) Spidol
2) Karton
3) Karet gelang
4. Setting Tempat

5. Tujuan
a) Klien dapat mengenal isi halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
b. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami perubahan
sensori persepsi: halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam Perkenalan
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama) dengan
menggunakan permain sederhana
b) Evaluasi / Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengenal suara-suara/bayangan yang
didengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa menggunakan istilah halusinasi,
gunakan kata "halusinasi"
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis; Lama kegiatan 45 menit dan setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien yang ada disebelah kanan perawat secara berlawanan jarum jam sampai
semua klien mendapatkan giliran. Hasilnya ditulis di papan tulis.
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa yang didengar.
4. Terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya
jika terjadi halusinasi
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
2) Menyepakati waktu dan tempat.

c. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya
halusinasi, dan perasaan saat terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Sesi 1: TAK
Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan isi halusinasi


Menyebutkan waktu
2.
terjadinya halusinasi
Menyebutkan
3. situasi terjadinya
halusinasi
Menyebutkan perasaan saat
4.
halusinasi
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda (V) jika klien mampu, dan tanda (-) jika
klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

d. Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta TAK untuk ke toilet terlebih dahulu
2. Fasilitator memotivasi peserta yang kurang aktif selama kegiatan TAK
berlangsung
3. Leader dapat memutuskan untuk melanjutkan kegiatan TAK apabila salah satu
peserta yang dipanggil untuk bertemu dokter atau melakukan terapu lainnya
4. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi peserta melarikan diri dari tempat
kegiatan
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI 2 : MENGHARDIK HALUSINASi
a Pengorganisasian
1. Waktu dan Tempat
a) Hari /Tanggal : Rabu, 10 Januari 2024
b) Waktu : 10.00 WIB
c) Pukul : 45 Menit
d) Tempat : Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
2. Tim Terapis
a) Leader : Fadhia Syahrani Ardira
b) Co Leader : Lola Shabila Rismayanti
c) Observer : Cherlyn Eva Taryono
Fasilitator : Winda Narilia E dan Renasti Pratiwi
3. Metode dan Media
a) Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran atau simulasi
b) Media
1) Jadwal kegiatan klien
4. Setting Tempat

5. Tujuan
a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
b Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam Perkenalan
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evaluasi / Validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan satu cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
2) Menjelaskan aturan main, yaitu:
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapi
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat
giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul:
Cara menghardik halusinasi
1. Untuk halusinasi pendengaran: tutup telinga sambil mengatakan: "kamu
suara palsu, aku tidak mau dengar," Lakukan berulang ulang sampai suara tak
terdengar lagi
2. Untuk halusinasi penglihatan: tutup mata sambil mengatakan: "kamu
bayangan palsu, aku tidak mau lihat." Lakukan berulang-ulang sampai
bayangan tak terlihat lagi.
d) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien di sebelah kanan terapis berurutan berlawanan
arah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran
f) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi
4. Terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

c Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara yang


1. selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
Memyebutkan efektivitas
2.
cara
Menyebutka cara mengatasi
3. halusinasi dengan
menghardik
Memperagakan menghardik
4.
halusinasi
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya. Beri tanda (V) jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khususnya pada
malam hari (buat jadwal)

d Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta TAK untuk ke toilet terlebih dahulu
2. Fasilitator memotivasi peserta yang kurang aktif selama kegiatan TAK
berlangsung
3. Leader dapat memutuskan untuk melanjutkan kegiatan TAK apabila salah satu
peserta yang dipanggil untuk bertemu dokter atau melakukan terapu lainnya
4. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi peserta melarikan diri dari tempat
kegiatan
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI 3 : MELAKUKAN KEGIATAN
a Pengorganisasian
1. Waktu dan Tempat
a) Hari /Tanggal: Rabu,10 Januari 2024
b) Pukul : 10.00 WIB
c) Waktu : 45 Menit
d) Tempat : Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
2. Tim Terapis
a) Leader : Cherlyn Eva Taryono
b) Co Leader : Fadhia Syahrani Ardira
c) Observer : Winda Narilia E
d) Fasilitator : Renasti Pratiwi dan Lola Shabila Rismayanti
3. Metode dan Media
a) Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain origami
b) Media
1) Kertas origami
2) Jadwal kegiatan klien
4. Setting Tempat

5. Tujuan
a. Klien dapat memahami pentingnya melalukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
b Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi klien halusinasi yang sudah kooperatif
b) Terapi mempersiapkan alat dan tempat untuk pelaksanaan TAK
c) Terapi membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a) Salam terapeutik : Terapi mengucapkan salam kepada klien
b) Evaluasi atau Validasi
1. Terapi menanyakan keadaan klien hari ini
2. Terapi menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3. Terapis menanyakan pengalaman klien mengikuti TAK sebelumnya
c) Kontrak
1. Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
2. Terapi menjelaskan aturan permainan
a Klien mengikuti kegiatan TAK dari awal hingga berakhirnya TAK
b Jika klien ingin meninggalkan tempat, klien harus izin kepada terapis
c Waktu TAK kurang lebih selama 45 menit
3. Kerja
a) Terapi menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan
b) Terapis menjelaskan pentingnya mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan. Jelaskan dengan melakukan kegiatan teratur akan mencegah
munculnya halusinasi.
c) Terapis meminta klien menyebutkan kegiatan apa yang biasa dilakukan
setiap hari
d) Terapi membagikan origami kepada setiap klien
e) Terapis mendemonstrasikan cara melipat origami
f) Terapis melatih klien melipat origami
g) Berikan pujian dan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
melipat origami
4. Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah melakukan kegiatan
melipat origami
2. Terapi memberikan pujian yang wajar atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan dua cara untuk mengontrol
halusinasi yaitu: menghardik dan melakukan kegiatan
c) Kontrak Yang Akan Datang
1. Terapi membuat kesepakatan dengan kelompok untuk TAK
selanjutnya
2. Terapi membuat kesepakatan tempat dan waktu untuk TAK
selanjutnya
c. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
b. Dokumentasi

c Dokumentasikan Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan melakukan kegiatan. Formulir evaluasi
sebagai berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara yang


1. selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
Memyebutkan efektivitas
2.
cara
Menyebutka cara mengatasi
3. halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, mengikuti Langkah-
langkah kegiatan. Beri tanda (V) jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 3. kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi
dengan melakukan kegiatan

d Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta TAK untuk ke toilet terlebih dahulu
2. Fasilitator memotivasi peserta yang kurang aktif selama kegiatan TAK
berlangsung
3. Leader dapat memutuskan untuk melanjutkan kegiatan TAK apabila salah satu
peserta yang dipanggil untuk bertemu dokter atau melakukan terapu lainnya
4. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi peserta melarikan diri dari tempat
kegiatan
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI 4 : BERCAKAP – CAKAP

a. Pengorganisasian
1. Waktu dan Tempat
a) Hari / Tanggal : Kamis,11 Januari 2024
b) Pukul : 16.30 WIB
c) Waktu : 45 Menit
d) Tempat : Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
2. Tim Terapis
a) Leader : Winda Narilia E
b) Co Leader : Cherlyn Eva Taryono
c) Observer : Renasti Pratiwi
d) Fasilitator : Lola Shabila Rismayanti dan Fadhia Syahrani Ardira
3. Metode dan Media
a) Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab
b) Media
1) Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
4. Setting Tempat

5. Tujuan
a) Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
b) Klien dapat mempraktikan bercakap-cakap
c) Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
b. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
b) Terapis membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam Perkenalan
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Menanyakan apakah masih ingat dengan terapis dan teman TAK nya
3) Menanyakan perasaan dan kabar hari ini
b) Evaluasi / Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan sebelumnya
3) Menanyakan TAK yang pernah di ikuti sebelumnya apa saja
4) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusiansi.
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis; Lama kegiatan 45 menit dan Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Kerja
a) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
Halusinasi terjadi karena klien berfokus pada stimulus internal. Bercakap-
cakap dengan orang lain membuat klien terpapar dengan stimulus eksternal
sehingga fokus klien pada stimulus internal terdistraksi. Dengan bercakap-
cakap, halusinasi akan terputus sehingga akan mengembalikan orientasi klien
ke realita (isi percakapan).
b) Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
c) Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan.
Pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah mence-ritakan bahwa klien
mengalami halusinasi dan meminta orang lain di sekitarnya mengajak
bercakap-cakap.Orang di sekitar klien sebaiknya sudah diberikan penyuluhan
bagaimana menanggapi klien dengan mengingatkan cara mengontrol
halusinasi yang telah dilatihkan. Misalnya mengingatkan cara menghardik,
atau bercerita tentang kegiatan yang sudah atau belum dilakukan sesuai
jadwal yang telah disusun dalam TAK sebelumnya.
d) Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Suster,
ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster" atau "Suster saya
mau ngobrol tentang kegiatan harian saya".
e) Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya.
f) Upayakan semua klien memperagakan percakapan yang dilakukan sehingga
dapat dipastikan semua klien mampu melakukan bercakap-cakap untuk
mengontrol halusinasi.
g) Berikan pujian atas keberhasilan klien.
h) Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat.

c. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

Menyebutkan orang yang


1.
biasa diajak bercakap-cakap
2. Memperagakan percakapan
3. Menyusun jadwal percakapan
Menyebutkan tiga cara
4. mengontrol
dan mencegah halusinasi
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menye-butkan orang yang biasa
diajak bicara, memperaga-kan percakapan, menyusun jadwal percakapan,
menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (V )jika klien
mampu, dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan
orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di
ruang rawat.

d. Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta TAK untuk ke toilet terlebih dahulu
2. Fasilitator memotivasi peserta yang kurang aktif selama kegiatan TAK
berlangsung
3. Leader dapat memutuskan untuk melanjutkan kegiatan TAK apabila salah satu
peserta yang dipanggil untuk bertemu dokter atau melakukan terapu lainnya
4. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi peserta melarikan diri dari tempat
kegiatan
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI 5 : MINUM OBAT
a. Pengorganisasian
1. Waktu dan Tempat
a) Hari /Tanggal : Kamis, 11 Januari 2024
b) Pukul : 16.30 WIB
c) Waktu : 45 Menit
d) Tempat : Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
2. Tim Terapis
a) Leader : Renasti Pratiwi
b) Co Leader : Winda Narilia E
c) Observer : Lola Shabila Rismayanti
d) Fasilitator : Fadhia Syahrani Ardira dan Cherlyn Eva Taryono
3. Metode dan Media
a) Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran atau simulasi
b) Media
2) Spidol dan whiteboard / papan tulis flipchart
3) Jadwal kegiatan klien
4. Setting Tempat

5. Tujuan
a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b) Klien dapat memahami akibat tidak patuh minum obat
c) Klien dapat memahami pentingnya minum obat
d) Klien dapat menyebutkan obat dengan 5 benar
b. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam Perkenalan
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evaluasi / Validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan satu cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
2) Menjelaskan aturan main, yaitu:
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapi
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
1. Terapis menejlaskan pentingnya minum obat, yaitu mencegah kambuh karena
obat memberikan perasaan tenang dan memperlambat kambuh
2. Teapis menyebutkan kerugian tidak patuh minum obat
3. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu yang
memakan nya,
4. Mejelaskan lima benar minum obat : benar obat, benar waktu benar obat,
benar cara, benar dosis
5. Minta klien meneybutkan cara 5 benar minumm obat
6. Berikan pujian pada klien benar
7. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat
8. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat yaitu mencegah halusinasi
kambuh
9. Mndiskusikan perasaan klien setelah minum obat
10.Menjelaskan kerugian atau akibat dari tidak patuh minum obat \
11.Mint aklien menjelaskan Kembali keuntungan minum obat dan kerugian tidak
minum obat
12.Membri pujian tiap klien benar
4. Terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi
b) Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

c. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 5, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan patuh minm obat. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Nama klien
No. Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara yang


1. selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas
2.
minum obat
Menyebutkan cara minum
3.
obat dengan 6 benar
Menyebutkan kerugian tidak
4. minum obat dan keuntungan
minum obat
Petunjuk:
3) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
4) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas minum obat untuk
mengontrol halusinasi dan keuntungan minum obat dan kerugian tidak
minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 5. Klien mampu memperagakan cara minum obat dengan baik
dan benar. Anjurkan klien menggunakannyasetiap hari sesuai dengan ajuran
dokter,

d. Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta TAK untuk ke toilet terlebih dahulu
2. Fasilitator memotivasi peserta yang kurang aktif selama kegiatan TAK
berlangsung
3. Leader dapat memutuskan untuk melanjutkan kegiatan TAK apabila salah satu
peserta yang dipanggil untuk bertemu dokter atau melakukan terapu lainnya
4. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi peserta melarikan diri dari tempat
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai