Disusun oleh :
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya tubuh manusia rentan dari penyakit. Penyakit bisa datang
kepada siapa saja yakni dari lansia, dewasa, remaja hingga anak-anak.
penduduk Banten yang dirawat inap berkisar 3,25% (BPS, 2017). Penduduk
yang jatuh sakit dan dirawat inap di Banten sebagian kecil dari anak-anak.
Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit,
penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman
(Suryanti,dkk, 2012).
tubuh. Hospitalisasi ini merupakan suatu keadaan krisis pada anak, saat anak
sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini (hospitalisasi) terjadi karena
anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi stresor baik terhadap anak
maupun orang tua dan keluarga, perubahan kondisi ini merupakan masalah
besar yang menimbulkan ketakutan, kecemasan bagi anak yang dapat
menyebabkan perubahan fisiologis dan psikologis pada anak jika anak tidak
kecemasan dan ketakutan yang tidak segera ditangani akan membuat anak
kondisi anak dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak. Dampak
jangka panjang dari anak sakit dan dirawat yang tidak segera ditangani akan
dalam program pengobatan serta perawatan (Sari, 2018). Adapun tujuan dari
terapi bermain bagi anak yang dirawat di rumah sakit adalah mengurangi
perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Saputro & Fazrin, 2011).
dan atau dirawat inap, tugas perkembangan tidaklah berhenti. Hal ini
Hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima
(Ho ditolak) yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan
(Suryanti,dkk, 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
hospitalisasi
2. Tujuan Khusus
keperawatan anak
D. Manfaat Kegiatan
1. Kepada Keluarga
2. Anak
hospitalisasi
3. Perawat
Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu intervensi kepada anak yang
A. Target
dari balok-balok berisi angka dan warna (Widianto dkk, 2017). Balok dengan
tersusun dari balok-balok kecil (Rizkillah dan Rosy, 2017). Target yang hendak
memahami.
dan teratur.
interpersonal
sesuai keadaan.
8) Aspek visual, melatih mata anak mengingat warna, bentuk, dan posisi
obyek.
Permainan Uno Stacko dapat menjadi alat terapi bermain yang dapat
ketakutan pada anak akibat hospitalisasi yang dialami, sehingga terapi yang
diberikan kepada anak dapat bekerja secara maximal dan anak segera pulih
METODOLOGI PELAKSANAAN
1. Lokasi
2. Waktu Kegiatan
C. Tahapan Kegiatan
yang penuh dengan kepercayaan dari anak. Salah satu cara yang dapat
kemajuan yang dicapai. Melalui media bermain seperti cat, tanah liat dan air,
langkah yang perlu diketahui dan dilaksanakan dalam kegiatan ini meliputi :
disadari oleh para konselor, yaitu setting, struktur sesi atau pertemuan
yaitu:
a. Langkah Awal
konselor harus berusaha masuk secara total pada dunia anak, sehingga
anak merasa aman. Ketika anak sudah merasa aman, konselor bisa
menyiapkan berbagai perangkat konseling dalam menggali berbagai
b. Langkah Pertengahan
masa yang akan datang. Pada kondisi ini konselor bisa melibatkan diri
dialami anak. Melalui teknik ini, konselor dapat membantu anak untuk