HALUSINASI
Disusun oleh:
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan
persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi
menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya
sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut,
maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan
gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
2. Pengertian/ Landasan Theory
a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi,
suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar.(maramis,1998) Sebagai
suatu persepsi dari luar tanpa adanya sumber dari luar. (Schultz.J.ra. dark, 1986).
b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik
tertentu, diantaranya :
1). Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya
klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya
dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2). Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3). Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti:
darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan
dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4). Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5). Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
6). Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
c. Tanda dan gejala (Townsend, 1998)
1) Berbicara sendiri
2) Tersenyum atau tertawa sendiri
3) Disorientasi
4) Pikiran cepat berubah – ubah
5) Bersikaap seperti mendengar
6) Konsentrasi rendah
7) Berhenti berbicara di tengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
8) Kekacauan alur piker
9) Respon tidak sesuai
d. Penyebab dari Halusinasi
Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu isolasi social :
menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
e. Akibat dari Halusinasi
Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan
suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
f. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi
pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa
suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata–kata yang
tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien
menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang
membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan
penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi
pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat
diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak
organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi
menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi
menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau
mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara biasanya
berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan
tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas ( tingkat
halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati ).
3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok.
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:
1. Diskusi dan tanya jawab.
2. Melengkapi jadwal harian.
Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki
tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan TAK
sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program pengobatan.
a. Tata Tertib dan Program Antisipasi
1) Tata Tertib
2) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
3) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
4) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
5) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK) berlangsung.
6) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
7) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
8) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
9) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai, maka
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
kepada anggota.
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program
antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah: mempersiapkan
klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh
anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib yang
telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih
tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.
c. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam
kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
4. Sesi – Sesi Terapi Aktivitas Kelompok
Sesi I : mengenal halusinasi
1). Tujuan Therapy aktivitas Kelompok
Tujuan :
Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 10 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan
jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu
Klien peserta TAK :
1. …………
2. …………
3. …………
4. …………
5. …………
6. …………
7. …………
8. …………
9. …………
10. …………
b. ………………..
TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat ini hanya
yang ada diruangan saja seperti :
6). Metode
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah
disepakati, sebagai berikut :
m. Observer : Fandri L S
a. Leader
Tugas :
Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai berikut
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara- suara
yang didengar (halusinasi ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan perasaan klien
pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isii halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien
yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya ditulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan
perasaanya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
menyepakati waktu dan tempat.
11) Evaluasi dan Dokumentasi.
a). Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adlah mengenal isi
halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat
terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut :
b). Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi
!. Klein mampu menyebutkan isi halusinasi ( menyuruh memukul ), waktu ( pukul 9
malam ), situasi ( sedang sendiri), perasaan (jika sedang geram ). Anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
12) Tata Tertib dan Program Antisipasi
a). Tata Tertib :
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Berpakaian rapi dan bersih.
3. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.
4. Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit,
dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti peserta
cadangan.
5. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan.
Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah
dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta
cadangan.
6. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
7. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan
berbicara setelah dipersilahkan.
8. TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.
Sesi 1 : TAK
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktuu, situasi, dan
perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan beri tanda X jika klien tidak mampu.
3. Sesi II :
1. …………
2. …………
3. …………
4. …………
5. …………
Klien cadangan peserta TAK :
a) …...
b) …...
m. Observer : Fandri L S
a). Leader
Tugas :
b). Co. Leader
Tugas ;
1. Membuka acara.
2. Mendampingi Leader.
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4. Menyerahkan kembali posisi pada Leader
c). Fasilitator
Tugas :
d). Observer
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
9. Setting Tempat
Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai
berikut
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
keterangan:
10. Mekanisme Kegiatan
a). Persiapan
1. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b). Orientasi
1. Salam terapeutik
1) Salam dari Terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
2. Evaluasi / Validasi.
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi,
dan perasaan.
3. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol
halusinasi (menghardik Halusinasi).
2) Menjelaskan aturan main, yaitu
i. Jika ada klien ang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
pada terapis
ii. Lama kegiatan 45 menit.
iii. Setiap klien mengikuti kegiatan harus dari awal sampai selesai.
1. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
2. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
3. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
4. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “Pergi,.jangan ganggu
saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan teman saya…”.
5. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardikhalusinasi
dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapat giliran.
6. Terapis memberikan pujian dan mengajak semuaklien bertepuk tangan saat klien
selesai menghardik halusinasi.
1. Evaluasi
a) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Rencana Tindak Lanjut
a) Terapis menganjurkan klien utuk menerapkan cara yang telah dipeljari jika
halusinasi muncul
b) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
3. Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
b) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
a). Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAk berlangsung, khususnyapada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
menghardik.
b). Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan roses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 2. Klien
mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika
halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal).
a. Tata Tertib :
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b) Berpakaian rapi dan bersih.
c) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.
d) Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit,
dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti peserta
cadangan.
e) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila
peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk
oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan.
f) Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
g) Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan
berbicara setelah dipersilahkan.
h) TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.
Sesi 2 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa digunakan
untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya.Beri tanda centang(√) jika klien mampu dan tanda silang(x) jika klien
tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.