Oleh :
i
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Diploma
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Oleh
RANI FATIKA SARI
1913453046
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Penulis
Rani Fatika Sari/1913453046
Telah diperiksa dan disetujui Tim Pembimbing Skripsi Program Studi Sarjana
Terapan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang
Bandar Lampung, Januari 2022
Pembimbing Utama
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR
HALAMAN SAMPUL DALAM.................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................3
1. Tujuan Umum......................................................................3
2. Tujuan Khusus.....................................................................3
D. Manfaat Penelitian...................................................................4
1. Manfaat Teoritis..................................................................4
2. Manfaat Praktis....................................................................4
E. Ruang Lingkup........................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah masuknya mikroorganisme patogen ke
dalam saluran kemih manusia (Diyono dan Mulyanti, 2019). Saluran kemih
manusia adalah organ-organ yang berperan penting dalam pembentukan,
penampungan, dan ekskresi urine. Saluran kemih pada manusia memiliki 4
komponen utama yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra (Arianda,
2015).
Infeksi saluran kemih ditandai dengan ditemukannya bakteri di dalam
urine (bakteriuria) yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus atau mikroorganisme lain. Bakteriuria mengacu pada adanya bakteri
dalam urine dengan jumlah yang bermakna ( ≥ 105 per ml urine). Sekitar 90%
infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (Diyono dan
Mulyanti, 2019).
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi nosokomial yang
paling sering terjadi, sekitar 40% dari seluruh infeksi di rumah sakit setiap
tahunnya (Tietjen, dkk. 2016). ISK dapat menyerang wanita maupun laki-laki
diberbagai usia mulai dari bayi hingga orang tua (Purnomo, 2016). Penelitian
yang dilakukan Tusino dan Widyaningsih (2018) di RS X Kebumen, Jawa
Tengah, didapatkan 36 pasien anak dengan infeksi saluran kemih, 53% laki-
laki dan 47% perempuan dengan rentang usia terbanyak 5-12 tahun.
Infeksi saluran kemih lebih banyak dialami wanita daripada pria karena
uretra wanita lebih pendek sehingga bakteri yang berasal dari vagina dan
rektum lebih mudah masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra. Sekitar
23-35% wanita diperkirakan pernah menderita infeksi saluran kemih paling
sedikit satu kali seumur hidup (Diyono dan Mulyanti, 2019).
Penelitian lain dilakukan oleh Mayangsari, dkk (2018) dari 60 kasus
pasien yang di rawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Universitas Islam Malang,
sebanyak 33,3% atau 20 kasus dialami pasien pria dan 66,67% atau 40 kasus
dialami oleh pasien wanita, kemudian berdasarkan usia didapatkan, usia 36-47
1
2
sebanyak 14 orang (23,4%) dan 48-59 sebesar 14 responden (23,4%), usia 12-
23 sebesar 18,3% dengan 11 responden, dan usia 24-35 sebesar 21,7% dengan
13 orang. Penelitian lain yang dilakukan Tuntun dan Aminah (2021) mengenai
kejadian ISK pada pegawai, dari 92 responden didapatkan wanita 63 orang
(68,47%) dan pria 29 orang (31,53%), dengan uji kultur urine menunjukkan
20 orang (21,74%) mengalami ISK, yang terdiri dari 11 orang wanita dan 9
orang pria. Responden yang terlibat dalam penelitian ini rata-rata berumur
44,43 tahun, dengan umur termuda yaitu 23 tahun dan tertua 61 tahun.
Penelitian Herlina dan Mehita (2019) mengenai faktor yang
mempengaruhi terjadinya ISK, dari 96 responden didapatkan hasil pasien
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang (34,4%) dan pasien
perempuan berjumlah 63 orang (65,6%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pasien yang terkena infeksi saluran kemih adalah wanita.
Berdasarkan usia, jumlah pasien dengan lanjut usia (60 tahun) sebanyak 64
orang (66,7%), pasien dewasa akhir (40-60 tahun) berjumlah 23 orang
(24,0%), dan pasien dewasa muda (18-22) 9 orang (9,4%).
Pemeriksaan urine merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat
penting pada infeksi saluran kemih, salah satunya adalah pemeriksaan
sedimen urine. Banyak unsur sedimen yang dapat ditemukan baik yang ada
kaitannya dengan infeksi (bakteri,virus) maupun yang bukan karena infeksi
misalnya perdarahan, disfungsi endotel, dan gagal ginjal (Risna, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan Apriliana, dkk (2018) di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Lampung mengenai gambaran sedimen urine, terdapat 30
sampel dan ditemukan sel leukosit abnormal pada penderita ISK sebanyak 24
sampel (80 %), 5 sampel (16,7%) leukosit normal, dan hasil leukosit positif 1
dan positif 2 adalah 1 sampel 3,3%). Sel eritrosit didapatkan 9 sampel (30%)
eritrosit normal 1 sampel (36,7%) untuk eritrosit positif 1, dan 10 sampel
(33,3%) eritrosit positif 2. Hasil pemeriksaan bakteri didapatkan 12 sampel
(40%) negatif bakteri dan 18 sampel (60%) positif bakteri. Hasil pemeriksaan
silinder didapatkan 30 sampel (100%) dengan hasil negatif. Sel epitel
didapatkan 27 sampel (90%) positif 1, dan 3 sampel (10%) positif 2. Hasil
pemeriksaan kristal didapatkan 11 sampel (36,7%) ditemukan kalsium oksalat
3
positif 1, 9 sampel (30%) kristal asam urat normal, dan 7 sampel (23,3%)
kristal asam urat positif 1.
Hasil penelitian yang dilakukan Hasan dan Rafika (2021) menunjukkan
dari 30 sampel urine didapatkan sel eritrosit abnormal sebanyak 20 orang
(67%) dan normal 10 orang (33%). Hasil sel leukosit abnormal sebanyak 20
orang (67%) dan normal 10 orang (33%). Hasil pemeriksaan bakteri yaitu 24
orang (80%) ditemukan bakteri 0-1/LPB dan 6 orang (20%) ditemukan bakteri
> 1/LPB.
Pemeriksaan sedimen urine sangat penting dalam membantu menegakkan
diagnosa dan mengidentifikasi jenis sedimen yang digunakan untuk
mendeteksi penyakit infeksi saluran kemih, sehingga dapat dilakukan tindakan
secara cepat dan tepat terhadap penderita infeksi saluran kemih. Pemeriksaan
sedimen urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan ginjal dan
berat ringannya suatu penyakit (Risna, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai gambaran sedimen urine pada penderita
infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung pada tahun
2021.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana gambaran
sedimen urine pada penderita infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Lampung pada tahun 2021?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran sedimen urine pada penderita infeksi saluran
kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung pada tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi sel leukosit pada sedimen urine penderita infeksi
saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung pada tahun 2021.
b. Mengetahui distribusi sel eritrosit pada sedimen urine penderita infeksi
saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung pada tahun 2021.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
di bidang kimia klinik mengenai gambaran sedimen urine pada penderita
infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung.
b. Menjadi data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai
gambaran sedimen urine pada penderita infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Lampung serta menambah referensi penelitian di
perpustakaan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi
kepada masyarakat mengenai gambaran sedimen urine pada penderita infeksi
saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung tahun 2021.
b. Bagi peneliti
Mendapat pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam mengadakan
sebuah penelitian.
5
A. Tinjauan Teori
1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah masuknya mikroorganisme patogen ke
dalam saluran kemih, berkembangbiaknya mikroorganisme ini terjadi di
dalam saluran kemih yang seharusnya dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lain (Diyono dan
Mulyanti, 2019).
a. Klasifikasi
1) Klasifikasi ISK berdasarkan letak:
a) Infeksi saluran kemih bagian bawah
Infeksi saluran kemih bagian bawah adalah sistitis, yaitu infeksi yang
terjadi pada kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat terjadi karena aliran balik
urine dari uretra menuju kandung kemih, kontaminasi fekal, pemakaian
kateter atau sistoskop. Gambaran klinis dari sistitis adalah urgensi,
hematuria, disuria, dan nyeri pinggang dapat terjadi (Diyono dan
Mulyanti, 2019).
b) Infeksi saluran kemih bagian atas
Infeksi saluran kemih bagian atas adalah pielonefritis, yaitu inflamasi
pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan adanya infeksi
bakteri yang berasal dari saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal
melalui ureter (Irianto, 2017). Gambaran klinis dari infeksi saluran kemih
bagian atas adalah demam disertai menggigil, nyeri di daerah perut dan
pinggang, disuria, nafsu makan menurun, malaise, dan diaporesis (Diyono
dan Mulyanti, 2019).
2) Klasifikasi ISK berdasarkan manifestasi klinis:
a) ISK tanpa komplikasi
Infeksi saluran kemih pada pasien tanpa kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih (Purnomo, 2016).
6
7
b) ISK komplikasi
Infeksi saluran kemih yang terjadi karena adanya kelainan
anatomi/struktur saluran kemih, contoh: refluks vesikoureter (Purnomo,
2016).
c) Infeksi pertama kali
Infeksi pertama kali atau isolated infection adalah infeksi saluran
kemih yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah
sekurang-kurangnya 6 bulan setelah bebas dari ISK (Purnomo, 2016).
d) Unresolved bakteri
Infeksi yang tidak mempan dengan pemberian antibiotika. Hal ini
biasanya terjadi karena mikroorganisme menjadi resisten (kebal) terhadap
pemberian antibiotika yang dipilih (Purnomo, 2016).
e) Infeksi berulang
Timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi
dengan terapi antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya infeksi
berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persistent
(Purnomo, 2016).
b. Epidemiologi
Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari segala usia mulai
dari bayi baru lahir hingga orang tua. Umumnya wanita lebih sering
mengalami ISK daripada pria. Hal ini karena uretra wanita lebih pendek
daripada pria. Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terdapat pada
bayi laki-laki (2,7%) yang tidak melakukan sirkumsisi daripada bayi
perempuan (0,7%). Bertambahnya usia kejadian ISK terbalik, yaitu pada
masa sekolah, ISK pada anak perempuan meningkat 3% dan anak laki-laki
1,1%, pada wanita usia 18-40 tahun sebesar 5-6% dan meningkat menjadi
20% pada wanita usia lanjut (Purnomo, 2016).
c. Etiologi
Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri gram
negatif, termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus. Escherichia coli
merupakan bakteri penyebab tersering kejadian ISK tanpa komplikasi,
yaitu sebesar 90 %. Kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiella, dan
8
hingga saluran kemih. Kristal urine yang paling penting adalah cystine,
tyrosine, leucine, cholesterol, dan sulfa (Arianda, 2015).
B. Kerangka Konsep
No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
1. Penderita Pasien dengan Observasi Metode Pasien ISK Nominal
ISK diagnosis ISK di data visual dan
RSUD Dr. H. Abdul rekam pencatatan
Moeloek ruang medik langsung
bedah pria dan pasien
wanita, ruang
penyakit dalam pria
dan wanita tahun
13
14
2021
2. Sedimen Sedimen urine Observasi Metode a.Normal Nominal
urine penderita ISK yang data visual dan dan tidak
penderita dirawat di RSUD rekam pencatatan normal
ISK Dr. H. Abdul medik langsung b.Normal
a.Leukosit Moeloek tahun 2021 pasien dan tidak
b.Eritrosit normal
c.Sel epitel c.Positif
d.Bakteri dan negatif
e.Silinder d.Positif
f.Kristal dan negatif
e.Positif
dan negatif
f.Positif
dan negatif
E. Pengumpulan Data
Data didapatkan dari data sekunder berupa data rekam medik dari
seluruh pasien infeksi saluran kemih yang melakukan pemeriksaan
sedimen urine di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan pra survei ke lokasi.
2. Peneliti meminta surat izin penelitian ke Direktur Poltekkes
Tanjungkarang untuk pengambilan data di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
3. Peneliti membawa surat izin penelitian dari Direktur Poltekkes
Tanjungkarang untuk diserahkan pada staf Diklat RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
4. Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara mencatat data
rekam medik penderita infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung periode 2021.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul merupakan data sekunder dari rekam medik
seluruh pasien yang menderita infeksi saluran kemih. Pengolahan dan
analisis data menggunakan perangkat lunak komputer. Data ditampilkan
menggunakan tabel dengan analisis univariat dan persentase, dengan
rumus:
Persentase sedimen normal leukosit penderita ISK:
Σ penderita ISK dengan Leukosit normal x 100% =….%
Σ penderita yang melakukan pemeriksaan leukosit
DAFTAR PUSTAKA
Dilaporkan Normal
Eritrosit /LPB 0-3
Leukosit /LPB 0-4
Kristal/LPK 0-1
Silinder -
Sel epitel +
Bakteri -
Sumber: Arianda, 2015
Lampiran 2
Lampiran 3