Anda di halaman 1dari 69

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

PERAWAT DENGAN PENGGUNAAN SOP TINDAKAN


KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT CIREMAI
KOTA CIREBON

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh:
NURFITRIA RAMADHANY
CKR0180217

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


PERAWAT DENGAN PENGGUNAAN SOP TINDAKAN
KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT CIREMAI KOTA CIREBON
Diajukan Oleh:

Nama: Nurfitria Ramadhany


NIM: CKR0180217

Cirebon, Januari 2022


Telah Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Ns. Aria Pranatha, S.Kep.,M.Kep. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep.,M.Kep.


NIK.790405.201010.041 NIK.811007.201010.040

i
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya, Alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dengan

Penggunaan SOP Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit Ciremai Kota

Cirebon”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU). Penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Peneliti

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.

2. H. Abdal Rohim, S.Kp, M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan.

3. Ns. H. Kanapi, S.Kep., M.M., Selaku ketua kordinator Kampus 2 STIKKU

4. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1

Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan serta selaku

pembimbing II yang telah memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan

pengarahan.

5. Ns. Aria Pranatha, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan pengarahan.

ii
6. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Kampus 2.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kuningan

Kampus 2, sahabat-sahabatku, dan semua pihak yang telah memberikan

bantuan, saran, dan motivasi.

8. Kedua Orang tua dan kakakku yang juga memberi dukungan penuh.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna,

dari segi teknik penulisan maupun isi skripsi. Peneliti mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun sebagai perbaikan di masa yang

akan datang.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Cirebon, Februari 2022

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................8
1.5 Keaslian Penelitian.........................................................................................9
BAB II...................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................11
2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)............................................................11
2.2 Kepatuhan Perawat.......................................................................................12
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan............................................18
2.4 Kerangka Teori.............................................................................................24
BAB III..................................................................................................................25
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS..........................................................................................................25
3.1 Kerangka Konsep..........................................................................................25
3.2 Definisi Operasional.....................................................................................26
3.3 Hipotesis.......................................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................29
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................29
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................................29
4.2 Variabel Penelitian........................................................................................30

iv
4.3 Populasi dan Sampel.....................................................................................31
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................................................................32
4.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................32
4.6 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................36
4.7 Pengolahan Data dan Analisa Data...............................................................37
4.8 Etika Penelitian.............................................................................................42
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44

v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian ...........................................................................11


Tabel 3.2 Definisi Operasional

vi
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.4 Kerangka Teori


Bagan 3.1 Kerangka Konsep

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Studi Pendahuluan

Lampiran 5 Jadwal Penelitian

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 7 Gambar Survei Penelitian

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang

banyak menyita perhatian berbagai organisasi atau instansi tempat bekerja saat ini,

hal tersebut dikarenakan mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya

dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu

sendiri (Soputan, et al, 2014). Adapun Tujuan K3 adalah mencegah, megurangi,

bahkan menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta

meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja

meningkat (Ivana, et al, 2014).

Rumah sakit harus melaksanakan program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja di Rumah Sakit (K3RS) seperti yang tercantum dalam buku standar

pelayanan rumah sakit dan terdapat dalam instrumen akreditasi rumah sakit

(Bando, et al, 2020). Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan

sehat sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja (Fridayanti, N., dan Kusumasmoro, R, 2016).

i
2

Penyakit infeksi di rumah sakit merupakan salah satu masalah karena dapat

mengancam kesehatan pasien, petugas kesehatan dan pengunjung. WHO

menjelaskan bahwa 2,5% petugas kesehatan di seluruh dunia menghadapi pajanan

HIV, sekitar 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B dan Hepatitis C,dan

sebagian besar infeksi yang dihasilkan dari pajanan tersebut berada di negara

berkembang. Rumah sakit harus memiliki perawat dengan kinerja baik yang akan

menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau

pasien. Agar dapat mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan berkinerja tinggi

diperlukan tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan

intelektual, teknikal dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktik, serta

memperhatikan kaidah etik dan moral (Amiruddin, R, 2019).

Salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas yaitu

dengan setiap perawat harus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)

dalam setiap tindakan perawat (Nazvia, N, et al, 2014). Keselamatan pasien

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktik.

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah standar yang harus dijadikan acuan

dalam memberikan setiap pelayanan. Standar kinerja ini sekaligus dapat

digunakan untuk menilai kinerja instansi pemerintah secara internal maupun

eksternal. Sistem manajemen mutu kualitas yang baikselalu didasari oleh SOP,

SOP kemudian disosialisasikan kepada seluruh pihak yang berkompeten untuk

melaksanakannya. Meskipun demikian sebagian besar perawat dalam

melaksanakan praktek keperawatan belum sesuai dengan SOP yang ditetapkan

oleh rumah sakit. SOP adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai
3

suatu petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup proses pelayanan yang memiliki

suatu prosedur pasti atau terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya

(Sugiharto, et al, 2020).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sakinah, et al, (2017) diperoleh

perawat pelaksana dan TKPRS belum mencukupi, saat melakukan identifikasi

pasien masih belum sesuai dengan PMK 1691/MENKES/PER/VIII/2011 dan

surat keputusan Kepala RS, perawat pelaksana dan TKPRS dalam melaksanan

tugasnya masih kurang berkomitmen, penyerahan laporan bulanan kepada KMKP

sering mengalami keterlambatan, pembuatan laporan yang seharusnya dilakukan

oleh kepala ruangan dilakukan oleh perawat pelaksana, dan belum memiliki

pedoman terkait standart jumlah perawat di unit rawat inap. Sehingga dalam

pelayanan kepada pasien masih belum prima.

Demi terciptanya pengelolaan Rumah sakit yang baik diperlukan peraturan

sebagai acuan, berupa kebijakan dan standar operasional prosedur yang dibuat

untuk mempermudah kerja petugas. Dengan adanya kebijakan dan standar

operasional prosedur tidak secara otomatis menyelesaikan permasalahan di

instansi, karena persoalan tersebut muncul bukan serta merta dari aturan tetapi

dari berbagai hal misalnya seberapa jauh peraturan tersebut disosialisasikan,

bagaimana sarana, teknologi, kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan

budaya kerja yang disiapkan untuk melaksanaan berbagai peraturan tersebut,

sehingga kinerja petugas menjadi terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya

(Susanto, 2021).
4

Penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) menjadi suatu perioritas

dalam pelayanan dikarenakan hal tersebut dapat berakibat tidak baik apabila

pelaksanaannya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan mulai dari

resiko yang kecil sampai mengakibatkan hal yang fatal seperti kematian terhadap

pasien. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik perlu dilakukan

untuk mengukur baik atau buruk kinerja petugas. Standar Operasional Prosedur

(SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

aturan yang ada (Stiyawan, et al, 2018). Standar Operasional Prosedur (SOP)

bertujuan untuk mempermudah pelaksanakan kegiatan, dan meminimalisasi

kesalahan dalam menjalankan tugas, dalam menciptakan kinerja yang optimal,

perlu dilakukan pengawasan mengenai standar yang ada untuk menilai,

mengevaluasi, mengoreksi serta mengusahakan tercapainya kinerja yang baik

dalam perusahaan (Anggriani, et al, 2020).

Kepatuhan adalah ketaatan seseorang pada aturan yang telah ditentukan.

Semua petugas perlu mendapatkan sosialisasi tentang SOP agar petugas patuh dan

memahami tugasnya masing-masing, ada aturan yang kurang sesuai dan

membingungkan langsung dapat diobservasi sehingga aturan tersebut

mempermudah pekerjaan perawat. Kepatuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor

yaitu a) faktor internal meliputi karakterisitik perawat itu sendiri (umur, jenis

kelamin, agama, pendidikan, status perkawinan, kepribadian, pengetahuan, sikap,

kemampuan,masa kerja, persepsi dan motivasi) dan b) faktor eksternal

(karakteristik organisasi, karakteristik kelompok, karakteristik pekerjaan, dan

karakteristik lingkungan) (Susanto, 2021).


5

Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan antara

lain yaitu komunikasi, persepsi dan pengharapan, variabel-variabel sosial, ciri-ciri

individual dan fasilitas (Ma'rufah, et al, 2014). Perilaku seseorang dipengaruhi

oleh tiga faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors),

mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi dan kepercayaan masyarakat, sistem

budaya, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi, faktor-faktor

pemungkin/pendukung (enabling factors), mencakup sarana dan

prasarana/fasilitas, faktor-faktor penguat (reinforcing factor) meliputi sikap tokoh

masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan, undang-undang dan peraturan-

peraturan (Harahap, R. A, 2017).

Terdapat faktor penting yang berhubungan dengan kepatuhan diantara masa

kerja, pendidikan dan pengetahuan perawat. Adapun Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Parwata, dan Nursana, (2017) menunjukkan bahwa jenis kelamin

laki-laki yang patuh dan tidak patuh terhadap SOP masing-masing 55,6% dan

44,4%, sedangkan perempuan sebesar 66,7% dan 33,3%. Berdasarkan pendidikan,

maka pendidikan D3 62,1% patuh, 37,9% tidak patuh, pendidikan S1 75% patuh,

25% tidak patuh. Berdasarkan masa kerja, masa kerja <5 tahun 46,2% patuh,

53,8% tidak patuh. Masa kerja 5-10 tahun 70,6% patuh, 29,4% tidak patuh. Masa

kerja >10 tahun 100% patuh. Dengan demikian maka dalam pelaksanaan SOP

cuci tangan, yang memiliki kepatuhan terbanyak adalah perempuan, pendidikan

S1 Keperawatan dan masa kerja >10 tahun. Penerapan kebijakan operasional

rumah sakit dalam penerapan SOP mencuci tangan harus lebih ditekankan. Pada

hasil penelitian yang dilakukan oleh Nopia, et al, (2013) menunjukkan ada
6

hubungan bermakna antara sikap, pengetahuan perawat dan ketersediaan alat dan

tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan terhadap kepatuhan menjalankan

SOP Pemasangan Kateter Uretra di ruang rawat inap RSI. Faisal Makassar tahun

2012. Saran bagi perawat agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan SOP.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti melakukan studi pendahuluan

yang dilakukan melalui kuesioner dengan 5 orang perawat di Rumah Sakit serta

observasi langsung. Hasil wawancara menggunakan metode kuesioner dengan

perawat didapatkan bahwa mereka berpendapat Standar Operasional Prosedur

(SOP) merupakan protap yang harus dilaksanakan ketika melakukan tindakan

pada pasien dan ketika ditanya masalah SOP mereka sedikit mengetahui isi dari

SOP tersebut namun ketika diobservasi pelaksanaannya ternyata masih belum

sepenuhnya menerapkan SOP dimana terdapat 2 orang perawat belum patuh

terhadap penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan

tindakan keperawatan sedangkan 3 orang perawat sudah mematuhi SOP tersebut.

Hal ini ditunjukkan dengan tindakan perawat yang tidak memakai handschooen.

Berdasarkan uraian masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat

dengan Penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Keperawatan

di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon”


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka Rumusan

masalah dari penelitian ini adalah apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi

Kepatuhan Perawat dalam menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP)

tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam menggunakan Standar Operasional

Prosedur (SOP) tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi faktor pendidikan perawat di Rumah Sakit Ciremai.

2. Mengidentifikasi faktor lama kerja perawat di Rumah Sakit Ciremai.

3. Mengidentifikasi faktor pengetahuan perawat tentang menerapkan

kepatuhan penggunaan SOP tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai.

4. Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam penggunaan SOP di Rumah

Sakit Ciremai

5. Menganalisis pengaruh faktor pendidikan terhadap kepatuhan perawat

dalam penggunaan SOP tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai

6. Menganalisis pengaruh faktor lama kerja terhadap kepatuhan perawat

dalam penggunaan SOP tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai.

7. Menganalisis pengaruh faktor pengetahuan terhadap kepatuhan perawat

dalam penggunaan SOP tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai.


8

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan saran ilmiah kepada dunia pendidikan dan

mahasiswa lalu menambah wawasan baru tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan perawat dengan penggunaan standar operasional

prosedur (SOP) tindakan keperawatan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon dan

meningkatkan wawasan mengenai manajeman kepatuhan perawat.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Responden

Menjadikan bahan masukan bagi perawat untuk taat dalam penggunaan

standar operasional prosedur (SOP) tindakan keperawatan di Rumah Sakit,

sehingga meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan manajemen

strategi/manajemen operasional di masa mendatang guna meningkatkan mutu

pelayanan.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan, serta menjadi ovidence

based untuk penelitian selanjutnya dengan variabel dan desain yang bebas.
9

1.5 Keaslian Penelitian

No Penelitian

1 Judul Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

(Study Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar).

Jurnal Ilmiah Media Engineering.

Peneliti Soputan, G. E., Sompie, B. F., dan Mandagi, R. J.

Hasil Sesuai dengan pengolahan data diperoleh nilai risiko yang tinggi,

yaitu material terjatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja

dengan indeks risiko sebesar 20 dan penggolongan risiko pada

Very High Risk. Untuk penggolongan risiko pada level High

Risk sebanyak 21 variabel yang dapat membahayakan pekerja

dan pekerjaan, sedangkan untuk penggolongan pada level

Medium Risk didapatkan sebanyak 18 variabel.

2 Judul Analisa Komitmen Manajemen Rumah Sakit (RS) Terhadap

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima Medika

Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip).

Peneliti Ivana, A., Widjasena, B., dan Jayanti, S.

Hasil RS Prima Medika Pemalang sudah memiliki komitmen awal

yang diungkapkan secara lisan untuk membentuk struktur K3RS

akan tetapi belum diwujudkan dalam bentuk kebijakan secara

tertulis dan struktur organisasi yang khusus untuk K3RS, namun

RS sudah memiliki dana yang digunakan untuk keperluan K3RS

seperti pengadaan Alat Pelindung Diri, pembelian APAR dan


10

alat – alat keselamatan lainnya.

3 Judul Monitoring Kinerja dalam Meningkatkan Kepatuhan Perawat

Melaksanakan Standar Operasional Prosedur. Faktor Penyebab

Rendahnya Jumlah Pria Menjadi Akseptor Keluarga Bencana

Peneliti Suardana, I. K., dan Susanti, N. N. T.

Hasil Terjadi peningkatan kepatuhan dalam melaksanakan standar

operasional prosedur sebelum dan setelah penerapan monitoring

kinerja perawat. Monitoring kinerja efektif dalam meningkatkan

kepatuhan perawat melaksanakan standar operasional prosedur

Injeksi Intravena dan Merawat Luka di IRNA C RSUP Sanglah

Denpasar dengan nilai p = 0,001 dan t test adalah -49.85.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)

SOP Prosedur Kerja disusun untuk memberikan petunjuk yang jelas pada

langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan kegiatan (Nazvia, et

al, 2014).

2.1.1 Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP)

SOP adalah suatu perangkat instruksi/ langkahlangkah yang dibakukan

untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana standar prosedure

operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus

bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat

oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi (Nazvia, et al, 2014).

2.1.2 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

SOP bertujuan agar berbagai kerja rutin terlaksana dengan efisien,

efektivitas, konsisten atau seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan melalui pemenuhan standart yang berlaku (Nazvia, et al, 2014).

2.1.3 Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)

Berikut ini adalah beberapa manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)

yang dipaparkan oleh Nazvia, et al, (2014) :

1. Akan diperoleh acuan yang jelas untuk memastikan staf rumah sakit

melaksanakan pekerjan.

11
12

2. Adanya konsistensi dalam pelaksanaan

3. Adanya kemampuan menelusuri kembali.

4. Memungkinkan pengendali pencegahan untuk perbaikan terus menerus.

5. Memenuhi persyaratan standar pelayanan rumah sakit atau akreditasi

6. Memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan terhadap citra sarana

kesehatan.

7. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut

dengan membakukan proses dan hubungan antar fungsi

2.2 Kepatuhan Perawat

2.2.1 Definisi Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu nutrix yang berarti merawat

atau memelihara. Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat, dan

melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (Hutabarat, 2021).

Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan

layanan kesehatan. Perawat adalah orang yang dididik menjadi tenaga paramedis

untuk menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk

mendalami bidang perawatan tertentu. Florence Nightingale dalam bukunya What

It Is, and What It Is Not, menyatakan bahwa” peran perawat adalah menjaga

pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang

menimpa dirinya (Hutabarat, 2021).


13

Hutabarat, (2021). Pancho ,et al, (2021). dan Febriana, (2017) berpendapat

bahwa perawat memiliki peran sebagai berikut:

a. Pelaksana Layanan Keperawatan (Care provider)

Perawat memberikan layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung

kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan

kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien disemua tatanan

layanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,

berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi oleh etik dan etika keperawatan

serta berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.

b. Pengelola (Manajer)

Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola layanan

keperawatan di semua tatanan layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan

sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya

sesuai konsep manajemen keperawatan.

c. Advokat Klien

Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan

keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi

pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan

atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat

berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi

hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang

penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan

hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.


14

d. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

e. Kolaborator

Peran ini dilakukan untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat

menggunakan keahlian berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum

mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien,

pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana

tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien.

f. Konsultan

Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien

terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Pembaharuan

Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,

perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan

keperawatan.
15

h. Penyuluh

Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep data-data

tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,

menilai apakah klien memahami hal-hal yang yang dijelaskan dan mengevaluasi

kemajuan dalam pembelajaran.

i. Rehabilitator

Rehabilitasi merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi

maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan

ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktifitas rehabilitatif dan resoratif mulai dari

mengajar klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai membantu klien

mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis

j. Pemberi Kenyamanan

Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat klien sebagai

seorang manusia, merupakan peran tradisional dan historis dalam keperawatan

dan telah berkembang sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat

melakukan peran baru. Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya

membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi

ketergantungan emosi dan fisiknya.


16

k. Komunikator

Peran sebagai komunikator yaitu mencakup komunikasi dengan klien dan

keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi

dan komunitas. Kuallitas komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam

memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.

l. Pengendalian Infeksi

Peran perawat pengendali infeksi adalah menyediakan layanan konsultasi

mengenai semua aspek pencegahan dan pengendalian infeksi, dengan

menggunakan metode yang berdasarkan bukti penelitian, praktis, dan keefektifan

biaya. Audit, penelitian, dan pendidikan kesehatan merupakan aspek utama peran

ini. Perawat pengendali infeksi dan tim memiliki peran besar dalam menangani

kejadian infeksi.

2.2.2 Fungsi Perawat

Terdapat beberapa fungsi perawat yang diutarakan oleh Pancho ,et al,

(2021) sebagai berikut:

2.2.2.1 Fungsi Keperawatan Mandiri

Tindakan keperawatan mandiri (independen) adalah aktivitas keperawatan

yang dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan

keterampilannya.
17

2.2.2.2 Fungsi Keperawatan Ketergantungan

Tindakan keperawatan ketergantungan (dependen) adalah aktivitas

keperawatan yang dilaksanakan atas instruksi dokter atau dibawah pengawasan

dokter dalam melaksanakan tindakan rutin yang spesifik.

2.2.2.3 Fungsi Keperawatan Kolaboratif

Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah akivitas yang

dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain atau tim kesehatan lain. Tindakan

kolaboratif terkadang menimbulkan adanya tumpang tindih pertanggungjawaban

diantara personal kesehatan dan hubungan langsung kolega antar-profesi

kesehatan. Sebagai contoh, perawat dan ahli terapi pernafasan bersama-sama

membuat jadwal latihan bernapas pada seorang pasien.

2.2.3 Tanggungjawab Perawat

Menurut Yuningsih, (2016) secara umum perawat mempunyai tanggung

jawab dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan, meningkatkan ilmu

pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.


18

2.2.4 Kepatuhan

Kepatuhan adalah salah satu perilaku pemeliharaan kesehatan yaitu usaha

seseorang untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tidak sakit

dan usaha penyembuhan apabila sakit. Kepatuhan merupakan suatu perubahan

perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati

peraturan (Anggreni dan Safitri, 2020).

2.2.4.1 Aspek-aspek kepatuhan

Melihat persoalan kepatuhan dalam realitasnya ditentukan oleh tiga aspek,

yaitu (Juniartika, 2012) :

a. Pemegang otoritas

Status yang tinggi dari figur yang memiliki otoritas memberikan

pengaruh penting terhadap perilaku kepatuhan.

b. Kondisi yang terjadi

Terbatasnya peluang untuk tidak patuh dan meningkatnya situasi yang

menuntut kepatuhan.

c. Orang yang mematuhi

Kesadaran seseorang untuk mematuhi peraturan karena ia mengetahui

bahwa hal itu benar dan penting untuk dilakukan.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dibagi menjadi dua yaitu

faktor internal meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, motivasi dan faktor

eksternal meliputi karakteristik organisasi, karakteristik kelompok kerja,

karakteristik pekerjaan, karakteristik lingkungan (Sari, 2020).


19

2.3.1 Pendidikan

Tingginya pendidikan seorang perawat dapat meningkatkan kepatuhan

dalam melaksanakan kewajibannya, sepanjang bahwa pendidikan tersebut

merupakan pendidikan yang aktif. Semakin tinggi pendidikan seorang maka

seorang cenderung berperilaku kepatuhan baik (Sari, 2020). Pendidikan

merupakan totalitas interaksi manusia untuk pengembangan manusia seutuhnya,

dan pendidikan merupakan proses yang terus-menerus yang senantiasa

berkembang. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata cara seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan (Sari, 2020).

Pendidikan (formal) didalam suatu organisasi adalah suatu proses

pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah suatu proses mendewasakan diri kearah yang lebih baik untuk

mengembangkan kemampuan yang diinginan oleh organisasi bersangkutan.

Potensi diri merupakan aspek utama yang perlu menjadi perhatian seseorang

sebelum ia melihat pada dunia kerja yang akan dimasukinya (Sari, 2020).

Betapapun tingginya pendidikan formal pendidikan seseorang, kalau ia tidak

terampil melakukan apa yang sudah diketahuinya, maka keberhasilan akan

menjauh dari dirinya. Pengetahuan dan keterampilan ini berkaitan erat dengan

bidang pekerjaan atas jasa yang digelutinya (karier) (Hidayatullah, 2018)


20

2.3.2 Masa Kerja

Masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan

menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Masa kerja menunjukkan

berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan. Masa

kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah

dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi

dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa

nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan

dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua (Juwita, 2016).

2.3.3 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya sehingga menghasilkan

pengetahuan. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera

pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian

pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga. Setiap orang memiliki

pengetahuan, dan setiap orang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda.

Secara garis besar tingkat pengetahuan seseorang diantaranya, yaitu : Tahu

(Know), Memahami (Comprehensif), Aplikasi (Aplication), Analisis (Analysis),

Sintesis (Synthesis), dan Evaluasi (Evaluation) (Sukesih et al, 2020).


21

2.3.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut

Sukesih et al, (2020), yaitu :

1. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan seseorang agar dapat memahami suatu hal. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk

memenuhi kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih

mengerti mengenai penyakit dan pengelolaanya dari pada non tenaga medis.
22

3. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Dengan bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan

lebih berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

4. Minat

Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni, sehingga seseorang

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang pada masa

lalu. Pada umumnya semakin banyak pengalaman seseorang, semakin bertambah

pengetahuan yang didapatkan. Dalam hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang

pernah atau bahkan sering mengalami diare seharusnya lebih tinggi daripada

pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami diare sebelumnya.

6. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam lingkungan

tersebut. Contohnya, apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan

lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap

menjaga kebersihan lingkungan.


23

7. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada umumnya semakin mudah

memperoleh informasi semakin cepat seeorang memperoleh pengetahuan yang

baru.
24

2.4 Kerangka Teori

Rumah Sakit

Mutu Pelayanan

Standar Operasional Prosedur


(SOP)

Faktor Pengetahuan
Faktor Masa Kerja tentang Faktor Pendidikan tentang
tentang Standar
Standar Operasional Standar Operasional
Operasional Prosedur
Prosedur (SOP) Prosedur (SOP)
(SOP)

Kepatuhan penerapan
Standar Operasional
Prosedur (SOP)

Bagan 2.4 kerangka teori


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian yang dapat digambarkan sebagai

berikut:

Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan Kepatuhan penerapan
1. Pendidikan Standar Operasional
2. Masa Kerja Prosedur (SOP)
3. Pengetahuan

Bagan 3.1: Kerangka Konsep

25
26

3.2 Definisi Operasional

Pengertian definisi operasional yaitu kepentingan merumuskan variabel

secara operasional didasarkan pada suatu kenyataan bahwa variabel-variabel

penelitian sebenarnya merupakan kumpulan konsep mengenai fenomena yang

diteliti. Maka rumusan yang masih bersifat konseptual, maknanya masih abstrak,

malah mungkin dapat bersifat mengaburkan pemahaman yang dimaksud

sebenarnya. Dengan demikian variabel yang masih dalam tataran konsep teoritis

belum dapat diukur. Untuk itu, sangat diperlukan suatu perumusan operasional

terhadap variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian (Badriah, 2019).

Tabel 3.2 Perumusan operasional terhadap variabel-variabel yang terlibat

Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Pengetahuan Pengetahuan: kuesioner Responden A. Baik, jika Ordinal
Segala sesuatu mengisi dengan nilai
yang diketahui kuesioner benar, antara
oleh responden 80%-100%.
mengenai B. Cukup, jika
kepatuhan dengan nilai benar
responden antara 56%-79%.
(Khairiah, C. Kurang, jika
2012) dengan nilai benar
< 56%.

Masa Kerja Masa Kerja: Lembar Responden 1. Masa Kerja Ordinal


Lama Observasi mengisi kurang dari 2
responden kuesioner Tahun.
bekerja pada 2. Masa Kerja
masing-masing lebih dari 2
pekerjaan, Tahun
sehingga
menghasilkan
sebuah
pengalaman
mengenai
kepatuhan
responden
(Khairiah,
2012)
27

Pendidikan Pendidikan: kuesioner Responden Jenjang Ordinal


Tingkat mengisi pendidikan formal
pendidikan kuesioner responden
terakhir terakhir
responden mencakup :
terhadap 1. D3
kepatuhan Keperawatan
dalam 2. S1
menerapkan Keperawatan
SOP (Susanto, 3. Ners
2021)
Kepatuhan Kepatuhan: Kuesioner Responden a. Baik : Ordinal
Penerapan Ketaatan mengisi 76%-100%.
SOP responden kuesioner b. Cukup:
dalam 56%-75%.
melakukan c. Kurang
penerapan SOP : < 56%
(Khairiah,
2012)
28

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa

yang kita dan atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dan

hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Badriah, 2019).

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan dengan

penerapan SOP.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor masa kerja dengan

penerapan SOP.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan

penerapan SOP.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, jenis

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen penelitian, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi

secara sistematik akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai

bidang tertentu (Badriah, 2019). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah cross sectional, yaitu untuk mencoba mencari hubungan antar variabel dan

subyek penelitian dikumpulkan dan diukur dalam waktu bersamaan

(Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini mencari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Perawat dengan Penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan

Keperawatan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon.

29
30

4.2 Variabel Penelitian

4.2.1 Variabel Bebas

Pengertian variabel bebas adalah variabel yang variasinya mempengaruhi

variabel lain. Variabel bebas dapat juga berarti variabel yang pengaruhnya

terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel ini sengaja dipilih dan

dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain dapat diamati dan

diukur (Badriah, 2019). Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pengetahuan, masa kerja dan pendidikan.

4.2.2 Variabel Terikat

Pengertian variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut

diaamati dan ada tidaknya, membesar mengecilnya, atau berubahnya variasi yang

tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain (Badriah, 2019). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Perawat dengan Penggunaan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit.


31

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Pengertian dari populasi adalah kelompok subyek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek tersebut

harus memiliki ciri – ciri atau karakeristik bersama yang membedakannya dari

kelompok subyek lainnya. Ciri-ciri tersebut seperti halnya, ciri lokasi, ciri

individu, atau juga ciri karakter tertentu (Badriah, 2019). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di instalasi rawat inap sebanyak 64

orang.

4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada dipopulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunkan sampel yang ada di populasi itu. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling. Seluruh perawat

pelaksana sebanyak 64 orang. Agar karakteristik pada sempel tidak menyimpang

dari populasi maka sebelum melakukan pengambilan sempel perlu dilakukan

penentuan kriteria inklusi dan eklusi.


32

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi ialah kriteria atau ciri-ciri yang ada pada setiap anggota

populasi untuk diambil sebagai sampel: yaitu sebagai berikut: Perawat di Ruang

Inap Rumah Sakit Ciremai, Bersedia menjadi responden, mengikuti proses

penelitian dari awal sampe akhir.

4.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eklusi ialah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel, yaitu perawat yang tidak hadir (sakit/cuti) pada saat

penelitian

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dapat diartikan sebagai alat pengumpulan data yang telah baku

atau alat pengumpulan data yang memiliki standard validitas dan reliabilitas.

Instrumen yang valid dan reliable, akan sangat menentukan kualitas data yang

dikumpulkan. Suatu instrument selain memiliki norma validitas dan reliabilitas,

juga harus memiliki nilai objektivitas dan prosedur baku untuk penggunaannya.

Jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

atau angket, kuisioner atau angket merupakan suatu bentuk instrumen pengumpul

data yang sangat fleksibel, terperinci, lengkap, dan relatif mudah digunakan

(Badriah, 2019).
33

4.5.1 Uji Validasi

Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur (kuesioner)

yang dibuat benar – benar mengukur apa yang ingin peneliti ukur. Apabila

kuesioner kuesioner yang telah dibuat sudah memiliki validasi yang konstruk, hal

tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan – pertanyaan yang terdapat pada

kuesioner, telah mengukur variabel yang kita ukur. Uji validitas dalam penelitian

ini diukur dengan korelasi rank spearman test yaitu dengan menganalisis korelasi

bermakna (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini kuesioner tentang

pengetahuan, pendidikan, masa kerja dan kepatuhan mengadopsi dari (Sari, 2016),

(Susanto, 2021), dan (Yotlely, 2019).

a. Pengetahuan

Kuesioner telah dilakukan uji validitas dengan cara mengukur korelasi antar

variabel dengan melihat nilai corrected item total correlation, dengan ketentuan

bila nilai r hitung > nilai r tabel, dan α = 5% (0,361), maka dinyatakan valid dan

sebaliknya. Hasil dari uji validitas menyatakan valid hal ini dikarenakan ada

korelasi dengan nilai rhitung= 0.393 lebih besar dari pada rtabel= 0,361 (Sari,

2016).

b. Masa Kerja

Kuesioner telah dilakukan uji validitas dengan cara mengukur korelasi antar

variabel dengan melihat nilai corrected item total correlation, dengan ketentuan

bila nilai r hitung > nilai r tabel, dan α = 5% (0,361), maka dinyatakan valid dan

sebaliknya. Hasil dari uji validitas menyatakan valid, dikarenakan ada korelasi

dengan nilai rhitung= 0.777 lebih besar dari pada rtabel= 0,361 (Yotlely, 2019).
34

c. Pendidikan

Kuesioner telah dilakukan uji validitas dengan cara mengukur korelasi antar

variabel dengan melihat nilai corrected item total correlation, dengan ketentuan

bila nilai r hitung > nilai r tabel, dan α = 5% (0,361), maka dinyatakan valid dan

sebaliknya. Hasil dari uji validitas menyatakan valid, dikarenakan ada korelasi

dengan nilai rhitung= 0,401 lebih besar dari pada rtabel= 0,361 (Susanto, 2021).

d. Kepatuhan

Kuesioner telah dilakukan uji validitas dengan cara mengukur korelasi antar

variabel dengan melihat nilai corrected item total correlation, dengan ketentuan

bila nilai r hitung > nilai r tabel, dan α = 5% (0,361), maka dinyatakan valid dan

sebaliknya. Hasil dari uji validitas menyatakan kuesioner dikatakan valid hal ini

dikarenakan ada korelasi dengan nilai rhitung= 0.506 lebih besar dari pada rtabel=

0,361 (Sari, 2016).

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks untuk melihat seberapa jauh alat ukur bisa

digunakan atau diandalkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari kuesioner

tersebut bisa konsisten. Perhitungan reliabilitas harus dengan kuesioner yang

sudah divalidasi. Pada penelitian ini kuesioner tentang pengetahuan, pendidikan,

masa kerja dan kepatuhan mengadopsi dari Sari (2016), Susanto (2021), dan

Yotlely (2019).
35

a. Pengetahuan

Pada penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu

menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui reliabilitas

dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60. Hasil dari uji reliabilitas menyatakan

total 12 pertanyaan dikatakan realibility hal ini dikarenakan dengan

membandingkan 0.637 > 0,60 (Sari, 2016).

b. Masa Kerja

Pada penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu

menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui reliabilitas

dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60. Hasil dari uji reliabilitas kuesioner

dikatakan realibility hal ini dikarenakan dengan membandingkan 0.614 > 0,60

(Yotlely, 2019).

c. Pendidikan

Nilai Alpha Cronbanch 0,885, dengan taraf kesalahan 5% diperoleh 0,361

dan taraf 1 %= 0,463, dikarenakan r hitung lebih besar dari r table untuk taraf

kesalahan 5 % maupun 1% (0,885>0,463>0,361) maka dapat disimpulkan

kuisioner ini reliable dan dapat dipergunakan untuk penelitian (Susanto, 2021).

d. Kepatuhan

Pada penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas

yaitu menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui

reliabilitas dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60. Hasil dari uji

reliabilitas kuesioner dikatakan realibility hal ini dikarenakan dengan

membandingkan 0.639 > 0,60 (Sari, 2016).


36

4.6 Teknik Pengumpulan Data

4.6.1 Sifat dan Sumber Data

Sifat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui kegiatan

wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau pengamatan

langsung di lapangan. Bahwa data sekunder merupakan sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain

atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan untuk mendukung

informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu dari bahan pustaka,

literatur, penelitian terdahulu, buku, laporan-laporan kegiatan (Badriah, 2019).

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi dan juga form kuesioner yang terdiri dari pertanyaan mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan penerapan SOP tindak keperawatan sebagai

responden. Langkah – langkah pengumpulan data:

Mengajukan izin penelitian kepada institusi tempat pelaksanaan,

pengumpulan data sebelumnya memberikan penjelasan singkat kepada responden

dan responden bersedia menjadi sampel penelitian, setelah data terkumpul

dilakukan tabulasi, dan menganalisa data yang telah ditabulasi.


37

4.7 Pengolahan Data dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang

dibagikan kepada responden. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dalam

melaksanakan pengumpulan data sesuai prosedur yang tidak melanggar protokol

sebagaimana mestinya:

1. Tahap Pertama

Pelaksanaan penelitian didahului dengan cara peneliti mendata responden,

yang ingin diteliti peneliti menentukan sampel penelitian melalui teknik total

sampling. Peneliti memulai komunikasi dengan perawat yang dijadikan responden

dengan memulai memperkenalkan diri. Peneliti juga memberikan informasi

tentang maksud dan tujuan penelitian serta memberikan informasi mengenai

proses penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang lembar informed

consent kemudian peneliti memberikan lembar informed consent kepada perawat

di rumah sakit ciremai secara langsung.


38

2. Tahap Kedua

Responden yang bersedPuia menjadi subjek penelitian mengisi

lembar informed consent yang telah diberikan dengan menjawab “iya” dan

apabila terdapat responden yang tidak bersedia mengisi lembar informed

consent dengan menjawab “tidak” maka peneliti tidak menjadikan

responden tersebut menjadi subjek penelitian. Peneliti selanjutnya

memberikan arahan kepada perawat yang telah mengisi lembar informed

consent menjawab “iya” untuk mengisi kuesioner sudah ada. Apabila

terdapat responden mengalami kesulitan dalam membaca peneliti bisa

membantunya (membacakan kuesioner).

3. Tahap Ketiga

Responden yang sudah mengisi kuesioner dapat mengembalikan

lembar persetujuan secara langsung. Peneliti memeriksa kelengkapan hasil

kuisioner yang telah diisi oleh responden. Kuisioner yang belum lengkap

diisi oleh responden, peneliti mengingatkan kembali untuk mengisinya.

Responden yang belum memahami isi pertanyaan dari kuisioner berhak

bertanya kepada peneliti mengenai isi pertanyaan.


39

4. Tahap Keempat

Kuesioner penelitian yang telah diisi, selanjutnya dilakukan

pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan cleaning.

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan atau pemeriksaan data yang ada lalu

diperiksa apakah sudah sesuai dengan jumlah sampel dan apakah cara

pengisian sudah benar atau terdapat kekeliruan sehingga jawaban lengkap,

jelas, relevan, dan konsisten.

b. Coding

Setelah dilakukan Editing, selanjutnya peneliti memberikan kode

pada kuesioner yang telah terisi sesuai dengan kode hasil ukur (data) yang

tercantum pada tabel definisi operasional. Dengan tujuan untuk

mempermudah analisi data.

c. Data Entry atau Processing

Setelah kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati

pengkodean, selanjutnya peneliti memproses data agar data yang sudah di-

entry dapat dianalisi. Proses data dilakukan dengan cara meng-entry data

dari kuesioner ke paket program computer. Kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau membuat tabel kontingensi.


40

d. Tabulating

Pada tahap ini peneliti melakukan proses mengelompokkan data

sesuai dengan tujuan penelitian ini, kemudian dimasukan dalam tabel yang

sudah disiapkan. Setiap pertanyaan dan pernyataan yang sudah diberi nilai,

hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan

dan pernyataan pada kuesioner.

e. Data Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber atau data responden selesai

dimasukan, perlu dicetak kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian

dilakukan koreksi, proses ini disebut pembersihan data.


41

4.7.2 Analisis Data

Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap setiap variable dari

setiap hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2018).

4.7.2.1 Analisis Univariat

Analisis data dapat dilakukan secara univariat untuk melihat tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini

menghasilkan distribusi dari persentase dari tiap variabel. Analisis

penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara

mendeskripsikan variabel yang digunakan dalam penelitian melalui

distribusi frekuensi (Badriah, 2019).

f
P= × 100 %
N

Keterangan: P = Jumlah presentase jawaban

f = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah total pertanyaan


42

4.7.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan satu sama lain. Analisis ini digunakan

untuk melihat hubungan dari variabel bebas, terikat, menggunakan uji

statistic Rank Spearman Badriah, (2019). Secara sistematis analisis Rank

Spearman diformulasikan sebagai berikut:

6∑2
di
ρ=1− 2
n(n −1)

Keterangan:

ρ = Koefisien korelasi rank spearman test

n = banyak ukuran sample

∑2di = Jumlah kuadrat dari selisih rank spearman variabel x

dengan variabel y

Interpretasi hasil uji korelasi spearman didasarkan pada nilai p,

kekuatan korelasi dan arah korelasinya. Interpretasi hasil uji hipotesis

adalah sebagai berikut: Parameter Nilai P : 1. P < 0,05 : Terdapat korelasi

yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 2. P > 0,05 : Tidak terdapat

korelasi yang bermakna antara variabel korelasi.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian.

Prinsip etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan

proposal hingga penelitian (Notoatmodjo, 2018).


43

4.8.1 Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian, akan diberikan lembar persetujuan kepada

responden dengan tujuan agar responden mengerti maksud, tujuan, dan dampak

penelitian. Jika responden bersedia maka, mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati

hak responden.

4.8.2 Anonimity

Peneliti harus menjaga kerahasiaan identitas responden dengan cara tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, lembar tersebut

cukup diberi kode tertentu.

4.8.3 Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil riset

/penelitian.

4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Sakit Ciremai,

karena di Rumah Sakit Ciremai masih ada yang tidak patuh SOP. Hal

tersebut menarik penulis untuk menelitinya. Tahap-tahap dalam

pelaksanaan kegiatan ini rencananya akan dimulai dari tahap persiapan

observasi, sampai dengan penulisan hasil penelitian. Rencananya

penelitian ini akan dilakukan pada bulan maret 2022.


DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R. (2019). Kebijakan dan Respons Epidemik Penyakit Menular. PT


Penerbit IPB Press.
Anggreni, D., & Safitri, C. A. (2020). Hubungan Pengetahuan Remaja tentang
COVID-19 dengan Kepatuhan dalam Menerapkan Protokol Kesehatan di
Masa New Normal. Hospital Majapahit, 12(2), 134–142.
Anggriani, I., & Herfianti, M. (2017). Implementasi Standar Operasional Prosedur
(Sop) Pelayanan Akta Kelahiran pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Bengkulu. EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Bisnis, 5(2).
Annajah, U., & Falah, N. (2017). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Motivasi
Berprestasi Anak Panti Asuhan Nurul Haq Yogyakarta. Hisbah: Jurnal
Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam, 13(2), 102–115.
Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta.
Badriah, D. L. (2019). Metodologi penelitian Ilmu-Ilmu kesehatan. Bandung :
Multazam.
Bando, J. J., Kawatu, P. A., & Ratag, B. T. (2020). Gambaran Penerapan Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Rumah Sakit
Advent Manado. KESMAS, 9(2).
Barat, R. K. M. S., & Ningsih, H. E. R. D. I. A. N. A. (2018). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Di
Instalasi Rawat Inap (Doctoral dissertation, Thesis, Hasanuddin University)
Candra, I. W. D. (2017). Jiwa. Psikologi Landasan Keilmuan Praktik
Keperawatan Jiwa.
Darmadi, S. (2008). Infeksi Nosokomial Problematika &
Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.
Dharma, S. (2013). Manajemen Kinerja, Falsafah, Teori dan Penerapannya,
cet. VI. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Febriana, D. V. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. Anak Hebat Indonesia.
Fridayanti, N., & Kusumasmoro, R. (2016). Penerapan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di PT Ferron Par Pharmaceuticals Bekasi. Jurnal
Administrasi Kantor, 4(1), 211-234.

44
Gayatri, D. (2014). Mendesain Instrumen Pengukuran Sikap. j Keperawatan
indonesia. Mendesain Instrumen Pengukuran Sikap. j Keperawatan
Indonesia.
Harahap, R. A. (2017). Pengaruh faktor predisposing, enabling dan reinforcing
terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi di Puskesmas Bagan
Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Jumantik (Jurnal
ilmiah penelitian kesehatan), 1(1), 79-103.
Hidayatullah, D. (2018). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 8–24.
Hutabarat, G. (2021). Karya Tulis Ilmiah Penggunaan Alat Pelindung Diri Oleh
Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung
Kabupaten Tapanuli Utara. Sumatera Utara.
Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Manajemen
Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
RS Prima Medika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 2(1),
35-41.
Juniartika, R. (2012). Kepatuhan Terhadap Peraturan Sekolah Pada Siswa di SMK
XX Padang. Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang,
9(4), 1–6.
Juwita, E. (2016). Analisis Kepatuhan Petugas Filing Terhadap Standar
Operasional Prosedur (SOP) Retensi Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang Tahun 2016. Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Khairiah, K, (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Perawat untuk Menggunakan Alat Pelindung Diri di Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).
Kombih, S. U., Fitriani, A. D., & Simanjorang, A. (2020). Analisis Kepatuhan
Perawat Terhadap Penggunaan Standar Prosedur Operasional (Spo)
Keperawatan Di IGD RSUD Kota Subulussalam. MPPKI (Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health
Promotion, 3(2), 136-142.
Lubis, D. A. S. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan
Perilaku terhadap Pencegahan Infeksi Covid-19 Pada Mahasiswa Semester
6 Fakultas Kedokteran USU. Skripsi.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/31033

45
Ma'rufah, S., Matulessy, A., & Noviekayati, I. G. G. A. (2014). Persepsi terhadap
kepemimpinan kiai, konformitas dan kepatuhan santri terhadap peraturan
pesantren. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(02).

Mirzaya, I. P. (2020). Analisis Determinan Kepatuhan Masyarakat Kecamatan


Percut Sei Tuan Kabupaten Deli.
Moniung, F., Rompas, S., & Lolong, J. (2016). Hubungan lama kerja dengan
kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan infus di RSU
GMIM pancaran kasih Manado. JURNAL KEPERAWATAN, 4(2).
Mubarok, S. (2007). Alat pelindung Diri.
Nazvia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014). Faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di ICU-ICCU RSUD
Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 21-25.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Metodologi
Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nopia, N., Mahyudin, M., & Haskas, Y. (2013). Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Perawat dalam Menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pemasangan Kateter Uretra di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 2(1), 49-57.
Pancho Kaslam, D. R. M., PD-KPTI, S., Satari, H. I., & Kurniawan, L.
(2021). Buku Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi. Universitas
Indonesia Publishing.
Parwata, N. M. R. N., & Nursana, I. M. (2017). Gambaran Kepatuhan Perawat
Dalam Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Cuci Tangan Di
Ruang Isolasi Dan Bedah RSUD Poso. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 4(1).
Sakinah, S., Wigati, P. A., & Arso, S. P. (2017). Analisis Sasaran Keselamatan
Pasien Dilihat Dari Aspek Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dan Keamanan
Obat Di Rs Kepresidenan Rspad Gatot Soebroto Jakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 5(4), 145-152.
Sari, D. A. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Pendokumentasian Surgical Surgery Checklist. Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 9–27.
Soputan, G. E., Sompie, B. F., & Mandagi, R. J. (2014). Manajemen Risiko
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)(Study Kasus Pada Pembangunan
Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4).

46
Sugiharto, A. D., Sutanto, A., & Hidayat, A. C. (2020). Analisis Patient Safety Di
Laboratorium Parahita Yogyakarta. Jurnal Penelitian IPTEKS, 5(1), 24-36.
Sukesih, S., Usman, U., Budi, S., & Sari, D. N. A. (2020). Pengetahuan Dan Sikap
Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan Covid-19 Di Indonesia. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 258.
Stiyawan, H., Mansur, M., & Noor, V. M. M. (2018). Dampak Tidak Patuh
Terhadap Pelaksanaan SOP Alur Rawat Jalan di Rumah Sakit" X"
Malang. Ekspektra: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2(1), 01-16.
Sulistiyaningsih, M. D., & Muniroh, M. (2018). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan SOP Asuhan
Keperawatan Jiwa Literatur. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang, Indonesia, 130.
Yuningsih, R. (2016). Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan dalam Upaya
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Aspirasi: Jurnal
Masalah-masalah Sosial, 7(1), 63-76.

47
48
LAMPIRAN

49
Lampiran 1

SURAT STUDI PENDAHULUAN

50
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Saudara/i………

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurfitria Ramadhany

NIM : CKR0180217

Mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan bermaksud

mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Perawat Dengan Penggunaan SOP Tindakan Keperawatan Di Rumah Sakit Ciremai Kota

Cirebon”.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon ketersediaan Saudara/i untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Saya berjanji akan menjaga kerahasiaan dari data

yang diperoleh baik dalam proses pengumpulan, pengolahan ataupun penyajian dan data

tersebut hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara/I, saya ucapkan terima kasih

Cirebon, Januari 2022

Hormat Saya

Nurfitria Ramadhany

51
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (inisial) : .........................................

Jenis Kelamin : .........................................

Umur : .................. Tahun

Alamat : .....................................................................

.......................................................................

No. Telp/HP : .........................................

Menyatakan telah mendapatkan informasi lengkap serta telah memahami tujuan, manfaat,
dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dengan judul “Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dengan Penggunaan SOP Tindakan
Keperawatan Di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon” . Saya mengerti bahwa
penelitian ini menjunjung tinggi hak saya sebagai responden. Saya memahami bahwa
keikutsertaan saya menjadi responden dalam penelitian ini akan memberikan manfaat
secara tidak langsung guna pengembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan.
Oleh karena itu, saya memutuskan secara sadar dan sukarela tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun untuk menyertakan saya menjadi responden dalam penelitian ini. Saya
juga diperbolehkan mengundurkan diri saat proses penelitian apabila terdapat perasaan
kurang nyaman, tanpa pemberian sanksi apapun dari peneliti. Demikian pernyataan ini
saya buat untuk dapat digunakan sesuai kegunaanya.

Cirebon, Januari 2022

Peneliti, Sanksi, Responden,

(.................................) (.................................) (.................................)

52
Lampiran 4

KUESIONER STUDI PENDAHULUAN


PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT CIREMAI KOTA CIREBON

Nama :

Usia :

Instansi :

Masa Kerja Selama

di Rumah Sakit :

Pendidikan Terakhir :

Petunjuk pengisian:

1. Tulis data dirinya.


2. Baca semua pernyataan dengan teliti.
3. Pengisian angket ini tidak dinilai “benar” atau “salah”, oleh sebab itu diharapkan anda
mengisi jawaban dengan jujur.
4. Cara menjawab dengan memberikan tanda ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia
dengan kriteria sebagai berikut.
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RG = Ragu-Ragu

No. Pernyataan SS S RG TS STS


1. Saya menggunakan APD untuk melindungi dari
semua potensi bahaya sewaktu bekerja.
2. Saya menggunakan APD yang disediakan oleh
rumah sakit
3. Saya menggunakan APD sesuai SOP yang dibuat
oleh rumah sakit.
4. Saya menggunakan APD untuk mencegah resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di Instalasi
rawat inap
5. Saya menggunakan Sarung tangan untuk
melindungi tangan dari bahaya bahan infeksius

53
No. Pernyataan SS S RG TS STS
6. Saya menggunakan Sarung tangan untuk
melindungi tangan dari bahaya bahan kimia
7. Masker yang saya gunakan untuk melindungi dari
bahaya infeksi yang ditransmisikan melalui udara
8. Gaun pelindung yang saya gunakan berfungsi
melindungi seragam dan kulit dari paparan bahan
infeksius
9. Gaun pelindung yang saya gunakan berfungsi
melindungi seragam dan kulit dari paparan bahan
kimia
10. Saya menggunakan Sepatu tertutup untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat serta
cairan yang jatuh atau menetes pada kaki
11. Saya menggunakan Sepatu tertutup yang memiliki
lapisan karet pada bagian bawah yang berfungsi
mencegah resiko jatuh dan terpeleset
12. Saya akan menggunakan menggunakan jarum
suntik sesuai SOP yang dibuat RS untuk
menghindari resiko tertusuk jarum
13. Saya akan menyimpana jarum suntik setelah
digunakan sesuai SOP yang dibuat RS untuk
menghindari resiko tertusuk jarum

54
Lampiran 5

JADWAL PENELITIAN

55
Lampiran 6

Lembar Kuesioner Penelitian

Petunjuk pengisian:

1. Tulis data dirinya.


2.Baca semua pernyataan dengan teliti.
3.Isilah setiap pernyataan dengan sebenar-benarnya.
4.Pengisian angket ini tidak dinilai “benar” atau “salah”, oleh sebab itu diharapkan anda
mengisi jawaban dengan jujur.
5. Cara menjawab dengan memberikan tanda ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia.
6. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapal/Ibu mengembalikan kepada yang
menyerahkan kuesioner.

DAFTAR PERTANYAAN

No. Responden :

Hari/ Tanggal :

Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

55
Kuesioner Pengetahuan Terhadap Penggunaan APD

(Sari, 2016)

Beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan!

Jawaban
(diisi oleh
No Pernyataan
Responden)
Benar Salah
1 Program penggunaan APD merupakan salah satu upaya
perlindungan dari semua potensi yang dapat
menimbulkan bahaya bagi perawat dan orang lain yang
ada di tempat kerja agar selalu dalam keadaan selamat
dan sehat serta aman dan efisien.
2 Kecelakaan kerja akibat tidak menggunakan APD
merupakan kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan, dikatakan tidak terduga karena dibelakang
peristiwa tersebut tidak ada unsur kesengajaan dan
selalu diikuti oleh kerugian material serta tidak
diharapkan.
3 Bagian keperawatan merupakan pekerja yang memiliki
risiko bahaya kecelakaan dan terjadinya paparan
penyakit dalam penanganan pekerjaannya. Maka perlu
penggunaan APD untuk meminimalisir resiko tersebut
4 Program penggunaan APD bertujuan untuk melindungi
pekerja agar tetap selamat dan sehat dalam bekerja.
5 Pelaksanaan program penggunaan APD pada
keperawatan tidak dapat meminimalisir angka
kecelakaan kerja dan angka kesakitan pada perawat
6 Pelaksanaan program APD di keperawatan bukan
merupakan hak dasar perlindungan para karyawan
7 Pelaksanaan program APD di keperawatan bukan
merupakan hak pemerintah dan kewajiban pimpinan
perusahaan.
8 Penggunaan alat pelindung diri (APD) befungsi untuk
melindungi karyawan dari gangguan kesehatan yang
mungkin terjadi sewaktu bekerja.
9 Semua yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan,
tidak termasuk dalam bahaya penggunaan APD.
10 Perilaku kepatuhan menggunakan APD merupakan
semua kegiatan manusia yang disadari dengan
keselamatan dan kesehatan, namun tidak dapat diamati
atau dilihat oleh pihak luar

56
Kuesioner Faktor Pendidikan Terhadap Tingkat Kepatuhan Perawat dalam
Menerapkan SOP
(Susanto, 2021)

Selama bekerja di ruang rawat inap, apa pendidikan terakhir bapa atau ibu?

D3 Keperawatan S1 Keperawatan

Ners

Kuesioner Faktor Masa Kerja Terhadap Tingkat Kepatuhan Perawat dalam


Menerapkan SOP

(Yotlely, 2019)

Berapa lama Bapa atau Ibu bekerja dirumah sakit Ciremai?

Kurang dari 2 tahun

Lebih dari 2 tahun

57
Kuesioner Kepatuhan dalam Menggunakan APD

(Sari, 2016)

Selama ini Alat Pelindung Diri (APD) apa saja yang anda gunakan pada waktu menjalan
tugas di ruang rawat inap?

Cirebon, ........................ 2022


Perawat

...................................................

58
Lampiran 7

59

Anda mungkin juga menyukai