Oleh:
LARAS CAHYANING TYAS
NIM. 1715401096
laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Oleh
LARAS CAHYANING TYAS
NIM. 1715401096
Pencegahan Putting Susu Lecet Dengan Edukasi Laktasi Pada Ny. I Di PMB
Resdinse Sitorus, S.ST Lampung Selatan
RINGKASAN
Teknik menyusui yang tidak benar sehingga mengakibatkan puting susu lecet,
dimana bayi tidak menghisap puting sampai ke areola payudara. Menurut
UNICEF menyebutkan bukti ilmiah yang dikeluarkan oleh Jurnal Pediatrics
terungkap data dunia, ibu yang mengalami masalah menyusui sekitar 17.230.142
juta jiwa yang terdiri dari putting susu lecet 56,4%. Data masalah menyusui di
Indonesia menunjukkan 22,5% mengalamin putting susu lecet yang disebabkan
oleh kesalahan ibu dalam menyusui bayinya. Penulis tertarik untuk melakukan
pencegahan putting susu lecet dengan edukasi laktasi
Lokasi pemberian asuhan kepada Ny. I yang dilakukan di PMB Redinse
Sitorus, S.ST yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret. Metode
yang di gunakan dalam menyusun laporan ini yaitu melakukan pengumpulan data
yaitu subjektif dan objektif melalui wawancara kepada pasien sesuai dengan
format asuhan kebidanan, kemudian dilakukan observasi dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien dan melalui studi pendokumentasian yang didapat
dari buku KIA pasien.
Keberhasilan edukasi laktasi untuk mencegah terjadinya putting susu lecet
yang di lakukan oleh penulis terbukti berhasil pada saat nifas hari ke 39 Ny. I
mengatakan putingnya tidak terasa perih dan putting tidak lecet.
iii
POLYTECHNIC HEALTH TANJUNGKARANG
STUDY PROGRAM D III MIDWIFERY TANJUNG KARANG
FINAL REPORT, MEI 2020
ABSTRACT
Incorrect breastfeeding techniques that cause blisters on the nipple, where the
baby does not suck the nipple to the breast areola. According to UNICEF, the
scientific evidence released by the Journal of Pediatrics revealed world data, about
17,230,142 million of women experiencing breastfeeding problems consisting of
56.4% of nipples. Data on the problem of breastfeeding in Indonesia shows that
22.5% experience nipple milk nipple caused by a mother's mistake in
breastfeeding her baby. The author is interested in prevention of nipple blisters by
lactation education.
The location of providing care to Mrs. I conducted at PMB Redinse Sitorus,
S.ST which was held from February to March. The method used in compiling this
report is collecting data that is subjective and objective through interviews with
patients in accordance with the format of midwifery care, then observing with
conduct physical examination of patients and through documentation studies
obtained from the patient's maternal and child health books.
The success of lactation education to prevent blisters from being done by the
author proved successful at the postpartum 39th day Mrs. I said the nipples did
not feel sore.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan.
Pembimbing I
Pembimbing II
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Laras Cahyaning Tyas / NIM: 1715401096
Diterima dan disyahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Program Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemesnkes Tnjungkarang Jurusan Kebidanan, sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk, serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu penulis dapat
menyelesaikan Laporan Yang berjudul “Pencegahan Putting Susu Lecet dengan
Edukasi Laktasi di PMB Redinse, S.ST”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM.,M.Kes , selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
2. DR. Sudarmi, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
3. Nelly Indrasari, SST, M.Kes ,selaku Ketua Program Studi Dlll Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
4. Mugiati, SKM.,M.Kes ,selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
5. Riyanti Imron, SST., M.kes, selaku pembimbing II dan penguji, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
6. Yusari Asih, S.ST,M.Kes, selaku ketua penguji yang juga telah memberikan
masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir ini.
7. Kepada PMB RADINSE SITORUS, S.ST yang telah memberi ijin dan
membantu penelitian ini.
8. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.Penulis sadar sepenuhnya .
viii
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam
penyusunan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Proposal Laporan Tugas Akhir ini
berguna bagi semua pihak yaang memanfaatkan.
Penulis
ix
BIODATA PENULIS
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Laras Cahyaning Tyas
2. NIM : 1715401096
3. Program Studi : D III Kebidanan Tanjungkarang
4. Tempat/Tanggal Lahir : Kotabumi, 16 Juli 1999
5. E-mail : larascahyaningtys@gmail.com
6. Agama : Islam
7. HP : 082279011471
8. Alamat : Gunung Labuhan No.51, Kel.Tanjung Iman
Kec. Blambangan Pagar, Kab.Lampung Utara
B. Riwayat Pendidikan
1. TK : PG. Bunga Mayang Lulusan Tahun 2005
2. SD : SD Negeri 3 Tanjung Iman Lulusan Tahun 2011
3. SMP : SMP Negeri 7 Kotabumi Lulusan Tahun 2014
4. SMA : SMA Negeri 3 Kotabumi Lulusan Tahun 2017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ii
RINGKASAN...................................................................................................iii
ABSTRACT......................................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
BIODATA PENULIS.......................................................................................x
DAFTAR ISI ....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penyusunan................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................3
E. Ruang Lingkup.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kasus...............................................................................5
B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut.......................................42
C. Hasil Penelitian Terkait..........................................................................43
D. Kerangka Teori.......................................................................................45
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan..............................................................46
B. Subjek Laporan Kasus............................................................................46
C. Instrumen Kumpulan Data.....................................................................46
D. Teknik Cara Pengumpulan Data.............................................................47
xi
E. Bahan dan Alat ......................................................................................48
F. Jadwal Kegiatan ....................................................................................49
BAB IV HASIL TINJAUAN KASUS
Hasil Tinjauan Kasus..............................................................................51
BAB V PEMBAHASAN
Sesuaikan dengan kasusu yang dipilih...................................................86
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...............................................................................................93
B. Saran.....................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
30. TFU = Tinggi Fundus Uteri
31. TD = Tekanan Darah
32. TP = Taksiran Persalinan
33. TT = Tetanus Toxoid
34. TTV = Tanda Tanda Vital
35. WHO = World Health Organization
36. UNICEF = United Nations Children’s Fund
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui merupakan teknik
menyusui yang tidak benar sehingga mengakibatkan puting susu lecet,
dimana bayi tidak menghisap puting sampai ke areola payudara. (Risneni,
2015).
Puting susu lecet dapat disebabkan karena posisi menyusui yang salah,
tapi dapat pula disebabkan oleh (candidates) atau dermatitis. Puting susu
terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. (Ambarwati
dan Diah, 2010).
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal, sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya, atau bayi enggan menyusu. (Sri Astuti: dkk, 2015).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah pada kasus
ini adalah sebagai berikut :
“Apakah dengan edukasi laktasi dapat mencegah terjadinya puting susu lecet
terhadap Ny.I di PMB Redinse , S.ST?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan edukasi laktasi untuk mencegah putting susu lecet terhadap
Ny.I di PMB Redinse, S.ST, Merbau Mataram, Lampung Selatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai:
a) Melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan pada ibu hamil trimester III
terhadap Ny. I untuk mencegah puting susu lecet dengan edukasi
laktasi di PMB Redinse S.ST, Lampung Selatan.
b) Menginterprestasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan terhadap Ny. I di PMB Redinse S.ST, Lampung
Selatan.
c) Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah di identifikasi yaitu puting susu lecet.
d) Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada ibu hamil trimester III
terhadap Ny.I untuk mencegah puting susu lecet dengan edukasi
laktasi di PMB Resinse S.ST, Lampung Selatan.
e) Merencanakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian
pada ibu hamil trimester III terhadap Ny.I untuk mencegah putting
susu lecet dengan edukasi laktasi di PMB Redinse S.ST , Lampung
Selatan.
f) Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil trimester
III terhadap Ny.I untuk mencegah putting susu lecet dengan edukasi
laktasi di PMB Redinse S.ST, Lampung Selatan.
3
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Bagi Pendidikan sebagian paham pengembangan ilmu, bahan bacaan
terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan serta referensi bagi
mahasiswa dalam memahami pencegahan putting susu lecet dengan
edukasi laktasi..
2. Manfaat Aplikatif
a) Bagi Institusi Pendidikan DIII Kebidanan Poltekkes TJK
Sebagai sarana bagi mahasiswa dan dosen untuk ikut dalam
mempromosikan dan melakukan intervensi kepada masyarakat di
bidang maternitas khususnya dalam manajemen laktasi sesuai dengan
ilmu yang telah didapatkan.
b) Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan Mutu Pelayanan
Kebidanan melalui Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan
memberikan edukasi laktasi untuk mencegah putting susu lecet.
c) Bagi klien
Manfaat bagi klien adalah menambah wawasan tentang Pencegahan
putting susu lecet dengan edukasi laktasi di PMB Redinse Sitorus,
S.ST Lampung Selatan 2020.
d) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
langsung kepada klien serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan
ilmu yang telah didapatkan saat dibangku kuliah.
4
E. Ruang Lingkup
Sasaran Asuhan Kebidanan ini dituju untuk pencegahan puting susu lecet
dengan edukasi laktasi yang dilakukan di PMB Redinse S.ST, Merbau
Mataram, Lampung Selatan sejak bulan Febuari-Maret 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Berikut ini perubahan psikologis pada ibu hamil dari sampai trimester
III:
a. Perubahan Psikologis Trimester III
1) Rasa tidak nyaman kembali timbul, merasa dirinya jelek, aneh
dan tidak menarik.
2) Merasa cemas dan takut akan persalinannya kelak.
3) Takut tidak dapat memberikan kebutuhan untuk bayinya kelak.
8
4. Kebutuhan Psikologis
Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang diakhiri dengan
kelahiran bayi. Selama kehamilan ibu mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya
berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami ibu selam
kehamilan. Emosi ibu hamil cenderung labil. Reaksi yang ditunjukkan
terhadap kehamilannya dapat saja berlebihan dan berubah-ubah.
Ibu hamil sangat sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang timbul
akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada ibu mapun pada janinnya.
Ketakutan yang tidak mendasar mungkin disebabkan oleh perubahan yang
terjadi pad atubuhnya tampaknya tidak bisa ia kendalikan dan proses
hidupnya berubah tidak dapat dikembalikan lagi. Inilah mengapa ibu hamil
memerlukan saran, dorongang, dukungan, pengarahan, dan bantuan dari
orang-orang sekitarnya.
( Rukiyah Yeyeh, 2013).
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menjaga mental atau psikologis ibu hamil selama masa kehamilannya
a. Dukungan keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih syang
dari orang-orang terdekatnya terutama suami. Kadang ibu hamil
dihadapkan pad situasi yang membuat ia sendiri mengalami ketakutan,
dan kersendirian terutama pada trimester terakhir.
Dukungan keluarga juga merupakan pengaruh yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu.jika seluruh keluarga mengharapkan
kehamilan, mendukung bahkan memberikan dukungannya dalam
berbagai hal maka ibu hamil akan merasa percaya diri, lebih bahagia
9
b. Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi dilahirkan
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik saat diperlukan.
13
c. Perawatan gigi
Dibutuhkan paling sedikit dua kali pemeriksaan gigi pada saat
kehamilan, yaitu trimester 1 dan trimester . pemeriksaan pada trimester
pertama terkait dengan emesis dan produksi liur yang telalu banyak
sehingga kebersihan rongga multu harus tetap terjaga. Pada trimester
ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk membersihkan gigi
setelah makan setidaknya dua kali sehari karena ibu hamil rentan
terjadi karies dan gingvitis. ( Prawirohardjo: 2014)
b. Fisiologi Payudara
d. Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha
ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal),
dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun
(postnatal).
Majemen laktasi adalah tatalaksana yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Menejemen laktasi dimulai pada
masa kehamilan, segera setelah persalinan, dan pada masa menyusui
selanjutnya.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusi.
Ruang lingkup menejemen laktasi adalah periode post-natal,
antara lain ASI ekslusif, teknik menyusui, memeras ASI, Memberikan
ASI peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode
menyusui. Semua tahap pada menejemen laktasi penting dan berperan
20
1) Pengaruh hormonal
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi
hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam system
payudara. Proses bekerjanya hormon dalam menghasilkan ASI
adalah senagai berikut :
a) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu
mengirimkan pesan ke hipotalamus.
b) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem”
penahan prolactin.
23
b) Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya
tingkat hormone progesterone, esterogen, dan HPL secara
tiba-tiba, namun hormon prolactin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal
dengan fase Laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang,
level prolactin dalam darah meningkat, memuncak dalam
periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum
rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormone prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI,
dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengindikasikan bahwa jumlah prolaktin dalam susu lebih
tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul
02.00 dini hari hingga 06.00 pagi, sedangkan jumlah prolaktin
rendah saat payudara terasa penuh.
c) Laktogenesis III
Sistem control hormone endokrin mengatur produksi ASI
selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah
melahirkan, ketiga produksi ASI mulai stabil, system control
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI dengan banyak pula.Dengan
demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering
payudara di kosongkan.
(Asih dan Risneni, 2016).
f. Permasalahan Laktasi
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebebkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada
bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham permasalahan pada anak
saja.
25
k. Manfaat IMD
l. Langkah-Langkah IMD
Penolong persalinan sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut
dalam memfasilitasi agar bayi dapat melakukan IMD.
1) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, serta bagian tubuh
lainnya kecuali kedua tangannya, karena bau cairan amnion pada
tangan bayi akan membantunya mencari putting ibu yang berbau
sama. Selain itu, dada ibu tidak boleh dibersihkan dahulu agar
baunya tetap ada.
2) Setelah dua menit, tali pusat dipotong dan diikat, kemudian bayi
ditengkurapkan di perut ibunya dengan kepala bayi menghadap ke
kepala ibu. Kalau ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan
punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah dihangatkan.
(Astuti Sri; dkk, 2015).
d) Menyangga payudara
Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang
dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
5) Menyendawakan Bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusu.
Cara menyendawakan bayi yaitu:
a) Bayi digendong tegak denag bersandar pada bahu ibu,
kemudian punggungnya diteput perlahan.
41
1. Penelitian yang dilakukan oleh dosen Akbid Kholisatur Rahmi Binjai Sri
Juliani di Kabupaten Langkat tahun 2017 menemukan tentang teknik
menyusui dengan kejadian puting susu lecet. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan total sampling diperoleh 36 responden. Analisis data
menggunakan uji chi square. Hasil analisis data diperoleh p value 0.001 (p
value < 0.05) sehingga Ho ditolak, yang berarti ada hubungan antara
pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui dengan kejadian putting
susu lecet.
D. KERANGKA TEORI
Edukasi Laktasi
Subjek dalam studi kasus ini adalah Ny. I yang beralamat di Hargo Sari I,
kec.Merbau Mataram, kab.Lampung Selatan I. Asuhan ini diberikan mulai
dari ibu hamil trimester III dengan fokus tujuan yaitu pencegahan putting susu
lecet dengan edukasi laktasi.
48
49
a. S (Subjektif)
Berisikan pendokumentasian hasil pengumpulan data dasar terhadap
Ny.I melalui anamnesa yang terdiri dari identitas diri Ny.I dan suami,
serta keluhan yang dialami saat kunjungan
b. O (Objektif)
Berisikan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik Ny.I, yaitu hasil
TTV ,hasil laboratorium, dan tes diagnosis lain yang di rumuskan
dalam data fokus untuk mendukung assasment sebagai langkah ke 1
Varney.
c. A (Analisa Data)
Berisikan analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam
identifikasi diagnosa dan masalah potensial dan perlu nya tindakan
segera oleh bidan atau dokter sebagai langkah ke 2, 3 dan 4 Varney.
d. P (Penatalaksanaan)
Berisikan tindakan perencanaan dan evaluasi berdasarkan analisa data
assasment sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.
Pada Ny.I tidak teraba adanya benjolan pada payudara dan putting tidak
lecet.
b. Wawancara
Pada kasus ini wawancara atau tanya jawab dilakukan terhadap
Ny.I untuk pencegahan terjadinya putting susu lecet dengan edukasi
laktasi.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara mengkaji
Keadaan Umum (KU), TTV, lochea, kontraksi, Tinggi Fundus Uterus
dan teknik menyusui.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
kasus. Data sekunder dapat diperoleh dari :
a. Studi Dokumentasi
Pada pengambilan kasus ini penulis mengambil catatan dari buku KIA
pada Ny. I.
b. Studi kepustakaan
Pada studi kasus ini menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2010-
2018
1. Wawancara
Menggunakan alat :
a. Format asuhan kebidanan pada ibu nifas
b. Buku tulis
c. Lembar observasi
2. Observasi
Menggunakan alat :
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Tensimeter
51
d. Stetoskop
e. Termometer
f. Jam tangan
g. Baby oil
h. kapas
i. 2 bantal
j. Kursi kecil/ dingklik
k. Kursi
l. 2 handuk
F. Jadwal Kegiatan
KUNJUNGAN KE-1
I. SUBJEKTIF (S)
A. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny.I Tn. A
B. ANAMNESA
1. Alasankunjungan saat ini :
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya
2. Riwayat kehamila saat ini
2.1 Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
53
54
c. Lama : 7 hari
d. Desminore : ya, kadang- kadang
e. Sifat Darah : encer
f. Banyaknya : normal, 3 kali ganti pembalut
g. HPHT : 06 -06- 2019
h. TP :13 -03- 2020
i. Usia Kehamilan : 36 minggu
2.2 Tanda –tanda kehamilan (TM I)
a. amenore : ya
b. mual dan muntah : ya
c. tes kehamilan : ya
d. tanggal :06-06-2019
gerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan 20
minggu
pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 12 kali
2.3 pemeriksaaan kehamilan
a. ya, dimana : di PMB
oleh siapa : Bidan
berapa kali : 1 kali
1 Sakit kepala
2 Pandangan kabur
3 Mual dan muntah berlebih
4 gerakan janin berkurang
5 Demam tinggi
6 Keluar cairan pervaginam
(KPD)
7 Perdarahan terus menerus
8 Bengkak pada ekstremitas
55
g. Ikterus : tidak
h. Anemia berat : tidak
i. Infeksi : tidak
j. Pre eklamsi : tidak
k. TFU > 40 cm : tidak
l. Gawat janin : tidak
m. Primipara dalam fase aktif kala I persalinan kepala janin 5/5:
tidak
n. Presentasi buan belakang kepala : tidak
o. Presentasi ganda (majemuk) : tidak
p. Kehamilian ganda (gamelli ) : tidak
q. Tali pusat menumbung : tidak
r. Syok : tidak
2.9 diet atau makanan
sebelum hamil
a. pola makan dalam sehari : 2-3 kali sehari
b. jenis makanan sehari- hari : nasi, sayur, lauk-pauk, susu
setelah hamil
c. pola makan dalam sehari : 2-3 kali sehari
d. jenis makanan sehari- hari : nasi, sayur, lauk-pauk, susu
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan
2.11 aktivitas sehari- hari
sebelum hamil
a. pola istirahat dan tidur : siang 1 jam, malam 5 jam
b. seksualitas : sesuai kebutuhan
c. pekerjaan :ibu rumah tangga
setelah hamil
a. pola istirahat dan tidur : siang 2 jam, malam 6 jam
b. seksualitas : sesuai kebutuhan
c. pekerjaan :ibu rumah tangga
2.12 personal hygyne
a. Frekuensi mengganti pakaian dalam :2 kali mengganti pakaian
dalam
2.13 status imunisasi
Imunusasi TT Ya Tidak Keterangan
TT 1 Ya
TT 2 Ya
TT 3 Ya
TT 4 Ya
TT 5 -
58
3. Riwayat kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah diderita atau sedang diderita:
a. Jantung : Tidak Ada
b. Hipertensi : Tidak Ada
c. Diabetes militus : Tidak Ada
d. Asma : Tidak Ada
e. Hepatitis : Tidak Ada
f. Anemia berat : Tidak Ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak Ada
4.2 perilaku kesehatan
a. penggunaan alkohol/obat-obat sejenisnya : Tidak
b. pengonsumsian jamu : Tidak
c. merokok : Tidak
d. vulva hygiene : ya, membasuh
kemaluan dengan bersih dan mengelap dengan kain bersih atau tisu
4. riwayat sosial
5.1 kehamilan ini derencanakan : ya
5.2 ststus pernikahan : menikah 1 kali
5.3 susunan keluarga yang tinggal dirumah :
N Jenis Umu Hubungan pendidikan Pekerjaan Keterangan
o kelamin r
1 L 35 th Suami SMA Wiraswasta Sehat
II. OBJEKTIF
59
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda - tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg
b.Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36,7oC
d.Pernafasan : 20 x/menit
5. BB sekarang : 55 kg
6. BB sebelum : 43 kg
7. TB : 150 cm
8. LILA : 24 cm
B. PEMERIKSAN FISIK
1. Kepala
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
Kebersihan : bersih tidak ada ketombe
Warna : hitam
Kekuatan akar : tidak rontok
b. Muka : bersih, tidak ada oedem
c. Mata
Kelopak mata : tidak oedema
Konjungtiva : an anemis
Sklera : an ikterik
d. Hidung : bersih tidak ada secret,dan pembekakan
e. Telinga : bersih tidak ada secret,dan pembekakan
f. Mulut dan gigi : bersih tidak ada stomatis
Bibir : merah muda tidak pycat
Lidah : bersih
Gigi : tidak ada caries
Gusi : merah muda
2. Leher
60
Mc. Donald : 29 cm
TBJ (Rumus Jhonson-Tausack)
: ( TFU – N ) x 155
: ( 29– 11 ) x 155
: 17 x 155
: 2,790 gram
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
62
1. Laboratorium
Golongan Darah :O
Hepatitis : Negatif
Malaria : Negatif
HIV : Negatif
Hb :12,5 gr/dL
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
2.Radiologi / Usg : tidak dilakukan
IV. PENATALAKSANAAN ( P )
1. Menjelaskan dan melakukan inform consent kepada ibu untuk menjadi
pasien laporan tugas akhir, bila ibu setuju maka tandatangan pada surat
persetujuan
2. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah
dilakukan.
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,7oC
P : 20 x/menit
4. Memberikan edukasi pada ibu tentang tanda bahaya trimester III yaitu
sakit kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan ditangan,
keluar cairan maupun perdaraha pervaginam, gerakan janin berkurang,
63
nyeri perut hebat, apabila merasakan salah satu dari itu beritahu ibu
untuk segera membanyake fasilitas kesehatan.
7. Menganjurkan ibu untuk membersihkan putting nya pada saat ada waktu
luang untuk mempersiapkan menyusui.
Objektif (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg R : 23 x/m
N : 80 x/m S : 36.20C
TB : 156 cm
BB sebelum hamil : 43 kg
BB sekarang : 56 kg
Kenaikan BB : 13 kg
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : tidak oedema
2. Konjungtiva : merah muda
3. Ekstremitas : tidak ada oedema pada bagian tungkai, tidak
ada varises,reflek patella kanan kiri (+)
4. Anogenital
a. Perineum : tidak ada luka parut
b. Vulva dan vagina : merah
c. Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
d. Kelenjar bartholini : tidak ada pembengkakan
e. Anus : tidak ada haemorroid
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
TTV : TD :120/80 mmHg R : 23 x/m
N : 80 x/m S : 36.70C
DJJ : 132 x/m
2. Memberikan motivasi/semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
3. Memberitahu ibu bahwa proses persalinan adalah proses alamiah yang akan
terjadi pada setiap wanita hamil.
4. Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung ibu.
5. Memberikan asuhan sayang ibu seperti membantu ibu melakukan perubahan
posisi sesuai keinginan ibu dengan tetap menganjurkan ibu untuk miring ke
kiri, memberikan sentuhan seperti memijat atau menggosok punggungnya
untuk mengurangi rasa nyeri, selalu menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman seperti roti
dan teh hangat kepada ibu di sela-sela kontraksi untuk asupan tenaga ibu.
7. Mengajarkan kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik nafas dalam melalui
hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terdapat kontraksi untuk
relaksasi. Ibu mengerti dan melakukannya
8. Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi segera lahir
pakaian ibu, dan perlengkapan bayi. Semua perlengkapan telah disiapkan.
68
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Subjektif (S)
Pada pukul 20.00 WIB, ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan rasa
sakitnya semakin terasa.
Objektif (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
His (+), frekuensi 3 x/10 menit, lamanya 25-35 detik.
DJJ (+), 140 x/m.
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dalam
keadaan normal.
2. Memantau DJJ
DJJ : 140 x/m
3. Menganjurkan ibu untuk berjalan- jalan disekitar tempat tidur dan
perbanyak jongkok jika ibu mampu, untuk mempercepat proses penurunan
kepala dan menganjurkan ibu untuk beristirahat jika ibu merasa lelah
4. Membuat partograf sesuai dengan hasil pemeriksaan
69
Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan rasa mulas dan nyeri pada pinggang yang menjalar ke
perut terasa semakin sering dan kuat.
2. Ibu merasakan ada dorongan ingin meneran.
Objektif (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg R : 23 x/m
N : 82 x/m S : 36.40C
His (+), frekuensi 5x/10 menit, lamanya >40 detik.
DJJ (+), 135 x/m.
Inspeksi : vulva membuka, perineum menonjol, anus mengembang,
dan ibu ingin mengedan
Periksa dalam : Pukul 21.30 WIB
Indikasi : Untuk memastikan bahwa pembukaan telah lengkap
- Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm (lengkap)
- Ketuban : negatif (+), ketuban pecah spontan pukul 21.00 WIB,
warna jernih
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : UUK
Penatalaksanaan (P)
1. Memberi motivasi/semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
2. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah
lengkap (10cm) dan ibu sudah diperbolehkan untuk meneran saat ada his
dengan dipimpin oleh penolong.
3. Membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin
4. Memantau DJJ saat tidak ada his untuk mengetahui keadaan janin.
DJJ : 135 x/m
5. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN.
Objektif (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg R : 23 x/m
N : 81 x/m S : 36.70C
TFU : sepusat
Kontraksi : baik
Penatalaksanaan (P)
1. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin kedua
atau tidak.
2. Melakukan manajemen aktif kala III
3. Memantau perdarahan kala III.Plasenta lahir lengkap pukul 22.10 WIB,
perdarahan ±100 cc.
4. Memeriksa jalan lahir untuk memastikan ada laserasi atau tidak, terdapat
laserasi perineum derajat II.
5. Melakukan pendokumentasian dengan partograf
Subjektif (S)
Ibu mengatakan perut terasa mulas, dan ibu merasa lemas.
Objektif (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 110/80 mmHg R : 23 x/m
N : 81 x/m S : 36.70C
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : baik
Perineum : laserasi derajat II
Plasenta lahir lengkap pukul 22.10 WIB
Berat plasenta : 500 gram
Diameter plasenta : 18 cm
Tebal plasenta : 2,5 cm
Insersi tali pusat : sentralis
Panjang tali pusat :50 cm
72
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
TTV : TD : 110/80 mmHg R : 23 x/m
N : 82 x/m S : 36.70C
- Perineum : ada laserasi derajat II
- Perdarahan kala III : ±100 cc
2. Melakukan heacting perineum dengan terlebih dahulu melakukan
informed consent verbal, dan menganastesi bagian perineum.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa mulas
yangdirasakannya adalah hal yang wajar, rasa mulas yang timbul karena
pergerakan otot-otot uterus atau kontraksi yang mencegah terjadinya
perdarahan.
4. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan massase
uterus yaitu dengan cara tangan ibu melakukan gerakan memutar searah
jarum jam diatas fundus uterus sampai rahim teraba keras kembali untuk
mencegah perdarahan pasca persalinan. Ibu dan keluarganya telah
mengerti dan bisa melakukan massase uterus
5. Memberikan rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk
vulva dan vagina dari darah dengan air DTT, memakaikan pembalut, kain,
serta menggantikan pakaian bersih.
6. Memberikan ibu untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu
yang berkurang selama proses persalinan dan ibu telah makan dan minum.
7. Memberikan therapy obat vitamin A 1 kapsul 200.000 IU, Fe dengan dosis
60 mg 3x1, paracetamol 500 mg 3x1, amoxcilin 500 mg 3x1.
8. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa
terjadwal (on demand) dan tetap memberikan ASI tanpa makanan
tambahan lainnya sampai bayi usia 6 bulan.
73
9. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan ibu sedah dapat miring ke
kanan dan ke kiri.
10. Melakukan pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu.
11. Melakukan pendokumentasian dengan partograf
Subjektif (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. I Tn. A
Umur : 21 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Guru TK Wiraswasta
Alamat : Hargo Sari I, kec.Merbau Mataran, kab.Lampung Selatan.
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : - Ibu mengeluh perutnya masih terasa mulas, merasa
lemas dan nyeri pada kemaluannya
-Ibu mengatakan sudah BAK
-Ibu mengatakan ASI telah keluar berwarna bening
75
Plasenta
76
Diameter : ± 18 cm
Berat : ± 500 gr
Tebal : ± 2,5 cm
Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : sentralis
Perineum : utuh
Objektif (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 110/80 mmhg R : 20 x/m
N : 82 x/m S : 36.30C
B. Pemeriksaan Fisik
5. Wajah : tidak oedema dan tidak pucat
6. Konjungtiva : merah muda
7. Payudara
Pembesaran : ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : colostrum
8. Palpasi : kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat
9. Kandung kemih : Tidak penuh
10. Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : lochearubra
11. Ekstremitas : Tidak ada oedema
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
TTV : TD : 110/80 mmhg R : 20 x/m
N : 82 x/m S : 36.30C
Pengeluaran pervaginam lochea rubra
2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dirasakannya adalah hal yang
normal dikarenakan proses pengembalian rahim ke bentuk semula.
3. Memotivasi ibu dan keluarga masase fundus uterus
4. Menganjurkan ibu untuk cukup beristirahat dengan posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.
5. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif selama
6 bulan dengan perlekatan ( bounding attachment)
6. Menganjurkan ibu dan keluarga menjaga kehangatan bayinya
7. Mengajarkan ibu cara melakukan vulva hygin yakni membasuh bagian
kemaluan menggunakan air hangat dan selalu menjaga agar tetap bersih dan
kering serta sering mengganti pakaian dalam nya
8. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti demam, perdarahan
setelah melahirkan, depresi, sakit kepala, penglihatan kabur dll.
9. Meminta ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi
tanda bahaya masa nifas
10. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap seperti miring kanan dan
kiri, meluruskan kaki, duduk, serta berjalan untuk ke kamar mandi
78
7 HARI POSTPARTUM
Subjektif (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. I Tn. A
Umur : 21 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Guru TK Wiraswasta
Alamat : Hargo Sari I, kec.Merbau Mataran, kab.Lampung Selatan.
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : - Ibu mengatakan kondisi ibu dan bayinya
-Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB
-Ibu mengatakan ASI lancar dan bayinya kuat
menyusu
-Ibu mengatakan tali pusat bayinya telah lepas
bayinya rewel pada malam hari sehingga ibu kurang tidur dan ibu jarang
mengonsumsi buah.
Objektif (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 100/80 mmHg R : 23 x/m
N : 80 x/m S : 36,1oC
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : tidak oedema dan tidak pucat
2. Konjungtiva : pucat
3. Payudara
Pembesaran : ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol,
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ASI
4. Palpasi : kontraksi baik, TFU pertengahan pusat sympisis
5. Kandung kemih : Tidak penuh
6. Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda - tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : lochea sanguinolenta
7. Ekstremitas : tidak ada oedema
8. Pola Eliminasi BAK dan BAB sudah lancar seperti sebelum
melahirkan
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
TTV : TD : 100/80 mmHg R : 23 x/m
N : 80 x/m S : 36,1oC
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal
3. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan
diet bermutu, bergizi tinggi, tinggi kalori, tinggi protein, (tktp), dan banyak
mengandung cairan karena kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh,
kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI seperti sayur-sayuran hijau,
buah-buahan dan ikan yang segar
5. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu nifas tidak mempunyai pantangan
apapun untuk makanan dan minumannya namun ibu disarankan untuk
menghindari jamu-jamuan karena dapat menghambat proses involusi
uterus dan produksi ASI
6. Menganjurkan ibu untuk minum sedikitnya 2 liter air setiap hari
atau 8-10 gelas, hal ini berguna untuk melancarkan sirkulasi tubuh dan
menambah produksi ASI ibu
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan sentuhan fisik, komunikasi
dan rangsangan kepada bayinya untuk memperkuat ikatan batin antaraibu
dan bayinya ( keluarga)
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat
9. Memberikan apresiasi kepada ibu karena ibu telah melakukan
perawatan payudara
10. Mengajarkan kepada ibu tentang cara teknik menyusui yang benar
11. Mengajarkan ibu untuk menyendawakan bayinya
12. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
13. Menjelaskan pada ibu untuk sering menyusui bayinya minimal 2-3
jam sekali agar bayi tidak mengalami dehidrasi.
81
14. Memberikan apresiasi kepada ibu karna ibu sudah mengerti untuk
melakukan asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari-hari
15. Meminta ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat
bila terjadi tanda bahaya masa nifas
16. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti jalan pagi
82
14 HARI POSTPARTUM
Subjektif (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. I Tn. A
Umur : 21 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Guru TK Wiraswasta
Alamat : Hargo Sari I, kec.Merbau Mataran, kab.Lampung Selatan.
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : - Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat
- Ibu mengatakan bayinya sering muntah susu
Obejktif (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg R : 23 x/m
N : 78 x/m S : 36,20C
B. Pemeriksaan Fisik
1.Wajah : tidak oedema dan tidak pucat
2.Konjungtiva : merah muda
3.Payudara
Pembesaran : ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ASI
4. Palpasi : kontraksi baik, TFU tidak teraba
5. Kandung kemih : tidak penuh
6. Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : lochea serosa
Penatalaksanaan (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
TTV : TD : 110/70 mmHg R : 23 x/m
N : 78 x/m S : 36,20C
84
39 HARI POSTPARTUM
Subjektif (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. I Tn. A
Umur : 21 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Guru TK Buruh
Alamat : Hargo Sari I, kec.Merbau Mataran, kab.Lampung Selatan.
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : - Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
-Ibu mengatakan bayi tidak pernah muntah susu
lagi
-Ibu mengatakan ASI lancar dan menyusui
bayinya tiap 2-3 jam sekali
86
Obejktif (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TTV : TD : 110/80 mmhg R : 23 x/m
N : 81 x/m S : 36, 70C
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : tidak oedema dan tidak pucat
2. Konjungtiva : merah muda
3. Payudara
Pembesaran : ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ASI
4. Palpasi : kontraksi baik, TFU di simpisis
5. Kandung kemih : tidak penuh
6. Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : lochea alba
Penatalaksanaan (P)
1. Memberi penjelasan tentang hasil pemeriksaan
TTV : TD : 110/80 mmhg R : 23 x/m
N : 81 x/m S : 36, 70C
2. Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan imunisasi dasar dan pemantauan
berat badan.
3. Memberi apresiasi kepada ibu sudah menerapkan perawatan payudara dan
tenik menyusui dengan baik dan benar.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene dirinya dan
bayinya
5. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
6. Memberikan ibu informed choice sebagai pilihan ibu terhadap kontrasepsi
yang akan digunakan oleh ibu, dan ibu memilih menggunakan kontrasepsi
KB suntik 3 bulan.
7. Mengamati dan menanyakan kondisi ibu dan bayi
8. Menanyakan mengenai kemajuan menyusui dan amati kegiatan menyusui
PEMBAHASAN
A. KEHAMILAN
Pada tanggal 04 Februari 2020, penulis bertemu dengan Ny.I untuk
menjadi objek pengambilan studi kasus ANC laporan tugas akhir di PMB
Redinse Sitorus.
Pada tanggal 06 Februari 2020, penulis bertemu dengan Ny.I untuk
melakukan pemeriksaan ANC pada kehamilan trimester III pada usia
kehamilan 36 minggu. Pemeriksaan yang dilakukan penulis kepada Ny.I
terdiri dari timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,
memeriksa DJJ, memberikan penjelasan tentang perawatan payudara pada saat
hamil untuk mempersiapkan menyusui.
Selama kehamilan ini ibu mengalami kenaikan berat badan sebanyak 13
kg, yaitu berat badan sebelum hamil 43 kg, dan berat badan saat usia
kehamilan 35 minggu menjadi 56 kg.
Pada pemeriksaan tekanan darah Ny.I yaitu 120/70 mmHg, tekanan darah
yang normal 110/80-140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsia. (Jannah 2012). Pada kunjungan ANC
didapatkan tinggi fundus uteri Ny.I adalah 29 cm .
Normal DJJ pada teori asuhan persalinan normal (APN) berkisaran antara
120-160x/menit.Pada pemeriksaan DJJ yang dilakukan terhadap Ny.I
didapatkan DJJ 147x/menit. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.
Menjelaskan kepada ibu beberapa ketidaknyamanan fisiologis yang
dialaminya pada Trismester III. Adapun ketidaknyamanan-ketidaknyamanan
fisiologis yang bisa terjadi pada ibu hamil trismester III diantaranya yaitu
sembelit/konstipasi, pembengkakan pada wajah dan kaki, insomnia, nyeri
punggung bawah/nyeri pinggang, sering buang air kecil, heart burn/panans
dalam perut, perut kembung, sakit kepala atau pusing apalagi ketika bangun
dari tidur, keputihan/keluar cairan vagina, gatal-gatal pada daerah kewanitaan,
89
air susu (ASI) yang belum keluar, susah bernafas, sulit tidur, dll (Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2010).
Memberikan asuhan kepada ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil yaitu
senam hamil. Dalam senam hamil ibu diajarkan tekhnik relaksasi , mengatur
pernafasan, mengurangi nyeri atau kram. Selain itu, melakukan gerakan pelvic
rocking dengan menggunakan gymball dan mengajarkan ibu untuk
perawatan payudara pada saat hamil trimester III untuk mempersiapkan
menyusui.
Selanjut nya penulis memberikan edukasi kepada Ny.I tentang
pengetahuan mengenai putting susu lecet. Mengapa putting susu lecet dapat
terjadi dan cara mengatasi putting susu lecet agar tidak menyebabkan dampak
yang lebih buruk bagi ibu dan bayi. Penyebab puting cecet yaitu teknik
menyusui yang tidak benar, puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol,
saat ibu membersihkan putingnya susu, cara menghentikan menyusui yang
kurang tepat, areola tidak masuk kedalam mulut bayi, tetapi hanya bagian
puting saja. Cara mengatasi putting susu lecet yaitu cari penyebab puting lecet,
bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atai lecetnya sedikit,
tidak menggunakan sabun dan alcohol pada saat membersihkan putting,
menyusui lebih sering, posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke
kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua payudara,
keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet dan biarkan kering,
pergunakan BH yang menyangga, bila terasa sangat sakit boleh minum obat
pengurangan rasa sakit, jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan
tablet Nystatin. (susanto, 2018)
B. PERSALINAN
Pengkajian di mulai saat ibu datang ke PMB Redinse Sitorus, S.ST Pada
tanggal 21 Februari 2020 pukul 19.00 WIB Ny.I datang ke PMB dengan
keluhan mules-mules pada perut bagian bawah yang menjalar dari pinggang
bagian belakang semakin sering dan kuat, keluar lendir bercampur darah dari
jalan lahir sejak pukul 16.00 WIB dan belum keluar air-air dari kemaluannya.
Setelah dilakukan pemeriksaan dalam ibu memasuki masa inpartu kala 1 fase
90
uterus membulat kemudian plasenta lahir lengkap pukul 22.10 WIB. Pada
pemeriksaan luka laserasi terdapat luka laserasi jalan lahir yaitu laserasi
derajat II. Menurut teori (Varney, 2007) kala III persalinan dimulai saat proses
melahirkan bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban, biasanya plasenta lepas dalam 5-15 menit setelah bayi lahir
(Prawirohardjo, 2006).
Pada Kala IV pada persalinan Ny.I berlangsung selama 2 jam setelah
plasenta lahir yaitu dari pukul 22.10 WIB – 00.10 WIB setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Setelah plasenta lahir,
didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, jumlah
perdarahan ± 100 cc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung
kemih kosong. Menurut teori (Vivian NannyLia Dewi,2011) Tinggi fundus
uteri setelah plasenta lahir yaitu 2 jari dibawah pusat. Menurut teori
(Prawirohardjo,2010)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut. Pengawasan kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus. Pada pelaksanaan Kala I sampai dengan Kala IV pencegahan
infeksi sangat dijaga dan sesuai dengan standar APN
Analisa Data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Dari data yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa , Ny.I G 1P0A0
hamil 37 minggu 1 hari inpartu kala I, Janin tunggal, hidup intrauterin,
presentasi kepala. Pada kala II diperoleh diagnosa yaitu Ny.I G 1P0A0 hamil 37
minggu 1 hari inpartu kala II dan tidak ditemukan penyulit saat persalinan.
Pada kala III diperoleh diagnosa yaitu Ny.I P1A0 inpartu kala III. Plasenta
lahir lengkap, dan terjadi laserasi derajat II pada perineum ibu maka dilakukan
penjahitan . Pada kala IV diperoleh diagnosa yaitu Ny.I P1A0 inpartu kala IV.
Dan tidak terjadi masalah dalam periode ini.
92
C. NIFAS
Pengkajian dimulai pada 6-8 jam setelah persalinan, dilakukan
pemeriksaan, ibu dalam keadaan baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD:
110/80 mmHg, suhu: 36,70C, RR: 20 x/menit, dan nadi: 86 x/menit. Tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, pengeluaran
payudara berupa kolostrum dan tidak terasa nyeri, perdarahan normal,
pengeluaran lochea berwarna merah (rubra) dan tidak ada komplikasi pada
ibu. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan disebabkan
kontraksi rahim yang kembali seperti sebelum hamil, Menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi makanan nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dengan
porsi 2 x lebih banyak dari biasa. Nasi (500 gr), sayuran 1 mangkuk (400 gr),
lauk (250 gr/potong) , buah-buahan (200 gr) Menganjurkan ibu untuk
mobilisai dini dengan gerakan ringan seperti miring ke kanan atau ke kiri,
menggerakkan kaki, duduk di tepi ranjang disekitar tempat tidur ,
Mengingatkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan.Menganjurkan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa PASI.
Pada 7 hari setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan, ibu dalam
keadaan baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 100/80 mmHg, suhu:
36,7 0C, RR: 23 x/menit, dan nadi: 80 x/menit. Tinggi fundus uteri
pertengahan pusat sympisis. TFU pertengahan pusat sympisis. Proses
involusi yang berjalan dengan baik karena Ny. I yang selalu melakukan
mobilisasi dan Ny.I melakukan personal hygiene yang baik. Pengeluaran
lochea berwarna merah kekuningan(sangunolenta), dan tidak ada komplikasi
pada ibu. kunjungan ke 2 masa nifas yaitu pada waktu 7 hari setelah
persalinan menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, tetap menjaga kebersihan
genetalia.
Maka penulis akan memberikan asuhan dengan mengajarkan teknik
menyusui yang baik dan benar, konsling pada Ny.I untuk cuci tangan
sebelum menyusui, mengolesi putting dan sebagian areola dengan dengan
ASI dan pastikan perletakan pada saat menyusui benar, teknik menyusui
93
A. Kesimpulan
1. Pengkajian telah dilakukan secara keseluruhan terhadap Ny.I untuk
pencegahan putting susu lecet dengan edukasi laktasi melalui pendekatan
manajemen kebidanan pola pikir Varney dan dituangkan dalam bentuk
SOAP.
2. Identifikasi masalah pencegahan putting susu lecet dapat di simpulkan
bahwa Ny.I belum mempunyai pengalaman dalam menyusui sehingga
perlu diberikan edukasi laktasi .
3. Rencana asuhan pasien dengan pencegahan putting susu lecet yaitu dengan
melakukan edukasi laktasi dan mengajarkan ibu teknik menyusui yang
benar agar tidak terjadi putting susu lecet.
4. Tindakan asuhan kebidanan untuk pencegahan putting susu lecet terhadap
Ny.I yaitu menganjurkan ibu membersihkan putting pada masa kehamilan
trimester III untuk mempersiapkan menyusui selanjutnya ibu diajarkan
teknik menyusui agar tidak terjadi putting susu lecet.
5. Hasil tindakan kebidanan yang telah di lakukan pada ibu nifas pada hari ke
tujuh postpartum yaitu ibu sudah melakukan teknik menyusui dengan
benar dan bayi sudah mengisap dengan kuat.
6. Pendokumentasian asuhan kebidanan dilakukan dengan SOAP pada
postpartum hari pertama tanggal 21 februari 2020 hingga tanggal 31 maret
2020 tiga puluh sembilan hari postpartum ibu.
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam laporan kasus ini, adapun saran
yang hendak penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Lahan Praktik
Peningkatan manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan terhadap pasien
dengan standar pelayanan terbaru diharapkan untuk terus dilakukan.
Pemberian KIE tentang pencegahan putting susu lecet dengan edukasi
96
laktasi secara teratur perlu diterapkan sehingga kasus putting susu lecet
dapat teratasi dengan baik untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi.
2. Bagi Penulis Lainnya
Diharapkan studi kasus ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan
digunakan sebagai informasi bagi penulis lainnya dalam memahami
pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III untuk
pencegahan putting susu lecet dengan edukasi laktasi sehingga
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah Yeyen, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. DKI Jakarta: Trans
Info Media.
Asih Yusari dan Risneni, 2016, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui, Trans Info Media, Jakarta.
Astuti Sri, dkk, 2015, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,
Erlangga, Jakarta.
Sutanto Vita Andina, 2018, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,
Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018, Kebidanan : Teori dan Asuhan, vol
2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Ambarwati Retna Eny dan Diah, 2010, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra
Cendikia, Yogyakarta.
Juliani Sri, 2017, Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
Dengan Kejadian Puting Susu Lecet Di Desa Emplacement Pasar Iv
Kabupaten Langkat, Jurnal Maternal dan Neonatal.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi pasien dalam Laporan Tugas
Akhir (LTA) dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan KB. Asuhan
akan diberikan oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu:
Nama : Laras Cahyaning Tyas
NIM : 1715401096
Tingkat/Semester : III (Tiga)/ VI (Enam)
Lampung Selatan, Februari 2020
Mahasiswa, Klien,
Menyetujui
Pembimbing Lahan
INFORMED CHOICE
Menyetujui
Pembimbing Lahan
Menyetujui
Pembimbing Lahan