PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
USWATUN HASANAH
NIM : P3.73.34.2.21.177
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Penelitian Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Skripsi dan Layak
Diujikan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Diploma IV
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Oleh:
Uswatun Hasanah
NIM: P3.73.34.2.21.177
Menyetujui,
Bekasi, Febuari 2022
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Lab. Medis Kaprodi DIV Teknologi Lab. Medis
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta III
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Tim Penguji Prososal
Skripsi Program Studi Diploma IV
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Oleh:
Uswatun Hasanah
NIM: P3.73.34.2.21.177
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal
skripsi dengan judul “Pengaruh lama Terapi ARV Nevirapine Terhadap Kadar
SGOT dan SGPT pada pasien HIV Di Puskesmas Kecamatan Cilandak”.
iv
dalam penyusunan proposal skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
vi
3. Terapi Antiretroviral (ARV)................................................................. 15
a. Definisi............................................................................................ 15
b. Jenis Obat ARV.............................................................................. 16
c. Pemilihan Regimen ARV............................................................... 18
d. Keberhasilan Terapi ARV............................................................... 20
4. Hubungan Nevirapine dengan Kadar SGOT dan SGPT....................... 21
B. Kerangka Konsep........................................................................................ 22
C. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 29
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis-jenis obat ARV...................................................................... 17
Tabel 2.2 Golongan Non-nucleoside RT Inhibitor......................................... 17
Tabel 2.3 Panduan ARV lini pertama............................................................. 18
Tabel 2.4 Panduan ARV lini kedua pada remaja dan dewasa........................ 19
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel......................................................... 24
viii
DAFTAR SINGKATAN
ARV : Antiretroviral
SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase
Syndrom
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
cepat dan merupakan salah satu tantangan terbesar di masa kini sekalipun
Organization (2019) pada tahun 2018 ada sekitar 37,9 juta orang diseluruh
dunia yang hidup dengan HIV, 36,2 juta adalah orang dewasa dan 1,7 juta
Januari sampai Juni 2019 bahwa sejak pertama kali ditemukan HIV/AIDS
(Kemenkes RI, 2019). Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama kasus
HIV tertinggi dan yang terendah adalah propinsi Jawa Tengah (Kemenkes RI,
2019).
1
2
Terapi ARV terdiri dari beberapa gabungan golongan obat yang sering
menggunakan kombinasi 3 obat dari 2 jenis ARV yang terdiri dari NRTI
harapan hidup Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA). Akan tetapi
penggunaan obat ARV memiliki reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse
penggunaan ARV yaitu mual, ruam, nyeri perut, hiperlaktasemia serta anemia
Penggunaan regimen ARV yang terdiri dari beberapa obat ARV dalam jangka
Fungsi hati dilakukan dengan memantau SGOT dan SGPT. (Montessori et al,
2014).
obat dari penggunaan ARV berupa anemia, rash (kulit kemerahan), serta
peningkatan enzim SGOT/SGPT. Menurut FHI tahun 2003, efek samping obat
SGOT/SGPT 3-5 kali dari batas normal. Salah satu obat ARV yang diduga
et al, 2017).
Puskesmas Kecamatan Cilandak adalah salah satu pukesmas DKI Jakarta yang
ditunjuk sebagai puskesmas PDP di Kota Jakarta Selatan yang sampai saat ini
Antiretroviral (ARV).
4
pengaruh lama terapi ARV Nevirapine terhadap kadar SGOT dan SGPT pada
B. Rumusan Masalah
pengaruh lama terapi ARV Nevirapine terhadap kadar SGOT dan SGPT pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada
pengaruh lama terapi ARV Nevirapine terhadap kadar SGOT dan SGPT
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melihat kadar SGOT dan SGPT pada pasien HIV sebelum
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
a. Definisi
b. Epidemiologi
pesat. Walaupun data laporan kasus HIV dan AIDS yang dikumpulkan
dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Pada tahun 2014 dilaporkan
6
secara kumulatif telah teridentifikasi 160.138 orang yang terinfeksi
HIV,
7
8
umum (Gambar 2.4 dan 2.5) (Kemenkes RI, 2016). Provinsi Bali
Papua (7.795), Jawa Timur (6.900), DKI Jakarta (6.299), dan Jawa
Barat (4.131). Selain itu Bali juga menempati urutan kedua sebagai
c. Klasifikasi
2) Stadium II simptomatik
3) Stadium III
piomiositis.
4) Stadium IV
diluar paru.
HIV yaitu para Pekerja Seks (PS) dan pengguna NAPZA suntikan
yang didiagnosis pada umur 30-40 tahun sudah terpapar virus HIV
menyatakan bahwa infeksi HIV lebih banyak terjadi pada umur muda
HIV. Perilaku seks tidak aman dan berisiko yang dimaksud misalnya
e. Patofisiologi
infeksi HIV yang menyebabkan penurunan sel CD4 itu sendiri, induksi
atau sel asesorius pada timus dan kelenjar getah bening. HIV dapat
menginfeksi jenis sel selain limfosit. Infeksi HIV pada monosit, tidak
usus, epitel glomerular dan tubular dan astroglia. Pada jaringan janin,
pemulihan virus yang paling konsisten adalah dari otak, hati, dan paru.
f. Pemeriksaan Penunjang
virologi.
HIV sangat tinggi, dua kali ELISA positif ditambah gejala klinis
13
maka akan lebih baik jika dipilih dua tipe tes ELISA yang berbeda.
menderita HIV atau tidak. Oleh karena itu, tes harus diulangi
setelah dua minggu dengan sampel yang sama. Jika tes Western
Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka tes Western Blot harus
diulang lagi setelah enam bulan. Jika tes tetap negatif maka pasien
2) Tes Virologi
meliputi: HIV DNA kualitatif dari darah lengkap atau Dried Blood
plasma darah.
dalam darah dan memantau terapi ARV pada orang dewasa, atau
a. Pengertian SGOT
sampel darah. Pada orang sehat enzim ini biasanya akan terlihat
kerusakan, maka enzim ini akan keluar dari sel dan kemudian masuk
saja, jadi ketika kadar enzim ini meningkat, bukan berarti masalahnya
terdapat pada hati. Namun, bila dalam tes darah diketahui SGOT
fungsi hati.
b. Pengertian SGPT
SGPT adalah salah satu enzim yang paling banyak terdapat dalam
15
organ hati, meski dalam jumlah kecil juga ditemukan dalam beberapa
organ lain. Enzim memiliki tugas yang cukup penting, yaitu membantu
hati, tes darah SGPT merupakan salah satu pemeriksaan medis yang
mengalami kerusakan, enzim ini akan keluar dari sel dan kemudian
masuk ke dalam tubuh, dan berada pada kadar yang tinggi Ketika
1. Mengidap hepatitis B
2. Mengidap hepatitis C
Alat yang digunakan adalah alat kimia analyzer Cobas c-111. Alat
serum, plasma, urine atau darah (HbA1C). Alat ini di optimasi untuk
analisis fotometrik dan suatu unit opsional untuk eletroda selectif ion
Wanita : 10 – 35 mg/dL
Pria : 10 – 50 mg/dL
penurunan absorbansi.
a. Definisi
18
obatan. Obat tersebut (yang disebut ARV) tidak membunuh virus itu,
Loponavir/Ritonavir (LPV/r).
Enfuvirtide (T-20).
Pilihan paduan ARV lini pertama berikut ini berlaku untuk ODHA
dkk, 2018).
Kombinasi
Usia Panduan Keterangan
ARV
ARV lini pertama Paduan TDF + 3TC Jangan memulai TDF jika
21
ARV lini kedua pada dewasa dan anak diberikan pada pasien yang
adalah pilih kelas obat ARV sebanyak mungkin, dan bila kelas
obat yang sama akan dipilih maka pilihan obat yang sama sekali
Tabel 2.4 Panduan ARV lini kedua pada remaja dan dewasa
yang melibatkan enzim hati adalah kurang lebih 5%, namun toksisitas hati
yang berat yang terjadi dengan latensi awal, dilaporkan pada orang
terinfeksi HIV dan orang HIV seronegatif. Pada uji coba pengobatan HIV
oleh peningkatan pada enzim hati dalam serum dengan SGPT yang
SGPT atau SGOT yang normal sebelum terapi, kerusakan hati dinilai
sedang atau berat berdasarkan lima kali lipat pada SGPT atau sepuluh kali
24
lipat pada SGOT. Pada pasien dengan enzim hati yang abnormal sebelum
terapi peningkatan lebih dari tiga, lima kali lipat pada SGPT dan SGOT
Setelah mulai terapi ARV, kejadian toksisitas hati yang berat dilaporkan
antara 2-18 %.
Kerangka Berpikir
Hepatotoksik
25
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini dapat disajikan dalam suatu bagan sebagai
berikut:
C. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan terapi ARV Nevirapine terhadap kadar SGOT dan SGPT
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Varibel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pasien HIV yang terapi ARV di
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar SGOT dan SGPT.
50 mg/dL
26
yang bertugas membantu mencerna mg/dL
mg/dL
27
28
C. Rancangan Penelitian
Kecamatan Cilandak periode bulan Januari 2021 sampai bulan Mei 2022.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah data seluruh pasien HIV yang terapi
Mei 2022.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah data sebagian pasien SGOT dan SGPT
yang memiliki kriteria inklusi. Dalam hal ini, peneliti mengambil sampel
a. Besar Sampel
Z2 1 − α⁄2 × p (1 −
n =
p)
𝑑2
= (1,96)2×0,15(1−0,15)
29
(0,1)2
= 3,8416 . 0,25
0,12
= 48,98
= 49
Keterangan :
n = Jumlah sampel
terbatas.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
30
G. Prosedur Penelitian
Kecamatan Cilandak
Pada penelitian ini data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel
Teknik pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan alat
bantu SPSS.
2. Analisis Univariat
3. Analisis Bivariat
data normal, analisis bivariat yang digunakan adalah Uji Anova . Uji
Anova adalah cara statistik menganalisa pengukuran yang sama pada lebih
dari 2 populasi yang berbeda. Uji ini dilakukan untuk mengetahui derajat
hubungan dan arah hubungan dua variabel numerik dan kategorik. Apabila
distribusi data tidak normal, dapat digunakan uji alternatif spearman (non
parametrik).
diterima jika nilai P (Asymp. Sig) > nilai α (0,05) dan Ho ditolak apabila nilai
Kekuatan korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang dapat dibagi
(negatif).
32
DAFTAR PUSTAKA
Ermawan, B. 2018. Asuhan keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Karyadi, T. H. 2017. Keberhasilan Pengobatan Antiretroviral (ARV). Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia.
http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/download/
105/95. Online. Diakses tanggal 08 Februari 2022.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi
HIV Dan Terapi Antiretroviral. (online). http://www.spiritia.or.id/
pedomanart.pdf, diakses tanggal 06 maret 2022.
Wolher Kluwer Health. 2016. Pasien yang Menggunakan ART berbasis NNRTI
dengan Faktor Risiko Diabetes.