Disusun oleh:
Alifia Ramadhianti (202001)
Nadila Fitriani (202011)
Qurnia Eka Rahayu (202013)
Setia Putri (202015)
Siti Aisah (202016)
Siti Nurul Rohmah (202017)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan kasih-Nyalah sehingga kami dapat menuyun Proposal Terapi Bermain Menempel Gambar
ini yang telah ditentukan. Proposal terapi bermain ini diajukan guna memenuhi tugas yang
diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi
Bermain ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyusun isi Proposal Terapi Bermain ini masih jauh dari kategori sempurna. Baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bermain ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan kreativitas anak-anak
berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada di ruang rawat talasemia RS
PMI Bogor dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat
membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak
akibat hospitalisas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan:
1) Bisa merasa tenang dan senang selama berada di ruang rawat talasemia RS PMI
Bogor
2) Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
3) Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
4) Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat
paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak
perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Mudrikah (2016) mendefinisikan terapi bermain adalah faktor yang sangat
mempengaruhi penurunan kecemasan anak selama hospitalisasi, dan dapat menjalin
hubungan saling percaya antara terapis dengan pasien dan hal ini bias dijadikan kegiatan
yang secara kontinyu dilakukan, dan menjadi tugas penting juga bagi orang tua untuk
melakukan hal tersebut agar anak-anak tidak mengalami kecemasan selama di Rumah sakit
ataupun di Rumah.
Terapi bermain yang akan diberikan ialah menempel potongan gambar dari kertas
origami. Permainan yang akan dilakukan hanyalah menempel dan menyusun sesuai dengan
contoh sketsa yang ada. Sketsa yang ada bisa berbentuk mobil-mobilan, bebek, ikan, perahu,
dan bunga. Gambar yang terbuat dari kertas origami yang sudah dibentukmenjadi potongan-
potongan tinggal di tempel sesuai sketsa dengan berbagai macam warna dan menyusunnya
menjadi sebuah gambar. Anak akan memilih sketsa, dan pola warna tema dari sktetsa sesuai
keinginan dan keterampilan yang akan digunakan
b. Kemampuan Bahasa
1. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi lebih baik, misalnya bisa merespon
jawaban saat ibu bertanya kepada si anak.
2. Mampu menyayikan lagu sendiri.
3. Bisa menuturkan cerita tentang pengalaman nya misalnya, saat jalan-jalan ke kebun
binatang.
4. Mampu menuturkan Kembali beberapa potongan cerita dalam buku dongeng.
5. Dapat mengenali bebrapa jenis warna.
6. Mengetahui nama kota dan juga nama kedua orang tua nya.
2.6.3 Manfaat
Ada beberapa manfaat dalam ke kegiatan menempel,yaitu sebagai berikut:
1. Melatih motorik halus Anak ketika diberi iatan menempel akan bisa menggerakan
jemari tangan nya sehingga melatih motorik halus anak usia dini.
2. Mengembangkan kreativitas Anak akan berkreasi untuk membuat hasil karya tempel
dengan berbagai bentuk sehingga melatih kreativitas anak untuk berkreasi
3. Melatih konsentrasi Anak akan melatih konsentrasinya saat kegiatan menempel,
seingga kegiatan menempel dapat terselesaikan dengan baik
BAB III
RENCANA kEGIATAN
Kriteria Evaluasi
Keterangan:
: pasien : observer
: Fasilitator : co-leader
3.10 Kegiatan Terapi Bermain
Permainan ini akan dilaksanakan secara tim, dengan susunan acara sebagai berikut :
No. Terapis Waktu Subjek terapi
1. Persiapan 5 menit Ruangan, alat, anak
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan anak
2. Proses
a. Membuka terapi dengan 25 menit Menjawab salam,
mengucapkan salam dan Memperkenalkan diri
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada anak tentang Memperhatikan
tujuan dan manfaat bermain
c. Membaca doa sebelum memulai
permainan
d. Mengajak anak bermain
e. Kalau ingin bertanya atau
menjawab angkat tangan terlebih
dahulu baru berbicara
f. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
g. Mengevaluasi respon anak Bermain bersama dengan
antusias dan
mengungkapkan
perasaannya
3. Penutup
a. Istirahat 10 menit Memperhatikan dan
b. Evaluasi kegiatan menjawab salam
c. Meminta anak menceritakan
kegiatan bermain
d. Berdoa
3.11 Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Anak hadir diruangan minimal 80%
2. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan diruangan anak
3. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
4. Proposal sudah di konsulkan
b. Evaluasi Proses
1. Anak antusias dalam kegiatan menempel gambar
2. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk menempeli gambar
c. Evaluasi Kriteria Hasil
1. Anak terlihat senang dan gembira
2. Kecemasan anak berkurang
3. Menempel gambar sesuai dengan contoh
4. Anak mampu menempel kan gambar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah
sakit (Wong, 2009).
Bermain memiliki beberapa fungsi yaitu, meningkatkan perkembangan sensoris-motorik,
sebagai terapi, meningkatkan perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral, dan perkembangan intelektual (kognitif).
Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan menyusun merupakan
bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah
dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami, puzzle
dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya
bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata (Hurlock, 1998). Pada permainan ini
anak akan di ajak bermain untuk menempel gambar yang akhirnya akan seperti frame
pemandangan atau benda.
Setelah dilakukan tindakan terapi bermaian ini diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh
kembang yang mormal pada saat sakit, mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-
idenya, mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah, dapat beradaptasi
secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di RS, serta mengurangi tingkat kecemasan
atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
4.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat
tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting dari
stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Factor keamanan dari permainan yang
dipilih juga harus tetap diperhatikan .
2. Rumah sakit
Sebagai tempat pelayanan Kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan trauma
yang akan didapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan
Tindakan
3. Mahasiswa Mahasiswa
diharapkan dapat teteap membantu anak untuk mengurangi dampak hospitalisasi dengan
terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain
yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun di rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Mudrikah, Rosalina, dkk. 2016. Pengaruh Terapi Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah
Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rsud Kabupaten Semarang. Jawa Timur:
Narendra, Sularso, dkk. 2009. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto
Anggani, Sudono. 2009. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta:
Grafindo