Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR

DI RUANG MELATI RSUD AWS SAMARINDA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Devi Apriyanti P1908080

Eka Hardiyanti Safitri P1908084

Haji Syarifudin P1908140

Khairul Rahman P1908097

Melliyana P1908105

Muhammad Yusuf

Nur Asiyah P1908114

Muhammad Faisal P180733

Rida Yuliana P1908121

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS


WIYATA HUSADA SAMARINDA KALIMANTAN
TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini yang telah ditentukan.
Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan
pada stase Keperawatan Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bermain ini baik itu secara langsung maupun
tidak langsung.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bermain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bermain ini.

Samarinda, 29 Januari 2020

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


PENDAHULUAN
TERAPI BERMAIN “ MEWARNAI GAMBAR ”

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan,
perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan
pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta
intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh
kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan
dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain
pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting
dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir
sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B
Hurlock, 2000). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting
yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit
membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 2003).
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat
menimbulkan trauma dan stres pada klien yang baru mengalami rawat inap di
rumah sakit. Menurut Wong (2000), hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis
pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga anak harus
beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.
Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh
anak karena menghadapi stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Perasaan
tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah
dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman dan merasakan sesuatu yang
menyakitkan (Supartini, 2004). Kecemasan merupakan perasaan paling umum
yang dialami oleh pasien anak terutama usia prasekolah, baik itu cemas
terhadap tindakan medis maupun pada petugas kesehatan.

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


Potter & Perry (2005) menyatakan usia prasekolah merupakan masa kanak-
kanak awal yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada usia ini, perkembangan motorik
anak berjalan terus-menerus. Reaksi terhadap kecemasan yang ditunjukkan
anak usia prasekolah yaitu menolak makan, sering bertanya, menangis
walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan.
Dampak dari hospitalisasi dan kecemasan yang dialami anak usia
prasekolah berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan proses
penyembuhan pada anak (Wong, 2004). Anak usia prasekolah memandang
hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan. Ketika anak
menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak
bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal tersebut tentunya akan
mengecewakan anak sehingga dapat meningkatkan kecemasan pada anak
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum
hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak
dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan/ketakutan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya
kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru
yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah
sakit. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal.
Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan
terapi bermain. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit.
Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap
ada Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-
anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011).
Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan
terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra,
2007). Adapun tujuan bermain bagi anak di rumah sakit yaitu, mengurangi

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Supartini, 2004). Menggambar
atau mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan
anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan
penyembuh).
Mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan
pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (Paat, 2010). Salah
satu permainan yang cocok dilakukan untuk anak usia pra sekolah yaitu
mewarnai gambar, dimana anak mulai menyukai dan mengenal warna serta
mengenal bentuk-bentuk benda di sekelilingnya.
Anak dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara menggambar atau
mewarnai, ini berarti menggambar atau mewarnai bagi anak merupakan suatu
cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata (Suparto, 2003, dalam
Paat, 2010). Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat
memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia pra sekolah sudah
sangat aktif dan imajinatif selain itu anak masih tetap dapat melanjutkan
perkembangan kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun
masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di
RSUD Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh Hasil
uji statistik diperoleh nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho
ditolak) yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami). Terapi bermain (mewarnai
dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari
tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan (Suryanti,dkk,
2011).

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


BAB II
LAMPIRAN TEORI

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa
(Aziz A, 2005).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan
suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting
untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya ( Nursalam, 2005). Terapi bermain ini bertujun untuk
mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi
dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).

B. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

C. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school. Contoh: bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

D. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
6. Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


7. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
8. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
9. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

F. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan Bermain Di Rs Dipengaruhi Oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga.
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

G. Tujuan Permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada
saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya pikir,
imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada
dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat
di rs
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-
anak akibat hospitalisasi
H. Bermain Mewarnai Gambar
1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media.
Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media
yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,
kognitifnya tidak akurat dan negativ.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
3. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
1) Anak yang menajalani perawaran di rumah sakit yang masih
mampu untuk melakukan aktivitas motorik dengan pengawasan
dari orangtua atau petugas kesehatan.
b. Kontraindikasi
1) Status kesehatan, perkembangan psikomotor kognitif anak yang
terganggu
2) Anak dengan fraktur tulang ekstermitas atas
3) Anak dengan penurunan kesadaran

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3 - 6 TAHUN
DI RUANG MELATI RSUD AWS

1. Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Alasan : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih kelompok
untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan
imajinasi pada anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang
disediakan dengan warna pilihannya sendiri.
3. Sasaran
Anak-anak yang berada di Ruang Melati instalasi keperawatan anak
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda usia sekolah. Peserta yang
mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia pra sekolah (3-6 tahun) yang
sedang menjalani perawatan di bangsal anak dengan kesadaran
composmentis, dan keadaan umum baik.
4. Pengorganisasian
a. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
Tempat : Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Sasaran : Anak usia pra sekolah di ruang melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda
Tema : Mewarnai gambar
Jumlah anak : 5 – 6 orang

b. Tim Pelaksana.
1) Leader : Khairul Rahman
Tugas
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain
sebelum kegiatan dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif
dalam proses kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang
timbul dalam kelompok.
2) Co. Leader : Muhammad Yusuf
Tugas
− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
anak dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

3) Fasilitator : Melliyana,, Nur Asiyah, Muhammad Faisal, Haji


Syarifudin,
Rida Yuliana.
Tugas
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi
anak yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta
untuk berperan aktif dan memfasilitasi peserta.
4) Observer
Tugas : Devi Apriyanti, Eka Hardiyanti Safitri,
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal
dan non verbal anak selama kegiatan berlangsung
5) Media (Alat dan Bahan)
Alat bermain
− Kertas bergambar − Daftar hadir
− Pensil warna

5. Proses Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi 3. Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima peralatan
crayon
4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan
mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak
5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah
pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
 Menceritakan dan
apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


6. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang melati
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan tugas
masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Evaluasi Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan akibat dampak hospitalisasi anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

Setting Tempat

Fasilitator = Pembimbing
= Co Leader dan Leader = Pasien
= Orang tua

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Profesi Ners ITKES WHS Samarinda


Profesi Ners ITKES WHS Samarinda

Anda mungkin juga menyukai