Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH USIA PEROKOK TERHADAP KADAR
C-REACTIVE PROTEIN (CRP) DIWILAYAH PUSKESMAS
LABUAPI LOMBOK BARAT

Oleh :
RIZKI ANANDA PUTRI
NIM. P07134020024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2022
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH USIA PEROKOK TERHADAP KADAR
C-REACTIVE PROTEIN (CRP) DIWILAYAH PUSKESMAS
LABUAPI LOMBOK BARAT
Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III (D III) Teknologi Laboratorium Medis
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Tahun Akademik /2022

OLEH :
RIZKI ANANDA PUTRI
NIM . P07134020024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2022

i
PERSETUJUAN
PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III (D III) Teknologi Laboratorium Medis
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Tahun Akademik 2022

Oleh:

RIZKI ANANDA PUTRI


P07134020053

Mataram, Desember 2023

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fihiruddin, S.Si. M,Sc Drs. I Wayan Getas, S.Si. M,Sc


NIP. 197908062001121002 NIP. 196312311989031040

ii
PENGESAHAN
PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Dipertahankan di depan Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Politeknik


Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Mataram
dan Diterima untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Teknologi Laboratorium Medis
Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan :
Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI

Zainal Fikri, SKM., M.Sc


NIP. 197512311994021001

Tim Penguji,

1. Dr. Fihiruddin, S.Si. M,Sc ( )


Ketua penguji

2. Drs. I Wayan Getas, S.Si.M.Sc ( )


Anggota penguji I

3. Lale budi Kusuma dewi, S.Pd.M.Si ( )


Anggota penguji II

Tanggal Lulus: 2022

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dalam rangka membuat karya tulis ilmiah yang
berjudul “PENGARUH USIA PEROKOK TERHADAP KADAR C-
REACTIVE PROTEIN DIWILAYAH PUSKESMAS LABUAPI”. Dalam
penulisan proposal karya tulis ilmiah, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, petunjuk serta saran dari berbagai pihak yang juga ikut serta
mendukung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
2. Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan
Mataram
3. Ketua Program Studi Diploma III Teknologi Laboratorium Medis,
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
4. Bapak Dr. Fihiruddin, S.Si. M,Sc. selaku dosen pembimbing utama
yang telah membantu dan memberikan petunjuk, koreksi serta saran
dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Drs. I Wayan Getas, S.Si.M.Sc . selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah membantu dan memberikan petunjuk, koreksi
serta saran dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Lale budi Kusuma dewi, S.Pd.M.S . selaku penguji independent.
7. Kedua orang tua, serta keluarga tercinta atas doa, kasih sayang,
waktu, dukungan dan pengorbanannya.
Saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini. Semoga proposal
karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Mataram, September 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN...................................................................4
D. MANFAAT PENELITIAN................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
A. LANDASAN TEORI.............................................................................6
1. DEFINISI ROKOK..........................................................................6
2. KLASIFIKASI ROKOK...................................................................7
3. KLASIFIKASI PEROKOK..............................................................7
4. DAMPAK MEROKOK TERHADAP KESEHATAN.........................8
5.C-REACTIVE PROTEIN...................................................................9
B. KERANGKA KONSEP......................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................15
A. LOKASI DAN WAKTU......................................................................15
B. RANCANGAN PENELITIAN............................................................15
C. POPULASI DAN SAMPEL...............................................................16
D. TEKNIK SAMPLING.........................................................................17
E. VARIABEL PENELITIAN..................................................................17
F. DEFINISI OPERASIONAL...............................................................18
G. JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................18
H. TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA..............................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................23

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rokok merupakan salah satu hasil olahan tembakau dengan

menggunakan bahan ataupun tanpa bahan. Rokok berbentuk

silinder dari kertas berukuran sekitar 10 milimeter dengan diameter

sekitar 10 milimeter yang didalam rokok tersebut terdapat daun-

daunan tembakau yang telah dicacah. Seorang individu dapat

dikatakan sebagai perokok aktif jika orang tersebut merokok secara

aktif dan perokok pasif jika hanya menghisap asap rokok tanpa
(Pramonodjati et al., 2019)
melakukan aktivitas merokok.

Rokok mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi

kesehatan tubuh. Rokok mengandung zat adikasi yang tergolong

besar dan terdiri dari kurang lebih 4000 elemen, dimana 200

elemen didalamnya dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Pecandu rokok biasanya sangat sulit untuk berhenti.Walaupun

sudah diinformasikan melalui berbagai media bahwa merokok

dapat membahayakan kesehatan, namun jumlah perokok


(Ikhsan et al.,2012.)
menunjukkan peningkatan di berbagai wilayah.

Pengendalian dampak merokok di Indonesia belum dapat

diterapkan dengan baik sehingga belum cukup untuk dapat

menurunkan jumlah perokok pada anak remaja maupun pra lansia

secara signifikan. Rentang usia perokok di masyarakat berkisaran

1
2

dari usia 12-60 tahun masalah yang di dapatkan untuk perokok

sangat kompleks, dan banyak yang mengalami masalah kesehatan


(Mulyan et al., 2022)
akibat menghirup asap rokok tersebut.

Terdapat hubungan antara penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK) merupakan salah satu dampak dan kebiasaan merokok.

Saleh (2011) mengatakan bahwa 90% perokok dapat berdampak

mengalami PPOK. Paru menjadi organ target pertama yang rusak

karena terkena asap rokok secara langsung. Kerusakan organ

yang ditularkan oleh bahan yang terdapat pada rokok dapat

mengakibatkan terjadinya inflamasi. Efek yang menyebabkan

penyakit kronik pada sistem organ lain kemungkinan adalah hasil


.
pajanan secara tidak langsung

Mekanisme inflamasi memegang peranan penting pada

perkembangan artherosclerosis. Efek lokal maupun sistemik dari

paparan asap rokok dapat dijelaskan melalui mekanisme stres

oksidatif dan inflamasi. Adanya inflamasi atau kerusakan pada

jaringan atau organ tubuh akan direspond tubuh dengan cara

sekresi protein fase akut penanda inflamasi, salah satunya adalah

c-reactive protein (CRP).CRP disintesin dalam hepar, muncul

secara non spesifik sebagai tanda adanya penyakit lokal maupun

sistemik. Kadar CRP meningkat setelah adanya trauma, inflamasi

dan infeksi bakteri sehingga digunakan sebagai biomarker


(Pramonodjati et al., 2019)
peradangan fase akut
3

Titer C-Reactive Protein yang tinggi tidak hanya sebagai

penanda inflamsi melainkan aktif dalam proses aterogenesis dan

bersifat sebagai faktor proaterosklerotik CRP bukan suatu antibody,

CRP memiliki fungsi biologis yang dapat berperan pada peroses

peradangan dan mekanisme daya tahan tubuh terhadap infeksi


dan peradangan (Dwi Puspitasari et al., 2017.

Berdasarkan usia diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh usia perokok terhadap

kadar C-Reactive Protein diwilayah puskemas labuapi.


4

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah ini adalah

apakah usia perokok berpengaruh terhadap kadar c-reactive

protein ( CRP ) di wilayah puskesmas labuapi lombok barat?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Untuk dapat mengetahui pengaruh kadar CRP terhadap usia

prokok diwilayah puskesmas LABUAPI

2. TUJUAN KHUSUS

a) Mengukur rata-rata kadar CRP pada perokok yang berumur

40 tahun

b) Mengukur rata-rata kadar CRP pada perokok yang berumur

50 tahun

c) Mengukur rata-rata kadar CRP pada perokok yang berumur

55 tahun

d) Menganalisis kadar CRP pada umur 40, 50 dan 55 tahun

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti

Dapat memberikan informasi yang baru mengenai perokok yang

terdapat di wilayah labuapi.


5

2. Bagi akademik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informaso, refrensi,

dan bahan ajar untuk mahasiswa/I Poltekkes Mataram

3. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat sekitar agar dapat mengurangi konsumsi bahan-

bahan yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan

dapat mempertimbangkan bahaya dari merokok untuk

kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. DEFINISI ROKOK

Rokok adalah bahan tembakau yang berisi daun-daunan

yang menjadi bahan utama dari rokok tersebut. Di beberapa

jenis merek rokok ada Berbagai macam jenis bahan kimia yang

terkandung dalam di temukan pada beberapa jenis merek

rokok, seperti nikotin dan tar. Nikotin merupakan stimulan yang

ditemukan dalam tanaman tembakau yang memiliki sifat adiktif

sedangkan tar merupakan zat kimia yang dihasilkan ketika

tembakau dibakar. Kemasan pada setiap rokok biasanya

mengandung 8-20 mg nikotin sedangkan tar sebanyak sekitar

14-18 mg.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan

asap rokok merupakan salah satu penyebab dari timbulnya

berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang

bukan dari perokok. Asap rokok ini juga dapat menyebabkan

iritasi mata, dan saluran hidung bagi orang yang disekitarnya.

Paparan asap rokok tersebut yang dialami terus menerus pada

sekitarnya yang sehat dapat menambah risiko terkena penyakit

paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 – 30 persen


(Susanna et al., 2015).

6
7

2. KLASIFIKASI ROKOK

Berdasarkan penggunaan filter, dapat dibagi 2 diantaranya :

1. Rokok filter yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya

terdapat gabus.

2. Rokok Non Filter, yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus. Kandungan pada rokok yang tidak

terdapat gabus dipanggalnya memiliki kandungan nikotin

yang lebih besar daripada rokok filter. Hal tersebut

disebabkan rokok non filter tidak dilengkapi dengan filter

yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari rokok

seperti yang terdapat pada jenis rokok filter. ( Setyanda et

al., 2015)

3. KLASIFIKASI PEROKOK

Perokok dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan cara bahan kimia

dalam rokok masuk kedalam tubuh, yaitu :

1. Perokok aktif, yaitu orang yang merokok dan langsung

menghisap rokok yang dapat membahayakan kesehatan,

dan orang yang menghisap rokok lebih dari 20 batang

perhari.

2. Perok pasif, yaitu asap rokok yang di hirup oleh seseorang

yang tidak merokok. Asap rokok di hembuskan oleh perokok

aktif dan dihirup oleh perokok pasif, akibatnya lima kali lebih
8

banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih

banyak mengandung tar dan nikotin.

4. DAMPAK MEROKOK TERHADAP KESEHATAN

Ada beberapa dampak rokok terhadap kesehatan yaitu

(Surbakti, 2021)

a. Dampak terhadap paru – paru

Dampak merokok dapat menyebabkan perubahan

fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru-paru, pada

saluran pernafasan besar, sel mukosa membesar

(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak

(hiperplasi). Pada saluran pernafasan yang kecil, terjadi

radang ringan sehingga terdapat penyempitan sel dan

penumpukan lendir. Sedangkan pada sel jaringan paru-

paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan terdapat

kerusakan alveoli (Surbakti, 2021)

b. Dampak terhadap jantung

Merokok merupakan faktor utama penyebab

terjadinya penyakit pembuluh darah dan jantung. Tidak

hanya menyebabkan penyakit jantung koroner tetapi

dapat uga berakibatkan buruk bagi pembuluh darah otak

dan ferifer. Zat kimia yang terdapat di dalam rokok juga

dapat menyebabkan kecanduan bagi para perokok,


9

selain menyebabkan kecanduan, juga dapat merangsang

pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut

jantung. Zat kimia yang terdapat dirokok juga dapat

mengganggu kerja sistem saraf, otak, dan banyak bagian

tubuh lainnya (Surbakti,2021)

c. Dampak terhadap bayi

Ibu hamil yang merkok dapat mengakibatkan

melahirkan premature. Jika kedua orang tuanya merokok

maka dapat mengakibatkan daya tahan bayi menurun

pada tahun pertama, sehingga dapat terjadinya radang

paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan dengan

yang tidak merokok. Terdapat bukti bahwa jika kedua

orang tuanya merokok dapat mengakibatkan

perkembangan mentalnya terbelakang. Menghisap asam

tembakau orang lain dapat menyebabkan kondisi

pengidap penyakit asma, alergi, angina, gangguan pada

Wanita hamil (Surbakti,2021)

5. C-REACTIVE PROTEIN

a) Gambaran umum CRP

C-reactive protein adalah salah satu protein fase akut

yang akan meningkat pada saat terjadinya proses inflamasi

didalam tubuh. CRP terbentuk di dalam hati, dalam keadaan


10

normal CRP terdapat didalam tubuh dengan kosentrasi yang

rendah dengan batas kadar CRP yang normal adalh 6


(Puspitasari et al. 2019)
mg/L

C-reactive protein ini pertama kali di dideskripsikan

oleh Wilian Tilet dan Thomas Francis di Institute Rockefeller

pada tahun 1930. Mereka mengekstraksi protein dan serum

pasien pada penderita penyakit Pneumonia pneumococcus

yang akan membentuk presipitas dengan C polisakarida dan

dinding sel pnemucoccus karna reaksi antara protein dan

polisakarida menyebabkan presipitas maka protein ini diberi

nama C-rective protein (Agusti, 2016)

b) Fungsi biologis CRP

Meskipun CRP bukan suatu antibody. Tetapi CRP

mempunyai fungsi biologis yang dapat menunjukkan

peranannya pada peroses peradangan dan mekanisme

daya tahan tubuh terhadap infeksi. Adapun beberapa fungsi

biologis dari CRP tersebut yaitu :

1. CRP dapat mengikat c-polisakarida dari berbagai bakteri

melalui reaksi aglutinasi

2. CRP dapat meningkatkan aktivitas dan motilitas fagosti

seperti granulosit dan monosit

3. CRP mempunyai daya ikat sekektif terhadap limfosit T.

dalam hal ini diduga CRP memegang peran dalam


11

pengaturan beberapa fungsi tertentu selama proses

keradangan.

4. CRP mengenal residu fosfolipid , lipoprotein membrane

sel rusak, kromatik inti dan kompleks DNA-histon.

5. CRP dapat mengikat dan mendetoksikan bahan toksin

endogen yang terbentuk sebagai hasil kerusakan

jaringan (Silalahi, 2013)

c) Metode dan pemeriksaan CRP

CRP secara normal bersirkulasi pada kosentrasi yang

sangat rendah, tetapi pada proses inflamasi atau cedera pada

jaringan dapat menyebabkan peningkatan sintesis CRP di hati.

Sehingga merupaka hal yang penting untuk melakukan

pemeriksaan CRP (Agustin,2016).

Dalam pemeriksaan CRP digunakan beberapa metode, yaitu :

1. Aglutinasi

Tes aglutinasi ini dilakukan dengan menambahkan

partikel latex yang dilapisi antibody anti CRP pada serum

atau plasma penderita sehingga terjadinya aglutinasi. Untuk

dapat menentukan titer CRP, serum atau plasma

diencerkan dengan buffer dengan menggunakan

pengenceran bertingkat lalu direaksikan dengan lateks.


12

Titer CRP merupakan pengenceran tertinggi yang masih

terjadinya aglutinasi. Metode ini bersifat kualitatif dan semi

kuantitatif. Batas terdeteksinya metode aglutinasi terhadap

C-reactive protein yaitu 6 mg/L (Agustin, 2016)

2. Sandwich ELISA

Tes sandwich ELISA untuk pemeriksaan CRP tersebut

dapat dilakukan dengan mengukur intensitas warna

menggunakan Nycocard Reader. Sampel dan konjugat

berturut-turut diteteskan di atas membrane tes yang sudah

dilapisi antibody monoclonal spesifik CRP. CRP yang

terdapat didalam sampel ditangkkap oleh antibody yang

terikat pada konjugat gold colloidal particle. Jika terdapat

CRP pada sampel lavel patologis, maka akan menimbulkan

warna merah-ciklat pada area tes dengan intensitas warna

yang proposional terhadap kadar, intensitas kadar warna

tersebut diukur secara kuantitatif menggunakan Nycocard

reader II (Agustin, 2016)

3. Higt sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP)

Saat ini sudah tersedia pemeriksaan High Sensitive CRP

(Hs-CRP) yaitu pemeriksaan secara kuantitatif untuk

mengukur kadar CRP dengan hasil yang lebih akurat

dengan menggunakan metode LTIA (Latex Turbidimetry

Immunoassay). Berdasarkan penelitian, pemeriksaan hs-


13

CRP dapat mendeteksi adanya inflamasi lebih cepat.

Pemeriksaan menggunakan metode hs-CRP tersebut telah

distandarisasika pada berbagai laboratorium (Agusti, 2016)

d) Hubungan kadar CRP terhadap perokok

Dalam rokok terdapat 4000 lebih senyawa kimia yang

berbahaya yang dimana terdapat 60 zat yang bersifat

berbahaya bagi kesehatan tubuh. Paparan dari zat

berbahaya tersebut dapat merusak jaringan yang

mengakibatkan terjadinya inflamasi atau peradangan.

Untuk dapat mendeteksi peradangan atau inflamasi

tersebut dapat dilakukan dengan penanda inflamasi seperi

C-Reactive Protein. Protein merupakan fase akut yang

dibentuk di dalam hati akibat adanya proses peradangan

atau infeksi, proses peradangan atau inflamasi berjalan

dengan adanya peningkatan kadar CRP pada darah (Putra,

2016).
14

A. KERANGKA KONSEP

FAKTOR EKSTERNAL

- kerusakan jaringan
- terjadinya peradangan

POSITIF

KADAR CRP ( C-REACTIVE


PEROKOK AKTIF
PROTEIN) darah

NEGATIF

FAKTOR INTERNAL

- Umur perokok
- Faktor usia
- Pengaruh terhadap tubuh

Keterangan :

: variable yang diteliti

: variable yang tidak diteliti

: yang mempengaruhi
BAB III
METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium imunoserologi

Poltekkes Mataram

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Mei 2023

B. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasional analitik. Penelitian observasional analitik adalah

penelitian yang dilakukan tanpa melakukan sebuah intervensi

terhadap subyek penelitian (masyarakat) yang di arahkan untuk

menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Pada penelitian

observasional analitik, peneliti mecoba untuk mecari hubungan

antar variable, yaitu dengan mengumpulkan suatu analisis data

(Natoatmodjo,2012)

Pendekatan cross sectional, dimana sang peneliti melakukan

cara mempelajari cara pendekatan, observasi atau pengumpulan

data pada suatu saat. Artinya tiap subjek peneliti hanya diobservasi

dan pengukuran dalam sekali dalam pemeriksaan

(Natoatmodjo,2018). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

15
16

kadar C-Reactive Protein pada orang merokok di usia di atas 40

tahun keatas diwilayah puskesmas labuapi .

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perokok yang

berada di wilayah desa kecamatan labuapi

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perokok

yang berusia 40-55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan

ekskusi.

Pada pengambilan sampel untuk pemeriksaan kadar C-rective

protein peneliti harus menentukan besar sampel yang akan

diteliti. Besar sampel ditentukan dengan rumus

lemeshow,sebagai berikut :

n=¿Z2. P. (1-P)

d2

Keterangan :

n=¿jumlah sampel

Z2 = nilai standar = 1,96

P = maksimal estimasi (50%)

D = tingkat ketelitian (20%)


17

Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui :

Z = 1,96

P = 50% = 0,5

D = 20% = 0,2

Maka,

n=¿(1.96)2. 0,5. (1 – 0.5 )

0.22

n=¿3,8416. 0,5. 0,5

0,04

n=¿ 0,9604

0,04

n=¿ 24,01

n=¿ 24 sampel

jadi, besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

24 sampel.

D. TEKNIK SAMPLING

Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini merupakan

Teknik simple random sampling yaitu suatu pengambilan sampel

diambil dari sejumlah elemen yang dipilih secara acak, yang

dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang

yang sama untuk terpilih atau terambil menjadi sampel.


18

E. VARIABEL PENELITIAN

1. Variable bebas (independent)

Variable bebas pada penelitian ini adalah usia perokok

2. Variable terikat

Variable terikat pada penelitian ini yaitu kadar C-Reactive

Protein.

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Perokok yang merokok di atas umur 40 tahun merupakan

responden yang melakukan atau menghirup zat nikotin yang

berlebihan.

2. Umur perokok adalah perokok yang sudah merokok di atas

umur lebih dari 40 tahun.

3. Kadar C-Reactive Protein adalah hasil dari pemeriksaan yang di

dapatkan dari pemeriksaan terhadap perokok pasif dengan

menggunakan metode kualitatif.

G. JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Jenis pengumpulan data

Berdasarkan sumbernya penelitian ini menggunakan data

primer. Data primer ini diperoleh dengan melakukan

pemeriksaan dan observasi langsung terhadap usia perokok.


19

2. Cara pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan formular lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya.

a) Metode : kualitatif

b) Tujuan : untuk mengukur kadar C-Reactive protein

c) Prinsi : tes C-Reactive Protein yaitu tes aglutinasi kualitatif

yang dimana preaksi mengandung antibody khusus C-

Reactive Protein yang akan berfungsi bereaksi dengan

serum yang mengandung C-Reactive Protein sehingga

terjadinya aglutinasi.

d) Alat dan bahan

1) Mikropipet

2) Slide tes latar hitam

3) Yellow tip atau blue tip

4) Tisu

5) Reagen C-Reactive Protein

6) Control positif

7) Control negatif

8) Aquadest

e) Cara kerja

1) Menggunakan perlengkapan alat pelindung diri (APD)

2) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


20

3) Pasien diidentifikasi dengan bena sesuai dengan data

dilembar permintaan

4) Pasien dimintak untuk melurudkan lengannya, dan pilih

lengan yang sering melakukan aktivitas, dan meminta

pasien untuk mengepalkan tangannya.

5) Tourniquet dipasangkan di atas siku

6) Melakukan palpasi (perabaan) untuk memastikan posisi

vena

7) Kulit diersihkan dibagian yang akan diambil darah

dengan kapas alkohol 70% dan dibiarkan kering

kemudian pengambilan darah dilakukan dengan spuit

3cc.

8) Darah yang sudah di ambil dimasukkan ke dalam tabung

dan dialirkan melalui dinding tabung vakum kemudian di

lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm dalam

waktu 15 menit

9) Setelah serum sel telah terpisah, serum diambil

kemudian baru melakukan pemeriksaan.

f) Interpretasi hasil

Positif (+) = adanya aglutinasi

Negative (-) = tidak terjadinya aglutinasi


21

H. TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

1. Pengilahan data

No Kadar C-Reactive
Protein
Kode pasien Keterangan
40 50 55
tahun tahun tahun

Dsb.

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan CRP.

2. Analisis data

Analisis data menggunakan korelasi person. Korelasi

person merupakan pengujian untuk mengetahui apakah ada

kadar C-Reactive Protein yang terdapat pada sampel yang di

ambil.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Puspitasari, E., Anggraini, H., Darmawati, S., Studi DIII Analis Kesehatan, P., Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan, F., Semarang, M., & Patologi Klinik Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadyah Seamarang Abstrak, L. (2019).
GAMBARAN KADAR CRP PADA PENDERITA OBESITAS DI RW 02 DESA TEGALREJO
KABUPATEN GROBOGAN. http://repository.unimus.ac.id

Ikhsan, H., Program Studi, M. S., Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, I., Program Studi
DIII dan DIV, D., & Keperawatan Poltekes Semarang, I. (n.d.). PENGARUH PENDIDIKAN
KESEHATAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERILAKU MENGURANGI KONSUMSI ROKOK
PADA REMAJA (Studi Kasus di Dukuh Kluweng Desa Kejambon Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang).

Mulyan, A., Wardani, T. K., & Ningsih, D. P. (2022). Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat BAHAYA MEROKOK DAN HIDUP SEHAT TANPA ROKOK.

Pramonodjati, F., Prabandari, A. S., Angelo, F., & Sudjono, E. (2019). PENGARUH PEROKOK
TERHADAP ADANYA C-REAKTIVE PROTEIN (CRP). In INFOKES (Vol. 9, Issue 2).

Susanna, D., Hartono, B., & Fauzan, H. (2015). PENENTUAN KADAR NIKOTIN DALAM ASAP
ROKOK Level of Nicotine Content in Cigarettes.

23

Anda mungkin juga menyukai