Oleh kelompok 2 :
1. Eris Fathur Rohman 202303101096
2. Rovika Dwi S. 202303101064
3. Azzhara Nanda W. 202303101048
4.Dhita Wijayanti 202303101023
5. Nabella Alfiatu Zuhro 202303101091
6. Erdiani Eftaria Pranata 202303101121
7. Risma Wiyanda 202303101103
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
LEMBAR PENGESAHAN
..................................................... ..................................................
NIP. NIP.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan umum:
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol
halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.
Tujuan khusus:
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
BAB II
TINJAUN TEORI
Tahap II
1. Menyalahkan
2. Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan
perasaan antipasti.
3. Pengalaman sensori menakutkan
4. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
5. Mulai merasa kehilangan kontrol
6. Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.
7. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
8. Perhatian dengan lingkungan berkuran
9. Konsentrasi terhadap penga-laman sensori kerja
10. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
1. Mengontrol
2. Tingkat kecemasan berat
3. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
4. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).
5. Isi halusinasi menjadi atraktif.
6. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.
7. Perintah halusinasi ditaati.
8. Sulit berhubungan dengan orang lain.
9. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.
10. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan
berkeringat
Tahap IV
1. Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.
2. Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu
tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam
beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik
3. Perilaku panik.
4. Resiko tinggi mencederai.
5. Agitasi atau kataton.
6. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi
dibagi dalam 2 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
BAB III
PENGORGANISIAN
3.1. Persiapan
3.1.1. Persiapan Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
c. Klien halusinasi yang sudah kooperatif.
d. Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.
e. Klien mau mengikuti aktifitas.
2. Proses seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
Paturan main dalam kelompok
3. Proses Seleksi
a. Gejala yang sama
b. Jenis kelamin yang sama
4. Jumlah Peserta
4-5 orang
5. Nama Peserta
1. Sdr.
2. Sdr.
3. Sdr.
4. Sdr.
5. Sdr.
3.1.2. Persiapan Terapis
1) Melakukan rapat kecil sebelum pelaksanaan.
2) Menentukan siapa-siapa yang akan menjadi leader, co-leader,
fasilitator, observer.
3) Satu jam sebelum pelaksanaan melakukan role play dengan teman-
teman disertai pembimbing ruangan.
3.1.3. Persiapan Lingkungan
1. Suasana tidak bising.
2. Pengaturan posisi tempat duduk.
3. Setting instruktur kegiatan.
4. Ventilasi yang cukup.
3.2. Pelaksanaan
3.2.1. Rencana Tindakan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 5 menit
2. Perkenalan dan penjelasan prosedur pelaksaan 15 menit
3. Inti 35 menit
4. Penutup 5 menit
Total waktu 60 menit
Tim Terapi
Leader
a. Leader Sesi I : Risma wiyanda
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co leader
b. Co leader sesi I : Erdiani F Taria
Uraian tugas :
1. Mambantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Membantu jalannya terapi kerlompok
Observer
c. Observer Sesi I : Eris Fathur Rohman
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d. Fasilitator
Fasilitator Sesi I : Azzhara nanda w, Rovika dwi, Dhita Wijayanti,
Nabella Alifiatu Zahro
Uraian tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
Evaluasi Hasil :
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
7. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi : II Mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik
1. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
2. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
1. Spidol
2. Kertas manila
3. Buku catatan
4. Bola
5. Musik
4. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
5. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti
sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1. Salam terapeutik
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
frekuensi, situasi dan kondisi, serta perasaan saat mengalami
halusinasi
2. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu latihan cara mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
2. Leader menjelaskan aturan main.
a. Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok
harus minta izin kepada leader
b. Lama kegiatan 30 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Tahap kerja
1. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada
saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. ulangi
sampai semua pasien mendapat giliran
2. Beri pujian setiap klien bercerita
3. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik halusinasi pada saat halusinasi muncul
4. Leader memperagakan cara menghardik halisinasi yaitu:
“pergi,,,pergi,,,jangan ganggu saya,,, kamu suara palsu.”
5. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi
6. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien
bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik
halusinasi
5. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasiln kelompok
2. Tindak lanjut
a. Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara
yang telah dipelajari jika halusinasi muncul
b. Memasukkan kegiatan menghardik kedalam jadwal
kegiatan klien
3. Kontrak yang akan datang
Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi II kemampuan
yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan cara menghardik.
formulir yang diisi adalah sebagai berikut :
Sesi : II TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan menghardik
No Aspek Yang Dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan cara yang
seklama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektifitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4 Memperangakan menghardik
halusinasi
Jumlah
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan, cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan cara menghardik halusinasi
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak
mampu
7. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien, contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagkan cara menghardik
halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul.
DOKUMENTASI
Sesi : I TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan personal/halusinasi
2 Menyebutkan
waktu terjadinya
halusinasi
3 Menyebutkan
situasi dan
kondisi
terjadinya
halusinasi
4 Menyebutkan
perasaanya pada
saat halusinasi
5 Menyebutkan
frekuensi
terjadinya
halusinasi
Jumlah
Sesi : II TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan menghardik
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai
.
1 Menyebutkan cara
yang seklama ini
digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan
efektifitas cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4 Memperangakan
menghardik
halusinasi
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003.
Keliat Budi Ana, Prases Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999.