Anda di halaman 1dari 40

KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL

DI PMB MASNONI

Oleh
KIKY FIQRIAN DEKA
NIM :1915401101

LAPORAN TUGAS AKHIR

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN
TANJUNG KARANG
TAHUN 2022

i
KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL
DI PMB MASNONI

Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Oleh
KIKY FIQRIAN DEKA
NIM : 1915401101

LAPORAN TUGAS AKHIR


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN
TANJUNGKARANG
TAHUN 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL

Penulis
Kiky Fiqrian Deka / NIM. 1915401101

Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan.

Bandar Lampung, Februari 2022

Tim Pembimbing LTA

Pembimbing Utama

Indah Trianingsih, SST.,M.Kes


NIP. 19820529200312200

Pembimbing Pendamping

Risneni, S.Si.,T , M..Kes


NIP.19620403198202003

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Kekurangan Energi
Kronik Pada Ibu Hamil”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang
2. DR.Sudarmi,S.Pd.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
3. Nelly Indrasari., S.SiT., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
4. Indah Trianingsih, SST., M.Kes selaku pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud
5. Risneni, S.SI.T,M.Kes selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud
6. I Gusti Ayu Mirah WS, S.ST.,M.Keb selaku ketua penguji yang telah
memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis
7. Kepada PMB yang telah memberi izin dan kesempatan untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir
Bandar Lampung, Feb 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR .....................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan .................................................................................................4
1. Umum ...........................................................................................4
2. Khusus ..........................................................................................4
D. Manfaat ...............................................................................................4
1. Manfat Teoritis..............................................................................4
2. Manfaat aplikatif............................................................................4
E. Ruang Lingkup ...................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Kasus......................................................................6
B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut.............................23
C. Hasil Penelitian Terkait................................................................23
D. Kerangka Teori.............................................................................26

BAB III METODE STUDI KASUS


A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan....................................................27
B. Subjek Laporan Kasus..................................................................27
C. Instrument Kumpulan Data...........................................................27
D. Teknik/Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder................27
E. Bahan dan Alat.............................................................................27
F. Jadwal Kegiatan............................................................................29

v
DAFTAR TABEL

Jadwal Kegiatan.....................................................................................................29

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori......................................................................................26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui
jalan lahir, agar kehamilan berkembang dengan normal dibutuhkan gizi yang
baik dan seimbang. Gizi yang baik dibutuhkan oleh ibu hamil untuk
mendukung proses pertumbuhan organ pendukung proses kehamilan. Ibu
hamil yang mengalami kekurangan gizi akan berakibat pada Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dan janin yang dikandungnya juga akan mengalami
kekurangan gizi.1 Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya
asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak)
maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi,
seng, kalsium dan iodium serta zat gizi mikro lain pada wanita usia subur
yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan). Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada masa kehamilan ditandai oleh rendahnya cadangan energi
dalam jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas
(LILA) <23,5 cm dan Indeks Massa Tubuh (IMT) <18,5 cm.2
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 melaporkan bahwa
prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada kehamilan secara global
37-75% dengan jumlah paling tinggi pada trimester ketiga dibandingan pada
trimester pertama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40 % kematian
ibu di Negara berkembang dengan prevalensi terbanyak dari kasus tersebut
karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat menyebabkan status
gizinya berkurang.3 Hasil Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) yang dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data PSG tahun 2016 menunjukkan
sebanyak 73,7% ibu hamil yang belum memenuhi kecukupan energi dan
70,7% ibu hamil yang belum memenuhi kecukupan protein dalam
konsumsinya sehari-hari. Dengan kecukupan energi dan protein di atas maka
hal ini berkontribusi cukup besar terhadap terjadinya ibu hamil KEK di

1
2

Indonesia.4 Prevalensi risiko KEK di Jawa Timur tahun 2014 wanita hamil
mencapai 27,5%.5 Berdasarkan hasil survey, jumlah ibu hamil dengan KEK di
Kabupaten Jombang tahun 2014 adalah 11,5%, yang mendapat suplemen gizi
sebesar 8,27%.6 Berdasarkan studi kasus pada tahun 2016 yang ada di PBM
Ririn Dwi Agustini, SST Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang dengan LILA <23,5 cm terdapat 23 orang (14,2%) dari
161 ibu hamil yang menderita KEK yang menyebabkan 6,2% bayi lahir
dengan BBLR, 1,8% ibu dengan anemia dan 1,2% persalinan lama.
Sedangkan tahun 2017 terdapat 31 orang (16,8%) dari 184 ibu hamil yang
menderita KEK.7
Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan
protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian Thaha dkk (2014), menyatakan bahwa faktor
penyebab terjadinya status gizi kurang pada ibu hamil adalah pengetahuan,
status gizi (konsumsi pangan), pendidikan, penyakit infeksi (tingkat
kesehatan), pekerjaan, dan status ekonomi.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat menyebabkan
risiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh
Kekurangan Energi Kronis (KEK) terhadap proses persalinan dapat
menyebabkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) terhadap
janin dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum dan
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Kekurangan gizi pada ibu
nifas dapat menyebabkan lamanya proses involusi uteri, infeksi, produksi ASI
tidak lancar dan konstipasi.9
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat dibantu dengan
cara pengaturan pola makan yang benar dan teratur selama kehamilan.
Seorang ibu hamil memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan dan
3

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan


komposisi dan metabolisme ibu. Kebutuhan energi untuk ibu hamil perlu
tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini
berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari
selama hamil. Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dapat
dibantu dengan pola makan dan kebiasaan makan yang baik selama
kehamilan. Pola makan dan kebiasaan makan yang baik sangat dianjurkan
bagi ibu hamil terutama ibu hamil dengan KEK yaitu menu seimbang dengan
jenis makanan yang bervariasi, tidak dianjurkan melakukan aktivitas berat,
istirahat cukup, konsumsi vitamin B kompleks dan tablet Fe selama
kehamilan, melakukan pemeriksaan rutin 1 bulan sekali dan ANC terpadu.
Pada masa nifas makan makanan yang bergizi agar tidak terjadi infeksi dan
produksi ASI lancar, ibu dianjurkan memakai kontrasepsi hormonal agar
tidak mengurangi berat badan ibu.10
Berdasarkan fakta di atas, masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)
ibu hamil merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan
masalah mortalitas maternal, maka pada kesempatan ini penulis tertarik
untuk menyelesaikan masalah secara Continuity of Care (COC) yaitu
mendampingi ibu selama kehamilan, proses persalinan, kunjungan nifas,
asuhan bayi baru lahir, dan KB serta mengambil judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diketahui ada 8% ibu hamil yang
mengalami KEK dari 90 ibu hamil,sedangkan di PMB Masnoni SST terdapat
5% yang mengalami KEK dari 40 ibu hamil. Adanya ibu hamil KEK ini perlu
dilakukan asuhan untuk mengurangi tingkat kejadian ibu hamil dengan KEK
sehingga tidak melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan kehamilan
dengan Kekurangan Energi Kronik di PMB Masnoni
4

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan ibu hamil pada Ny.
Dengan Kekurangan Energi Kronis di PMB Masnoni
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik di PMB Masnoni
b. Merumuskan diagnosa pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik
c. Merencanakan asuhan kebidanan yang akan dilakukan pada ibu hamil
dengan kekurangan Energi Kronik
d. Melakukan rencana tindakan pada ibu hamil dengan kekurangan
Energi Kronik
e. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada ibu hamil dengan
kekurangan Energi Kronik di PMB Masnoni
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronik

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman,
wawasan dan bahan dalam penerapan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, serta pemahaman penulisan dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir, khususnya asuhan kebidanan ibu hamil
pada Ny. dengan Kekurangan Energi Kronis di PMB Masnoni di Teluk
Betung.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Klien
Klien dapat merasa puas, aman, nyaman dan mengetahui serta
memahami tentang perubahan fisiologis pada ibu hamil sampai nifas
dan kebutuhan–kebutuhan selama kehamilan sampai nifas, sehingga
ibu dapat memulai masa kehamilan sampai nifas dengan sehat dan
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
5

b. Bagi Lahan Praktik (PMB)


Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu Asuhan Sayang Ibu, khususnya
dalam memberikan informasi tentang perubahan fisiologis, psikologis
dan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, Bayi Bru
Lahir, Neonatus dan pelayanan kontrasepsi secara komprehensif.
c. Bagi Bidan
Bahan informasi dan masukan pada Bidan khususnya pada bagian
yang terkait dalam meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang aktual dan potensial pada ibu hamil.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai kajian terhadap materi asuhan kebidanan serta referensi
bagi pengajaran perkuliahan sacara komprehensif pada ibu hamil
secara bermutu dan berkesinambungan.

E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Ditujukan kepada Ny. dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
mulai dari kehamilan.
2. Tempat
Lokasi yang digunakan untuk memberikan asuhan kebidanan pada
ibu adalah di PMB Masnoni, SST di Teluk Betung
3. Waktu
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan pada tanggal 28
Februari 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Ferdasi Obstetri Ginekologi Internasional , Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut internasional
(Prawirohardjo, 2014)
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya (Kristiyanasari, 2010)
b. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin , lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7
hari, atau 40 minggu) dihitung dai hari pertama haid terakhir.
Masa kehamilan dibagi dalam tiga triwulan:
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan
berat badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
2. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (penambahan berat
badan 4 ons perminggu).
3. Triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (penambahan berat badan
keseluruhan 12kg) (Waryono, 2010).

2. Perubahan Pada Ibu Hamil


Perubahan Fisiologis wanita hamil menurut (yeni kusmiati,2008) adalah
sebagai berikut:
1) Perubahan pada system reproduksi yang meliputi:

6
7

a. Vagina dan vulva


Akibat hormone ekstrogen dan progesteron, vagina dan vulva
mengalami perubahan, terjadinya hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan (lividae) atau
chatwick.
b. Servik uteri
Konsistensi servik menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar servik
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak
c. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh ekstrogen dan progesteron pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan oleh adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hiper plasia dan hiper tropi, peningkatan desi dua.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masa terdapat korpusluteum
graviditatum, korpuleteum graviditatum berdiameter kira-kira 3cm.
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Setelah usia kehamilan
16 minggu plasenta terbentuk dan menggantikan fungsi korpus leteum
graviditatum.
e. Payudara atau mamae
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu dapat
keluaran cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Selama
trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae membuat
ukuran payudara meningkat secara prokresif.
f. System endokrin
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan perumbuhan normal janin dan
pemulihan paska partum (nifas). Perubahan-perubahan hormonal
selama kehamilan terutama akibat produksi ekstrogen dan
progesterone dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan dari janin
8

g. System kekebalan
Peningkatan ph sekresi vagina wanita hamil membuat wanita
tersebut rentan terhadap infeksi vagina. System pertahanan tubuh
selama kehamilan akan tetap utuh kadar imunognlogulin dalam
kehamilan tidak berubah. Imunoglogulin G atau IgG merupakan
komponen utama dari imunoglogulin janin didalam uterus dan
neonatal dini.
2) Perubahan pada oargan dan sistem lainnya:
a. System Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilamg denga tuanya
kehamilan, bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul
b. Sistem Pencernaan
Perubahaan rasa tidak enak di lu tahi disebabkan karena
perubahaan posisi lambung dan allian baik lambung keesophagus
bagian bawah. Produksi asam lambung menurun, sering terjadi dan
muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus
sehingga motilitas seluruh traktus digesticus juga berkurang.
c. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi keplasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pu;a, mamae dan alat lain yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamila. Perubagan rata-rata
volume plasma maternal 20-100%.
d. Musculoskeletal
Akibat peningkatan kadar hormone estrigen dan progesterone,
terjaadi relaksai dari jaringan ikat, katrilago dan ligament juga
meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan
tersebut mengingkatka fleksibilitas dan mobilitas persediaan.
Keseimbngn kadar kalsium selama kehamilan biasaya normal
apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi.
9

e. Kulit
Perubahaan keseimbangan hormone dan peregangan, mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahaan dalam system
integument selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi
adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sudbemal,
hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas
kelenjar keringat dan keringat sebasea, peningkatan sirkulasi dan
aktifitas vasomotor. Jaringa elastic kulit mudah pecah, menyebabkan
menyebbakan strie gravidarumatau tanda regangan dan respon alergi
kulit meningkat.
f. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,
BMR mengingkat sehingga 15-20%. Yang umumnya terjaadi pada
triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperileh terutama
dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20
minggu keatas. Akann tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu
untuk mendapatakan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam
keadaan biasa wanita cukup hemat dalam pemakaian tenaganya.
g. System pernafasan
Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan
menyediakan kebutuhan ibu janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat
sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan
oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida. Wanita hamil
bernafas lebih dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat,
peningkatan volume tidak pernafasan yang berhubungan dengan
frekuensi nafas normal menyebabkan peningkatan volume nafas 1
menit sekitar 26 %.
h Sistem persyarafan
Hanya sedikit diketahui tentang perubaban fungsi system neurologi
selama masa kehamilan, selain perubahan-perubahan neurohormonal,
10

hipotalamik- pofisis. Perubahan fisiologi spesifik akibat kehamilan


dapat terjadi timbul gejala neurologis dan neuromuscular.
i. Peningkatan berat badan
Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan mencapai 1kg,
namuns encapai trimester II penambahan berat badan mencapai 3 kg
dan pada III mencapai 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan adanya
pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban (Proverawati, 2009).
2. Gizi Pada Ibu Hamil
a. Pengertian
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi
secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk empertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-or serta menghasilkan energi (Kristianasari,
2010)
Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi (baik makro
maupun mikro) yang dibutuhkan olch scorang ibu hamil baik pada
trimester I, trimcster II dan trimester III serta harus cukup jumlah, mutu
yang dapat dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin
yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami
gangguan dan masalah.
b. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan ibu dan janin.
Makanan yang dikonsumsi yaitu susu, telur, daging, sayuran hijau,
buah-buahan, dan kacang-kacangan, serta dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan selingan berupa roti, pusing, biskuit, kurma,
pisang ambon agar nutrisi ibu tercukupi.
Makanan dikonsumsi ibu hamil 40% digunakan untuk
pertumbuhan janin dan sisanya (60%) digunakan untuk pertumbuhan
11

ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 15-16 kg


(Sulistyawati, 2009).
Kebutuhan gizi selama hamil lebih tinggi dibandingkan dengan
prahamil, makin bertambah usia kehamilan makin tinggi jumlah zat gizi
yang butuhkan. Untuk mencapai kehamilan yang sehat dibutuhkan
asupan gizi optimal sesuai dengan usia kehamilan.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) konsumsi tambahan
energi dan protein yang harus diperoleh ibu hamil sebagai berikut: pada
trimester I sebesar 100 kalori dan 17 gram protein, trimester II sebesar
300 kalori dan 17 gram proteein, dan trimester III sebesar 300-500
kalori dan 17 gram protein sebagai pengawasan,kecukupan gizi ibu
hamil dan pertumbuhan kandungan ukur berdasarkan kenaikan berat
badannya (Kemenkes RI, 2014).
Kenaikan berat badan selama hamil sebagai berikut :
1) Kenaikan berat badan pada trimester I lebih kurang 1,5-2 kg.
Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan
berat badan ibu.
2) Kenaikan berat badan pada trimester II adalah 4-6 kg. Sekitar 60 %
kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada
ibu.
a) Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6-8 kg atau
sekitar 60%
b) kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuban jaringan
janin (Kemenkes RI,2014).
12

Tabel 1
Rekomendasi Kisaran Kenaikan Berat Badan Total untuk Wanita Hamil
Berdasarkan BMI Sebelum Hamil
Kategori Berat Badan Untuk Tinggi Badan Kenaikan Berat Badan
Yang Dianjurkan
Rendah (BMI < 19,8) 12,5 – 18,0
Normal (BMI 19,8 hingga 26,0 11,5 – 16,0
Tinggi (BMI > 26,0 hingga 29,0) 7,0 – 11,5
Sumber : Husin. 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Bandung, Halaman 135
a) Kalori
Kebutuhan kalori pada ibu bamil adalah sebesar 2500 kalori per hari.
Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam
memenuhi kebutuhan janin. Pada TM I kebutuhan energi meningkat untuk
organ ogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah
tambahan energi terus meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan
janin. Kelebihan kalori juga akan berdampak obesitas pada ibu dan bisa
menjadi faktor presdiposisi untuk terjadinya preeklampsia (Prawirohardjo,
2013).
b) Protein
Hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68% Widya
Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan
protein menjadi 12% per hari atau 85 gram per hari, bahan pangan yang
dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai
biologis yang tinggi seperti daging, ikan, telur, susu, dan untuk protein yang
berasal dari tumbuban seperti kacang-kacangan (Prawirohardjo, 2013).
c) Zat besi
Kebutukan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%, dan
Peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama
hamil, melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemantauan
konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum
benar karena ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan vitamin c
dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membar penyerapan zat
13

besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitrat (terkandung
dalam kacang-kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi.
Namun demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat
penyerapan zat besi tersebut tidak bermanfaat bagi tubuh, zat-zat ini tetap di
konsumsi namun jangan diminum bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah
jarak waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat besi. Tambahan zatbesi
yang diperlukan hamil mulai dari trimester II membutuhkan tambahan zat besi
sebesar 9 mg dan trimester III sebesar 13 mg (Kemenkes RI, 2014).
Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari segera mungkin setelah rasa
mual hilang, minimal masing-masing 90 tablet dengan dosis 60 mg/hari, tablet
besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu, karena akan
mengganggu penyerapan (Wiknjosastro, 2009).
c. Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang meningkat dua kali
lipat selam hamil. Asam folat sangat bermanfaat dalam metabolisme normal
makanan enjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA,
pertumbuhan sel. Jika rangan asam folat maka ibu akan menderita anemia
megaloblasti gejala diare, depresi, lelah berat dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera di tangani maka pada ibu hamil
akan terjadi BBLR, lasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin.
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli,
sayur berdaun hijau (Bayam dan aspiragus), dan kacang-kacangan (kacang
kering, kacang kedelai).
Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Asam folat
sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah
kehamilan sumsum tulang belakang dan otak di bentuk pada minggu pertama
kehamilan. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogam perhari (Prawirohardjo, 2013).
d. Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5% Oleh
karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium
14

adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng,
dan beberapa makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain- lain.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram perhari yang berguna
untuk pertumbuhan janin, terutama bagian pengembangan otot dan rangka
(Prawirohardjo, 2013).
c. Kebutuhan Istirahat
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan
seing merasa lelah dari pada sebelum waktu hamil. Rasa letih meningkatkan
ketika mendekaati akhir kehamilan. Setiap wanita hamil menemukan cara
yang berbeda mengatasi keletihannya salah satunya adalah dengan cara
beristirahat atau tidur sebentar disiang hari.
Untuk mendapatkan relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang
harus dilakukan selama berada dalam posisi relaksasi, yaitu:
1) Tekuk semua persendian dan pejamkan mata.
2) Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot wajah.
3) Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
4) Pusatkan pikiran pada irama pernapasan atau hal-hal yang
menyenangkan.
5) Apabila saat itu menyilaukan atau gaduh, tutuplah mata dengan sarung
tangan dan tutuplah telinga dengan bantal.
6) Pilihlah posisi relaksasi yang paling menyenangkan.
Pola istirahat yang sangat dianjurkan bagi seorang ibu hamil yaitu: tidur
malam sedikitnya 6-7 jam dan siang hari minimal 1-2 jam (Kemenkes
RI, 2014).
d. Manfaat Gizi
1) Manfaat gizi dalam kehidupan antara lain :
Fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia (Waryono, 2009) adalah
untuk:
a) Sumber energi atau tenaga
b) Sumber zat pembangun
c) Sumber zat pengatur
15

2) Manfaat bagi ibu hamil dan janin


Apa yang dimakan atau tidak dimakan ibu hamil akan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan alat-alat tubuh bayi. Makanan
yang terlalu sedikit atau makanan yang salah dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kebiasaan makanan
pada ibu hamil dapat mempengaruhi jalannya kehamilan (berupa
komplikasi seperti anemia), ketidaknyamanan (rasa letih, mual dipagi
hari), masa persiapan kelahiran dan persalinan (pada umumnya ibu yang
dietnya baik, jarang mengalami kesulitan/persalinan yang terlalu dini),
emosinya (diet yang baik dapat memperlunak perubahan suasana hati)
dan pemulihan pasca lahir (tubuh yang bergizi baik akan lebih cepat
pulih). Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
a) Pertumbuhan dan perkembangan janin.
b) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati.
c) Sumber tenaga.
d) Mengatur suhu tubuh.
e) Cadangan makanan.
Untuk memperoleh kesehatan yang optimal diperlukan makan bukan
sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi.
Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral (Waryana, 2010).
3. Pengaruh Kurangnya Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin seperti diuraikan sebagai berikut ini :
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, KEK, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
16

perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi semakin


meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian Neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) (Waryana, 2010).
4. Kekurangan Energi Kronis
a. Pengertian
Kurang energi kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung
lama atau menahun. Istilah Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan
istilah lain dari Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan
pada wanita yang kurus dan lemah akibat kurang energi yang kronis
(WHO).
KEK merupakan keadaan patologis akibat kekurangan secara
relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa KEK merupakan keadaan ibu yang menderita
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun (kronis).
b. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis
KEK memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan diukur.
Tanda dan gejala KEK yaitu lingkar lengan atas (LILA) kurang dari
23,5 cm (Supriasa, 2013).
Tanda-tanda terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK), yaitu :
1) Lingkar Lengan Atas sebelah kiri kurang dari 23.5 cm.
2) Sering melahirkan bayi BBLR.
3) Vitalitas yang rendah (Kristiyanasari, 2010)
17

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK


1) Faktor sosial ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
Sescorang tingkat sosial ekonomi (Departemen Gizi dan Kesmas
FKM UI Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seseorang dengan ekonomi
yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi
yang dibutuhkan tercukupi (Kristiyanasari, 2010).
2) Pendidikan
Faktor pendidikan juga mempengaruhi pola makan ibu hamil,
tingkat didikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau
informasi ten yang dimiliki lebih baik, sehingga bisa memenuhi
asupan gizinya (Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2011).
3) Pekerjaan
Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang
terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik
terhadap kehamilannya(Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI,
2011).
4) Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antaralain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga.
Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan
kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk
memenuhi zat gizi daam tubuhnya (Departemen Gizi dan Kesmas
FKM UI, 2011).
5) Usia Ibu Hamil
Makin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang
hamil berpengaruh terbadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus
berbagi dengan janin yang sedang dikanndungnya serta secara
biologi belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum
18

matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang


mengakibatkan kurangnya perhatian terbadap pemenuhan
kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan untuk
umur yang tua perlu energi yang besar karena fungsi organ yang
makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung (Wibowo dan Basuki,
6) Asupan makanan
Saat ibu hamil sering terjadi kekurangan gizi, hal ini terjadi
karena asupan zat gizi yang dikonsumsi tiap harinya tidak
mencukupi untuk proses pertumbuhan janin serta mendukung
status gizi ibu hamil yang sehat. Jika ini dibiarkan berlarut- larut
akan menyebabkan ibu hamil yang sebelumnya tidak KEK tidak
mustahil akan mengalami KEK dan yang sudah KEK justru akan
menimbulkan bahaya yang lebih besar.
7) Usia kehamilan
Pada trimester I diharapkan kenaikan berat badan normal
antara 0,7-1,4kg, namun pada trimester I ini umumnya ibu
mengalami nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual
dan ingin muntah. Hal ini dapat mempengaruhi asupan gizi ibu
hamil.
8) Keadaan infeksi
Hubungan infeksi (bakteri,virus dan parasit) dan kekurangan
gizi merupakan hubungan sinergis yang artinya infeksi akan
mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi dan
sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah
terkena penyakit infeksi, dengan mekanisme patologis yang dapat
bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamanya
itu penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, peningkatan
kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual/muntah. Selain
itu penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antara lain
19

tuberculosis, campak dan batuk rejan (whoopingcough)


(Supariasa,2013).
9) Faktor jarak kehamilan
Jarak kehamilan dan melahirkan yang terlalu dekat akan
menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup
untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya) dengan
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah asupan
gizi kurang bagi ibu dan janin/bayi yang dikandung dikarenakan
ibu hamil harus memulihkan keadaan setelah melahirkan yang
banyak memerlukan energi tambahan untuk kehamilan berikutnya
sehingga keadaan ini dapat menyebabkan ibu mengalami
kekurangan energi (Baliwati, 2006).
10) Faktor Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang
berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan
anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak akan ditemui
keadaan kesehatan terganggu seperti anemia, kurang gizi,
kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim (Roechjati P,
2003).
d. Patofisiologi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan
menimbulkan masalah pada ibu, janin dan proses persalinan yaitu :
1) Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi.
20

2) Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
3) Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuban janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada
bayi, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, afiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) (Kristiyanasari, 2010).
d. Cara mengukur Lingkar Lengan Atas
Pengukuran lingkar lengan atas pada kelompok wanita usia subur
(WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan oleh siapa saja, untuk mengetahui kelompok berisiko
Kekurangan Energi Kronis (Supriasa, 2012).
Cara pengukuran lingkar lengan atas dilakukan melakukan urut-
urutan yang telah di tetapkan, ada 7 urutan pengukuran lingkar lengan
atas yaitu :
1) Tetapkan posisi antara bahu dan siku.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu ketat.
6) Pita jangan terlalu longgar.
7) Cara pembacaan skala ukur harus selalu benar.
Hasil pengukuran lingkar lengan atas ada dua kemungkinan yaitu
kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila
hasil pengukuran <23,5 cm berarti berisiko KEK dan > 23,5 cm berarti
tidak beresiko KEK (Supriasa, 2012).
21

f. Tujuan pengukuran LILA


1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2013).
g. Penatalaksanaan Kekurangan Energi Kronis pada kehamilan
Menurut waryana (2010) dalam arisa (2014). Penatalaksanaan ibu hamil
dengan kekurangan energi kronis adalah:
1) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintregasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll
2) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama
kehamilan untuk mendapatkan pelayanan maksimal.
3) Pengaturan konsumsi makanan
Penambahan kebutuhan untuk memperbaiki jaringan tubuh dengan
mengonsumsi gizi seimbang. Bahan makanan yang terdapat dalam
tiap kelompok bahan makanan sebagai sumber energi atau tenaga
yaitu padi-padian, tepung, umbi-umbian, sagu, pisang. Sumber
pengatur yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Sumber zat
pembangun yaitu ikan, daging, telur, susu, kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tahu, tempe dan oncom.
4) Istirahat yang cukup
5) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan
sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm. Berat badan adalah satu
22

parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh


sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya makanan yang dikonsumsi.
6) Pemberian makanan tambahan (PMT)
Pemberian makanan tambahan yang tinggi kalori dan tinggi
protein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil tapi sering, pada
faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di
Indonesia.
Penambahan 200-450 kalori dan protein 12-20 gram dari
kebutuhan gizi janin. Contoh makanan tambahan antara lain: susu
untuk ibu hamil, makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu,
roti, biji- bijian, buah dan sayuran yang kaya vitamin C, sayuran
berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain (Arisman, 2010)
7) Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu
dilakukan (Saifuddin, 2013) adalah :
a) Rujuk untuk konsultasi
b) Perencanaan sasuai kondisi ibu hamil
c) Minum tablet zat besi atau tambah darah. Ibu hamil setiap hari
harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari
mulai minggu ke-20.
d) Periksa kehamilan secara teratur.
Setiap wanita hamil mengadapi komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara
teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan
dapat dikurangi. Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah
minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan rumah
bila ada komplikasi oleh bidan.
23

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut


Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan , Bidan dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan kebidanan. Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil meliputi antenatal pada kehamilan normal. Hal ini
berdasarkan pada UU RI No. 4 tahun 2019 tentang izin dan Penyelenggaraan
Praktik bidan, bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan
kesehatan ibu.
Dalam menjalankan tugas untuk memberi pelayanan kesehatan ibu yang
dimaksud di dalam pasal 46 ayat 1 huruf a bahwa bidan berwenang untuk :
1. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil
2. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal
3. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal
4. Memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas
5. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas,
dan rujukan dan
6. Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan,
masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran
dan dilanjutkan dengan rujukan.

C. Hasil Penelitian Terkait


Yayuk Dwi Novitasari,Firdaus Wahyudi dan Arwinda Nugraheni mengatakan (2019)
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
kehamilan dan kesehatan janin. Proporsi KEK di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 1.836 ibu
hamil. Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu
hamil. Metode Penelitian : Analitik observasional dengan desain case control di Rowosari
bulan Juni – September 2018 dengan teknik total sampling untuk kelompok kasus dan simple
random sampling untuk kelompok kontrol,dengan jumlah sampel yang berhasil terkumpul
yaitu 18 kasus dan 58 kontrol. Instrumen berupa kuesioner yang telah diuji
Kesimpulan :Faktor jarak kehamilan, status ekonomi, dukungan keluarga, asupan zat gizi, dan
PHBS memiliki hubungan signifikan dengan KEK. Faktor yang paling dominan penyebab
KEK yaitu asupan gizi. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai KEK
Anak Agung Sagung Putri Chandradewi mengatakan Masa kehamilan
merupakan masa yang menentukan kualitas anak yang dilahirkan. Keadaan gizi
24

ibu yang buruk sebelum hamil dan selama hamil cenderung melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah, bahkan kemungkinan bayi tersebut meninggal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan
tambahan terhadap pertambahan berat badan ibu kurang energi Puskesmas di
wilayah Labuan Lombok Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan secara
eksperime nyata di masyarakat, dengan menggunakan desain Quasi Eksperimental
( QE ) : Non-Equivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil kurang energi kronis, masing-masing 15 ibu hamil kurang energi
kronis untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian makanan
tambahan berupa biskuit diberikan kepada kelompok perlakuan selama 90 hari.
Makanan tambahan berupa biskuit yang mengandung energi474,75 diberi kkal
dan protein 17,4 gram, dibuat dengan bahan dasar pangan lokal kedelai, tepung
jagung, tepung terigu, gula pasir, margarin/minyak, telur dan susu skim. Jenis data
yang dikumpulkan adalah berat badan, konsumsi zat gizi (energi, protein), dan
kontribusi MPASI terhadap konsumsi energi dan total protein serta pengaruh
MPASI terhadap pertambahan berat badan pada ibu hamil kurang dinalisis energi
kronik dengan uji statistik “uji t berpasangan”.
Hasil penelitian menunjukkan : Nilai rata-rata pertambahan berat badan ibu
kurang energi kronis yang diberikan makanan tambahan selama 90 hari adalah 5,8
± 2,007 kg, sedangkan kelompok kontrol 3,13 ± 1,767 kg. Ibu hamil kurang
energi kronis pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan konsumsi zat gizi
(energi, protein) yaitu rata-rata 643,05 ± 295.384 kkal dan 26,65 ± 17,2461 gram
protein. Kontribusi makanan tambahan berupa biskuit dengan pangan lokal
terhadap konsumsi energi dan total protein energy malnutrisi ibu kronis masing-
masing kelompok perlakuan sebesar 23,44 % energi (501,38 kkal) ± 2,56% (53,47
kkal) dan protein 26,99 % (18,83 gram) ± 5,8% (4,06 gram) . Pemberian makanan
tambahan berupa biskuit dengan makanan lokal berpengaruh nyata terhadap
pertambahan berat badan ibu hamil kurang energi kronis (p<0,05).
Sri Handayani, dan Suci Budianingrum mengatakan Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Bila status gizi ibu kurang maka ibu
hamil akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan
25

anemia gizi. Kekurangan energi dan kalori (KEK) pada Wanita Usia Subur
(WUS) dan ibu hamil beresiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah. Prevalensi
KEK secara nasional sebesar 13,6% dan prevalensi KEK di Jawa Tengah sebesar
17,2% dan data Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten bulan Desember 2010
menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 800 ibu hamil,
sedangkan prevalensi ibu hamil KEK di Puskesmas Wedi sebanyak 28,3%. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian
kekurangan energi kronis pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Wedi Klaten.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 37 ibu hamil yang
diambil dengan cluster sampling kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan
penukuran LiLA. Analisis data dengan uji logistik ganda. Hasil penelitian
menunjuk bahwa dari uji logistik ganda diperoleh hasil, jarak kelahiran (p=0,999),
pendidikan (p=0,020) dan pengetahuan (p=0,014).
Berdasarkan hasil analisis ternyata hanya jarak kelahiran, pendidikan dan
pengetahuan yang bersama-sama dapat memprediksi kejadian Kekurangan Energi
Kronis pada ibu hamil. Ibu hamil sehat, sehingga asupan makanan ibu hamil lebih
berkualitas.
26

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Kebutuhan gizi pada


memperngaruhi KEK pada ibu Ibu hamil
hami :

1. Faktor Langsung
a. Asupan makanan
b. Infeksi
c. Pola Konsumsi makanan
2. Faktor tidak langsung
a. Sosial Ekonomi
b. Pendapatan Keluarga
c. Pekerjaan ibu
(aktifitas fisik)
d. Pendidikan ibu Pola konsumsi pangan
e. Pengetahuan ibu
f. Faktor Biologis
1) Usia ibu
Kekurangan Energi Kronis
2) Jarak kehamilan
Berdasarkan LILA
(paritas)
3) Faktor perilaku

Gambar 1
Kerangka teori
27
BAB III
METODE STUDY KASUS

A. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi
Lokasi Penelitian dilakukan ini akan dilakukan di PMB Masnoni yang
berada di Teluk Betung, Bandar Lampung.
2. Waktu
Asuhan akan dilakukan pada bulan Febuari - Maret 2022.

B. Subyek Laporan Kasus


Subyek laporan kasus ini adalah ibu hamil Trimester 2 dengan
Kekurangan Energi Kronik di PMB Masnoni.

C. Instrument Pengumpulan Data


Instrumen yang dibutuhkan saat menjalankan studi kasus ini adalah
wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi menggunakan
format asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 2 dengan metode SOAP.

D. Teknik/Cara Pengumpulan Data


1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi , dan pemeriksaan
fisik ibu nifas terhadap Subyek yaitu ibu hamil trimester 2 Kekurangan
Energi Kronik dengan metode SOAP
a. S (Subjektif)
Merupakan pengumpulan data melalui anamnesa.
b. O (Objektif)
Merupakan pengumpulan data dari pemeriksaan fisik.
c. A (Analisa)
Merupakan hasil data data subjektif dan objektif untuk mendiagnosa
masalah.

27
29

d. P (Penatalaksaan)
Merupakan dokumentasi dan pelaksanaan dari
perencanaan berdasarkan assesement.
2. Data skunder
Data sekunder dapat diperoleh dari sumber yang sudah ada.
Misalnya untuk dokumen yaitu buku KIA ibu.

E. Bahan dan Alat


1. Alat dan bahan yang akan membantu mengumpulkan data.
a. Format Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Trimester 2
b. Kuisioner untuk mengukur Kurangnya energi kronik pada ibu
c. Alat tulis
1) Buku tulis
2) Pulpen / pensil
2. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan fisik yaitu
a. Stetoskop
b. Tensi
c. Handscoon
d. Thermometer
e. Jam tangan
f. Tissue
g. Timbangan
h. Alat ukur tinggi badan (cm)
i. LILA
j. Penlight
k. Bengkok
l. Reflex hammer
3. Alat untuk Observasi
a. Lembar Observasi
b. Pena/Pensil
30

F. Jadwal Kegiatan

Hari dan
No. Jenis Kegiatan Perencanaan
Tanggal
1. Maret 2022 Kunjungan 1. Melakukan pendekatan dan pengkajian
Antenatal Care terhadap pasien dan keluarga.
( ANC ) pertama 2. Menanyakan kepada ibu apakah ada
keluhan selama kehamilan.
3. Melakukan observasi tentang
Kurangnya Energi Kronik pada ibu
hamil
4. Menjelaskan akibat dari Kurangnya
Energi Kronik yang terjadi pada ibu
hamil.
5. Menjelaskan bahwa Kurangnya Energi
Kronik yang dialami ibu hamil harus
diatasi untuk mencegah terjadinya
kelainan pada bayi.
6. Menjelaskan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi Kurangnya
Energi Kronik.
7. Melakukan inform consent pada Ibu
Hamil mengenai Kurangnya Energi
Kronik yang dialami ibu hamil
8. Memastikan ibu setuju dan
menandatangani inform consent.
9. Menjelaskan manfaat dari mengurangi
Kurangnya Energi Kronik
10. Meminta ibu untuk mencoba
mengurangi penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik selama
kehamilan serta mengevaluasi keadaan
yang dirasakan ibu setelah diberikan
edukasi tentang Kurangnya Energi
Kronik
11. Melakukan pemantauan frekuensi
Kurangnya Energi Kronik dan
melakukan kontak waktu
dilaksanakannya home visit untuk
pemantauan kurangnya energi kronik pada
ibu
2. Maret 2022 Kunjungan 1. Melakukan anamnesa pada ibu hamil.
rumah kedua 2. Menanyakan apakah ibu menerapkan
pengurangan penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik di rumah.
3. Menanyakan apakah terjadi
31

perubahan setelah melakukan


pengurangan penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik.
4. Melakukan observasi tentang Kurangnya
Energi Kronik pada ibu hamil
5. Memberitahukan hasil observasi kepada
ibu.
6. Menganjurkan ibu tetap meneruskan
pengurangan penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik.
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang sedikit tapi
sering.
8. Menjelaskan pentingnya peran serta
pendampingan keluarga.
9. Menjelaskan tanda bahaya pada ibu
hamil trimester II saat terkena Kurangnya
Energi Kronik.
10. Melakukan kontrak waktu
11. dilaksanakannya home visit untuk
pemantauan Kurangnya Energi Kronik.
3. Maret 2022 Kunjungan 1. Melakukan Anamnesa pada ibu hamil.
rumah ketiga 2. Menanyakan apakah ibu menerapkan
pengurangan penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik di rumah.
3. Menanyakan apakah terjadi
perubahan setelah melakukan
pengurangan penyebab terjadinya
Kurangnya Energi Kronik.
4. Melakukan observasi tentang Kurangnya
Energi Kronik pada ibu hamil
5. Memberitahukan hasil observasi kepada
ibu
6. Menganjurkan ibu mengkonsumsi
makanan bergizi.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan
USG sesuai anjuran ANC selama
pandemic.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan ANC pada bulan
berikutnya jika a d a keluhan
32

DAFTAR PUSTAKA

Kristiyanasari, W. 2010. Gizi ibu hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama : Yogyakarta


.
Proverawati, Atika. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Dinkes. 2017. Profil Kesehatan Lampung. Lampung Timur : Dinkes

Azwar. Saifuddin. 2013. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Supriasa, I.D.N. dkk.2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

priasa, I.D.N. dkk.2013. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. IImu Kebidanan Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro H. 2009. IImu kebidanan. Edisi ke-4 cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan
bina Pustaka Sarwono Prawirobardjo

Departemen Gizi dan Masyarakat FKM Ul. 2011.Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT Raja Grafindo persada

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI

Arisman. 2010 . Buku ajar ilmu gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC

Baliawati. 2006. Pengantar gizi dan pangan cetakan ke 2. Jakarta: Penebar


swadaya

Anda mungkin juga menyukai