DISUSUN OLEH:
ANNISA PUTRI AZZAHRA
NIM 19.13451.006
i
GAMBARAN KONDISI RUMAH PADA PENDERITA
TUBERCULOSIS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PRINGSEWU
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH:
ANNISA PUTRI AZZAHRA
NIM 19.13451.006
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing karya tulis ilmiah program
Diploma III Politeknik Kesehatan kemenkes Tanjung Karang Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
sebagai pembimbing utama yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan proposal ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang
kekurangan. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................10
E. Ruang Lingkup ..............................................................................11
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh Mycobakterium tuberculosis (Dahlia & Soedirman, 2017). Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA)
menyerang jaringan paru,tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya yang
menular yang masih menjadi perhatian dunia. Angka kesakitan dan kematian yang
provinsi Lampung,2019).
penyakit menular menjadi salah satu prioritas utama yang harus ditangani
tertuju pada penyakit HIV/ AIDS, tubercolusis, malaria, demam berdarah, influeza
kanker (Kraft SE. Indigenous religion (s) in Sápmi: reclaiming sacred grounds.
1
2
Routledge; 2021)
negara-negara industri. Namun, pada tahun 1980-an, jumlah penderita TB mulai naik
WHO melaporkan bahwa TB adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian
secara global dan “penyebab utama kematian dari satu agen infeksius”. WHO
memperkirakan bahwa pada tahun 2018, hampir 10 juta orang di seluruh dunia
menderita TB dan 1,5 juta orang meninggal karena penyakit ini, termasuk 251.000
melaporkan kasus TB di Indonesia hinga saat ini 842.000 kasus dan memiliki Case
Abada,2021).
tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000 kasus. Insiden
kasus TBC dengan BTA positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar
450.000 kasus. Kematian akibat TB di luar HIV sebesar 27 per 100.000 penduduk
atau 182 orang per hari. Tiga Negara dinyatakan sebagai Negara dengan disease
burden tertinggi didunia yaitu India dengan 2.2 juta kasus, China dengan 900 juta
kasus dan Indonesia dengan 842 juta kasus. insidensi Tuberkulosis di Indonesia
pada Tahun 2018 adalah 316 per 100.000 penduduk atau diperkirakan sekitar 845.000
pada Tahun 2019 sebesar 64,5% yang relatif meningkat jika dibandingkan dengan
3
kasus TB Paru yaitu, waktu pengobatan TB yang relative lama (6-8 bulan) menjadi
penyebab penderita TB sulit sembuh karena pasien TB berhenti berobat (drop) setelah
merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai. Masalah lain adalah adanya
penderita TB laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan tubuh
dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat dengan jumlah kasus penderita
sebanyak 124.000 kasus, Jawa Timur sebanyak 57.014 kasus dan di Jawa Tengah
sebanyak 51.000 kasus. Kasus TB Paru di tiga provinsi tersebut sebesar 44% dari
kasus yang tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 59.673 kasus, Sulawesi
Selatan sebanyak 9.180 kasus, Papua sebanyak 6.367. Sedangkan CDR yang terendah
adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 6.644 kasus, Bali sebanyak 13.650
kasus dan Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 2.700 kasus. Untuk Provinsi
Lampung Tengah memiliki jumlah penduduk 1.250.486 jiwa dan padatan penduduk
4
Lampung Timur (68%) dan terendah berada pada Kabupaten Lampung Barat (28%).
Semakin tinggi CDR mengartikan semakin banyak kasus TBC yang ditemukan secara
dini dan diobati, sehingga menurunkan angka penularan di masyarakat. CDR yang
rendah mengartikan kasus TBC masih banyak yang belum ditemukan sehingga
sebanyak 275 kasus dengan jumlah kasus yang ditangani sebanyak 275 kasus.
Mengalami peningkatan di tahun 2016 yaitu menjadi 296 kasus dengan jumlah kasus
Provinsi Lampung dapat diketahui terjadi kenaikan dari tahun 2017-2019 yaitu
sebesar 25%-54%, namun angka ini belum mencapai target yang telah ditetapkan
TB menyerang bagian paru paru, tetapi juga dapat mneyerang organ tubuh
rumah sehat yang baru mencapai 64,2%; 2) perilaku masyarakat dalam menjaga
5
kebersihan dan kesehatan (PHBS) 54,5%. Bila dilihat dari angka kesembuhan(cure
rate) atau success rate (SR) pengobatan lengkap TB selama 6 bulan,maka selama 5
tahun terakhir cenderung meningkat dari 85,9% tahun 2009 meningkat menjadi
87,3% tahun 2013 dan angka ini telah melebihi target yaitu 85%.(Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung,2016)
bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya.
Menurut Depkes R.I. (2002), rumah sehat adalah rumah yang memenuhi
dan kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan memenuhi syarat pencegahan
a). Umur
d). Pekerjaan
f). Status
terjadinya interaksi antara host (penjamu) dengan unsur penyebab (agent) dalam
kelembaban, suhu, luas ventilasi, pencahayaan, lantai dan dinding rumah (Hamidah
dkk, 2015).
b). Pencahayaan
c). Ventilasi
d). Kelembapan
e). Lantai
f). Dinding
prilaku. Contoh perilaku hidup sehat adalah makan makanan yang bergizi, tidak
merokok, tidak meminum minuman keras, dan olahraga teratur. Bagi penderita
tuberculosis hidup sehat dapat berupa menjemur alat tidur seperti bantal,guling dan
kasur,membuka jendela dan pintu agar udara dan sinar matahari dapat masuk
kedalam rumah, tidak membuang dahak sembarangan, dan menutup mulut ketika
Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) terutama rumah sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak
7
menjadi sangat penting sebagai lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari
pencemaran udara.
adanya pencemar udara dalam ruang rumah terhadap kesehatan dapat terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat
terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan,
serta sakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas
secara tidak langsung dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah
terpajan, antara lain penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan
berakibat fatal.
ventilasi. Kita dapat mengetahui suatu rumah termasuk kedalam rumah sehat atau
ke tiga dengan jumlah 842 kasus di tahun 2018 dan di tahun 2019 sebesar 64,5%
dengan jumlah kasus tertinggi adalah Jawa Barat dengan 124.000 kasus, Jawa Timur
sebanyak 57.014 kasus dan di Jawa Tengah sebanyak 51.000 kasus. Provinsi dengan
CDR yang tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 59.673 sementara provinsi
estimasi insiden 100% sebanyak 165 kasus dan memiliki 2 wilayah kerja dengan
Cakupan rumah yang telah memenuhi syarat rumah sehat di wilayah kerja
Puskesmas Pringsewu adalah 86,8% atau 10803 dari 5250 rumah . Berdasarkan data
walaupun tren menurun, yang kemungkinan masih berkaitan dengan kondisi rumah.
Faktor yang menyebabkan masih adanya tren Tuberculosis adalah kontak langsung
dengan penderita, kepatuhan minum obat dan kondisi fisik rumah yang belum
memenuhi syarat konstruksi, seperti lantai,dinding, ventilasi, dan rumah kecil yang
dari itu penulis tertarik ingin mengetahui kondisi rumah pada penderita Tuberculosis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kondisi Rumah Pada
B. Rumusah Masalah
Berdasarkan data profil Puskesmas Rawat Inap Pringsewu tahun 2021, masih
masih berkaitan dengan kondisi rumah dengan cakupan rumah sehat 86,8%. Namun
melihat data yang menunjukkan bahwa Puskesmas Rawat Inap Pringsewu termasuk
yang menyebabkan masih adanya tren Tuberculosis adalah kontak langsung dengan
penderita, kepatuhan minum obat dan kondisi fisik rumah yang belum memenuhi
syarat konstruksi, seperti lantai,dinding, ventilasi, dan rumah kecil yang tidak
Maka dari itu penulis tertarik ingin mengetahui kondisi rumah pada penderita
meneliti lebih lanjut tentang “Gambaran Kondisi Rumah Pada Penderita Tuberculosis
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Instansi terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan) sebagai masukan dan
E. Ruang Lingkup
Karena keterbatasan penulis dalam waktu dan tenaga maka ruang lingkup
penelitian ini yaitu melihat kondisi rumah diantaranya (gambaran ventilasi, dinding
rumah, kepadatan hunian, lantai, kelembapan dan pencahayaan ) pada rumah yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tuberculosis
Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun
pada manusia dan juga penyebab terjadinya infeksi tersaring. Basil–basil tuberkel di
bervariasi antara 1 – 4 mikron dan diameter 0,3 – 0,6 mikron. Bentuknya agak
melengkung dan kelihatan seperti manik– manik atau bersegmen. (Sang Gede
10 menit atau pada pemanasan 60ºC selama 30 menit, sedangkan dengan alcohol 70-
95% selama 15-30 detik. Bakteri tersebut tahan selama 1-2 jam di udara terutama di
tempat lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan terhadap sinar
12
13
Kependudukan meliputi jenis kelamin, umur, status gizi, kondisi sosial ekonomi.
1. Patofisiologi
menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah
ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks serebri) dan area lain dari paru-paru
(lobus atas). Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
bakteri.
Interaksi antara M. tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal
infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma
selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa
tersebut disebut ghon tubercle. Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak
kuat maka penyakit akan menjadi lebih parah yang dapat menimbulkan akibat infeksi
ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif (Somantri
Irman, 2007:60 didalam skripsi Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dan
tersebut menyebar dari paru-paru kebagian tubuh lainnya melalui system peredaran
darah (Tosepu,R,2016).
a. Agen
b. Pejamu
c. Lingkungan
melewati udara. Lingkungan yang padat akan kekurangan ruang yang sempit dan
tidak sehat sehingga bakteri ini dapat dengan mudah menyebar dan berkembang
a. Penularan Tuberculosis
Paru BTA Positif batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut
terhirup oleh orang lain saat bernapas. Bila penderita tersebut batuk, bersin atau
berbicara saat berhadapan dengan orang lain basil tuberkulosis tersembur dan terhisap
kedalam paru orang sehat. Masa inkubasi kuman tuberculosis selama 3-6 bulan dalam
tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan bisa menyebar kebagian tubuh lain
melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekatnya. Tiap
satu pasien BTA positif akan menularkan 10-15 orang lainnya, sehingga
kemungkinan setiap kontak tertular TB paru adalah 17%. Seorang dengan penderita
BTA (+) yang derajat positifnya tinggi berpotensi menularkan penyakit ini.
Sebaliknya, penderita dengan BTA (-) dianggap tidak menularkan. (widoyono, 2011).
b. Gejala Tuberculosis
suatu penyakit lainnya. Tuberculosis dibagi menjadi 2 gejala,yaitu gejala klinik dan
1. Gejala Klinik
a. Batuk
Merupakan gejala awal,biasanya batuk ringan yang dianggap seperti batuk biasa.
b. Dahak
c. Batuk darah
Darah yang keluar berupa bercak-bercak,gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah banyak.
d. Nyeri dada
e. Wheezing
f. Sesak nafas
hipertensi pulmonal.
2. Gejala umum
a. Demam
Demam adalah gejala awal yang sering terjadi. Peningkatan suhu tubuh terjadi
pada siang atau sore hari. Suhu tubuh naik akibat kuman TB yang berkembang
menjadi progresif.
b. Menggigil
Terjadi akbat peningkatan suhu tubuh yang tidak disertai pengeluaran panas.
c. Keringat malam
e. Badan lemah
Gejala tersebut dirasakan jika aktivitas yang dikeluarkan tidak seimbang dengan
Menurut Suryo Joko (2010: 53) penyakit tuberkulosis dipengaruhi oleh banyak
1). Usia.
4). Pekerjaan.
Jenis pekerjaan menentukan faktor resiko apa yang harus dihadapi setiap
penyakit tuberkulosis.
m2/orang, untuk kamar tidur diperlukan luas lantai minimum 3 m2/orang. Kamar
tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2 orang, kecuali untuk suami isteri dan anak
dibawah 2 tahun yang biasanya masih sangat memerlukan kehadiran orang tuanya.
Apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit pernafasan sebaiknya tidak
2). Pencahayaan
bagian ruangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. Lubang cahaya
minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan, sinar matahari langsung dapat
masuk ke ruangan minimum 1 jam setiap hari, dan cahaya efektif dapat diperoleh
19
3). Ventilasi
Ventilasi adalah lubang angin atau udara sehingga menjadi tempat sirkulasi
udara yang membawa masuk udara bersih. Udara segar dan bersih diperlukan
22º- 30º C.
Kelembaban udara dalam rumah minimal 40%-70% dan suhu ruangan yang
ideal antara 18ºC-30ºC. Jika suhu terlalu panas akan menimbulkan dampak pada
cepat lelahnya saat bekerja dan tidak cocoknya utuk istirahat,sebaliknya jika suhu
terlalu dingin dapat menimbulkan alergi pada orang-orang tertentu. Keadaan ini
Lantai yang memenuhi syarat salah satunya kedap air dan tidak lembap. Jenis
kelembapan pada ruangan. Lantai tanah cenderung lebih berdebu di musim panas
6). Dinding
Dinding berfungsi sebagai pelindung, baik dari hujan maupun angin serta
melindungi dari pengaruh panas dan debu serta menjaga kerahasiaan (privacy)
penghuninya. Bahan pembuat dinding adalah dari kayu, bamboo, pasangan batu
bata, atau sebagainya tetapi bahan yang paling baik adalah tembok permanen
20
d. Upaya pencegahan
masker saat kontak atau berada satu ruangan dengan penderita TB).
h). Pengaturan sistem ventilasi rumah untuk memperlancar sirkulasi udara dalam
Membuka jendela agar sinar matahari dapat masuk sehingga dapat membantu
(2009: 119)
1) Pencegahan sekunder
c) Melakukan foto rontgen untuk orang dengan hasil tes tuberculin positif
2) Pencegahan tersier
21
e. Upaya Penanggulangan
dukungan danna
5. Pencatatan dan laporan secara buku utuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
B. Pengertian Rumah
penyehatan udara dalam rumah, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi
zaman. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua berkembang dengan
mendirikan rumah di tengah hutan dan di bawah pohon. Pada saat ini manusia telah
udara dalam ruang (indoor air pollution) terutama rumah sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia. Dampak dari adanya pemcemaran udara dalam ruang rumah
Gangguan secara langsung yaitu iritasi mata,iritasi hidung dan tenggorokan, serta
sakit kepala, mual dan nyeri otot(fatigue), asma, hipersensitivitas pneumonia, flu
kemudian setelah terpajan, yaitu penyakit paru, jantung, dan kanker yang sulit
diobati dan berakibat fatal. Selain penyakit itu penyakit lainnya yang dapat
paru Obstructive Kronik (PPOK), kanker paru,kematian Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), kematian bayi usia kurang dari satu minggu, otitis media dan ISPA.
pencemaran udara dalam ruang rumah sebesar 67%, di pedesaan dan 23% di
23
ventilasi, bahan pelapis interior dan furniture, kepadatan hunian, kualitas udara
luar rumah, debu dan kelembapan yang berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga
batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu pertanian),
Kebutuhan fisiologis atau rasa nyaman, terdiri dari kecukupan cahaya yang masuk
kedalam ruangan, ventilasi atau penghawaan yang baik, tidak adan kebisingan
yang berlebihan dan terdapat ruang bermain yang cukup bagi anak-anak.
Kebutuhan psikologis dari penghuni rumah yaitu rasa nyaman dan aman dari
penghuni rumah.
penularan penyakit, Faktor tersebut meliputi penyediaan air bersih, bebas dari
serangga dan tikus, pengelolaan sampah yang benar, pengelolaan limbah dan tinja
yang benar.
Rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
Lingkungan adalah segala macam sesuatu yang ada di luar diri host (pejamu)
baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat adanya interaksi semua elemen termasuk host yang lain. Lingkungan rumah
nerupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap status
fisiologi yang berpengaruh terhadap kejadian tuberculosis paru antara lain: (Purnama,
Sang G. 2016)
statistic bahwa kejadian tuberculosis paling besar disebabkan oleh keadaan rumah
yang tidak memenuhi syarat pada luas ruangannya. Semakin padat penghuni rumah
akan semakin cepat pula udara di dalam rumah mengalami pencemaran. Jumlah
penghuni yang semakin banyak akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalam
ruangan tersebut, begitu juga dengan kadar uap air dan suhu udaranya. Meningkatnya
kadar CO2 di udara dalam rumah maka akan memberi kesempatan bagi bakteri
b. Kelembapan Rumah
Kelembapan udara dalam rumah maksimal 40%-70% dan suhu ruangan ideal
antara 180C-300C. Jika kondisi suhu ruangan tidak optimal, terlalu panas akan
berdampak pada cepat lelahnya saat bekerja dan tidak cocok untuk istirahat.
Sebaliknya juka suhu terlalu dingin dapat menimbulkan alergi pada orang orang
saluran air di sekeliling rumah, lantai kedap air, sambungan fondasi dengan dinding
harus kedap air, atap tidak bocor dan tersedia ventilasi yang cukup.
c. Ventilasi
kesehatan adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah <10% luas lantai rumah, yang akan mengakibatkan
bakteri, terutama bakteri pathogen seperti tuberculosis, karena disitu selalu terjadi
mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran udara dan sinar matahari yang masuk
ke dalam rumah, akibatnya kuman tuberculosis yang ada di dalam rumah tidak dapat
Selain berguna untuk menerangi ruangan, sinar matahari juga dapat membunuh
paru, dengan mengusahakan masuknya sinar matahari pagi ke dalam rumah. Sinar
27
matahari masuk melalui jendela atau genting kaca. Sinar matahari pagi mengandung
sinar ultraviolet yang dapat mematikan kuman (Depkes RI, 1994). Rumah yang tidak
mendapat atau masuk sinar matahari mempunyai resiko menderita tuberculosis 3-7
e. Lantai Rumah
Rumah sehat harus memenuhi syarat lantai yang kedap air dan tidak lembap.
Lantai tanah memiliki peran terhadap kejadian Tuberculosis paru melalui kelembapan
ruangan. Lantai tanah cenderung menimbulkan kelembapan, pada musim panas lantai
f. Dinding
adalaha kayu, bambu, batu bata, dan sebagainya. Dari beberapa bahan tersebut batu
bata adalah bahan paling baik karena tidak mudah terbakar dan kedap air sehingga
mudah di bersihkan.
fasilitas seperti jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih, lampu
jalan, lapangan bermain anak-anak, sekolah, tempat ibadah, balai pertemuan, pusat
kesehatan, dan harus bebas banjir. Standar arsitektur bangunan pada dasarnya
ditujukkan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain,
letak dan luas ruangan serta fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan
syarat rumah tinggal yang sehat bagi penghuninya (Chandra Budiman, 2007).
28
lain:
1. Harus melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istirahat.
2. Mempunyai tempat untuk tidur, memasak, mandi, kakus, mencuci, dan kamar
mandi.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kuat dan melindungi penghuninya dari gempa,
fisiologis diantaranya:
a. Suhu ruangan
Suhu sebaiknya tetap berkisaran antara 18-200C. Suhu ruangan ini sangat
dipengaruhi oleh:
2) Pergerakan udara
3) Kelembapan udara
Pada rumah modern, suhu ruangan dapat diatur dengan fasilitas air
29
conditioning.
b. Penerangan
Rumah harus tetap mendapatkan penerangan yang cukup, baik di malam hari
maupun siang hari. Idealnya penerangan di dapat dalam bentuk listrik dengan
c. Ventilasi udara
Tiap rumah harus memiliki ventilasi yang memadai dengan luas lubang 10% dari
luas lantai. Pengukuran ventilasi dilakukan dengan mengukur jumlah dan luas
d. Jumlah Ruangan
Ruangan atau kamar diperhtungkan sesuai jumlah penghuni atau jumlah orang
b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi tiap anggota keluarga yang tinggal di
rumah tersebut.
c. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus memiliki
Rumah yang sehat dan aman harus menjauhkan penghuninya dari bahaya tersebut.
a. Konstruksi rumah dan bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah runtuh
Kriteria rumah sehat dan aman dari segi lingkungan, antara lain:
a. Memilki sumber air bersih dan sehat yang tersedia sepanjang tahun
b. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik
dan sebagainya
d. Letak perumahan jauh dari sumber pencemar misalnya kawasan industry dengan
C. Kerangka Teori
1077/MENKES/PER/V/2011
Gambar 1.
Kerangka Teori
32
D. Kerangka Konsep
Kondisi rumah:
1. Ventilasi
2. Dinding
3. Keapdatan penghuni Kejadian Tuberculosis
4. Kelembapan
5. Pencahayaan
6. Lantai
Gambar 2.
Kerangka Konsep
33
E. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1 Ventilasi Rongga atau lubang hawa observasi checklist 1. memenuhi syarat bila ordinal
yang terdapat di dinding luas lubang ventilasi
rumah yang berfungsi >10% dari luas lantai.
sebagai tempat sirkulasi 2. Tidak memnuhi syart
udara untuk menjaga udara bila luas lubang ventilasi
ruangan tetap segar <10% dari luas lantai.
2 Dinding Dinding adalah suatu observa checkli 1. memenuhi syarat jika ordinal
struktur padat sebagai si st kedap air, dan diplester
sarana penyangga atap dan 2. tidak memenuhi syarat
juga melindungi dari panas jika tidak diplester
sinar matahari secara
langsung, dinding yang
baik terbuat dari bahan
susunan batu bata dan
diplester, dengan syarat
dinding tersebut dari bahan
permanen (susunan batu
bata dan diplester),
berwarna terang.
3 Lantai Lantai adalah bagian dari Obsevas checkli 1. memenuhi syarat jika ordinal
bangunan yang letaknya i st kedap air dan diubin atau
dibawah atau digunakan keramik
sebagai landasan atau 2. tidak memenuhi syarat
pijakan kaki atau untuk jika tidak kedap air dan
meletakan benda sehari- tanah
34
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat suatu gambaran
1. Lokasi Penelitian
tahun 2022.
2. Waktu Penelitian
2022.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek
yang diteliti, yaitu seluruh rumah penderita Tuberculosis yang teregistrasi pada
Puskesmas Pringsewu tahun 2021, yaitu diambil dalam kurun waktu bulan
35
36
2. Sampel
mewakili populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil sesuai dengan jumlah
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil langsung dari lapangan dengan lembar
checklist dan kuesioner untuk melihat kondisi fisik rumah penderita Tuberculosis.
b. Data sekunder
Inap Pringsewu dan memanfaatkan data lain yang ada di Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas Pringsewu.
b) Sebelum mengambil data siapkan kuesioner dan checklist yang akan diisi
rumah responden.
Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil ini, yaitu sesuai dengan variable
yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan checklist dan
questioner serta pengukuran menggunakan alat lux meter, meter roll dan hygrometer
Rumah.
1. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah secara manual ataupun bantuan
b. Cleaning
2. Analisis Data
829/MENKES/SK/VII/1999.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani Hidayati
Zahri Darni
Manalu, H. S. P., & Sukana, B. (2011). Aspek pengetahuan sikap dan perilaku
masyarakat kaitannya dengan penyakit TB paru. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 21(1), 150706.
PMK No. 1077 ttg Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.pdf
Laily, D. W., Rombot, D., & Lampus, B. (2015). Karakteristik pasien tuberkulosis
paru di Puskesmas Tuminting Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik, 3(1).
INSTRUMEN PENELITIAN
Laki-laki Perempuan
B. Data Khusus
1. Sudah berapa lama tinggal dirumah ini ?
a. <1 Tahun
b. >1 Tahun
2. Ada berapa orang yang sekamar dengan penderita ?
a. 1 Orang
b. 2 Orang
c. 3 Orang
3. Berapa jumlah penghuni dalam satu rumah ?
a. < 4 Orang
b. > 4 Orang
42
- AC (air conditioner)
b. Ruang Keluarga
- Tetap/Ventilasi/Cross ….m2
ventilation
- AC (air conditioner)
c. Ruang Tidur
- Tetap/Ventilasi/Cross ….m2
ventilation
- AC (air conditioner)
43
d. Ruang Tidur
- Tetap/Ventilasi/Cross ….m2
ventilation
….m2
- Tidak Tetap/Jendela
- AC (air conditioner)
b. Di Plester
c. Mudah Dibersihkan
Dinding
- Permanen (Pasangan batu
bata)
- Papan
- DLL
c. Kelembapan
- Ruang Tamu ….%Rh
- Ruang Keluarga ….%Rh
- Ruang Tidur ….%Rh
- Dapur ….%Rh
Tidak memenuhi
syarat jika
penerangan
kurang dari 60
Lux dan
menyilaukan
45
Pencahayaan Ruang
a. Ruang Tamu ….Lux
- Alam
- Buatan ….Lux
b. Ruang Keluarga
- Alam ….Lux
- Buatan ….Lux
c. Ruang Tidur
- Alam ….Lux
- Buatan ….Lux
d. Dapur
- Alam ….Lux
- Buatan ….Lux
c. Retak
d. Lantai Tanah
e. Ubin/Keramik
46
Keterangan:
Kotak dengan warna biru tidak perlu diisi