Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI


PENDENGARAN DI RSJ MENUR SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok Wijaya Kusuma 2 :
1. Aprillia Camila Rizky
2. Ella Adha Putri
3. Fatikha Isna Febriyani
4. Liana Windia
5. Nur Hifayatin
6. Sisilia Dwi Pitaloka

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PERAN KELUARGA DALAM MENDUKUNG PASIEN TERHADAP KEPATUHAN


MINUM OBAT DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA

Telah disahkan pada:

Hari/ tanggal : Selasa, 03 Oktober 2023

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Yoga Kertapati, M.Kes., Sp.Kep.Kom. Sri Hayati Kumawani, S.Kep., Ns.


NIP. 03042 NIP. 198004192008012008
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizofrenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Menurut Direktur Jendra Pembina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)
Departemen Kesehatan dan World Health Organization (WHO) memperkirakan tidak
kurang dari 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan di dunia. Bahkan berdasarkan
studi World Bank di beberapa Negara menunjukan 8,1% dari kesehatan global
masyarakat (Global Burder Disease) menderita gangguan jiwa. Halusinasi yang
merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Diperkirakan sebnayak 0,7% dari popuasi di dunia menderita halusinasi.
Tingginya angka kejadian penderita gangguan jiwa khususnya halusinasi secara
globalisasi tidak terlepas juga dengan indonesia, yang dimana insiden halusinasi di
indonesia sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penderita halusinasi di
berbagai rumah sakit jiwa di indonesia, jumlah penderita skizoprenia (schizophrenia) di
indonesia adalah tiga sampai lima per 1000 penduduk. Mayoritas penderita berada di
kota besar. Ini terkait dengan tingginya stres yang muncul di daerah perekotaan. Dari
hasil survey di rumah sakit di indonesia ada 0,5-1,5 perseribu penduduk mengalami
gangguan jiwa, Hawari 2009, dikutip dari, Chaery (2009). Pada penderita skizophrenia
70% diantaranya adalah penderita halusinasi, Marlindawany, dkk (2008).
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
1.2 Tujuan
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali halusinasinya, situasi, waktu dan
perasaan sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1) Klien dapat melakukan perkenalan
2) Klien dapat mengenal halusinasi
3) Klien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
4) Klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan dan membuat aktivitas berjadwal minum
obat
1.3 Manfaat
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik,
yaitu manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a) Manfaat umum
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain
2) Melakukan sosialisasi
3) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b) Manfaat khusus
1) Meningkatkan identitas diri\
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif
3) Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c) Manfaat rehabilitasi
1) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
2) Meningkatkan keterampilan sosial
3) Meningkatkan kemampuan empati
4) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Halusinasi
2.1.1 Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca indra
yaitu penglihatan, pendengaran, penviuman, perabaan, dan pengecapan
terhadap sumber yang tidak nyata (Keliat& Akemat 2007;
Stuart,Keliat,&Pasaribu, 2017)
Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon
terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak
mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa
halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata
(Stuart dan Sundeen, 1998).
2.1.2 Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri
secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa
bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai,
tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau
berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah,
melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga keterangan dari klien
sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau
dirasakan)
2.1.3 Tanda dan Gejala
1. Mayor
a. Subjektif
1. Mendengar orang suara orang berbicara tanpa ad aorangnya
2. Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya
3. Membau bau-bauan yang tidak sedap seperti bau badan padahal
tidak
4. Merasakan pengecapan yang tidak enak
5. Merasakan perabaan dan gerakan tangan
b. Ojektif
1. Berbicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke 1 arah
4. Mengarahkan tekinga kea rah tertentu
5. Tidak memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasinya
2. Minor
a. Subjektif
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
b. Objektif
1. Konsentrasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang dan situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri
6. Melamun
7. Mondar mandir
8. Kurang mampu merawat diri
2.1.4 Tipe Halusinasi
1) Halusinasi pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising
yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah kata atau
kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat dirasakan berasal dari jauh
atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi
dapat pula ancaman, mengejek, memaki.
2) Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik) biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa
takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.
3) Halusinasi penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau
dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai suatu
kombinasi moral.
4) Halusinasi pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
5) Halusinasi perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak
dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
2.1.5 Tingkatan Halusinasi
a. Tingkat I
1) Memberi rasa nyaman
2) Tingkat orientasi sedang
3) Unsur umum halusinasi merupakan suatu kesenangan
b. Tingkat II
Menyalahkan
c. Tingkat III
1) Mengontrol tingkat kecemasan berat
2) Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat ditolak lagi
d. Tingkat IV
1) Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
2) Klien panik
2.1.6 Fase-fase Halusinasi
a. Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut
diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa
sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil,
terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus, penyakit, hutang,
dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support
system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur
berlangsungnya terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal.
b. Fase 2Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan
cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan
fikiran pda timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman
pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam
tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
c. Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias.
Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai
menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
d. Fase 4
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abdonrmal yang datang,
Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah
dimulai fase psychotic.
e. Fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan
datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman
atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak mendapat
komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.

2.2 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


2.2.1 Pengertian TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997).
Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya
untuk identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku
yang maladaptive (Stuart & Sundeen, 1998).
2.2.2 Klien
1) Karakteristik/kriteria
Karakteristik klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok
adalah klien gangguan jiwa dengan usia 15-40 tahun, mengalami perubahan
persepsi sensori: Halusinasi, Klien gangguan orientasi realita yang mulai
terkontrol, Klien dapat diajak kerjasama (cooperative), tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
2) Proses seleksi
Klien yang akan mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang dipilih
melalui proses seleksi. Adapun proses seleksinya menggunakan:
a. Observasi sehari-hari di ruangan
b. Informasi dari perawat ruangan
c. Hasil diskusi kelompok
d. Kontrak dengan klien
• Kesadaran klien untuk mengikuti
• Kegiatan berdasarkan kesepakatan
• Mengenai kegiatan dan waktu
3) Daftar klien
Jumlah klien dalam TAK ada 8 orang, berikut nama-namanya:
1. Ny. S : Halusinasi Pendengaran
2. Nn. M : Halusinasi Pendengaran
3. Ny. K : Halusinasi Pendengaran
4. Ny. N : Halusinasi Pendengaran
5. Ny. M : Halusinasi Pendengaran
6. Ny. F : Halusinasi Pendengaran
7. Ny. E : Halusinasi Pendengaran
8. Ny. A : Halusinasi Pendengaran
9. Ny. R : Halusinasi Pendengaran
10. Ny. W : Halusinasi Pendengaran
2.2.3 Pengorganisasian
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok pasien dengan perubahan persepsi sensori:
Halusinasi akan dilaksanakan selama 60 menit yaitu pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 26 September 2023
Jam : 09.00 WIB
2. Tempat
Kegiatan dilakukan di ruang Flamboyan RSJ Menur Surabaya
Tim Terapi
a. Leader : Fatikha Isna Febriyani
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader : Nur Hifayatin
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer : Liana Windia, Sisilia Dwi pitaloka
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d. Fasilitator : Liana Windia, Sisilia Dwi Pitaloka
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan :
1) Memilih sesuai dengan indikasi yaitu PPS: Halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dengan tempat pertemuan
b. Skema Ruang terapi

Keterangan:

: Klien

: Co Leader

: Leader

: Observer

: Perawat

c. Metode dan Media


Metode:
1) Perkenalan nama
2) Bermain peran/stimulasi
Media
1) Kertas HVS
2) Hp (lagu)
3) Spidol/Pulpen
2.2.4 Kriteria Hasil
1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di atas kursi di halaman belakang ruangan
1) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
2) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
3) Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana
mestinya.
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
2.2.5 Antisipasi Masalah
1) Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2) Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3) Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh
klien tersebut
Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini
2.2.6 Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh:
klien mengikuti TAK stimulasi presepsi: halusinasi. Klien mampu
menyebutkan isi halusinasi, waktu, situasi, dan perasaan.
2.3 SESI 1: TAK SIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
Kemampuan memperkenalkan diri
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut:
1) Leader : Fatikha Isna Febriyani
2) Co.Leader : Nur hifayatin
3) Fasilitator : Aprillia Camila Rizky, Ella Adha Putri
4) Observer : Liana Windia, Sisilia Dwi Pitaloka
2. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
3. Setting
a. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat
a. Mini Sound
b. Buku catatan dan pulpen
c. Jadwal kegiatan klien
d. Bola kecil
5. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/simulasi
6. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak:
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2. Menjelaskan aturan main/terapi :
• Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepadaterapis
• Lama kegiatan 15 menit
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu hidupkan laptop dan play musik serta botol akua
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan pada
saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola kecil
memperkenalkan dirinya.
b. Hidupkan musik kembali dan edarkan botol akua berlawanan dengan arah
jarum jam.
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang botol akua
mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.
e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2. Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatanharian
klien.
c) Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2. Menyepakati waktu dan tempat
7. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan klien untuk melakukan tak. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
8. Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemampuan Verbal
No Memberikan tanggapan tentang
Nama
Nama Asal usia hobi
1 Ny. Y

2 Ny.J

3 a.R

4 SW

5 Ny. RA

6 Ny. M

7 Ny. S

8 Ny. E

9 Ny. L

10 Ny. M

11 Ny. T

Petunjuk
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan pada
klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika
nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,dianjurkan klien memperkenalkan diri
pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal).

2.4 SESI 2: TAK SIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI


Mengenal Halusinasi
1. Pengorganisasian
1) Leader : Fatikha Isna Febriyani
2) Co.Leader : Nur hifayatin
3) Fasilitator : Aprillia Camila Rizky, Ella Adha Putri
4) Observer : Liana Windia, Sisilia Dwi Pitaloka
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Klien dapat mengenal perasaanya pada saat melakukan halusinasi
2. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Alat
1. Kertas HVS sebanyak klien dan perawat yang mengikuti TAK.
2. Spidol
3. Musik dangdut dari Handphone
4. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
5. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
c. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapi
• Lama kegiatan 10 menit.
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara
yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya,
dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.
4) Tahap Terminasi.
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya
jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi Dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi presepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya
halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Kemampuan mengenal halusinasi
No Nama klien
Nama Perasaan
jenis isi waktu respon
px
1 Ny. Y

2 Ny.J

3 a.R

4 SW

5 Ny. RA

6 Ny. M

7 Ny. S

8 Ny. E

9 Ny. L

10 Ny. M

11 Ny. T

1. Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yag ikut TAk pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak
mampu.
b. Hasil:
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi presepsi:
halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi, waktu, situasi,
perasaan. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.
HASIL OBSERVASI TAK HALUSINASI
Sesi TAK 1
Kemampuan Memperkenalkan diri
No Memberi tanggapan tentang
Nama
Menyebutkan nama Menyebutkan asal Menyebutkan usia Menyebutkan hobi
1 Ny. Y    
2 Ny.J    
3 a.R    
4 SW    
5 Ny. RA    
6 Ny. M    
7 Ny. S    
8 Ny. E    
9 Ny. L    
10 Ny. M    
11 Ny. T    
TAK Sesi 2
Kemampuan mengidentifikasi halusinasi
No Memberi tanggapan tentang
Nama Menyebut waktu terjadi Menyebut situasi terjadi Menyebut perasaan saat
Menyebut isi halusinasi
halusinasi halusinasi halusinasi
1 Ny. Y    
2 Ny.J    
3 a.R    
4 SW    
5 Ny. RA    
6 Ny. M    
7 Ny. S    
8 Ny. E    
9 Ny. L    
10 Ny. M    
11 Ny. T    

Anda mungkin juga menyukai