Anda di halaman 1dari 129

LAPORAN HASIL

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


TERHADAP NY. H DI PMB KARMILA ASTUTI S.ST
LAMPUNG SELATAN

DISUSUN OLEH:
YUWIKA CAHYA
1915401017

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2022
LAPORAN HASIL

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


TERHADAP NY.H DI PMB KARMILA ASTUTI S.ST
LAMPUNG SELATAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DISUSUN OLEH:
YUWIKA CAHYA
1915401017

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2022
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN STUDI KASUS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yuwika Cahya
NIM : 1915401017
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)

Menyatakan telah mengambil kasus terhadap :

Nama : Ny. H
Umur : 28 Tahun
Kasus : Asuhan Kebidanan Komprehensif

Lampng Selatan, Maret 2022

Mengetahui

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

Karmila Astuti S.ST Yuwika Cahya


NIP: 197712152003122004 NIM:1915401017
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF TERHADAP
NY.H DI PMB KARMILA ASTUTI S.ST KALIANDA
LAMPUNG SELATAN

OLEH :
YUWIKA CAHYA
1915401017

Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing Praktik Klinik Kebidanan III Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan

Lampung Selatan, Maret 2022

Menyetujui
Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

KARMILA ASTUTI S.ST YULIDA FITHRI.,SST.M.Kes


NIP: 197712152003122004 NIP.198207192005012002
Mengetahui

Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang

Poltekkes Tanjungkarang

NELLY INRASARI,SSiT,M.Kes
NIP : 197309061992122001
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan
Komprehensif ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sebagai hasil laporan
dan kegiatan praktik klinik kebidanan III dan guna memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti ujian akhir program di Poltekkes Tanjung Karang Prodi D-III
Kebidanan Tanjung Karang.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, saran, bantuan, dari pihak dosen dan pembimbing untuk itu pula
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang,
2. DR. Hj. Sudarmi, S.Pd, S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang,
3. Nelly Indrasari, S.Si.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang,
4. Yulida Fithri,SST,M.Kes selaku pembimbing institusi,
5. Bidan Karmila Astuti selaku bidan pembimbing lahan praktik,
6. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi perbaikan kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.Akhir kata semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat serta membalas amal kebaikan ibu/saudara berikan kepada
penulis.

Lampung Selatan, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................…….
HALAMAN JUDUL...........................................................................…….i
PERNYATAAN PENGAMBILAN KASUS..............................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan...........................................................4
B. Asuhan Kebidanan Persalinan.........................................................19
C. Asuhan Kebidanan Bayi BaruLahir.................................................27
D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.........................................................32
E. Asuhan Kebidanan Masa Keluarga Berencana................................39

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Asuhan Kebidanan Kehamilan.........................................................43
B. Asuhan KebidananPersalinan..........................................................59
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir................................................72
D. Asuhan Kebidanan Nifas.................................................................87
E. Asuhan Kebidanan Masa Keluarga Berencana.................................96

BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan.......................................................101
B. Asuhan Kebidanan Persalinan.......................................................102
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir..............................................105
D. Asuhan Kebidanan Nifas................................................................105
E. Asuhan Kebidanan Masa Keluarga Berencana...............................107

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................108
B. SARAN.............................................................................................110

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Imunisasi Tetanus................................................................................


Tabel 2 TFU Postpartum...................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 TFU Sesuai Usia Kehamilan Halaman


Gambar 2 Anatomi Payudara Halaman
Gambar 3 Putaran paksi Luar Halaman
Gambar 4 Gambar 4, Derajat Robekan Perenium Halaman
Gambar 5 Perlekatan Menyusui Halaman
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus


Lampiran 2 Permintaan Menjadi Subjek
Lampiran 3 Inform Consent
Lampiran 4 Dokumentasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel


sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya
janin. Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah
utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu
228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Tingginya angka kematian
ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor, di antaranya kualitas
perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan Antenatal Care (ANC) pada
pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggii. Selain itu
penyebab kematian ibu hamil yakni pendarahan, hipertensi saat hamil atau
preklamsia dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tetinggi
penyebab kematian ibu (25,6%), anemia dan kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Penatalaksaannya
adalah melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan pemerikasaan
kehamilan secara rutin agar dapat mengetahui Kesehatan ibu dan
perkembangan janin

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan


serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.
Penyebab dari kematian ibu salah satunya hipertensi kehamilan
mengakibatkan komplikasi pada 2- 3% kehamilan yang dapat
menyebabkan preeklampsia/ eklampsia. Kemudian kecemasan yang
dirasakan ibu seperti takut terjadi komplikasi pada ibu dan janin, takut
akan nyeri persalinan, takut tidak bisa melahirkan secara normal, takut
akan jahitan perineum, takut akan terjadi perdarahan, Beban psikologis ibu
menjadi kompleks, jika tidak ditangani dengan tepat akan mempengaruhi
kesehatan fisik dan psikis ibu maupun janin. Solusinya adalah melakukan
asuhan kebidanan persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan
persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat yang optimal.
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa
maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.
Menurut Word Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB
Negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di Negara
maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Tenggara 24 per 1.000
kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun
2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun
masalah-masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir seperti BBLR,
hipoglikemia, kejang,ikterik dan lain lain. Untuk mengatasi masalah
tersebut melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai standar
pelayanan kebidanan.

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan


berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital
baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Asuhan selama periode nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60%
Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Perdarahan merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian ibu pada masa nifas, dimana
50%-60% karena kegagalan uterus berkontraksi secara sempurna. World
Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian ibu sangat
tinggi. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015 ,
sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Rasio kematian ibu di Negara berkembang pada tahun 2015
adalah 239 per 100.000 KH. Adapun masalah-maslah yang timbul pada
masa nifas seperti perdarahan , infeksi , uterus lunak dan lain-lain.
Solusinya adalah Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh)
dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu
masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian, interpretasi data dan
analisa masalah, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga
dengan asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi
secara dini penyulit maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai


kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran. Pada tahun 2018, jumlah
penduduk sudah mencapai 265 juta jiwa bahkan diproyeksikan mencapai
284 juta jiwa pada tahun 2025 (Bappenas, BPS, & UNFPA, 2013). Jumlah
ini menempatkan Indonesia berada pada peringkat keempat penduduk
terbesar dunia, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang
belum sepenuhnya terkendali. Data BPS (2018) menunjukkan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2017 sebesar 1,34% yang
berarti sekitar 3-4 juta bayi lahir setiap tahunnya. Angka ini lebih tinggi
dari tahun 2015 sebesar 1,31% dan tahun 2016 sebesar 1,27%. Laju
pertumbuhan penduduk yang masih tergolong tinggi disebabkan angka
kelahiran total (TFR) yang masih cukup tinggi. Data dari hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan
angka kelahiran total (TFR) sebesar 2,4 anak per wanita, artinya setiap
penduduk wanita rata-rata melahirkan 2,4 anak selama hidupnya
(BKKBN, 2018). Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
bahwa di Indonesia harus menurunkan angka kelahiran agar pertambahan
penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi sehingga
kalau ber KB dapat Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai
keluarga sejahtera.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III di lahan
praktik, mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang
meliputi asuhan kehamilan, persalinan , nifas, menyusui, keluarga
berencana, neonatus, bayi, balita, prasekolah, komunitas, dan
kesehatan reproduksi secara mandiri atau kelompok baik di Praktik
Bidan (PMB) maupun di masyarakat dengan menjalankan social
distancing serta protokol pencegahan covid-19.

2. Khusus
Setelah mengikut kegiatan praktik di Praktik Mandiri Bidan (PMB)
mahasiswa mampu :
a) Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan secara mandiri dan
berdasarkan Evidance based dengan menjalankan social distancing
serta protokol pencegahan covid-19.
b) Memberikan asuhan kebidanan pada persalinan secara mandiri
dengan menjalankan social distancing serta protokol pencegahan
covid-19
c) Memberikanasuhan kebidanan pada nifas dan menyusui secara
mandiri dengan menjalankan social distancing serta protokol
pencegahan covid-19
d) Memberikan asuhan kebidanan pada KB secara mandiri dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahancovid-19
e) Memberikan asuhan kebidanan pada neonatus secara mandiri dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahancovid-19
f) Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi secara mandiri dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19
g) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dan pra sekolah secara
mandiri dengan menjalankan social distancing serta protokol
pencegahan covid-19
h) Memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi secara
mandiri berspektif gender dengan menjalankan social distancing
serta protokol pencegahan covid-19
i) Melakukan pencatatan pada bidang KIA (kohort ibu dan kohort
bayi).
j) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III
di Praktik Mandiri Bidan.

C. Kompetensi yang Harus dicapai


Mahasiswa secara Individu
a. Melengkapi target pencapaian kompetensi yang belum lengkap
b. Asuhan kebidanan secara komprehensip berkelanjutan : 1 laporan
(SOAP)

D. Metode
1. Pre Conference dan Post Comference
2. Bedside Teaching
3. Demonstrasi
4. Diskusi
5. Observasi
6. Praktik Langsung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakam suatu proses yang fisiologis dan alamiah,
disetiap perempuan yang memiliki organ reproduksi sehat, telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang sehat makan besar kemungkinan akan mengalami kehamilan
(Nugrawati dan Amriani,2021). Kehamilan juga dikenal sebagai gravida
atau gestasia adalah waktu dimana satu atau lebih bayi berkembang di
dalam diri seorang Wanita (Stephanie et al.,2016).
Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel
sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya
janin (Syairul et al.,2019) dan (Yuliani, Musdalifah dan Suparmi,2017).
Proses kehamilan normalnya berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu
atau 9 bulan kalender. Lamanya kehamilan dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT), namun sebenarnya fertilisasi terjadi sekitar 2
minggu setelah HPHT. Sehingga umur janin pasca konsepsi kurang dua
minggu dari perhitungan sejak HPHT, yaitu 266 hari atau 38 minggu.
Usia pasca konsepsi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi
perkembangan janin (bobak et al.,2005). Kehamilan terbagi menjadi 3
triwulan (trismester), yaitu trismester I usia kehamilan 0 – 12 minggu,
trismester II usia kemilan 12+1 – 28 minggu, dan trismester III usia
kehamilan 28+1 – 40 minggu (Yuliani, Musdalifah dan Suparmi, 2017).

2. Tanda Gejala kehamilan


a. Tanda tidak pasti hamil
1) Amenorea
2) Mual dan Muntah
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
4) Anoreksia (tidak ada selera makan)
5) Lelah (fatigue)
6) Miksi/BAK lebih sering
7) Konstipasi
8) Pigmentasi kulit
9) Epulis
b. Tanda Mungkin Hamil
1) Perut membesar sesuai dengan usia kehamilanya
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda hegar, tanda Chadwick,
tanda piskaseck, kontraksi Braxton hicks dan teraba
ballottement.
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Gerakan Janin di dalam Rahim
2) Denyut Jantung janin Ketika usia 10-20 minggu
3) Terlihat dan terdapat bagian-bagian janin

3. Perubahan fisiologis Pada Kehamilan


a. Perubahan pada system reproduksi
1) Uterus
Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan
isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan
hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus.Taksiran kasar pembesaran uterus
pada perabaan tinggi fundus:
a) Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) Kehamilan 8 minggu : telur bebek
c) Kehamilan 12 minggu : telur angsa
d) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid i. minggu
: 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit


ditentukan pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat.
Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus,
dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi segmen
bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus
uteri mengalami hipertropi kemudian memanjang dan melunak
yang disebut tanda Hegar.Berat uterus perempuan tidak hamil
adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami
peningkatan sampai pada akhir kehamilan (40 minggu) mencapai
1000 gram (1 kg).

Gambar 1, TFU Sesuai Usia Kehamilan

2) Vulva dan Vagina


Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi
menimbulkan warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda
Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam,
keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga
menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina
terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan
libido atau keinginan atau bangkitan seksual terutama pada
kehamilan trimester dua.

3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi,
tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

b. Perubahan Pada Payudara


Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu
perkembangan duktus (saluran) air susu pada payudara. sedangkan
hormon progesterone menambah sel-sel asinus pada payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara,
serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara
membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi
kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjol.
Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola mamae
disebut tuberkel 26 Montgomery yang kelihatan di sekitar puting
susu. Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu,
kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini
dicuci dengan sabun. Puting susu akan mengeluarkan kholostrum
yaitu cairan sebelum menjadi susu yang berwarna putih kekuningan
pada trimester ketiga.

Gambar 2, Anatomi payudara

c. Perubahan Pada Sistem Endokrin


1) Progesteron
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh
corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh
plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan
menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi
maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
2) Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah
Ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh
plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put
estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus meningkat
menjelang aterm.
3) Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal
maternal dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah
plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya
berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif.Kortisol
secara simultan merangsang peningkatanproduksi insulin dan
meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya
jaringan tidak bisa menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan
tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel- sel beta
normalpulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi
kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus menerustetap
meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami
peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi
perifer ibu hamil pada insulin.
4) Human Placental Lactogen
Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil
muda hormon ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya
dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat untuk mendeteksi
kehamilan dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah
pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14
hari setelah kehamilan. Kandungan HCGpada ibu hamil
mengalami puncaknya pada 8-11 minggu umur kehamilan.
Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan adanya
kehamilan karena kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya
kadar HCG yang meningkat bukan merupakan tanda pasti hamil
tetapi merupakan tanda kemungkinan hamil.
5) Human Placental Lactogen.
Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama
kehamilan.Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis
insulin.HPL juga bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan
kebutuhan insulin padawanita hamil meningkat.
6) Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama
kehamilan, kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran
fisiologis belum jelas, diduga berperan penting dalam maturasi
servik.
7) Hormon Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama
kehamilan, namun kadar prolaktin meningkat yang berfungsi
untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat persalinan setelah
plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini
berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu
menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada
puting pada saat bayi mengisap puting susu ibu untuk
memproduksi ASI.

d. Perubahan Pada Sistem Pernafasan


Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi
pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh
karena uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan
mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm
sehingga kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil
meningkat sampai 20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
oksigen wanita hamil bernapas dalam.Peningkatan hormon estrogen
pada kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan vaskularisasi
pada saluran 29 pernapasan atas.Kapiler yang membesar dapat
mengakibatkan edemadan hiperemia pada hidung, faring, laring,
trakhea dan bronkus.Hal ini dapat menimbulkan sumbatan pada
hidung dan sinus, hidung berdarah (epstaksis) dan perubahan suara
pada ibu hamil. Peningkatan vaskularisasi dapat juga mengakibatkan
membran timpani dan tuba eustaki bengkak sehingga menimbulkan
gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada telinga.

e. Perubahan Sistem Perkemihan


Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otototot saluran kemih menurun. Kencing lebih
sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang
terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. kadar kreatinin, urea dan asam
urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Wanita hamil trimester I dan III sering mengalami sering kencing
(BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering
mengganti celana dalam agar tetap kering.

f. Perubahan Sistem Pencernaan


Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan
muntah-muntah, Apabila mual muntah terjadi pada pagi hari disebut
Morning Sickness. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic
dengan gejala sering kembung, dan konstipasi. Pada keadaan
patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih
dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).Aliran darah ke
panggul dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan
hemoroid pada akhir kehamilan. Hormon estrogen juga dapat
mengakibatkan gusi hiperemia dan cenderung mudah berdarah.
Tidak ada peningkatan sekresi saliva, meskipun banyak ibu hamil
mengeluh merasa kelebihan saliva (ptialisme), perasaan ini
kemungkinan akibat dari ibu hamil tersebut dengan tidak sadar
jarang menelan saliva ketika merasa mual sehingga terkesan saliva
menjadi banyak. Ibu hamil trimester pertama sering mengalami
nafsu makan menurun, hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan
muntah yang sering terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester
kedua mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan semakin
meningkat.

g. Perubahan Sistem Kardiovaskular


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah
perubahan maternal, meliputi :
1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2) Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative,
hemoglobin turun sampai 10 %.
3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
4) Tekanan darah sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester
I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan disebabkan
karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal
pada kehamilan.Tekanan darah akan kembali normal pada
trimester III kehamilan.
5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,
menetap sampai akhir kehamilan 6. Volume darah maternal
keseluruhan bertambah sampai 50%
6) Trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit,
dapat juga timbul palpitasi.
7) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan

h. Perubahan Sistem Integument


Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi
hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan Melanosit Stimulating
Hormon (MSH). Hiperpigmentsi dapat terjadi pada muka , leher,
payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka
disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan
dahi. Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna
hitam kebiruan dari pusat kebawah sampai sympisis yang disebut
linea nigra.
Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat juga
menimbulkan perubahan berupa penebalan kulit, pertumbuhan
rambut maupun kuku. Perubahan juga terjadi pada aktifitas kelenjar
meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih banyak
mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan.
Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah
pecah sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang
timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna
kebiruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan
berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida
biasanya terdapat striae livide dan striae albikans.

i. Perubahan Sistem Metabolisme


Basal Metabolic Rate (BMR) meningkatsampai 15% sampai 20 %
pada akhir kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar
tyroid terlihat jelas pada ibu hamil. BMR akan kembali seperti
sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6 setelah persalinan.
Peningkatan BMR menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan
oksigen. Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar
keringat membantu melepaskan panas akibat peningkatan
metabolisme selama hamil.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil)
dan 2800 kal/hari (menyusui), apabila karbohidrat kurang maka
mengambil cadangan lemak ibu untuk 35 memenuhi kebutuhan.
Seorang ibu hamil sering merasa haus terus, nafsu makan bertambah
dan kecil (BAK) dan kadang–kadang mengalami glukosuria (ada
glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes militus (DM).
Hasil pemeriksaan glukosa tolerence test pada kehamilan sebaiknya
dilakukan dengan teliti agar jelas diketahui ibu hamil tersebut
mengalami DM atau hanya karena perubahan hormon dalam
kehamilannya.
Pembatasan karbohidrat pada ibu hamil tidak dibenarkan karena
dikawatirkan akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan,baik
kesehatan ibu hamil maupun perkembangan janin. Ibu hamil muslim
yang menginginkan puasa pada bulan Romadhon supaya konsultasi
dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil trimester III sebaiknya tidak
berpuasa karena dapat mengakibatkan dehidrasi atau malnutrisi pada
janin.Ibu hamil puasa selama 12 jam dapat mengakibatkan
hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh dengan gejala lemah,
mual dan dehidrasi sampai dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Kebutuhan protein 1 gram/kg BB/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin, diperlukan juga untuk pertumbuhan
badan,kandungan dan payudara. Protein juga diperlukan untuk
disimpan dan dikeluarkan pada saat laktasi. Hormon
somatomammotropin mempunyai peranan untuk pembentukan
lemak dan payudara. Lemak disimpan juga pada paha, badan dan
lengan ibu hamil. Kadar kolesterol plasma meningkatsampai 300
g/100ml.

4. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan


a. Perubahan psikologis pada ibu hamil trismester I
Trimester I ini disebut sebagai masa penentuan artinya penentuan
untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaa hamil. Seorang ibu
setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda – beda.
Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang –
kadang ibu merasa senang dan bahagia karena segera akan menjadi
ibu dan orangtua,tetapi tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih dan
bahkan kecewa setelah mengetahui dirinya hamil. Perasaan sedih dan
kecewa ini dapat disebabkan oleh karena segera setelah konsepsi
kadar hormon progesterone dan estrogen dalam kehamilan akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah
pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa
tidak sehat sehingga seringkali membenci kehamilannya. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Sikap ibu terhadap suami atau terhadap orang lain juga berbeda–
beda, kadang ingin merahasiakannya, hal ini bisa terjadi karena
memang perutnya masih kecil dan belum kelihatan membesar, tapi
ada juga ibu yang ingin segera memberitahukan kehamilannya
kepada suami atau orang lain.

b. Perubahan Psikologis pada ibu hamil trismester II


Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancarankesehatan
karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat.Trimester kedua biasanya
adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai
merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil,
kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih
menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya,
janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan
ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang
kehamilannya. ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 :154).

c. Perubahan Psikologis ibu hamil trismester III


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan
dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu
merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


a. Nutrisi
1) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis
makanan yang dapatmemberikan kecukupan kalori tersebut
sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang
dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori
yang berlebih dapat menyebabakan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.
Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12
kg selama hamil.
2) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional
menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per
hari atau 75-100 gram, bahan pangan yang dijadikan sebagai
sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologis
yang tinggi seprti daging, ikan, telur, susu, dan untuk protein
yang berasal dari tumbuhan nilai biologisnya rendah jadi cukup
sepertiga bagian saja. (Sulistyawati, 2011 : 108)
3) Kalsium
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium
dari ibu ke fetus mencapai 50mg/hari dan mencapai puncaknya
apabila mendekati kelahiran yaitu 330mg/hari. RDA untuk
kalsium selama kehamilan adalah 1.200 mg. Kebutuhan kalsium
meningkat dari 800 mg menjadi 1.200/1.500 mg per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi
janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Sumber
kalsium adalah susu dan produk susu lainnya, seperti keju,
yogurt, teri, udang kecil dan kacang-kacangan.
4) Zat besi
Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di
dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh
lain, membantu mencegah anemia dan perdarahan saat
melahirkan, serta mencegah cacat janin. Kebutuhan zat besi
menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil dari 18 mg
menjadi 30-60 mg per hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari
makanan seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur,
sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan
untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. (Arisman, 2014:16)
5) Asam folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal
pencegahan terjadinya defek tubaneural seperti spina bifida dan
anensefali yang sangat berbahaya bagi perkembangan
selanjutnya. RDA folat untuk wanita hamil yaitu 400 mg/hari
yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak 10% dari
sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai
pada sayuran hijau, jus jeruk, asparagus dan brokoli. Selain zat
besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang diperlukan ibu hamil
adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
(Prawirohardjo, 2014:286)
6) Vitamin
a) Vitamin A berfungsi untuk meningkatkaan pertubuhan dan
kesehatan sel serta jaringan janin
b) Vitamin B6 membantu protein untuk membentuk sel-sel baru
c) Vitamin C membantu penyerapan Fe
d) Vitamin D membantu penyerapan Ca
e) Asam folat trimester 1 diperlukan untuk pembentukan sel
darah (Sunarsih, 2010:127)

b. Personal Hygine
1) Mandi
Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi
pancuran dengan shower atau mandi berendam tidak dilarang.
Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi
rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan
untuk keluar dari bak mandi rendam. Menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia)
dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi
supaya berhati–hati jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu
tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI” pada pintu.
Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin

2) Perawatan vulva dan vagina


Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina
setiap mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari
depan ke belakang kemudian dikeringkan dengan handuk kering.
Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva
dan vagina selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab
pada vulva dan vagina Penyemprotan vagina (douching) harus
dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu
mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan
vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam
vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika
sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan
vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam
vagina.Deodorant vagina tidak dianjurkan karena dapat
menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami infeksi
pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter.

3) Perawatab Gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena
konsumsi kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-
hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan
timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil
diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi
sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam kehamilan
karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang
sempurna.

c. Eliminasi (BAK dan BAB)


1) Buang air besar (BAB)
Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini
kemungkinan terjadi disebabkan oleh :
a) Kurang gerak badan
b) Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
c) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon

Tekanan pada rektum oleh kepala Dengan terjadinya


obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan rectum
yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat
menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan
timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan
minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan
yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan

2) Buang air kecil (BAK)


Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan
cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada
penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan
kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin
menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur
(trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal
dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering
digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu)
yang memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk
melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.

d. Hubungan Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :
1) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut .
Posisi perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat
mengatur kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi
perut dan payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan
tekanan perut yang membesar terutama pada kehamilan trimester
III.
2) Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan
hati – hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga
kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia
pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak
berarti dilarang.
3) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
4) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena
apabila meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli
udara yang dapat menyebabkan kematian.
5) Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai
kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual

e. Mobilisasi dan Body Mekanik


Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah:
sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan
lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan,gerak bagdan yang menghentak atau tiba-tiba dilarang
untuk dilakukan. Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari dalam udara yang
bersih, masih segar, gerak badan ditempat : berdiri-jongkok, terlentang
kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih pernafasan. Latihan :
normal tidak berlebihan, istirahat bila lelah.

f. Imunisasi TT
Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan
toksoid tetanus (TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan angka
kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus
dilakukan dua kali selama hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika
pada ibu hamil dengan umur kehamilan antara tiga bulan sampai satu
bulan sebelum melahirkan dengan jarak minimal empat minggu.

Antigen Interval Lama %


(selang waktu perlindungan perlindungan
minimal)
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 99
tahun/seumur
hidup
Tabel 1, Imunisasi Tetanus

6. Tanda-Tanda Bahaya dalam Kehamilan


Setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu hamil
untuk mengenali tanda–tanda bahaya pada kehamilan maupun persalinan.
Tanda bahaya ini jika tidak terdeteksi maka akan mengakibatkan
kematian. Untuk mengantisipasi ini maka tidak hanya ibu hamil saja yang
perlu mengerti tentang tanda bahaya tetapi suami dan keluarganya
khususnya orang penting yang berhak memberi keputusan apabila terjadi
kagawat daruratan harus juga mengetahui tentang tanda bahaya. Ada 6
tanda bahaya selama periode antenatal adalah :
a. Perdarahan per vagina Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal
kehamilan (perdarahan merah, banyak atau perdarahan dengan nyeri),
kemungkinan abortus, mola atau kehamilan ektopik. Perdarahan tidak
normal pada kehamilan lanjut (perdarahan merah, banyak, kadang –
kadang, tidak selalu, disertai rasa nyeri) bisa berarti plasenta previa
atau solusio plasenta.
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang. Sakit kepala hebat
dan tidak hilang dengan istirahat adalah gejala pre eclampsia
c. Perubahan visual secara tiba – tiba (pandangan kabur) Masalah
penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak mendadak
kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi kalau perubahan
visual yang mendadak misalnya pandangan kabur atau berbayang dan
disertai sakit kepala merupakan tanda pre eklampsia.
d. Nyeri abdomen yang hebat Nyeri abdomen yang tidak ada hubungan
dengan persalinan adalah tidak normal. Nyeri yang tidak normal
apabila nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat,
hal ini kemungkinan karena appendisitis, kehamilan ektopik, abortus
penyakit radang panggul, gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsio
plasenta, infeksi saluran kemih dll.
e. Bengkak pada muka atau tangan. Hampir separuh ibu hamil
mengalami bengkak normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore
hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
Bengkak dapat menunjukkan tanda bahaya apabila muncul pada muka
dan tangan dan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan
fisik lain. Hal ini dapat merupakan tanda anemia, gagal jantung atau
pre eklampsia.
f. Bayi bergerak kurang dari seperti biasanya Ibu hamil akan merasakan
gerakan janin pada bulan ke 5 atau sebagian ibu merasakan gerakan
janin lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 x dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.

7. Asuhan Standar 10 T
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T,
meliputi:
a. Pengukuran berat badan.
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
f. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
h. Tes Laboratorium.
i. Tatalaksana/penanganan kasus.
j. Temu wicara (konseling).

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001). Persalinan adalah suatu
proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran
bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
(Mayles, 1996). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2002). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2002).

2. Tujuan Asuhan Persalinan


Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan
kebidanan persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang optimal.
3. Macam-macam Persalinan
a. Persalinan Spontan
yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin

4. Sebab-sebab Mulainya Persalinan


Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.
Tampaknya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama
sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot,
pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang
menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan
estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesterone tertentu.
b. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone
dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas
otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga
terdapat tanda-tanda persalinan.
c. Keregangan Otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan
Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, maka dengan. majunya kehamilan makin teregang
otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada
kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu sehingga menimbulkan p roses persalinan.
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan
induksi (mulainya ) persalinan.
e. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang
dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap
umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya
persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah
perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama
persalinan.

5. Tanda Gejala Persalinan


Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak,tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah
a. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu
atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan
sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
b. False labo
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix

c. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah
terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi
pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih
dalam keadaan tertutup.
d. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-
28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu
mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya
seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
e. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon
terhadap sistem pencernaan.

6. Tanda-Tanda Persalinan
a. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan
yang mempunyai sifat sebagai berikut;
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang
sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian
bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah
terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong
dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput
janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda
yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan
akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

7. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


a. Faktor Passage
Faktor jalan lahir pada ibu yang bisa mempengaruhi
persalinan. Adapun faktor jalan lahir terdiri dari:
1) Bagian keras: tulang tulang panggul (rangka panggul)
2) Bagian lunak: otot-otot, jaringan- jaringan dan ligament-
ligament
b. Faktor Power
Kekuatan yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan ,
Adapun power yang bisa mempengaruhi persalinan terdiri dari:
1) Kontraksi uterus: kekuatan yang mendorong janin dalam
persalinan adalah his, kontraksi kontraksi otot otot perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen.
2) Tenaga mengejan: suatu aktifitas yang dilakukan ibu yaitu
mengejan seperti waktu mengejan saat buang air besar
dengan kekuatan yang jauh leih kuat sehingga menyebabkan
menutupnya glottis sehingga mengakibatkan kontraksi otot-
otot perut dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah
lengkap dan paling efektif sewaktu ada his. Tanpa tenaga
mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita
yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu
dengan forceps. Tenaga mengejan ini juga melahirkan
placenta setelah placenta lepas dari dinding rahim.
c. Passenger
Buah kehamilan/janin yang dikandung ibu dapat
mempengaruhi persalinan. Pada passenger yang mempengaruhi
adalah:
1) Kepala janin/presentasi kepala janin
2) Letak/posisi janin
3) Keadaan plasenta
4) Keadaan air ketuban

8. Tahapan-Tahapan Persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
1) Fase laten persalinan
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan
b) servix secara bertahap Pembukaan servix kurang dari 4
cm
c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
2) Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu
akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih
b) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan
lengkap (10 cm)
c) Terjadi penurunan bagian terendah janin
b. Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung
2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata-rata 0.5 jam
8) Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi ibu sebagai berikut:

c. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
1) Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
2) Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
3) Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
4) Tanda-tanda pelepasan plasenta
a) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b) Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
c) Tali pusat memanjang
d) Semburan darah tiba tiba

d. Kala IV
Kala IV adalah dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah persalinan . Kala IV merupakam kala
yang paling kritis karena sering terjadi perdarahan.Pemantauan
kala IV dilakukan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi
ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering Observasi intensif
karena perdarahan yang terjadi pada masa ini. Observasi yang
dilakukan sebagai berikut ;
1) Tingkat kesadaran penderita.
2) Pemeriksaan tanda vital.
3) Kontraksi uterus.
4) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400- 500cc.

9. Mekanisme Persalinan Normal


Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap
gerakan kepala janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya
seluruh anggota badan bayi.
1) Masuknya kepala janin dalam PAP Masuknya kepala ke dalam
PAP terutama pada primigravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan
persalinan.
2) Majunya Kepala janin Pada primi gravida majunya kepala terjadi
setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru
mulai pada kala II. Pada multi gravida majunya kepala dan
masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
3) Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5
cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm) . Fleksi
disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar
panggul
4) Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah symphysis
5) Ekstensi Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai
di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal
ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
Gambar 3, Putaran paksi Luar

6) Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi


dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung janin.
Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina.
Nilai perluasan laserasi perineum. Derajat laserasi perineum
terbagi atas :
a) Derajat I Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan
kulit perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan
penjahitan, kecuali jika terjadi perdarahan
b) Derajat II Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada derajat II dilakukan
penjahitan dengan teknik jelujur
c) Derajat III Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior,
kulit perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
d) Derajat IV Derajat III ditambah dinding rectum anterior Pada
derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini
memerlukan teknik dan prosedur khusus

Gambar 4, Derajat Robekan Perenium

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi
berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri
ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan
baik. Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
Adaptasi bayi baru lahir adalah periode adaptasi terhadap
kehidupan keluar Rahim Periode ini dapat berlangsung hingga satu
bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi.
Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem pernapasan dan
sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan
mengambil dan menggunakan glukosa.

2. Perawatan Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan
bersih untuk bayi baru lahir ialah:
a. Pencegahan infeksi
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
bersentuhan dengan bayi. Pakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan. Pastikan semua peralatan
dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi
atau steril.

b. Melakukan Penilaian
Apakah bayi cukup bulan/tidak , Apakah air ketuban
bercampur mekonium/tidak, Apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan, Apakah bayi bergerak dengan aktif atau
lemas Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau
lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

c. Pencegahan Kehilangan Panas


Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat
tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi
harus dicatat (Prawiroharjo, 2002). Bayi baru lahir tidak dapat
mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi
yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi
untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah
atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak,
meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur
atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya
hipotermia.

d. Membebaskan Jalan Nafas


1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap
lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus
sudah ditempat
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar
Score)

e. Merawat Tali Pusat


1) Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,
ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali
pusat.
2) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan
sekresi tubuh lainnya.
3) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
4) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk
atau kain bersih dan kering.
5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem
plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril).
Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem
tali pusat tertentu.
6) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang
sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
7) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan klonin 0,5%
8) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut harus diperhatikan Selimuti ulang bayi dengan
kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik. (Dep. Kes. RI, 2002)

f. Pencegahan Infeksi
1) Memberikan vitamin K Untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1
mg/hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5–1 mg IM.
2) Memberikan obat tetes atau salep mata Untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual)
perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %,
sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi
lahir.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk
melakukan tindakanpencegahan infeksi berikut ini:
a) Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah
melakukan kontak denganbayi.
b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
c) Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting
dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau
steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang
bersih dan baru.
d) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta
kain yang digunakan.

3. Inisiasi Menyusu Dini


Inisiasi Menyusui Dini dimulai sedini mungkin. Segera setelah
bayi lahir setelah tali pusat dipotong letakkan bayi tengkurap di dada
ibu dengan kulit ke kulit biarkan selama 1 jam/lebih sampai bayi
menyusu sendiri, selimuti dan beri topi. Suami dan keluarga beri
dukungan dan siap membantu selama proses menyusui.
Pada jam perama si bayi menemukan payudara ibunya dan ini
merupakan awal hubungan menyusui yang berkelanjutan yang bisa
mendukung kesuksesan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Berdasarkan
penelitian bayi bar lahir yang dipisahkan dari ibunya dapat
meningkatkan hormon stres sekitar 50% dan membuat kekebalan tubuh
bayi menjadi menurun.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,
mengendalikan suhu tubuh lebih baik dibandingkan dengan inkubtor,
menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah
infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal
karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan
insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit ke kulit juga membuat
bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik
(Prawirohardjo, 2013).

4. Masalah-masalah pada Bayi Baru Lahir


a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama
dengan prematuritas. Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi
prematur, juga bayi yang cukup bulan dengan BB < 2.500 gram
(Profil Kesehatan Indonesia, 2014; Manuaba, 2010).
b. Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir tidak normal (<36)
pada pengukuran suhu melalui aksila dimana suhu tubuh bayi baru
lahir normal adalah 36,5-37,5 (suhu aksila). Hipotermi merupakan
suatu tanda bahaya karna dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolism tubuh yang berakhir dengan kegagalan
fungsi jantung paru dan kematian (Ddepkes RI, 2007)
c. Hiperbilirubinemia adalah ikterus dg konsentrasi bilirubin serum
yg menjurus ke arah terjadinya kern ikterus atau ensefalopati
bilirubin bila kadar bilirubin tidak dapat dikendalikan. Ikterus
adalah perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinema). Pada
bayi aterm ikterus tampak jika konsentrasi bilirubin serum
mencapai 85-120 µmol/L (myles,2009).
d. Hipoglikemia kadar glukosa serum < 45mg% (<2,6 mmol/L)
selama beberapa hari pertama kehidupan nilai kadar glucose
darah/plasma atau serum untuk diagnosis hipoglikemia.
e. Kejang merupakan gerakan involunter klonik atau tonik pada satu
atau lebih anggota gerak. Biasanya sulit di kenali dan terjadi pada
usia 6 bulan – 6 tahun
f. Definisi Sindrom gawat nafas adalah syndrome gawat nafas yang
disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir
dengan masa gestasi kurang.

D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh
alat genital baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam
waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.
selama masa ini, fisiologi saluran reproduktif kembali pada keadaan
yang normal (Cunningham, 2007). Masa nifas (puerperium) adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu
(Mochtar, 2010). Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah
persalinan selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Wiknjosastro, 2005). (Heni Puji Wahyuningsih,2018;4)

2. Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas


Dalam memberikan asuhan tentu Anda harus tahu apa tujuannya,
untuk mengetahui apa tujuan asuhan nifas pelajari uraian berikut ini.
Asuhan atau pelayanan masa nifas memiliki tujuan yang pada akhirnya
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Adapun tujuan umum
dan khusus dari asuhan pada masa nifas adalah : (syaifuddin, 2007).
a. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
c. Mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas.
d. Merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan .
e. Memberikan pelayanan KB (Enny Fitriahadi, Istri Utami, 2018;4)

3. Tahapan Masa Nifas


a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden
perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan
perlu melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi;
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah
dan suhu
b. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk,
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB. Remote
puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi. (Heni Puji Wahyuningsih,2018;5-6)

4. Perubahan Fisiologi Masa NIfas

a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada
kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya
(Tinggi Fundus Uteri). Proses pengembalian uterus dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot polos dalam
uterus. Pada tahap ketiga persalinan uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus
kira-kira sama besar uterus saat umur kehamilan 16 minggu (kira-
kira sebesar jeruh asam) dan beratnya kira-kira 100 gram. Dalam
waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai lebih 1 cm diatas
umbilikus. Dalam bebrapa hari kemudian, perubahan involusi
berlangsung cepat. Fundus turun kirakira 1-2 cm setiap 24 jam.
Postpartum hari keenam fundus normal akan berada
dipertengahan anatara umbilikus dengan simpisis pubis. Uterus
tidak bisa dipalpasi pada abdomen di hari ke sembilan
postpartum.

Waktu Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus (gr)


Plasenta lahir Sepusat 1000 gr
7 hari Pertengahan pusat 500 gr
14 hari simfisis 350 gr
42 hari Tidak teraba 50 gr
56 hari Sebesar hamil 2 30 gr
minggu
Normal
Tabel 2, TFU Postpartum
b. Lochea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda
pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan
adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume
karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1) Rubra
2) Sangunolenta
3) Serosa
4) Alba
c. Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai per mukaan
yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah
tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukanjaringan
parut pada bekas implantasi plasenta
d. Serviks
Pada serviks berbentuk sel-sel otot baru yang
mengakibatkan serviks memanjang seperti celah. Walaupun
begitu setelah involusi selesai, ostium eksternum tidak serupa
dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium
eksternum lebih besar dan tetap terdapat retak-retak dan robekan
pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh karena
itu robekan ke samping ini terbentuklah bibir depan dan bibir
belakang.
e. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak
maju. Pada post natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan
kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum hamil.
f. Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina
kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia
menjadi lebih menonjol.
g. Payudara

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi


terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologis, yaitu sebagai berikut:

1) produksi asi
2) sekresi atau let down (Enny Fitriahadi, Istri Utami, 2018;17-
20)
5. Perubahan Psikologi Masa Nifas

a. Adaptasi psikologi masa nifas


Kelahiran anggota baru bagi suatu keluarga memerlukan
penyesuaian bagi ibu. Perubahan peran seorang ibu memerlukan
adaptasi yang harus dijalani, perubahan tersebut berupa perubahan
emosi dan sosial. Adaptasi psikologis ini menjadi periode
kerentanan pada ibu postpartum, karena periode ini membutuhkan
peran professional kesehatan dan keluarga. Tanggung jawab ibu
postpartum bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir.
Proses penyesuaian ibu atas perubahan yang dialaminya terdiri atas
tiga fase yaitu:
1) Fase taking in Fase
Taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada
dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses
persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu
bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang
dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan,
kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat
untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin dialami,
seperti mudah tersinggung, menangis.
2) Fase taking hold
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah
tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati
menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat
diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu.
3) Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab
akan peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh
disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan
bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah
meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam
menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita
berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu.
Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan
bayinya.

b. Postpartum blues
Postpartum blues (PPB) adalah kesedihan atau kemurungan
setelah melahirkan yang dialami oleh ibu yang berkaitan dengan
bayinya atau disebut juga dengan baby blues, yang disebabkan oleh
perubahan perasaan yang alami oleh ibu saat hamil sehingga sulit
menerima keadaan bayinya perubahan perasaan ini merupakan
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga
karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan
kehamilan. Perubahan ini akan kembali secara perlahan setelah ibu
menyesuiakan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali
dalam keadaan normal (Ambarwati dan Wulandari, 2009). (Enny
Fitriahadi, Istri Utami, 2018;25-27)

6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


a. Nutrisi dan Cairan
Kebutuhan nutrisi pada ibu nifas membutuhkan gizi
seimbang, nutrisi cukup, terutama kebutuhan protein dan
karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui mempengaruhi produksi air
susu. Nutrisi pada ibu nifas yang terpenting dapat membantu
involusi dan produksi ASI yang optimal
b. Ambulas
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur
telentang selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring ke
kiri/kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli, pada hari kedua dibolehkan duduk, hari ketiga
diperbolehkan jalan-jalan. Mobilisasi diatas punyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka.
c. Eliminasi
Eliminasi Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri
secepatnya kadang-kadang mengalami sulit BAK karena springter
uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskullo
spingter ani selama persalinan juga oleh karena adanya oedema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung
kemih penuh dan sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
BAB seharusnya dilakukan 3 – 4 hari post partum. Bila masih
sulit BAB dan terjadi obstipasi dapat diberika obat rangsangan
per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dapat dilakukan
klisma.
d. Kebersihan diri dan perineum
1) Perawatan payudara; Telah dimulai sejak wanita hamil
supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktasi harus dihentkan dengan cara: Pembalutan mammae
sampai tertekan Pemberian obat esterogen untuk supresi LH
2) Laktasi Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan
terjadi perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai
disusui, isapan pada puting merupakan rangsangan yang
psikis yang secara reflektoris, mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan
e. Istirahat
1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
2) Sarankan kembali pada kegiatan rumah tangga secara
perlahan
3) Sarankan untuk istirahat siang selagi bayi tidur
4) Kurang istirahat dapat menyebabkan: Kurangnya suplai ASI,
Memperlambat proses involusi , Menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan merawat bayi sendiri.
f. Seksual
1) Secara fisik aman, begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jari
2) Tradisi yang menunda hubungan suami istri sampai waktu
tertentu. Hal ini tergantung pasangan
3) Begitu darah merah berhenti, boleh melakukan hubungan
suami istri
4) Untuk kesehatan sebaiknya ibu mengikuti program KB
5) Pada saat permulaan hubungan seksual perhatikan jumlah
waktu, penggunaan kontrasepsi (jika menggunakan),
dispareuni, kenikmatan dan kepuasan wanita dan pasangan
serta masih dalam hubungan seksual
g. Keluarga Berencana
Waktu yang paling tepat untuk KB sebetulnya sesaat
setelah ibu melahirkan. Namun kondisi ini juga bergantung dari
jenis kontrasepsi yang hendak ibu pilih, serta apakah ibu meyusui
bayinya atau tidak. Ada dua macam cara untuk mengatur jarak
kelahiran bayi, yaitu dengan metode hormonal dan non hormonal.
(Enny Fitriahadi, Istri Utami, 2018;65-68).

7. Kunjungan Masa Nifas


a. 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
1) Mecegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang di sebabkan oleh atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
6) Menjaga bayi agar tetap hangat
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
3) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar
5) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
c. 2 minggu setelah persalinan
1) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang
diberikan pada kunjungan 6 hari post partum
d. 6 minggu setelah persalinan
1) Menanyakan penyulit-penyulit dialami ibu selama masa nifas
2) Memberikan konselinh KB secara dini. . (Heni Puji
Wahyuningsih,2018;26)

8. Air Susu Ibu (ASI)


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garamgaram anorganik yang sekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air
putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah
cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health
Organization menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi.
a. Posisi dalam menyusui
Para ibu harus mengerti perlunya posisi yang nyaman dan
mempertahankannya ketika menyusui untuk menghindari
perlekatan pada payudara yang tidak baik yang akan berakibat pada
pengeluaran ASI yang tidak efektif dan menimbulkan trauma.
Beberapa hal yang perlu diajarkan pada ibu untuk membantu
mereka dalam mencapai posisi yang baik agar dicapai perlekatan
pada payudara dan mempertahankannya secara efektif (UNICEF,
2008) adalah sebagai berikut.
1) Ibu harus mengambil posisi yang dapat dipertahankannya. Bila
ibu tidak nyaman, penyusuan akan berlangsung singkat dan
bayi tidak akan mendapat manfaat susu yang kaya lemak di
akhir penyusuan. Posisi yang tidak nyaman ini juga akan
mendorong terbentuknya fil dan sebagai akibatnya akan
mengurangi suplai susu.
2) Kepala dan leher harus berada pada satu garis lurus. Posisi ini
memungkinkan bayi untuk membuka mulutnya dengan lebar,
dengan lidah pada dasar mulut untuk menyauk/mengangkat
payudara ke atas. Usahakan agar kepala dan leher jangan
terpilin karena hal ini juga akan melindungi jalan napas dan
akan membantu refleks mengisap-menelan-bernapas.
3) Biarkan bayi menggerakkan kepalanya secara bebas
Menghindari memegang bagian belakang kepala bayi sangat
penting agar penyusuan dapat berlangsung dengan sukses,
sebaliknya leher dan bahu bayi harus disokong agar bayi dapat
menggerakkan kepalanya dengan bebas untuk mencari posisi
yang dengan dipandu oleh dagunya, membiarkan hidungnya
bebas, dan mulut menganga lebar. Posisi demikian juga
memungkinkan bayi untuk menjulurkan kepala dan lehernya
serta menstabilkan jalan udara selama terjadinya refleks
mengisap-menelanbernapas. Sebaliknya dengan memegang
kepala bayi, maka hidung, bibir atas dan mulut akan terdorong
ke arah payudara, dan memfleksikan leher.
4) Dekatkan bayi Bawalah bayi ke arah payudara dan bukan
sebaliknya karena dapat merusak bentuk payudara.
5) Hidung harus menghadap ke arah puting Hal demikian akan
mendorong bayi untuk mengangkat kepalanya ke arah
belakang dan akan memandu pencarian payudara dengan
dagunya. Dengan posisi demikian, lidah juga akan tetap berada
di dasar mulut sehingga puting susu berada pada pertemuan
antara langit-langit keras dan lunak.
6) Dekati bayi ke payudara dengan dagu terlebih dahulu Dagu
akan melekukkan payudara ke dalam dan bayi akan menyauk
payudara masuk ke dalam mulutnya, untuk perlekatan yang
benar seperti tampak
Gambar 5, Perlekatan Menyusui

(Heni Puji Wahyuningsih,2018;154-156)

E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana


1. Pengertian Keluarga Berencana
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB merupakan
tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB
adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah
dan jarak anak serta waktu kelahiran. (Matahari, Putri, Sugiharti,
2018;22).

2. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
melalui pengendalian kelahiran dan pengen dalian pertumbuhan
penduduk Indonesia. Di samping itu KB diharapkan dapat
menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari
program KB, meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak
langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera. (Matahari, Putri, Sugiharti, 2018;22-
23).
3. Manfaat Keluarga Berencana
Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita.
4. Akseptor Keluarga Berencana
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah danjarak anak serta waktu kelahiran. Adapun jenis
- jenis akseptor KB, yaitu:
a. Akseptor Aktif Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini
menggunakan salah satu cara alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
b. Akseptor aktif kembali Akseptor aktif kembali adalah pasangan
usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga)
bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama
maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3
(tiga) bulan berturut– turut dan bukan karena hamil.
c. Akseptor KB Baru Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru
pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau pasangan
usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah
melahirkan atau abortus.
d. Akseptor KB dini Akseptor KB dini merupakan para ibu yang
menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu
setelah melahirkan atau abortus.
e. Akseptor KB langsung Akseptor KB langsung merupakan para istri
yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari
setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor KB dropout Akseptor KB dropout adalah akseptor yang
menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN,
2007).

5. Pasangan Usia Subur


Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya
berumur 25 - 35 tahun atau pasangan suami istri yang istrinya berumur
kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50
tahun tetapi masih haid (datang bulan). (Matahari, Putri, Sugiharti,
2018;23-25).

6. Macam-Macam Metode Kb Hormonal


a. Pil Kb Kombinasi ; Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi
telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
b. Pil Hormon Progestin: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan
sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu. Pil diminum setiap hari.
c. Pil KB Darurat (Emergency Contraceptive Pills) Kontrasepsi
darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang tidak
terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. Semakin
cepat minum pil kontrasepsi darurat, semakin efektif. Kontrasepsi
darurat banyak digunakan pada korban perkosaan dan hubungan
seksual tidak terproteksi.
d. Kb Suntik Kombinasi; Suntikan kombinasi menekan ovulasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu, dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan
sekali tiap bulan.
e. Suntikan Progestin; Suntikan progestin mencegah ovulasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat
transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali
(DMPA)
f. Implan ; Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah
kulit dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.

7. Macam-Macam Metode KB Non Hormonal


a. Tubektomi; Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
b. Tubektomi; Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
c. Kondom; Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah
ke dalam saluran reproduksi perempuan.
d. Senggama Terputus (Coitus Interuptus); Metode keluarga
berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi
e. Diafragma; Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba
falopii).Dapat pula digunakan dengan spermisida.
f. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr); Dalam Rahim AKDR
dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat (AKDR)
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
(Matahari, Putri, Sugiharti, 2018;70-83).

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL

TERHADAP NY.H G2P1A0 DI PMB KARMILA ASTUTI S,ST

LAMPUNG SELATAN

Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya


Hari/Tanggal : Minggu, 28 Febuari 2022
Waktu : 17.00 WIB
Kunjungan : I (satu)

I. SUBJEKTIF (S)
A. IDENTITAS

Istri Suami

Nama : Ny. H : Tn.M


Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 085378xxxxx

B.ANAMNESA
1. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilanya.
2. Riwayat Kehamilan Saat Ini
2.1 Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 7 hari
d. Sifat Darah : Cair,bercampur gumpalan
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
f. HPHT : 07 Juni 2021
g. TP : 08 Maret 2022
h. Usia Gestasi : 38 minggu
2.2 Tanda-tanda kehamilan(TM I)
a. Amenorhae : Tidak ada
b. Mual dan muntah : Tidak ada
c. Tes kehamilan : Ya
d. Tanggal : 27 Juni 2021 hasilnya positif
Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan 16 minggu.
2.1 Pemeriksaan kehamilan
a. Ya, dimana : PMB
Oleh Siapa : Bidan
Berapa Kali : 6 kali
b. Tidak ANC, alasan :-

2.2 Pengetahuan tentang Tanda tanda bahaya kehamilan

NO Pengetahuan Pengetahuan Klien Mengalami

Tahu Tidak Tahu Ya Tidak

1 Sakit Kepala √ √

2 Pandangan Keluar √ √

3 Mual Muntah √ √
Berlebihan

4 Gerakan Janin √ √
Berkurang

5 Demam Tinggi √ √

6 Keluar Cairan √ √
Pervaginam (KPD)

7 Perdarahan Terus √ √
Menerus

8 Bengkak Pada √ √
Ekstremitas
2.3 Perencanaan KB setelah melahirkan
Jenis : KB suntik 3 bulan
Tidak, Alasan :-
2.4 Persiapan Persalinan (P4K) Terdiri dari:
a. Kepemilikan Stiker P4K
Ada : Ada
Tidak ada :-
b. Persiapan Tentang Persalinan
Rencana penolong persalinan
Tenaga kesehatan, Oleh Siapa : Bidan
Non tenaga kesehatan, Oleh Siapa :-
Belum tahu, Alasan :-
c. Pendamping Persalinan : Suami
d. Perencanaan Biaya Persalinan
Sudah direncanakan : Ya
Belum direncanakan :-
e. Transportasi yang digunakan
Ada : Ada
Tidak ada :-
f. Gol Darah
Tidak Tahu, Alasan :-
Tahu, Jenis :-
Calon Pendonor Darah : Ada
2.5 Keluhan yang dirasakan
a. Rasa lelah : Ya
b. Mual-mual : Tidak
c. Malas beraktifitas : Tidak
d. Panas, menggigil : Tidak
e. Sakit kepala : Tidak
f. Penglihatan kabur : Tidak
g. Rasa nyeri atau panas saat BAK : Tidak
h. Rasa gatal pada vulva dan vagina dan sekitarnya : Tidak
i. Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak
j. Lain- lain : Tidak
2.6 Penapisan kehamilan
a. Riwayat SC : Tidak
b. Perdarahan Pervaginam : Tidak
c. Persalinan Kurang Bulan : Tidak
d. Ketuban pecah disertai Mekonium yang Kental : Tidak
e. Ketuban Pecah Lama : Tidak
f. ketuban pecah pada persalinan kurang bulan : Tidak
g. Ikterus : Tidak
h. Anemia Berat : Tidak
i. Infeksi : Tidak
j. Pre eklamsi( HT dalam Kehamilan) : Tidak
k. TFU 40cm/lebih : Tidak
l. Gawat Janin : Tidak
m. Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan
kepala janin 5/5 : Tidak
n. Presentasi bukan belakang kepala : Tidak
o. Presentasi ganda (majemuk) : Tidak
p. Kehamilan ganda (gamelli) : Tidak
q. Tali pusat menumbung : Tidak
r. Syok : Tidak
2.7 Diet atau makanan
Sebelum Hamil
 Pola makan dalam sehari : 2-3 kali sehari
 Jenis makanan sehari-hari : nasi,sayur,lauk- pauk dan
air putih
Setelah Hamil
 Pola makan dalam sehari : 3 kali sehari
 Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk-pauk, susu
Dan air putih
2.8 Pola Eliminasi
Sebelum hamil
a. BAK : 3-4 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 1 kali sehari
Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Setelah Hamil
a. BAK : 7-8 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 1 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
2.9 Aktivitas Sehari- hari
Sebelum hamil
a. Pola istirahat dan tidur : Siang ±2 jam, Malam ±7-8
jam sehari
b. Seksualitas : Sesuai kebutuhan
c. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Setelah hamil
a. Pola istirahat dan tidur : Siang ±3 jam, Malam ±6-7
jam sehari
b. Seksualitas : Sesuai Kebutuhan
c. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
2.10 Personal Hygiene : Mandi 2 kali sehari
a. Frekuensi Mengganti Pakaian : 2 kali mengganti pakaian
dan sesuai kebutuhan
2.11 Status Imunisasi
Imunisasi TT YA TIDAK Keterangan
TT 1  SD
TT 2  SD
TT 3  SD
TT 4  Catin
TT 5  Hamil TM 2 kehamilan
pertama

3.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

NO Tahun Tempat UK Jumlah/ Jenis PB/BB Ket


Lahir Bersalin JK Persalinan
1 2015 Bidan Aterm 1/Laki- Spontan 49/3000 Sehat
laki
2 Hamil
Ini

1. Riwayat kesehatan
4.1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
a. Jantung : Tidak Ada
b. Hipertensi : Tidak Ada
c. DM : Tidak Ada
d. Asma : Tidak Ada
e. Hepar : Tidak Ada
f. Anemia Berat : Tidak Ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak Ada
4.2. Perilaku kesehatan
a. Penggunaan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
b. Pengonsumsi jamu : Tidak Ada
c. Merokok : Tidak Ada
d. Vulva hygiene : 2 kali ganti celana
dalam

5. Riwayat sosial
5.1. kehamilan ini direncanakan : Ya
Jika tidak alasan :-
5.2.Status perkawinan : Menikah, 1 kali, lama 8 th
5.3.Susunan keluarga yang tinggal serumah
Jenis
No Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin

1 Laki-laki 34 th Suami SMA Pedagang Sehat

2 Laki-laki 7 th Anak SD Belum Sehat


bekerja

6. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan


nifas
: Tidak Ada
7. Riwayat kesehatan keluarga (penyakit jantung, pembekuan darah, darah
tinggi, diabetes, dll) : Tidak Ada

II. OBJEKTIF (O)


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik,
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Vital sign : TD : 120/70 mmHg R : 21x/m
N : 83 x/m T: 36,5ͦC
5. TB : 160 cm
6. BB sekarang : 76 kg
7. BB sebelum hamill : 66 kg
8. LILA : 3 cm

B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Hitam, tidak rontok
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Hidung : Kebersihan : Bersih
Polip : tidak ada
Telinga : Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Mulut dan gigi: Bibir : Normal
Lidah : Bersih
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
Leher : Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening: Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada bendungan
b. Dada
Jantung : Normal, bunyi lup-dup
Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : Ya, simetris
: Putting susu : Menonjol
: Benjolan : Tidak ada
: Nyeri : Tidak ada
: Hiperpigmentasi : Ya, Areola mammae
c. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai usia kehamilan
Linea : Ada, linea nigra
Striae : Tidak ada
Palpasi
Leopold 1 :TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian
fundus teraba satu bagian besar,
agak lunak, dan tidak melenting
(bokong janin).
Leopold 2 :Pada bagian kanan perut ibu teraba
bagia-bagian kecil(ekstremitas atas).
Pada bagian kiri perut ibu teraba
satu tahanan yang keras, memanjang
seperti papan (punggung janin).
Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba
satu bagian keras, bulat, dan
melenting (kepala janin).
Leopold 4 : Convergen (Belum Masuk PAP)
TFU Mc Donald : 35 cm
DJJ : 146 x/m
Punctum maximum : ± 2 jari di bawah pusat sebelah kiri
TBJ (Johnson-Thausack) : (TFU-n) x 155 gram
: (35-13) x 155 gram
: 3410 gram
d. Punggung dan Pinggang
Nyeri pinggang : Tidak ada
Posisi punggung : Lordosis,Fisiologis
Nyeri punggung : Tidak ada
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada

e. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Oedema : tidak ada
: Varises : tidak ada
Ekstremitas bawah : Oedema : tidak ada
: Varises : tidak ada
Reflek Patella : (+), kanan dan kiri
f. Anogenital
Perinium : Tidak dilakukan pemeriksaan
Vulva dan vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
C.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Golongan darah :-
Hepatitis : NonReaktif
Malaria :-
HIV: : NonReaktif
Hb : 13,0 gr/dl
Protein :-
Glukosa :-
2. Radiologi/USG/DLL : Sifillis NonReaktif

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.H G2P1A0 hamil 38 minggu


Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi
kepala
Masalah : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah dilakukan


agar ibu mengerti bahwa ibu dan janin nya dalam keadaan sehat.
TTV : TD : 120/70 mmhg P : 24 x/m
N : 84 x/m S : 36,50C
DJJ : 146x/menit

1. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan memberikan Tablet Fe


1x1 dan Calcium 1x1.
2. Memberitahu ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung
protein seperti ikan, ayam, daging, telur dll. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin dan serat seperti sayuran hijau dan buah-buahan,
susu ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
3. Mengajari ibu cara melakukan perawatan payudara untuk mempersiapkan
Produksi ASI saat menyusui.
4. Memberitahu dan mengajarkan ibu senam hamil untuk mempersiakan
proses persalinan

5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan


trimester III yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki, tangan
atau wajah, demam, air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan
bayi berkurang.

6. Membuat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya 1 minggu lagi atau jika


terdapat keluhan agar keadaan ibu dan janin dapat terpantau.

KUNJUNGAN KE 2

Hari/Tanggal : Rabu, 6 Maret 2022


Jam : 16.00 WIB
Tempat : PMB Karmila Astuti S,ST
Oleh : Yuwika Cahya

II. SUBJEKTIF (S)


Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya dan tidak ada keluhan.
III. OBJEKTIF (O)
A.PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg N : 21 x/menit
R : 81 x/menit S : 36,70C
5. BB sekarang : 76 kg

B.PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Palpasi
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian fundus teraba
satu bagian besar, agak lunak, dan tidak
melenting (bokong janin).
Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas janin).
Pada bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan
yang keras, memanjang seperti papan (punggung
janin).
Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian
keras, bulat, dan melenting (kepala janin). Kepala
sudah masuk PAP
Leopold 4 : Divergen
TFU Mc Donald : 35 cm
DJJ : 140 x/m
Punctum maximum : ± 2 jari di bawah pusat sebelah kiri
TBJ (Johnson-Thausack) : (TFU-n) x 155 gram
: (35-12) x 155 gram
: 3565 gram
Punctum Maximum : ± 2 jari di bawah pusat sebelah kiri
Ekstremitas bawah : Tidak ada Oedema
Reflek Patella : (+) Kanan dan kiri

IV. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.H G2P1A0 hamil 38 minggu


Diagnosa Janin : Tunggal, hidup intra uterin, presentasi kepala
Masalah : Tidak ada

V. PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya
dalam kondisi sehat.
TTV : TD : 120/70 mmHg P : 21 x/menit
N : 81 x/menit S : 36,7 0C
DJJ : 140x/menit
2. Mengingatkan kembali ibu cara melakukan perawatan payudara untuk
mempersiapkan Produksi ASI saat menyusui.
3. Mengingatkan kembali ibu melakukan senam hamil untuk mempersiapkan
proses persalinan

4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan


a. Perut mulas secara teratur
b. Nyeri melingkar dari punggung yang menjalar ke perut
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar Cairan ketuban dari jalan lahir
5. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan
a. Mempersiapkan biaya persalinan
b. Mempersiapkan transportasi
c. Menyiapkan donor darah
d. Mempersiapkan Perlengkapan pakaian ibu dan bayi
6. Memberitahu ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan apabila sudah
terdapat tanda-tanda persalinan
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu yang akan
datang atau jika ada keluhan agar keadaan ibu dan janin terpantau serta
jika terdapat tanda-tanda persalinan.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
Hamil
: Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti
Pembimbing Institusi : Yulida Fithri.,S,ST.M.Kes

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
Hamil
: Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Lahan Praktik : Karmila Astuti S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN

TERHADAP NY.H G2P1A0 DI PMBKARMILA ASTUTI

LAMPUNG SELATAN
Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya
Hari/Tanggal : Senin, 07 April 2022
Waktu : 05.00 WIB

KALA I (Pukul: 05.00 WIB – 05.20 WIB)


I.SUBJEKTIF (S)

IDENTITAS

Istri Suami

Nama : Ny. H : Tn.M


Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 0853787xxxxx

Keluhan Utama : Ibu mengatakan perutnya mulas dan sakit menjalar


sampai ke pinggang dan keluar lendir yang bercampur
darah dari jalan lahir.

II. OBJEKTIF (O)


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg R : 22x/Menit
N : 84x/menit T : 36,5 ºC
5. Palpasi
Leopold I :TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian fundus
teraba satu bagian besar, agak lunak, dan
tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil (ekstremitas janin). Pada
bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan
yang keras, memanjang seperti papan
(punggung janin). teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu
bagian keras, bulat, dan melenting (kepala
janin). Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen
TFU Mc Donald : 35 cm
DJJ : 144x/m
Punctum maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
TBJ (Johnson-Thausack) : (TFU-n) x 155 gram
: (35-11) x 155 gram
: 3720 gram
HIS : (+) Frekuensi 4x dalam 10 menit, lamanya
40 detik

6. Periksa Dalam (pukul 05.00 WIB)


Atas indikasi untuk mengetahui inpartu atau belum
Pengeluaran : Lendir Bercampur darah
Vulva vagina : Tidak ada varises, tidak oedema
Dinding vagina : Tidak terdapat sistokel dan rektokel
Porsio : Konsistensi lunak, searah jalan lahir
Pendataran : Portio hampir tidak teraba,90 %
Pembukaan : 9 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : Belakang Kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK
Molase : Tidak ada
Penurunan : Hodge IV (setinggi spina Ischiadika)

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.H G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu


Kala I fase aktif
Diagnosa Janin :Tunggal, hidup intra uterin, presentasi
Kepala
Masalah :Tidak ada

IV.PENATALAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
janin dalam keadaan sehat.
TTV :TD : 120/80 T : 36,50C
N : 84x/menit R : 22x/menit
DJJ : 144x/menit
2. Memberikan motivasi dan semangat pada ibu agar dapat mengurangi
kecemasan ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
3. Memberitahu ibu bahwa proses persalinan adalah proses alamiah yang akan
terjadi pada setiap wanita hamil.
4. Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung ibu.
5. Memberikan asuhan sayang ibu seperti membantu ibu melakukan perubahan
posisi sesuai keinginan ibu dengan tetap menganjurkan ibu untuk miring ke
kiri, memberikan sentuhan seperti memijat atau menggosok punggungnya
untuk mengurangi rasa nyeri, selalu menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.
6. Memberitahu keluarga untuk memberikan makanan dan minuman seperti roti
dan teh hangat atau air putih kepada ibu di sela-sela kontraksi untuk asupan
tenaga ibu.
7. Membertahu kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik nafas dalam melalui
hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terjadi kontraksi untuk
relaksasi. Ibu mengerti dan melakukannya
8. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu dengan tidur terlentang kedua
kaki dibuka dan ditekuk kemudian kedua tangan merangkul paha, kepala
diangkat mata melihat perut,usahakan jangan bersuara. Dan ibu mengerti cara
meneran yang baik.
9. Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi segera lahir
pakaian ibu, dan perlengkapan bayi. Semua perlengkapan telah disiapkan.
10. Melakukan observasi : memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan
janin
11. Melakukan informed consent pada pihak keluarga agar terdapat bukti
persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga.
12. Mencatat setiap temuan pada partograf.

KALA II (PUKUL 05.20 –05.31 WIB)

I.SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan seperti ingin BAB


2. Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering
3. Ketuban pecah spontan

II.OBJEKTIF (O)
1. Dari vagina keluar lendir bercampur darah (bloodslim) yang semakin
banyak berserta air ketuban berwarna jernih. Tanda – tanda persalinan,
yaitu anus mengembang, vulva membuka, perineum menonjol dan
dorongan meneran.
2. TTV : TD :110/70 mmHg R : 21x/menit
N :87x/menit T : 36,50C
3. DJJ : (+) Frekuensi 144x/menit
4. HIS : (+) Frekuensi 5x dalam 10 menit, lamanya >40 detik.
5. Pemeriksaan Dalam (Pukul 05.20 WIB)
Atas indikasi : Terdapat tanda-tanda kala II
Pengeluaran : Lendir bercampur darah yang semakin banyak
Dinding vagina : Tidak ada sistokel dan rektokel
Portio : Tidak Teraba
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm (Lengkap)
Ketuban : (-), Jernih, Pukul 04.30 WIB
Presentasi : kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK
Molase : tidak ada
Penurunan : Hodge IV( sejajar Os.Coccygis)

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.K G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu Kala II

Diagnosa Janin: Tunggal,hidup intra uterin,presentasi kepala


Masalah : Tidak ada
IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
(10cm) dan ibu sudah diperbolehkan untuk meneran saat ada his dengan
dipimpin oleh penolong.
2. Memberi motivasi/semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan ibu
dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
3. Membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin .
4. Memantau DJJ saat tidak ada his untuk mengetahui keadaan janin.
5. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN.
a. Mengamati tanda-tanda persalinan seperti adanya dorongan ingin meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Ibu mengatakan
ingin meneran dan tampak tekanan pada anus serta vulva mebuka
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
- Perlengakapan, peralatan, bahan adan obat-obatan esensial sudah siap,
serta oksitosin dalam spuit steril sudah siap digunakan dalam partus set.
- Penolong telah memakai sarung tangan DTT dan telah memakai APD
untuk mencegah infeksi
c. Menyiapkan ibu untuk membantu proses persalinan
- Memimpin ibu meneran pada saat ada his, mendukung dan memberi
semangat atas usaha ibu untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk
beristirahat diantara kontraksi serta menganjurkan pada ibu untuk
minum untuk mencegah dehidrasi.
d. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
- Melahirkan kepala bayi
Jika kepala bayi sudah didepan vulva dengan diameter 5-6 cm gunakan
1/3 dari alas bokong untuk menahan perineum dengan tangan kanan
agar tidak terjadi robekan, kemudian letakkan tangan kiri dikepala
bayiagar tidak terjadi defleksi maksimal. lakukan tekanan yang lembut
dan tidak menghambat pada kepala bayi serta membiarkan kepala bayi
keluar perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
atau bernafas cepat saat kepala lahir. Setelah kepala bayi lahir dengan
lembut usap muka, mulut, kemudian hidung bayi dengan kain bersih
lalu memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi.
- Melahirkan bahu dan seluruh tubuh bayi
Setelah bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan, tempatkan
kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi. Kemudian mengarahkan
tangan kearah bawah untuk melahirkan bahu depan dan menggerakkan
ke atas untuk melahirkan bahu belakang. Lalu menyelipkan satu tangan
ke bahu dan lengan bagian belakang bayi untuk menyangga kepala dan
satu tangan lain menyusuri badan bayi dan lahirlah selutuh badan bayi.
- Penilaian awal bayi baru lahir
Bayi lahir spontan pukul 06.31 WIB. Bayi langsung menangis, warna
kulit kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin laki-laki
e. Penanganan bayi baru lahir
- Meletakkan bayi diatas perut ibu dan segera mengeringkan tubuh bayi
dengan handuk kecuali telapak tangan.
- Menjepit dan memotong tali pusat
- Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti handuk basah dan
menyelimuti bayi
- Melakukan IMD dengan tetap menjaga kehangatan tubuh bayi.
- Mencatat di partograf
6. Memantau perdarahan kala II. Perdarahan ±50 cc.
7. Bayi lahir spontan pukul 06.31 WIB.

KALA III (PUKUL 05.31– 05.36 WIB)

I.SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan perutnya terasa mulas.
2. Ibu mengatakan lemas setelah melahirkan.
II.OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV : TD : 110/70 mmHg R :21x/menit
N : 81x/menit T : 36,50C
5. TFU : Sepusat
6. Kontraksi uterus : Keras
7. Kandung kemih : kosong
8. Bayi Lahir Pukul 06.31 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anus : (+)
9. Uterus membulat

III. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny.H P2A0 inpartu Kala III normal

Masalah : Tidak ada

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin kedua atau
tidak.
2. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memberikan suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan bagian luar secara
intramuscular
b. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
c. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu. Setelah uterus
berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas ( dorso-kranial) secara hati hati
d. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat
semakin memanjang dan adanya semburan darah secara tiba-tiba.
e. Membantu melahirkan plasenta dengan cara menegangkan dan
mengarahkan tali pusat sejajar dengan lantai mengikuti poros jalan
lahirnya
f. Pada saat plasenta pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat tali pusat ke atas dan menompang plasenta dengan tangan
lainnya kemudian lakukan putar pilin searah jarum jam dengan lembut dan
perlahan lahan untuk mencegah tertinggalnya selaput ketuban dijalan lahir.
Kemudian meletakkan plasenta dalam wadah plasenta.
3. Setelah plasenta lahir lengkap, melakukan massage uterus hingga kontraksi
baik, dan mengajarkan ibu atau pendamping untuk membantu melakukan
massage uterus.
4. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaput dan
kotiledonnya. Panjang tali pusat 50 cm, diameter 17 cm, berat 500 gram, tebal
2,5 cm, insersi tali pusat sentralis.
5. Memantau perdarahan kala III. Plasenta lahir lengkap pukul 06.36 WIB,
perdarahan ±100 cc.
6. Memeriksa jalan lahir untuk memastikan ada laserasi atau tidak, tidak terdapat
laserasi pada perineum.

KALA IV (PUKUL 05.36– 07.36 WIB)

I.SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ibu merasa lemas.
II. OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD :110/70 mmHg R : 20x/menit
N : 81x/menit T : 36,50C
4. Kontraksi uterus : Baik, uterus teraba keras dan bulat
5. Plasenta : Lahir lengkap Pukul 06.36 WIB
Berat plasenta : 500 gram
Diameter plasenta : 17 cm
Tebal plasenta : 2,5 cm
Insersi tali pusat : Sentralis
Panjang tali pusat : 50 cm
6. TFU : 2 jari dibawah pusat
7. Perdarahan kala III : ±100 cc
8. Perineum : Tidak terdapat laserasi

III.ANALISA (A)

Diagnosa : Ny.H P2A0 inpartu Kala IV normal

Masalah : Ibu masih merasa lemas

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam kondisi sehat.
TD : 110/70 mmhg T : 36.5oC
N : 81x/menit R : 20x/menit
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa mulas yang
dirasakannya adalah hal yang wajar, rasa mulas yang timbul karena
pergerakan otot-otot uterus atau kontraksi yang mencegah terjadinya
perdarahan.
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan massage
uterus yaitu dengan cara tangan ibu melakukan gerakan memutar searah jarum
jam diatas fundus uterus sampai rahim teraba keras kembali untuk mencegah
perdarahan pasca persalinan. Ibu dan keluarganya telah mengerti dan bisa
melakukan massage uterus
4. Memberikan rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk vulva
dan vagina dari darah dengan air DTT, memakaikan pembalut,kain,serta
menggantikan pakaian bersih.
5. Memberikan ibu untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu yang
berkurang selama proses persalinan dan ibu telah makan dan minum.
6. Memberitahu ibu untuk istirahat sebagai pengganti tenaga ibu selama proses
persalinan
7. Memberikan therapy obat vitamin A 1 kapsul 200.000 IU, Fe dengan dosis 60
mg 1x1, Mefenamic Acid 500 mg 3x1, amoxcilin 500 mg 3x1.
8. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa terjadwal
(on demand) dan tetap memberikan ASI tanpa makanan tambahan lainnya
sampai bayi usia 6 bulan.
9. Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dan ibu sudah dapat miring ke kanan
dan ke kiri.
10. Melakukan pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu.
11. Melakukan pendokumentasian dengan partograf

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul :Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
bersalin
: Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Institusi : Yulida Fithri.,S,ST.M.Kes

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
LEMBAR KONSULTASI
Nama :Yuwika Cahya
NIM :1915401017
Judul :Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
bersalin
:Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Lahan Praktik : Karmila Astuti S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf

C.Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BAYI BARU LAHIR


TERHADAP BAYI NY.H DI PMB KARMILA ASTUTI S,ST
LAMPUNG SELATAN

Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya


Hari/Tanggal : Senin, 07 Maret 2022
Waktu : 05.31 WIB

I.SUBJEKTIF (S)
A. Identitas Bayi
Nama : By.Ny.H
Umur : 0 hari
Tanggal/Jam Lahir : 07 Maret 2022 Jam : 06.31 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Lahir : 3800 gram
Panjang Badan : 49 cm
Anak Ke : 2 (dua)
Identitas Orang Tua
Istri Suami

Nama : Ny. H : Tn.M


Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 0853787xxxxx

B. Anamnesa
Ibu mengatakan baru saja melahirkan, bayi lahir lengkap, menangis kuat
dan gerakan bayi aktif.
Riwayat Persalinan

P2A0 gravida 39 minggu

Kala I :0 Jam 20 Menit


Kala II :0 Jam 10 Menit
Kala III :0 Jam 05 Menit
Kala IV :2 Jam 0 Menit
Jumlah :2 Jam 35 Menit

Jenis persalinan : Spontan pervaginam


Lilitan Tali Pusat : Tidak ada
Penolong : Bidan
Penyulit : Tidak ada

II.OBJEKTIF (O)
Bayi lahir spontan, menangis kuat dan tonus otot aktif
Penilaian awal Bayi Baru Lahir
A. Apakah kehamilan cukup bulan : Ya (hamil cukup bulan )
B. Apakah air ketuban jernih/tidak : Jernih
C. Apakah bayi menangis dan bernafas : Bayi menangis kuat, dan
bernafas spontan
D. Apakah tonus otot bayi baik atau tidak : Tonus otot baik bayi bergerak
aktif
E. Apakah warna kulit kemerahan : Warna kulit kemerahan

APGAR SKOR : 10/10


Tanda 0 1 2 Nil
Klinis a
i

Appearanc Pucat /
Tubuh Seluruh
e selur
merah, tubuh
uh 1/2
(Warna ektremita kemerah
tubuh
kulit) s biru an
biru

Pulse

(Denyut Tidak
< 100x/menit >100x/menit 2/2
jantun ada

g)

Grimace Ektremitas
Tidak Gerakan
(Tonus sedikit 2/2
ada aktif
otot) fleksi

Activity Langsung
Tidak
Sedikit gerak menangi 2/2
(Aktifitas) ada
s

Respiratio
n Lemah /
Tidak
tidak Menangis 2/2
(pernafasa ada
teratur
n)

9/1
Jumlah Skor
0

III.ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi Baru Lahir cukup bulan, Normal.
Masalah : Tidak ada
IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya sehat.
2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering
3. Menjepit tali pusat dengan klem pertama berjarak 3 cm dari umbilicus dan
klem kedua berjarak 2 cm dari klem pertama, lalu potong tali pusat dengan
gunting tali pusat lalu klem tali pusat menggunakan klem tali pusat
4. Memposisikan bayi diatas perut ibu untuk melakukan inisiasi menyusu
dini (IMD) selama 1 jam
5. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan ibu dengan
kain bersih
6. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri
N : 137 x/menit R : 47 x/menit
S : 36.9 0C LD : 32 cm
BB : 3800 gr LK : 33 cm
PB : 49 cm JK : laki-laki
7. Memberikan vitamin K 0,5 mg secara IM pada paha kiri bayi dan salep
mata tetrasiklin 1% agar terhindar dari infeksi mata, bayi telah diberikan
vitamin K dan salep mata.
8. Memakaikan pakaian bayi agar bayi tetap hangat
9. Memberikan imunisasi HB0 pada 1 jam setelah pemberian vitamin K,
suntikan di paha bayi sebelah kanan.
10. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui dan bayi telah menyusu pada
ibunya
11. Memberikan motivasi pada ibu agar ibu tetap memberikan ASI Ekslusif
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun cukup ASI saja,
walaupun keluarnya sedikit.
12. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat agar bayi tidak terjadi
hipotermi
Penilaian 1 jam pertama
A.Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Antropometri
a. Berat badan : 3800 gram
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Tanda-tanda vital : N : 140 x/menit,
R : 48 x/menit
S : 36,6 °C
B.Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Sutura : Teraba
: Ubun-ubun besar : Datar
: Ubun-ubun kecil : Datar
: Moulase : Tidak ada
: Caput succedaneum : Tidak ada
: Cephal haematoma : Tidak ada
2. Mata : Simetris : Ya
: Sklera : Putih, tidak ikterik
: Konjungtiva : Merah muda
3. Hidung : Bersih
: Pengeluaran : Tidak ada
: Polip : Tidak ada
4. Mulut: Simetris : Ya, atas dan bawah
: Palatum : Normal
: Bibir : Normal
5. Telinga : Simetris : Ya, kanan dan kiri
: Cairan : Tidak Ada
6. Leher : Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroi : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
7. Dada : Putting susu : Simetris
Suara nafas : Tidak ada suara wheezing dan ronchi
: Bunyi jantung : Normal, loop doop
8. Abdomen : Bentuk : Simetris
: Tali pusat : Masih basah
: Perdarahan tali pusat : Tidak ada
9. Genetalia : Terdapat skrotum dan penis
: Lubang uretra : ada
10. Ekstermitas atas : Pergerakan : aktif
: Jumlah jari : lengkap
11. Ekstermitas bawah : Pergerakan : aktif
: Jumlah jari : lengkap
12. Punggung dan anus : Benjolan : tidak ada
: Anus : berlubang
13. Kulit Warna : kemerahan
: Tanda lahir : tidak ada

Penilaian sistem syaraf (Neurologis)


1. Refleks Sucking (menghisap) : (+) jika kita sentuh daerah sekitar
bibir bayi, maka bayi akan memutar kepalanya kearah rangsangan dan
membuka mulutnya sebagai pertanda bayi siapa untuk disusui
2. Refleks Rooting (menelan) : (+) jika pipi atau sudut bibir bayi
disentuh maka kepala bayi akan berputar atau mencari kearah rangsangan
3. Refleks Swallowing ( menelan ) : (+) jika kita masukan puting susu
ibu dan mulai menghisap kemudian menelan
4. Reflek greping ( menggenggam) : (+) bila telapak tangannya disentuh
dia langsung menggengam
5. Reflek Moro : (+) bila bayi tiba-tiba kaget begitu
mendengar suara
6. Reflek babinsky : (+) bila tapak kaki bayi di sentuh
jari-jarinya akan mengembang

ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi Baru Lahir usia 1 jam cukup bulan,Normal.
Masalah : Tidak ada

PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri
N : 140 x/menit R : 48 x/menit
S : 36.60C LD : 32 cm
BB : 3800 gr LK : 33 cm
PB : 49 cm JK : Laki-laki
3. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui dan bayi telah menyusu pada
ibunya
Serta mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar.
4. Memberitahu ibu untuk selalu mengganti pakaian / popok bayi setiap kali
basah
5. Memberitahu ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan bayi

Perawatan Bayi Baru Lahir Hari Pertama


Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya
Hari/Tanggal : Selasa, 08 Maret 2022
Waktu : 16.00 WIB

I.SUBJEKTIF ( S )
a. Ibu mengatakan ASI keluar sedikit dan bayinya dapat menghisap ASI dengan
kuat
b. Ibu mengatakan gerakan bayi aktif

II.OBJEKTIF ( O )
a. Pemeriksaan umum
b. Keadaan umum : Baik
c. Kesadaran : Composmentis
d. Keadaan emosional : Stabil
e. Tonus otot : Baik
f. Tanda-tanda vital :N : 140 x/m P : 48 x/m
S : 36.7 0C LD : 32 cm
BB : 3800 gr LK : 33 cm
PB : 49 cm JK : Laki-laki
g. Tali Pusat : Bersih dan masih basah

III.ANALISA( A )
Diagnosa : Bayi baru lahir hari ke-1, normal.
Masalah : Tidak ada

IV.PENATALAKSANAAN ( P )
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal.
2. Memandikan bayi dan melakukan serta mengajarkan cara perawatan tali pusat
bayi dengan menjaga kebersihan dan kekeringan tali pusat dengan cara
dibungkus dengan kassa steril.
3. Memberikan imunisasi HB0 pada paha sebelah kanan bayi secara IM sesudah
dimandikan
4. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. Mengajarkan ibu cara
perawatan payudara agar ASI lancar serta memberitahu ibu untuk
mengkonsumsi sayuran yang dapat membantu melancarkan produksi ASI
seperti daun katuk,daun kelor.
5. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan (MPASI) dan ibu bersedia
memberikan ASI Eksklusif pada bayi
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya
yaitu selalu mengeringkan alat genetalia sehabis BAB dan BAK dan
menggantikan pakaiannya jika basah karena keringat atau karena BAK dan
ibu bersedia menjaga kebersihan bayi nya
7. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda- tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti : bayi bernapas megap-megap, tonus otot lemah, warna kulit
kebiruan, tidak mau menyui dan ibu mengerti mengenai penjelasan yang
disampaikan
8. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu dan bayi sudah bisa pulang siang
ini
9. Menganjurkan ibu untuk jadwal kunjungan ulang 3 hari kemudian untuk
penimbangan bayi atau segera datang bila ada keluhan dan ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Bayi Ny.H


Alamat : Umbul Tempe, Kalianda, Lampung Selatan

No. Data Objektif Bayi baru lahir Hari ke-1


1. Keadaan umum Baik Baik
2. TTV : N 138 x/menit 140 x/menit
R 46 x/menit 48 x/menit
T 36,9 0C 36,70C
3. Antropometri : BB 3800 gram 3800 gram
PB 49 cm 49 cm
LK 33 cm 33 cm
LD 32 cm 32 cm
4. Tali Pusat Masih basah Masih basah
5. BAK : Frekuensi 2 kali sehari 4 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
6. BAB : Frekuensi 1 kali sehari 2 kali sehari
Warna Hijau kehitaman Hijau kehitaman
7. Nutrisi ASI ASI
KUNJUNGAN II
Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Maret 2022
Waktu : 16.00 WIB

I.SUBJEKTIF (S)
A. Identitas Bayi
Nama : By.Ny.H
Umur : 3 hari
Tanggal/Jam Lahir : 07 Maret 2022 Jam : 06.31 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Lahir : 3800 gram
Panjang Badan : 49 cm
Anak Ke : 2 (Dua)

Identitas Orang Tua


Istri Suami

Nama : Ny. H : Tn.M


Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 0853787xxxxx

B.Anamnesa
1. Ibu mengatakan tali pusat bayinya kering dan belum lepas.
2. Ibu mengatakan bayi nya menyusu kuat dan ASI sudah mulai cukup yaitu
ditandai dengan bayi yang tidak rewel.
II.OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Tangis bayi : Kuat
3. Tonus otot : Kuat
4. Tanda-tanda vital
Berat Badan lahir : 3800 gram
Berat Badan sekarang : 3800 gram
Nadi : 127 x/m
Suhu : 36,7 0C
Pernafasan : 40 x/m
Bayi menyusu kuat
ASI : lancar

B. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)


Mata : Simetris
: Sklera : Tidak ikterik
: Konjungtiva : Merah muda
Mulut : Bibir : Lembab
: Lidah : Bersih
Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal
: Tali pusat : Kering, masih terbungkus
kasa steril, tidak terdapat pus
tidak berbau
Ekstermitas atas : Simetris,jari-jari lengkap, tidak ikterus.
Ekstermitas bawah : Simetris, jari-jari lengkap, tidak ikterus
Pemeriksaan penunjang :-

III.ANALISA DATA (A)


Diagnosa : Bayi Baru Lahir cukup bulan usia 3 hari, normal.
Masalah : Tidak Ada

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada bayinya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa penurunan berat badan bayi pada minggu
pertama itu normal
3. Mengajarkan ibu cara menjaga kehangatan bayinya dengan cara, jangan
membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya,
lantai atau tangan yang dingin. Jangan meletakkan bayi didekat jendela
atau kipas angin. Segera keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah,
atau mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan sekitar bayi agar
tetap hangat
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui sesering mungkin yakni setiap 2
jam atau sesuai kebutuhan bayi, jika bayi tertidur maka bangunkan bayi
dan susui bayi agar bayi tidak kuning
5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari mulai sinar matahari
muncul agar bayi tidak kuning serta anjurkan ibu untuk menutup mata bayi
6. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya saat kunjungan ulang
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Bayi Baru
Lahir terhadap By.Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Institusi : Yulida Fithri S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Bayi Baru
Lahir terhadap By.Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Lahan Praktik : Karmila Astuti S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf


D.Asuhan Kebidanan Masa Nifas

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU NIFAS


TERHADAP NY.H DI PMB KARMILA ASTUTI S,ST
LAMPUNG SELATAN

KUNJUNGAN I, 6 Jam Postpartum


Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya
Hari/Tanggal : Senin, 07 Maret 2022
Waktu : 11.30 WIB

I.SUBJEKTIF (S)
a. Identitas
Istri Suami

Nama : Ny. H : Tn.M


Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 0853787xxxxx

b.Anamnesa
a. Ibu mengeluh perutnya masih terasa mulas,merasa lemas
b. Ibu mengatakan sudah BAK
c. Ibu mengatakan ASI telah keluar namun sedikit

2. Riwayat Kehamilan ini


ANC : Teratur di PMB setiap bulan

Imunisasi TT : TT5
Penyakit Kehamilan : Tidak ada

3. Riwayat Persalinan ini


Tempat melahirkan : PMB
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak ada

4. Lama Persalinan
Kala I : Jam 20 Menit
Kala II :0 Jam 10 Menit
Kala III :0 Jam 05 Menit
Kala IV :2 Jam 0 Menit
Jumlah :2 Jam 35 Menit

5. Jumlah Perdarahan : Normal ± 100 cc


Obat- obat yang diberikan
Amoxilin 500 gr : 3 x 1 tablet
Paracetamol 500 gr : 3 x 1 tablet
Tablet Fe 250 gr : 1 x 1 tablet

Bayi
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 3800 gr
Panjang badan : 49 cm
Plasenta : Diameter : ± 17 cm
: Berat : ± 500 gram
: Tebal : ± 2,5 cm
6. Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : Sentralis
Perineum : Tidak terdapat Laserasi
II.OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmhg P : 21x/menit
N : 83x/menit S : 36.70C
B. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak oedema dan tidak pucat
Konjungtiva : Merah muda
Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Colostrum
Palpasi : Kontraksi baik, uterus teraba bulat dan
keras, TFU 2 jari bawah pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
Ekstremitas : Tidak ada oedema

III.ANALISA (A)

Diagnosa : Ny.H P2A0 6 jam Postpartum,Normal

Masalah : Ibu masih merasa lemas

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi
Ibu normal.
TD : 110/70 mmhg T : 36.7oC
N : 83x/menit R : 21x/menit
2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dirasakannya adalah hal yang
normal dikarenakan proses pengembalian rahim ke bentuk semula.
3. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase fundus uterus
yaitu dengan meletakkan telapak tangan difundus ibu yaitu bagian diatas
simpisis yang teraba bulat dan keras dengan cara melakukan masase dengan
gerakan melingkar searah jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik.
4. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam/hari dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan diet nasi, sayuran, lauk
pauk, buah-buahan dengan porsi 2 x lebih banyak dari biasa. Nasi (500 gr),
sayuran 1 mangkuk (400 gr), lauk (250 gr/potong) , buah-buahan (200 gr)
5. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif selama
6 bulan dengan perlekatan ( bounding attachment)
6. Memberitahu ibu dan keluarga menjaga kehangatan bayinya
7. Memberikan obat antibiotik 3 x 1, Paracetamol 3x1, tablet Fe 1x1 untuk
mempercepat pemulihan pada ibu
8. Memberitahu dan mengajarkan ibu cara menyendawakan bayinya agar tidak
Gumoh/muntah
9. Mengingatkan kembali kepada ibu cara perawatan payudara agar tidak terjadi
Pembengkakan payudara dan bendungan ASI
10. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti demam, perdarahan
setelah melahirkan, depresi, sakit kepala, penglihatan kabur dll.
11. Meminta ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi
tanda bahaya masa nifas
12. Memberitahu ibu untuk mobilisasi secara bertahap seperti miring kanan dan
kiri, meluruskan kaki, duduk, serta berjalan untuk ke kamar mandi
KUNJUNGAN II, 6 Hari Postpartum
Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Maret 2022
Waktu : 16.00 WIB

I.SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ingin memeriksa keadaan kesehatannya pasca
melahirkan.
2. Ibu mengatakan ASI yang keluar banyak pada payudara kanan dan kiri,
bayi menyusu kuat.

II.OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg R : 22 x/menit
:N : 83 x/menit S : 36,5oC

B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : Tidak oedema dan tidak pucat
2. Konjungtiva : Merah muda
3. Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : ASI
Palpasi : Kontraksi baik, TFU pertengaha simpisis-
pusat
4. Kandung kemih : Tidak penuh
5. Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada tanda - tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea sanguinolenta
6. Ekstremitas : Tidak ada oedema
7. Pola Eliminasi : BAK dan BAB sudah lancar seperti
sebelum melahirkan

III.ANALISA (A)

Diagnosa : Ny.H P2A0 Post partum hari ke-3

Masalah : Tidak ada

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Melakukan pemeriksaan peurperium pada ibu dengan memeriksa tanda-
tanda vital, memeriksa payudara kontraksi uterus, TFU dan lochea.
2. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai
dengan menu makanan seimbang yang meliputi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
3. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
terutama rutin untuk mengganti pembalut, rutin untuk mandi, menjaga
kebersihan diri terutama kulit, rambut dan kuku, rutin mencuci tangan
setelah beraktivitas terutama sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
4. Mengingatkan kembali ibu untuk menyendawakan bayinya setiap selesai
menyusui bayinya dengan cara menegakkan badan bayi dan menepuk –
nepuk punggung bayi dengan lembut hingga bayi bersendawa.
5. Mengingatkan kembali ibu cara perawatan payudara
6. Menjelaskan pada ibu untuk sering menyusui bayinya minimal 2-3 jam
sekali agar bayi tidak mengalami dehidrasi.
7. Memberikan konseling pada ibu tentang Keluarga Berencana,macam-
macam KB serta membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang
tepat baginya.
8. Memberitahu ibu untuk rutin memeriksakan keadaan kesehatan dirinya
dan bayinya di pelayanan kesehatan terdekat.
9. Memberitahu pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan imunisasi dasar dan
pemantauan pertumbuhan bayi.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
Nifas
: Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Institusi : Yulida Fithri S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuwika Cahya


NIM : 1915401017
Judul : Asuhan Keidanan Komprehensif pada Ibu
Nifas
Terhadap Ny.H di PMB Karmila Astuti S,ST
Pembimbing Lahan Praktik : Karmila Astuti S,ST

No Hari/Tanggal Topik Saran Paraf


D.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Akseptor KB

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU AKSEPTOR KB

TERHADAP NY. H P2A0

DI PMB KARMILA A. SST

Anamnesa Oleh : Yuwika Cahya

Hari/tanggal : 14 April 2022

Tempat : PMB Karmila Astuti SST

SUBJEKTIF

1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. H : Tn.M
Umur : 28 th : 34 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Pedagang
Alamat : Umbul Tempe, Kalianda Lampung Selatan
No Telpon : 0853787xxxxx

2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan mau melakukan kb suntik 3 bulan
3. Riwayat penyakit lalu dan sekarang
Hipertensi : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Diabetes : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
HIV/AIDS : Tidak ada
TBC : Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan atau
menular.
5. Riwayat Pernikahan
Umur saat menikah : 12 tahun
Pernikan ke : 1(satu)
Lama menikah : 8 tahun
Jumlah anak : 2 (dua)

6. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa dari kelahiran anak pertama, ibu sudah
menggunakan kontrasepsi KB suntik.

7. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 27 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3× ganti pembalut dalam sehari
Disminore : Tidak

8. Riwayat Obstettric

No Tahun Partus Tempat partus Jenis Partus Komplikasi Riwayat


Menyusui

1. 2015 Bidan Spontan Tidak ada Iya dua


tahun

2. 2022 Bidan Spontan Tidak ada Iya dua


tahun

9. Pola Kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan : Ibu makan 3× sehari dengan menu nasi, sayur, lauk
dan buah.
Minum : Minum air putih 5-6 gelas perhari.

b. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah
dan mengurusi anak.

c. Pola Istirahat
Ibu tidur 6-7 jam dalam sehari.

d. Pola Eliminasi
BAK : 3-4× dalam sehari
BAB : 1× dalam sehari

e. Personal Hygine
Ibu mengatakan mandi 2× dalam sehari dan mengganti pakaian jika
perlu.

f. Seksualitas : Sesuai dengan kebutuhan

OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/80 N : 84×/menit
R : 22×/menit S : 36.3⁰C
BB : 66 kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih berwarna hitam
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Simetris, Konjungtiva berwarna merah muda dan
sclera putih
Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran
Mulut : Bibir berwarna merah muda dan gigi tidak
berlubang
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran

b. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan

c. Dada
Jantung : Normal terdengar lup dup
Paru-paru : Normal. Tidak ada wheezing dan rochi

d. Abdomen : Tidak ada bekas oprasi


e. Ekstremitas
Atas : Simetris, Tidak ada oedema
Bawah : Simetris, Tidak ada oedema

ANALISA

Diagnosa : Ibu P2A0 kontrasepsi suntik KB 3 bulan.

Penatalaksaan :
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan berat badan ibu.
2. Menanyakan pada ibu apakah ada masalah selama penggunaan kontrasepsi
suntik 3 bulan
3. Memberitahu ibu tentang konseling KB suntik 3 bulan.
a. Efektif mencegah kehamilan
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak menyebabkan kemandulan
d. KB suntik 3 bulan bias mengakibatkan gemuk
e. Kolesterol ( jangka panjang)
f. Tulang rapuh (jangka panjang)
g. KB suntik 3 bulan menurunkan libido
4. Cara kerja obat
a. Mengentalkan lendir serviks
b. Menghambat perkembangan siklus endrometrium
c. Mempengaruhi trasportasi sperma
d. Menekan ovulasi
5. Kandungan obat suntik 3 bulan
Triclofem memproduksi progesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulan.
6. Menyiapkan alat untuk suntik 3 bulan
a. Nall
b. Kapas alcohol
c. Spuit 3 cc
7. Melakukan penyuntikan secara IM (intramuscular) di 1/3 sias (bokong).
8. Mengisi kartu kunjungan ulang
9. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 3 bulan
yaitu tanggal 08 Juli 2022
v

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Asuhan Pada Kehamilan

Pada tanggal 28Febuari 2022, penulis bertemu dengan Ny. H untuk


menjadi objek pengambilan studi kasus ANC laporan komprehensif di
PMB Karmila Astuti S,ST. Ibu melakukan pemeriksaan ANC selama
kehamilan sebanyak 6 kali, yaitu pada trimester 1 sebanyak 2 kali,
trimester 2 sebanyak 2kali, dan trimester 3 sebanyak 2 kali dan ini
merupakan kunjungan pertama yang dilakukan penulis kepada Ny. H.
Pemeriksaan yang dilakukan penulis kepada Ny. H mengikuti standar
pelayanan kesehatan menurut Litbangkes Depkes RI yaitu standar 10 T
yang terdiri dari timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe 90
tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan reduksi urine,
perawatan payudara (breast care) memelihara tingkat kebugaran (senam
hamil), terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok), tes malaria
dan temu wicara (Prawiroraharjo 2010).

Pada kunjungan ANC pertama didapatkan tinggi fundus uteri Ny.


H adalah 35 cm .Normal DJJ pada teori asuhan persalinan normal
(APN)2014 berkisaran antara 120-160x/menit.Pada pemeriksaan DJJ yang
dilakukan terhadap Ny. Y didapatkan DJJ 146x/menit.Selama kehamilan
ini ibu mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 kg, yaitu berat badan
sebelum hamil 66 kg, dan berat badan saat usia kehamilan 38 minggu
menjadi 76 kg. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa berat
badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg (Prawiroharjo
2010)Ukuran LILA Ny. Y adalah 28 cm hal ini termasuk dalam kategori
normal karena lila ibu hamil adalah ≥23,5 (Depkes,2009), mengukur lila
untuk mengetahui status gizi ibu yang berhubungan dengan pertumbuhan
janin agar tidak BBLR.

Tekanan darah Ny. H pada kunjungan pertama yaitu 120/70 mmHg


dan dalam batas normal yaitu 110/70mmHg – 130/90mmHg apabila
terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi) atau penurunan tekanan darah
(hipotensi), hal ini patut diwaspadai karena dapat berdampak buruk bagi
ibu dan janin apabila tidak ditangani dengan baik.Nadi normal rata-rata
berdenyut sekitar 60-100 kali per menit. Pernafasan normal berkisar antara
18-20 kali / menit. Dengan suhu normal yaitu 36.0 °c – 37.0°c
(Prawiroharjo 2010).Tidak ada kesenjangan antara kondisi ibu dengan
teori yang ada . Hal ini sesuai dengan teori yang ada.

Pada trimester 1 Ny. H sudah mendapatkan tablet Fe ±60 tablet,


pada trimester II dan III Ny.H mendapatkan 30 tablet. Ny. Y mau
meminum tablet Fe sesuai dengan anjuran yang diberikan. Pada
pemeriksaan kehamilan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium
mencakup kadar Hb normal yaitu 11-14 gr/dL. Pada Ny. H Dilakukan tes
Hb hasilnya Hb Ny. H 13,0 gr/dL dan tidak termasuk anemia menurut
WHO 2014 dan Depkes 2009.

Pemberian imunisasi TT menurut teori (Saifuddin, 2009)


menyatakan selama kehamilan yaitu sebanyak 1 kali imunisasi TT, yaitu
pada usia kehamilan 20 minggu . Pada Ny. H tidak dilakukan penyuntikan
imunisasi TT melainkan memakai skrining TT. TT 1 dilakukan pada
imunisasi dasar lengkap, TT2 dilakukan pada SD kelas 2, TT3 dilakukan
spada SD kelas 3 , TT4 dilakukan pada saat sebelum menikah atau TT
Catin, dan TT5 dilakukan pada imunisasi di usia kehamilan 20 minggu
pada kehamilan pertama.

Pemeriksaan protein urine dan glukosa urine yang dilakukan pada


ibu hamil jika didapatkan +2 serta tanda odema dan tensi tekanan darah
tinggi, tanda-tanda tersebut menunjukanan bahwa ada tanda-tanda
preeklamsia pada kehamilan (Prawiroharjo, 2010). Pada pemeriksaan yang
dilakukan pada Ny. H tidak didapatkan tanda-tanda preeklamsi karena
tidak ditemukan adanya odema pada ekstremitas ibu dan dalam
pemeriksaan protein urien didapatkan hasil negatif.

A. Asuhan Pada Persalinan

Pengkajian di mulai saat ibu datang ke PMB Amriyah. Pada


tanggal 07 Maret 2022 pukul 05.00 WIB Ny. H datang ke PMB dengan
keluhan mules-mules pada perut bagian bawah yang menjalar dari
pinggang bagian belakang semakin sering dan kuat, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir sejak pukul 02.00 WIB dan belum keluar
air-air dari kemaluannya.Setelah dilakukan pemeriksaan dalam ibu
memasuki masa inpartu kala 1 fase aktif dengan pembukaan serviks 9 cm.
Menurut teori ( Sarwono Prawirohardjo : 2010) tanda dan gejala
persalinan dengan adanya his yang semakin lama semakin kuat dan teratur,
keluarnya lendir bercampur darah pervaginam, dan terjadinya pembukaan
serviks. Berdasarkan teori yang ada penulis menyimpulkan ibu berada
pada tanda dan gejala persalinan, berarti tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.

Berdasarkan HPHT Ny. H datang pada usia kehamilan 39 minggu


dengan TFU (pertengahan pusat dan prosessus xifodeus ) 35 cm, sehingga
taksiran berat janin menurut TBJ Jhonson-Tausack 3720 gram. Menurut
teori (Saifuddin, 2009) persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dan menurut
(Prawirohardjo, 2009) berat janin yang lahir normal antara 2500-4000
gram. Pada kasus ini usia kehamilan Ny. H yaitu 39 Minggu (Aterm) dan
berat bayi Ny. H 3800 gram, jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus. Namun terdapat selisih 0,080 gram dari tafsiran berat janin
menggunakan rumus jhonson tauscak.

Pada Kala I pada persalinan Ny. H dimulai sejak pukul 05.00 WIB
dengan pembukaan 9 cm, dan pembukaan lengkap pukul 19.00 WIB.
Lama kala I pada Ny. Y berlangsung selama 20 menit dan pembukaan
serviks dari pukul 05.00 WIB ke pukul 05.20 WIB . Dilakukan
pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf dan
kemajuan persalinan baik tidak melewati garis waspada, pada pukul 05.20
WIB pembukaan 10 cm dan ketuban pecah dengan spontan warna jernih
pukul 05.20 WIB.

Pada Kala I berlangung normal ,ibu diberikan asuhan seperti ibu


dianjurkan untuk berbaring miring kiri yang berguna untuk melancarkan
masuknya oksigen menuju ke janin, serta menganjurkan ibu untuk
mengatur nafas apabila his datang dengan cara menarik nafas dari hidung
dan menghembuskan perlahan melalui mulut.

Lama persalinan menurut teori (Sumarah, dkk, 2009) pada


primigravida 12 jam, multigravida, sekitar 8 jam, Kecepatan pembukaan
serviks lebih dari 1 cm hingga 2 cm per 2 jam pada primigravida. Dalam
hal ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Pada Kala II persalinan Ny. H berlangsung 11 menit sejak


pembukaan lengkap pada pukul 05.20 WIB sampai lahirnya bayi pukul
05.31 WIB. Bayi lahir segera menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin Laki-laki. Setelah bayi dikeringkan dan di
potong tali pusatnya bayi segara dilakukan Inisiasi Menyusi Dini (IMD)
selama 1-2 jam Menurut teori (Sumarah, dkk, 2009) kala II pada
multigravida berlangsung selama 1 jam. Jadi antara teori dan kasus tidak
ada kesenjangan dan sesuai dengan standar APN.

Pada Kala III Ny. H berlangsung selama 5 menit dan dengan hasil
pengkajian sebagi berikut : keadaan ibu baik, TFU sepusat, kontraksi baik.
Setelah terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta (Prawirohardjo, 2006)
yaitu berupa semburan darah secara tiba- tiba, tali pusat bertambah
panjang dan uterus membulat kemudian plasenta lahir lengkap pukul 05.36
WIB. Pada pemeriksaan luka laserasi terdapat luka laserasi jalan lahir.
Menurut teori (Varney, 2007) kala III persalinan dimulai saat proses
melahirakan bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban, biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir
(Prawirohardjo, 2006). Jadi antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

Pada Kala IV pada persalinan Ny.H berlangsung selama 2 jam


setelah plasenta lahir yaitu dari pukul 05.36 WIB – 07.36 WIB setiap 15
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Setelah
plasenta lahir, didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan
normal, jumlah perdarahan ± 100 cc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
baik, dan kandung kemih kosong. Menurut teori (Vivian NannyLia
Dewi,2011) Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir yaitu 2 jari dibawah
pusat. Menurut teori (Prawirohardjo,2010)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah proses tersebut. Pengawasan kala IV setiap 15 menit pada 1 jam
pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Jadi tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus. Pada pelaksanaan Kala I sampai
dengan Kala IV pencegahan infeksi sangat dijaga dan sesuai dengan
standar APN.

Analisa Data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah


dan kebutuhan. Dari data yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa , Ny. H
G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala I, Janin tunggal, hidup intrauterin,
presentasi kepala. Pada kala II diperoleh diagnosa yaituNy. H G2P1A0
hamil 39 minggu inpartu kala II. Dan tidak ditemukan penyulit saat
persalinan. Pada kala III diperoleh diagnosa yaitu Ny. Y P2A0inpartu kala
III. Plasenta lahir lengkap, dan ada laserasi jalan lahir. Pada kala IV
diperoleh diagnosa yaitu Ny. H P2A0inpartu kala IV. Dan tidak terjadi
masalah dalam periode ini.

Penatalaksanaan yang dilakukan selama proses persalinan yaitu


dengan Memberikan motivasi dan semangat pada ibu agar tidak
cemas .Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung
ibu.Memberikan asuhan sayang ibu seperti membantu ibu melakukan
perubahan posisi sesuai keinginan ibu dengan menganjurkan ibu untuk
miring ke kiri, jongkok, berjalan, memberikan sentuhan seperti memijat
atau menggosok punggungnya untuk mengurangi rasa
nyeri..Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman
seperti teh hangat kepada ibu di sela-sela kontraksi untuk asupan tenaga
ibu.Mengajarkan kepada ibu teknik bernafas saat kontraksi yaitu menarik
nafas dalam melalui hidung dan membuang nafas melalui
mulut.Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi
segera lahir pakaian ibu, dan perlengkapan bayi. Melakukan observasi :
memantau kemajuan persalinan ibu dan janin dan mencatatnya di partograf
(DJJ, kontraksi, Nadi ,TD dan suhu ibu)

B. Bayi Baru Lahir

Penulis mengambil studi kasus Bayi Baru Lahir pada By. Ny. H
yang lahir pada tanggal 07 Maret 2022. Spontan Pervaginam tanpa
penyulit dengan kehamilan cukup bulan. Pengkajian dimulai dari melihat
bayi secara langsung yaitu : langsung menangis kuat, tonus otot baik,
warna kulit kemerahan. Kemudian bayi di keringkan dengan menggunakan
handuk bersih, memotong tali pusat dan diikat dengan menggunakan
benang. Kemudian bayi diberikan kepada ibu untuk dilakukannya IMD
selama 1 jam dengan tetap menjaga kehangatan bayi. Selanjutnya baru
dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu Pada pemeriksaan antropometri
BB:3800 gram, PB:49 cm, LK: 33 cm, LD:32 cm . Keadaan umum :
baik, : N: 137 x/m P : 47 x/m S : 36.9 0C. Pemeriksaan fisik dan neurologis
normal tidak ada kelainan pada bayi. Setelah itu baru bayi diberikan
suntikan Vit K, dan salep mata tetrasiklin 1%.

Pada kunjungan 6-8 jam terdapat catatan perkembangan bayi yaitu dimana
bayi sudah BAB dan BAK dengan warna yang normal yaitu hijau
kehitaman untuk BAB, dan kuning untuk BAK, bayi sudah aktif
menyusui, kemudian tali pusat bayi masih basah sudah di bungkus dengan
kassa. Ibu dianjurkan untuk tetap menjaga kehangatan
bayi ,menyendawakan bayi setelah menyusui, melakukan perawatan tali
pusat dengan prinsip bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi.Pada
kunjungan 1 jampertama Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan
(MPASI) dan untuk selalu menjaga kebersihan genetelia bayi untuk selalu
tetap kering. Pada kunjungan ini bayi diberikan imunisasi HB0 pada bayi.

Pada kunjungan 3 hari terdapat catatan perkembangan bayi yang


meningkat, bayi aktif , menyusuitali pusat sudah kering dan lepas.
Kemudian memberikan penjelesan kepa ibu untuk menjemur bayi nya
pada jam 08:00-09:00 selama 15-20 menit. Ibu juga diberi penjelasan akan
pentingnya penimbangan setiap bulan terhadap bayi dan pentingnya
Imunisasi Dasar Lengkap yaitu BCG pada usia 0-2 bulan, polio 1,2 3, dan
4 pada usia 1,2,3, dan 4 bulan, DPT 1,2 dan 3 pada usia 3,4 dan 5 bulan,
dan campak pada usia 9 bulan.Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan
stimulasi terhadap bayi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan
bayi.

D. Nifas

Pengkajian dimulai pada hari pertama postpartum dilakukan


pemeriksaan, ibu dalam keadaan baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD:
110/70 mmHg, suhu: 36,70C, RR: 21 x/menit, dan nadi: 83 x/menit. Tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, pengeluaran
payudara berupa kolostrum dan tidak terasa nyeri, perdarahan normal,
pengeluaran lochea berwarna merah (rubra) dan tidak ada komplikasi pada
ibu. Dan memberitahu ibu keadaan bayi dalam batas normal dan bayi akan
diberikan penyuntikan Vit K dan menjelaskan kepada ibu tujuan
dilakukannya penyuntikan yaitu untuk pencegahan perdarahan pada otak
bayi karena dalam tubuh bayi belum memiliki Vit K. Menurut buku
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan
ke 1 masa nifas yaitu pada waktu 6-8 jam setelah persalinan. Maka dalam
hal ini tidak ada kesenjangan anatara teori dan kasus.

Pada 6 hari setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan, ibu dalam


keadaan baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 120/80 mmHg, suhu:
36,50C, RR: 22 x/menit, dan nadi: 83 x/menit. Tinggi fundus uteri
pertengahan pusat sympisis. Menurut teori pada 6 hari setelah persalinan
TFU pertengahan pusat sympisis. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus. Hal ini disebabkan karena proses involusi yang
berjalan dengan baik dan ibu yang selalu melakukan mobilisasi dan
personal hygiene yang baik. Pengeluaran lochea berwarna kecoklatan
(sanguinolenta), dan tidak ada komplikasi pada ibu. Menurut buku
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan
ke 2 masa nifas yaitu pada waktu 6 hari setelah persalinan. Maka dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Sesuai dengan diagnosa, penulis melakukan rencana tindakan


asuhan kebidanan yaitu pada kala 6 jam Post Partum menjelaskan kepada
ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan disebabkan kontraksi rahim yang
kembali seperti sebelum hamil dan teknik menyusui yang benar serta
menjelaskan manfaatnya, Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan diet nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dengan porsi 2 x lebih
banyak dari biasa. Nasi (500 gr), sayuran 1 mangkuk (400 gr), lauk (250
gr/potong) , buah-buahan (200 gr) Menganjurkan ibu untuk mobilisai dini
dengan gerakan ringan seperti miring ke kanan atau ke kiri, menggerakkan
kaki, duduk di tepi ranjang disekitar tempat tidur , Mengingatkan ibu
untuk meminum obat yang telah diberikan yaituCiprofloaxin 500 mg/12
jam/oral.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa PASI.

Pada hari ke-6 dan minggu ke-2 Post Partum dilakukan


pemantauan laktasi, involusi dan pengeluaran pervaginam serta
menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang , istirahat yang cukup ,tetap menjaga kebersihan
genetalia.Setelah pelaksanaan tindakan, dilakukan evaluasi terhadap
tindakan. dengan hasil pada 6 jam Post Partum kontraksi baik , TFU 2 jari
dibawah pusat , pengeluaran payudara berupa kolostrum , pengeluaran
lochea rubra. Pada hari ke-6 Post Partum kontraksi baik , TFU
pertengahan pusat-symphisis , pengeluaran ASI lancar , pengeluaran
lochea sanguinolenta. Pada minggu ke-2 Post Partum, TFU tidak teraba,
pengeluaran ASI lancar, pengeluaran lochea serosa. Berdasarkan hasil
teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan pemantauan TTV
dan memberikan konseling pada saat kunjungan nifas dapat memberikan
pengetahuan dan rasa nyaman pada Ny. H

Berdasarkan konseling yang telah diberikan penulis menyarankan


bahwa Ny. H untuk memberikan bayinya asi ekslusif, ibu makan-
makanan yang tinggi kalsium, tinggi protein, tinggi zat besidan
memastikan ibu mengkonsumsi tablet fe sebanyak 45 tablet sediaan 60 mg
1x1 sehingga faktor resiko dapat teratasi.

E. Asuhan Kebidanan Masa Keluarga Berencana

Berdasarkan dari data subjektif yang di peroleh dari Ny. H P2A1 40


hari post partum mengatakan ingin melakukan program keluarga
berencana dan memilih jenis kb suntik 3 bulan . sebelumnya ibu telah
memiik riwayat kb suntik 3 bulan . Menurut teori, pada program kb
bertujuan untuk menjarak terjadinya kehamilan kembali. Sebelumnya ibu
diberi konseling tentang jenis – jenis KB yang dapat digunakan , serta
menjelaskan kelebihan serta kekurangannya . Dari teori tersebut asuhan
yang di berikan kepada Ny. H tidak memiliki kesenjangan baik teori
maupun lahan praktek yang diperoleh dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Asuhan Pada Kehamilan
Berdasarkan hasil teori, pemberian asuhan, dan pembahasan di
atas bahwa telah diberikan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ibu
Hamil, Bersalin, Nifas, dan KB terhadap Ny. H G 2P1A0 di PMB
Karmila Astuti, S.ST di Kalianda, Lampung Selatan maka penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Setelah di lakukannya pengkajian dengan mengumpulkan data
Subjektif dan Objektif serta interprentasi data didapatkan Diagnosa
pada ibu hamil terhadap Ny. H G2P1A0 dengan tidak ada keluhan di
PMB Karmila Astuti S,ST. di Kalianda. Pada rencana asuhan akan
dilakukan pemberian multivitamin dan kalsium secara rutin, senam
hamil untuk mempermudah pembukaan pada saat persalinan .Pada
pelaksanaan tindakan yang di lakukan sesuai dengan rencana asuhan
kebidanan yang telah di buat pada kasus kebidanan ibu hamil. Dengan
demikian asuhan yang di berikan kepada Ny. H tidak memiliki
kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh dari hasil
pengkajian dan pemeriksaan.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan


Pada saat persalinan pengkajian dilakukan secara langsung
dengan ibu, menurut teori tanda dan gejala persalinan adalah dengan
adanya his yang semakin lama semakin kuat dan teratur, keluarnya
lendir bercampur darah pervaginam, serta terjadinya pembukaan
serviks. Pada kala II berlangsung 11 menit sejak pembukaan lengkap
pada pukul 05.20 WIB. Bayi lahir pada pukul 05.31 WIB. Bayi lahir
segera mengangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis
kelamin perempuan, tidak ada cacat bawaan. Berat badan bayi lahir
normal yaitu 3800 gram dan panjang badan 49 cm. Pada kala III
melakukan manajemen aktif kala tiga yaitu menyuntikan oksitosin 10
IU secata IM pada 1/3 paha bagian luar, melakukan peregangan tali
pusat terkendali kemudian setelah plasenta lahir melakukan massase
pada fundus uteri secara sirkular selama 15 detik.Pada kala IV
melakukan pemantauan perdarahan, TTV, kontraksi, TFU, serta
kandung kemih pada 1 jam pertama pemantauan dilakukan setiap 15
menit sekali dan pada 1 jam kedua di lakukan setiap 30 menit sekali.
Dengan demikian asuhan yang di berikan kepada Ny. H tidak
memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh
dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.

1. Asuhan Bayi Baru Lahir


Pukul 05.31 WIB, tanggal 07 Maret 2021, Bayi Ny. H lahir
spontan dengan letak belakang kepala, menangis kuat, tonus otot kuat.
Bayi lahir dalam keadaan lengkap dan tidak ada cacat bawaan
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/PB : 3800 gr/ 49 cm
LK/LD : 33 cm/ 32 cm

2. Asuhan Kebidanan Nifas


Berdasarkan dari data subjektif yang di peroleh dari Ny. H
P2A1 post partum 6 jam mengeluh mulas pada perutnya, ibu
mengatakan bayi menghisap kuat dan refleks menelannya baik, ibu
telah melakukan teknik menyusui dengan benar, dan ibu sudah bisa
kekamar mandi tanpa batuan. Menurut teori, pada masa nifas pada
kunjungan postpartum 6 jam bertujuan untuk mencegah terjadinya
perdarahan masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan merujuk jika perdarahan berlanjut, memberi konseling
terhadap ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI awal, serta
melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, mengaja bayi
tetap sehat dengan mencegah hipotermi. Dari teori tersebut asuhan
yang di berikan kepada Ny. H tidak memiliki kesenjangan baik teori
maupun lahan praktek yang diperoleh dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan.

3. Asuhan Kontrasepsi Berencana


Berdasarkan dari data subjektif yang di peroleh dari Ny. H
P2A1 40 hari post partum mengatakan ingin melakukan program
keluarga berencana dan memilih jenis kb suntik 3 bulan . sebelumnya
ibu telah memiik riwayat kb suntik 3 bulan . Menurut teori, pada
program kb bertujuan untuk menjarak terjadinya kehamilan kembali.
Sebelumnya ibu diberi konseling tentang jenis – jenis KB yang dapat
digunakan , serta menjelaskan kelebihan serta kekurangannya . Dari
teori tersebut asuhan yang di berikan kepada Ny. H tidak memiliki
kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh dari hasil
pengkajian dan pemeriksaan.

B. SARAN
1. Bagi Lahan Praktek
a. Peningkatan mutu pelayanan disertai jenis pelayanan kesehatan
dalam memberikan asuhan Kebidanan secara berkelanjutan.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana bagi semua pelayanan
kesehatan khususnya kebidanan dan selalu memberikan prasarana
secara lengkap.
2. Bagi Penulis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai informasi bagi
penulis lainnya dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan
secara berkelanjutan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas
dan keluarga berencana, sehingga dapat hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Dikiretnoyuliani, Elfirayanisaragih, Anjarastuti, Wahyuniwahyuni, Murti


Ani, Yanikmuyassaroh, Evita Aurilianardina, Ratih Kumala
Dewi, Sulfiantisulfianti, Ismawatiismawati, Oktaviana
Maharani, Septaliaisharyanti, Siti Nur Faizah, Retrisfitri Miranda, Fajaria Nur
Aini, Etnidwiastuti, Nikenbayuargaheni, Ninikazizah Yayasan Kita Menulis,
Buku Ajar Asuhan Kehamilan 2021

Asuhan Kebidanan Kehamilan 2021 Rr. Caturlenywulandari, S.Sit., M.Keb, Bd.


Linda Risyati, M.Keb, Maharani, S.ST., M.Keb, Ummikaltsum S. Saleh,
SST, M.Keb, Diyan M Kristin, S.ST., M.Kes, Nelly Mariati, S.ST.,
M.Keb, Neneng Siti Lathifah, S.ST., M.Kes, Milatunkhanifah, S.ST.,
M.Keb, Astin Nur Hanifah, S.ST., M.Kes, Melinda R Wariyaka, S.ST.,
M.Kebmedia Sains Indonesia

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Penulishatijar, S.St., M.Kes Irma
Suryani Saleh S.St.,M.Kes, Lilis Candra Yantis.St .,M.Kebpenerbit Cv.
Cahaya Bintang Cemerlanganggota Ikapi Ii Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Padakeha, Desember 2020

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang


Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan =10 T

The Relationship Of Family Roles And Attitudes In Child Care With Cases Of
Caput Succedeneum In Rsud Labuang Baji, Makassar City In 2018 Oleh
Herman Stikes Yapika Makassar

Masalahmasalahbblbuku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan Balita


Lusiana El Sinta B, Sst.,M.Kebfeniandriani,S.Keb Bd., M.Kebyulizawati,
Sst.,M.Kebaldinaayundainsani, S.Keb Bd.,M.Keb Sinta B, Lusiana El
Andriani, Feniyulizawati, Insani, Aldinaayunda: Indomedia Pustaka, 2019

Http://Bppsdmk.Kemkes.Go.Id

Modul Asuhankebinannifas Dan Menyusuippdsm

Buku Ajar Asuhankebidanannifasbeserta Daftar


Tilikennyfitriyahadis.SIT,M.Kes,Istriutamissitm.Keb Universitas Aisyayah
Yogyakarta 2018

Ratu Matahari,S.KM.,M.A.,M.Kesfitriana Putri


Utami,S.KM.,M.Kesir.Srisugiharti,M.Kes 2018 Buku Ajar
Keluargaberencanakontrasepsi. Penerbit Pustaka Ilmu. Yogyakarta
Lampiran 1 lembar permintaan menjadi subjek

KEMENTRIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KENBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI SUBJEK
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Sellayana
Umur : 21 Th
Alamat : Desa Maja, Kalianda, Lampung Selatan
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi pasien dalam Laporan Tugas
Akhir (LTA) untuk diberikan asuhan kebidanan pada ibu Nifas. Asuhan
akan diberikan oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu:
Nama : Yuwika Cahya
NIM : 1915401017
Tigkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)
Bandar Lampung,2022

Mahasiswa Klien

Yuwika Cahya Sellayana

Menyetujui
Pembimbing Lahan

Karmila Astuti S.ST


NIP: 197712152003122004
Lampiran 2 lembar lokasi pengambilan studi kasus

KEMENTRIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KENBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
LEMBAR LOKASI PENGAMBILAN STUDI KASUS
Nama :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Yuwika Cahya
NIM : 1915401017
Tigkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)

Telah mengambil studi kasus kebidanan di PMB sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi
DIII Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Bandar Lampung, Maret 2022

Menyetujui
Pembimbing Lahan

Karmila Astuti S.ST


NIP: 197712152003122004
Lampiran 3 lembar persetujuan

KEMENTRIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KENBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung
LEMBAR PERSETUUJUAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Tn, D
Umur : 30 Th
Alamat : Desa Maja, Kalianda, Lampung Selata
Selaku (SUAMI/KELUARGA/KLIEN)* telah mendapat penjelasan,
memahami, dan ikut menyetujui terhadap tindakan penatalaksanaan
Kompres Dingin Daun Kubis pada ibu nifas dengan Bendungan ASI yang
akan diberikan.
Terhadap (ISTRI/KELUARGA/YANG BERSANGKUTAN)*:
Nama : Ny. S
Umur : 21 Th
Alamat : Desa Maja, Kalianda, Lampung Selatan
Bandar Lampung, 2022
Pembimbing Lahan Mahasiswa
Suami/Keluarga

Karmila Astuti S,ST Yuwika Cahya


Tn. D

NIP: 197712152003122004 1915401017


Lampiran 4 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai