Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas Akhir Pendidikan Diploma III
Teknologi Laboratorium Medis
Oleh:
ARDELIA SETIA HENDRAYANTI
NIM. P3.73.34.1.18.010
Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas Akhir Pendidikan Diploma III
Teknologi Laboratorium Medis
Oleh:
ARDELIA SETIA HENDRAYANTI
NIM. P3.73.34.1.18.010
i
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit kronis yang dapat menginfeksi
beberapa bagian tubuh manusia, terutama organ paru. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan oleh penderita TB paru
aktif melalui udara. Kemajuan pengendalian TB di dunia terus meningkat dengan
ditemukannya vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG) dan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT). Namun, kemajuan pengobatan TB mendapat tantangan
dengan munculnya strain Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap
OAT sejak awal tahun 1990-an. Prevalensi TB yang terus meningkat menjadi
dasar diterapkannya metode deteksi TB berbasis biomolekuler, yaitu Tes Cepat
Molekuler (TCM) dengan alat GeneXpert MTB/RIF yang dapat mengidentifikasi
keberadaan Mycobacterium tuberculosis dan resistensinya terhadap rifampisin
secara simultan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil
pemeriksaan dengan metode TCM pada pasien suspek TB paru. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Subyeknya adalah seluruh
pasien suspek TB yang datang berobat ke Puskesmas Cimanggis pada bulan Juni
sampai Agustus 2019 dan melakukan pemeriksaan TB dengan metode TCM. Data
sekunder yang diambil berupa hasil positif atau negatif TB, usia, jenis kelamin,
serta resisten atau sensitif terhadap rifampisin. Seluruh variabel tersebut dianalisis
secara univariat menggunakan software SPSS. Penelitian ini dilaksanakan mulai
bulan Maret sampai dengan Juni 2021. Data menunjukkan bahwa hasil
pemeriksaan dengan metode TCM terhadap 137 pasien suspek TB didapatkan
hasil positif TB sebanyak 32 orang (23,36%) dan negatif TB sebanyak 105 orang
(76,64%). Jumlah penderita TB berdasarkan pengelompokkan usia 10 orang
(31,25%) pada remaja, 13 orang (40,62%) pada dewasa dan 9 orang (28,12%)
pada lansia. Jumlah penderita TB tertinggi berdasarkan jenis kelamin didapatkan
19 orang (59,38%) pada laki-laki dan 13 orang (40,62%) pada perempuan. Hasil
positif TB resisten terhadap rifampisin sebanyak 7 orang (21,88%) dan sensitif
terhadap rifampisin sebanyak 25 orang (78,12%).
ii
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is a chronic disease that can infect several parts of the human
body, especially the lungs. This disease is caused by Mycobacterium tuberculosis
bacteria which is transmitted by people with active pulmonary TB through the air.
The progress of TB control in the world continues to increase with the discovery
of the Bacillus Calmette–Guérin (BCG) vaccine and Anti-Tuberculosis Drugs.
However, progress in TB treatment has been challenged by the emergence of
drugs resistant strains of Mycobacterium tuberculosis since the early 1990s. The
increasing prevalence of TB has become the basis for the application of a
biomolecular-based TB detection method, namely the Molecular Rapid Test with
the GeneXpert MTB/RIF tool which can simultaneously identify the presence of
Mycobacterium tuberculosis and its resistance to rifampicin. The purpose of this
research is to describe the results of the test using the Molecular Rapid Test
method in patients with suspected pulmonary TB. This type of research is
descriptive with a cross sectional design. The subjects were all suspected TB
patients who came for treatment at the Cimanggis Health Center from June to
August 2019 and carried out TB test using the Molecular Rapid Test method.
Secondary data were taken in the form of positive or negative results for TB, age,
gender, and resistance or sensitivity to rifampicin. All of these variables were
analyzed univariately using SPSS software. This research was conducted from
March to June 2021. The data showed that the results of the examination using
the Molecular Rapid Test method on 137 suspected TB patients obtained positive
results for TB as many as 32 people (23.36%) and TB negative as many as 105
people (76.64%). The number of TB patients based on age grouping was 10
people (31.25%) in adolescents, 13 people (40.62%) in adults and 9 people
(28.12%) in the elderly. The highest number of TB patients based on gender was
19 people (59.38%) in men and 13 people (40.62%) in women. There were 7
positive results for rifampicin-resistant TB (21.88%) and 25 people (78.12%)
sensitive to rifampicin.
ii
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Materai 6000
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN HASIL TES CEPAT
MOLEKULER PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS
CIMANGGIS” telah disetujui sebagai Laporan Karya Tulis Ilmiah.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
v
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
Oleh
PENGUJI I
PENGUJI II
vi
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN
HASIL PEMERIKSAAN TES CEPAT MOLEKULER PADA PENDERITA
TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS CIMANGGIS”.
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Teknologi Laboratorium
Medis/Teknologi Laboratorium Medis di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III. Dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta III.
2. Ibu Dra. Mega Mirawati, M. Biomed selaku Ketua Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III.
3. Ibu Retno Martini, S.Si, M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III.
4. Ibu Dra. Mega Mirawati, M. Biomed selaku pembimbing materi dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan saran dan masukan
terkait pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu Puji Lestari, S.Si, M. Biotech selaku pembimbing teknis dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah memberi masukan, dan arahan
dalam teknik penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun
materiil serta doa yang tiada henti kepada penulis.
7. Aditya, yang senantiasa menyemangati dan membersamai dalam proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vii
8. Teman-teman seperjuangan prodi D III TLM angkatan 23 yang telah menjadi
tempat berbagi, pendukung dan motivator penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR............................................................................
HALAMAN JUDUL DALAM......................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
ABSTRACT..................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah.................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil............................................................................................................ 25
B. Pembahasan................................................................................................ 28
BAB V PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................... 31
B. Saran........................................................................................................... 32
ix
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 33
DAFTAR TABEL
x
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel.......................................................... 21
Tabel 4.1 Persentase hasil TCM pada pasien suspek TB................................. 25
Tabel 4.2 Persentase hasil TCM berdasarkan usia........................................... 26
Tabel 4.3 Persentase hasil TCM berdasarkan jenis kelamin............................ 26
Tabel 4.4 Persentase hasil resistensi rifampisin dengan metode TCM............. 27
Tabel 4.5 Persentase hasil resistensi rifampisin berdasarkan usia................... 27
Tabel 4.6 Persentase hasil resistensi rifampisin berdasarkan jenis kelamin.... 28
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tuberculosis yang resisten terhadap OAT sejak awal tahun 1990-an (PUSDATIN,
2018). Tuberkulosis Resisten Obat atau Multi Drug Resistance Tuberculosis (TB
tuberculosis pada pasien TB sudah tidak dapat diatasi menggunakan satu atau
beberapa jenis OAT. Pada tahun 2013, World Health Organization (WHO)
Diperkirakan lebih dari 55% pasien TB MDR belum didiagnosis dan belum
juta orang menderita TB dan sebanyak 1,7 juta orang meninggal karenanya
(termasuk 0,4 juta orang di antaranya adalah penderita HIV). Lebih dari 95%
xiii
3
Indonesia, China, Filipina, Pakistan, Nigeria dan Afrika Selatan (WHO, 2016).
Paru tertinggi yaitu Provinsi Jawa Barat sebesar 0,7%, DKI Jakarta dan Papua
Banten sebesar 0,4% dan Papua Barat sebesar 0,4%. Hal tersebut diperkuat juga
dengan data tahun 2013 yang menyatakan bahwa sekitar 9 juta penduduk
(RISKESDAS, 2013).
sensitivitas yang rendah, tidak mampu menentukan resistensi terhadap obat dan
melakukan uji kepekaan bakteri tersebut terhadap OAT. Kedua hal tersebut
membutuhkan waktu lama dan teknik khusus yang tidak sederhana. Oleh sebab
Tangerang pada tahun 2017 dengan 375 sampel, didapatkan hasil persentase
xiii
4
molekuler, yaitu Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan alat GeneXpert MTB/RIF.
dari spesimen langsung, baik dari dahak maupun yang bukan dahak. Selain
GeneXpert MTB/RIF juga dapat mendeteksi mutasi gen rpoB penyebab resistensi
xiii
5
pengobatan karena alat ini tidak dapat menampilkan derajat keparahan penyakit
(KEMENKES, 2017).
hasil pemeriksaan dengan metode TCM pada pasien suspek TB di salah satu
B. Identifikasi Masalah
untuk mendeteksi pasien suspek TB, maka penting untuk mengetahui gambaran
C. Pembatasan Masalah
suspek TB berdasarkan variabel positif atau negatif TB, usia, jenis kelamin, dan
sensitif atau resisten terhadap rifampisin. Subyek penelitian adalah pasien suspek
Agustus 2019.
xiii
6
D. Rumusan Masalah
datang berobat ke Puskesmas Cimanggis pada bulan Juni sampai Agustus 2019.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
negatif.
rifampisin.
xiii
7
F. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tuberkulosis
kelenjar limfe, terutama organ paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
xiii
8
melalui udara. Bakteri ini akan berada di dalam gelembung cairan bernama
droplet nuclei. Partikel kecil ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam
dan tidak dapat dilihat oleh mata karena memiliki diameter sebesar 1-5 µm
kelenjar limfe. Pada kondisi ini, pasien mengalami fase laten dan tidak dapat
dahak pasien positif TB. Daya penularan ditentukan oleh banyaknya bakteri
xiii
9
bergerak sendiri) dan memiliki panjang 1-4 µm dan lebar 0,3-0,56 µm.
berarti membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Oleh karena itu, koloni MTB
juta orang jatuh sakit karena TB, dan 1,7 juta orang di antaranya meninggal
(termasuk 0,4 juta di antara orang dengan HIV). Lebih dari 95% kematian
peringkat kedua bersama China, dengan satu juta kasus baru pertahun (WHO,
2016).
obat lini pertama ini. Sejak tahun 1980-an, kasus TB di seluruh dunia
paru terjadi secara global pada tahun 2013 dan sebanyak 480.000 kasus di
tersebut (kurang lebih 123.000) telah terdeteksi dan dilaporkan (Irianti et al.,
2016).
(0,7%), DKI Jakarta dan Papua sebesar (0,6%), kemudian disusul Provinsi
Gorontalo sebesar (0,5%), Banten sebesar (0,4%) dan Papua Barat sebesar
(0,4%). Hal tersebut diperkuat juga dengan data tahun 2013 yang menyatakan
bahwa sekitar 9 juta penduduk menderita TB paru dan 1,5 juta orang di
(data per-17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TB
tahun 2017 pada laki-laki adalah 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada
pada laki-laki adalah 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Hal
ini kemungkinan karena paparan faktor risiko TB pada laki-laki lebih tinggi
2018).
dibedakan menjadi dua, yaitu TB paru dan TB ekstra paru (Retno, 2012).
a) Tuberkulosis paru
(Retno A, 2012).
yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan hasil
organ tubuh selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
ini adalah jenis TB ekstra paru yang paling sering terjadi (Suhariani,
2015).
14
di rongga paru yaitu di antara lapisan luar dan lapisan dalam paru
(Suhariani, 2015).
tulang dan sendi terjadi dalam waktu 3 tahun sesudah terjadinya infeksi
(Suhariani, 2015)
menyebar ke kelenjar limfe. Pada kondisi ini, pasien mengalami fase laten
Namun, bakteri ini dapat bertahan karena struktur dinding selnya sangat kuat.
tahap ini, pasien masuk ke fase laten, tidak menunjukkan gejala dan tidak
dapat menularkannya kepada orang lain. Bakteri ini dapat aktif kembali dan
merusak sel imun dalam proses secondary TB infection. Fase ini sering
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat
(PDPI, 2011). Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk
pengambilan spesimen:
c) Immunokromatografi (ICT)
setelah diberi tanda maka akan muncul reaksi warna yang menunjukkan
2017).
Uji ini dapat dilakukan dengan jalan mengukur kadar Ifn ɤ pada
serum atau plasma dan mengukur kadar Ifn ɤ yang dihasilkan oleh sel
dengan pemeriksaan BTA mikroskopis. Sampai saat ini uji deteksi Ifn ɤ
tidak dapat membedakan antara sakit dan infeksi TB laten (PDPI, 2011).
yang amat tinggi. PCR merupakan cara amplifikasi DNA, dalam hal
(Tankeshwar, 2016).
(KEMENKES, 2017).
negatif. Pada pasien dengan BTA positif sensitivitasnya >95% dan pada
(PDPI, 2011).
Uji ini dapat dikerjakan hanya dalam waktu kurang dari 2 jam.
harus ditambah lagi waktu selama 3 minggu untuk tes resistensi obat
2016).
untuk mendeteksi mutasi pada daerah gen rpoB. Cycle threshold (Ct)
maksimal yang valid untuk analisis hasil pada probe A, B dan C adalah 39
rifampisin. Apabila delta Ct maks (selisih probe yang paling awal dan
Terdapat 2 fase pengobatan pada TB yaitu fase intensif selama 2-3 bulan dan
fase lanjutan selama 4-7 bulan. Pengobatan menggunakan OAT terdiri dari:
Enthambutol
2. Lini kedua: Kanamisin, Kuinolon, Derivat rifampisin dan INH dan obat
atau HR.
B. Kerangka Berpikir
Pasien suspek TB di
Puskesmas Cimanggis
Pemeriksaan dengan
metode TCM
Mycobacterium Mycobacterium
tuberculosis terdeteksi tuberculosis tidak
terdeteksi
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Negatif
22
23
B. Desain Penelitian
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain
potong lintang. Datanya adalah data sekunder yang berasal dari rekam medis
2019.
1. Populasi penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien suspek TB yang datang
2. Sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah data seluruh pasien suspek TB yang
Cimanggis selama bulan Juni sampai Agustus 2019 sebanyak 137 sampel.
Data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini didapatkan
judul KTI.
adalah suatu teknik analisis data terhadap suatu variabel secara mandiri, tanpa
(cleaning).
2. Penyajian Data
G. Instrumen Penelitian
PEMBAHASAN
A. Hasil
penelitian ini sebanyak 137 pasien suspek TB yang datang berobat ke Puskesmas
Cimanggis pada bulan Juni sampai Agustus 2019. Berikut ini adalah persentase
Tabel 4.1 Persentase hasil pemeriksaan TCM pada pasien suspek TB.
Hasil Pemeriksaan Jumlah Persentase (%)
Positif 32 23,36
Negatif 105 76,64
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan pasien
sebanyak 32 orang (23,36%) dan hasil negatif TB didapatkan sebanyak 105 orang
26
27
Tabel 4.2 Persentase hasil pemeriksaan TCM pada pasien suspek TB berdasarkan usia
Hasil Pemeriksaan GenExpert MTB/RIF
Usia Negatif Positif
N % N %
Balita (0-5 tahun) 0 0 0 0
Anak-anak (5-11 tahun) 3 2,86 0 0
Remaja (12-25 tahun) 27 25,71 10 31,26
Dewasa (26-45 tahun) 33 31,43 13 40,62
Lansia (46-65 tahun) 42 40,00 9 28,12
Total 105 100 32 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan pasien
suspek TB sebanyak 137 orang, didapatkan jumlah hasil positif TB tertinggi pada
Tabel 4.3 Persentase hasil pemeriksaan TCM pada pasien suspek TB berdasarkan jenis
kelamin
Hasil Pemeriksaan GenExpert MTB/RIF
Jenis Kelamin Negatif Positif
N % N %
Laki-laki 59 56,19 19 59,38
Perempuan 46 43,81 13 40,62
Total 105 100 32 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan sampel
sebanyak 137 orang, didapatkan jumlah hasil TCM positif TB tertinggi pada laki-
dengan metode TCM di Puskesmas Cimanggis selama bulan Juni sampai dengan
Agustus 2019.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan pasien
Tabel 4.5 Persentase hasil resistensi rifampisin dengan metode TCM berdasarkan usia
Hasil Pemeriksaan GenExpert MTB/RIF
Usia Resisten Rifampisin Sensitif Rifampisin
N % N %
Balita (0-5 tahun) 0 0 0 0
Anak-anak (5-11 tahun) 0 0 0 0
Remaja (12-25 tahun) 1 14,29 9 36,00
Dewasa (26-45 tahun) 5 71,42 8 32,00
Lansia (46-65 tahun) 1 14,29 8 32,00
Total 7 100 25 100
29
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan pasien
resisten rifampisin tertinggi pada kelompok usia dewasa yaitu sebanyak 5 orang
Tabel 4.6 Persentase hasil resistensi rifampisin dengan metode TCM berdasarkan jenis
kelamin
Hasil Pemeriksaan GenExpert MTB/RIF
Jenis Kelamin Resisten Rifampisin Sensitif Rifampisin
N % N %
Laki-laki 4 57,14 15 60,00
Perempuan 3 42,86 10 40,00
Total 7 100 25 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari total keseluruhan pasien
resisten rifampisin tertinggi pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 4 orang
(57,14%), tidak ada perbandingan jumlah yang signifikan dengan hasil yang
B. Pembahasan
menempati peringkat ketiga jumlah kasus penderita TB setelah India dan Cina
tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu.
Pengidap HIV AIDS atau orang dengan status gizi buruk lebih mudah untuk
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa
angka kejadian TB dan TB-MDR tertinggi terjadi pada usia dewasa (26-45 tahun)
yaitu sebanyak 13 orang (40,62%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
pada kategori usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 37,8%. Hal tersebut diperkuat oleh
fakta bahwa di usia produktif, banyak dari mereka yang bekerja dan berhubungan
dengan lingkungan luar, yang otomatis meningkatkan risiko terpapar lebih tinggi
Lalu berdasarkan data pada tabel 4.3 dan tabel 4.6, dapat disimpulkan
bahwa angka kejadian TB dan TB-MDR tertinggi terjadi pada laki-laki yaitu
sebanyak 19 orang (59,38%). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
prevalensi TB tertinggi berada pada laki-laki yaitu sebanyak 63%. Hal tersebut
Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki faktor risiko TB yang cenderung lebih
31
tinggi, yaitu merokok dan kurangnya kepatuhan minum obat. Survei yang
dilakukan RISKESDAS pada tahun 2013 mencatat bahwa dari seluruh partisipan,
laki-laki yang merokok sebanyak 96,3% dan hanya 3,7% partisipan perempuan
faktor risiko lebih banyak laki-laki terinfeksi TB, karena dua hal tersebut dapat
jumlahnya mencapai 50%. Pasien drop out adalah pasien yang telah menjalani
pengobatan dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan hasil positif pada
pemeriksaan BTA. Masalah yang di timbulkan oleh pasien yang drop out
(Carolia, 2016).
Faktor penyebab kasus TB-MDR pada pasien drop out adalah setelah
PENUTUP
A. Simpulan
metode TCM di Puskesmas Cimanggis selama bulan Juni sampai dengan Agustus
hasil positif TB sebanyak 32 orang (23,36%) dan hasil negatif sebanyak 105
dewasa yaitu sebanyak 13 orang (40,62%) dan tidak ditemukan kasus positif
32
33
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Carolia, N., Mardiyah, A. 2016. Multi Drug Resistant Tuberculosis pada Pasien
Drop Out dan Tatalaksana OAT Lini Kedua. Medical Journal Of Lampung
University. Vol 5, No 2: 5-10. Dilihat 28 Agustus 2020.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1070
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. A New Tool to
Diagnose Tuberculosis: The Xpert MTB/RIF Assay. Dilihat 31 Agustus
2020. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/pdf/xpertmtb-
rifassayfactsheet_final.pdf.
Irianti., Tatang, T., Kuswandi., et al. 2016. Definisi, Klasifikasi dan Patofisiologi
Tuberkulosis Paru. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. Dilihat 26 Agustus 2020.
https://repository.ugm.ac.id/273526/1/Draft%20Buku%20Antituberkulosis
%2014%20Desember.pdf
Marissa, N., Rosdiana., Salmiaty., et al. 2020. Tes Cepat Molekuler (TCM)
Sebagai Alat Diagnosis Tuberkulosis yang Resisten Rifampisin di Provinsi
Aceh. Jurnal Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh.
Dilihat 28 April 2021.
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jbmi/article/view/
4419/2117
Suhariani, W. 2015. Pola Klinik Tuberkulosis Ekstra Paru di RSUP Dr. Kariadi
Semarang Periode Juli 2013-Agustus 2014. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Dilihat 12 Juni 2021.
http://eprints.undip.ac.id/46258/3/Wizri_suhariani_22010111140172_LAP
.KTI_bab_II.pdf
1) Persiapan Sampel
2. Tuliskan nama pasien dan nomor identitas specimen dahak pada dinding
pot dahak.
5. Tarik napas dalam sebanyak 2-3 kali dan hembuskan napas dengan kuat.
6. Batukkan dengan keras dari dalam dada dan keluarkan dahak ke dalam
Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan TCM
a. Alat
1. Mesin GeneXpert MTB/RIF
3. Barcode scanner
5. Pot dahak
41
10. Vortex
b. Bahan
2. Buffer
3) Cara Kerja
3. Tutup kembali pot dahak, kocok dengan kuat sampai sampel dan buffer
menjadi homogen
selama 5 menit
7. Buka penutup katrid dan pot dahak. Pipet sampel dahak sebanyak 2 mL ke
GeneXpert.
Satu kartrid dan satu buffer hanya untuk satu pengolahan sampel dahak.
Pemeriksaan sampel harus dilakukan dalam kurun waktu 4 jam. Sisa sampel
dapat disimpan selama 4 jam pada suhu 2-8 ̊C untuk digunakan jika
DATA PENELITIAN
A. Sebaran Suspek TB
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Hasil TCM
Hasil TB TCM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Resistensi Rifampisin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 7. Agenda
Bimbingan