Anda di halaman 1dari 120

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK S DENGAN KETERLAMBATAN

PERTUMBUHAN: GIZI KURANG DAN PERKEMBANGAN: GERAK


HALUS BICARA DAN BAHASA DI DESA KARYA
MUKTI SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR

Oleh :
MINA SARI
NIM. 1615471015

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D III KEBIDANAN METRO
2019
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK S DENGAN KETERLAMBATAN
PERTUMBUHAN: GIZI KURANG DAN PERKEMBANGAN: GERAK
HALUS BICARA DAN BAHASA DI DESA KARYA
MUKTI SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan Pada Program Studi D III Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Oleh :
MINA SARI
NIM. 1615471015

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D III KEBIDANAN METRO
201

ii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI
KEBIDANAN METRO
Laporan Tugas Akhir, Juli 2019
Mina Sari : 1615471015

Asuhan kebidanan pada Anak S dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan


Perkembangan di Desa Karyamukti Lampung Timur

xv+ 78 hal +7tabel +4gambar +12 lampiran

RINGKASAN

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi


tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran
panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik, perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi. Ruang lingkup asuhan
kebidanan yang diberikan pada An. S usia 35 bulan dengan diagnosa
keterlambatan pertumbuhan: gizi kurang dan perkembangan: gerak motorik halus
bicara dan bahasa, perencanaan asuhan yang dilakukan selama 9 kali kunjungan
untuk keterlambatan pertumbuhan memberikan makan dengan pola seimbang, dan
pemberian makanan tambahan, serta untuk keterlambatan perkembangan
melakukan stimulasi kepada anaknya secara rutin selama 2 kali 2 minggu
dilakukan untuk stimulasi dan intervensi keterlambatan, lebih dari 4 minggu
untuk distimulasi KPSP pada usia anak tersebut 36 bulan/usia yang akan datang.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada An.S dimulai dari keterlambatan
pertumbuhan: gizi kurang, memberitahu ibu untuk memberikan makanan dengan
pola seimbang, memberi makanan tambahan, memberikan ramuan berupa susu,
gula, minyak, serta dilakukan pemijatan nafsu makan, untuk keterlambatan
perkembangan: gerak motorik halus serta bicara/bahasa, adalah dengan
menstimulasi anak dan mengajarkan anaknya berlatih menyusun kubus, melihat
gambar hewan, menirukan suara hewan, serta selalu berikan pujian kepada anak
bila mampu melakukannya, dan hal tersebut dilakukan secara rutin.
Setelah dilakukan asuhan kemudian dievaluasi berat badan anak
mengalami kenaikan 7 ons yang semula 9,3 kg menjadi 10 kg dan setelah
dilakukan penyesuaian dengan standar berat badan menurut tinggi badan An. S
terdeteksi normal, evaluasi perkembangan anak sudah bisa menyusun kubus, dan
menyebutkan nama hewan serta suara hewan, skor anak yang didapat yaitu dari 8
menjadi 10 yang berarti sesuai.
Kesimpulan setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. S gizi anak
menjadi normal dan perkembangan anak menjadi sesuai. Saran memberitahu ibu
untuk terus memberikan makanan seimbang, stimulasi lanjutan secara rutin
kepada anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak terus meningkat,
memberitahu ibu untuk selalu ke posyandu dan membaca buku KIA.

Kata Kunci : Keterlambatan Pertumbuhan: gizi kurang dan Perkemb


angan: gerak halus bicara/bahasa
Daftar Bacaan : 17 (2012-2018)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata'ala, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Anak S dengan Keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan , sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan

Tanjungkarang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Tanjungkarang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Dr. Sudarmi, S.S.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan menyusun

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Islamiyati, AK, MKM selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan

menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

4. Septi Widiyanti, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

5. Ns. Riyanto, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.

iv
6. Yoga Triwijayanti, SKM, MKM, selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan dalam perbaikan LTA ini.

7. Yusriana, S.ST, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penyusunan LTA di BPS Yusriana Kecamatan Sekampung Kabupaten

Lampung Timur.

8. Ny. W selaku ibu dari An. S terimakasih atas kerjasamanya yang baik.

9. Bakku Tersayang Alhayat, Makku tersayang Marwiyah, Uwoku tersayang

Lelpa Janita, dan semua sahabat terbaik terima kasih atas seluruh cinta,

dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini

selesai pada waktunya

10. Rekan seangkatan 2016 dan sahabat tersayang trilia yuniarti, miftahun najah,

dan lisa anggraini serta pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam

Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna

bagi semua pihak yang memanfaatkan.

Metro, Juli 2019

Penulis

v
BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Mina Sari
NIM : 1615471015
Program Study : DIII Kebidanan Metro
Tempat Dan Tanggal Lahir : Sumber Agung 10 April 1998
Agama : Islam
E-Mail : minasari2015@gmail.com
HP : 082279291887
Alamat : Jl.Lintas Barat, Pekon Sumber Agung
Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat

B. Riwayat Pendidikan
Taman Kanak-Kanak : TK Handayani Lulus Tahun 2004
Sekolah Dasar : SDN 1 Sumber Agung Kecamatan Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat Lulus Tahun 2010
Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat
Lulus Tahun 2013
Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat
Lulus Tahun 2016

vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................ i


HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
BIODATA PENULIS ...................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. vii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan ..................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup ......................................................................... 6
E. Manfaat ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ................................... 8
1. Pengertian .......................................................................... 8
2. Ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak .......... 8
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh
Kembang Anak................................................................... 10
4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau ...................... 15
5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita. .................................. 15
6. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ............................... 16
7. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan ........................ 17
8. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ............ 21
9. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional ................ 30
10. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak ....... 31
11. Deteksi Dini Autis pada anak ............................................. 32
12. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas ..................................................................... 34
B. Penilaian Status Gizi ............................................................... 36
1. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ........................... 36
2. Jenis Penilaian Status Gizi ................................................ 38
3. Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita ........................................ 40
4. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menaikan berat
badan .................................................................................. 41

x
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Subyektif ................................................................................. 47
B. Obyektif ................................................................................... 49
C. Analisis Data ........................................................................... 55
D. Penatalaksanaan ....................................................................... 56
Catatan Perkembangan I .......................................................... 57
Catatan Perkembangan II ......................................................... 60
Catatan Perkembangan III ........................................................ 63
Catatan Perkembangan IV........................................................ 65
Catatan Perkembangan V ......................................................... 68
Catatan Perkembangan VI........................................................ 70
Catatan Perkembangan VII ...................................................... 71
Catatan Perkembangan VIII ..................................................... 72
Catatan Perkembangan IX........................................................ 73

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................. 82
B. Saran ........................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Pelaksana Deteksi Dini Gangguan pertumbuhan .......................... 17

Tabel 2 Cara pengukuran berat badan /tinggi badan .................................. 18

Tabel 3 Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) .... 19

Tabel 4 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining .............................................. 22

Tabel 5 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan bagi Anak .... 40

Tabel 6 Formula MODISCO ...................................................................... 45

Tabel 7 Tabel pola makan balita gizi kurang ............................................. 75

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Pengukuran Panjang Badan dengan Cara Berbaring..................... 19

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan dengan Cara Berdiri ........................... 19

Gambar 3 Pengukuran Lingkar Kepala .......................................................... 21

Gambar 4 Tes Daya Lihat .............................................................................. 29

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 KPSP

Lampiran 3 BB/TB

Lampiran 4 Lingkar Kepala

Lampiran 5 Chat

Lampiran 6 GPPH

Lampiran 7 KMPE

Lampiran 8 TDD

Lampiran 9 TDL

Lampiran 10 Pijat Tuina

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 KMS

Lampiran 13 Lembar Bimbingan LTA

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan

LK : Lingkar Kepala

LD : Lingkar Dada

KPSP : Kuesioner PraSkrining Perkembangan

TDD : Tes DayaDengar

TDL : Tes DayaLihat

KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional

M-CHAT : Modified Checklist for Autism in Toddlers

GPPH : Gangguan Pemusatanm Perhatian dan Hiperaktivitas

DDST : Denver Developmenttal ScriningTes

TK : Taman Kanak-Kanak

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

KMS : Kartu Menuju Sehat

KIA : Kesehatan ibu anak

ASI : Air Susu Ibu

SD : Standar Deviasi

BGM : Bawah Garis Merah

MODICSO : Modified Dread Skimed and Coconut Oil

KEP : Kekurangan Energi Protein

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

BALITA : Anak Bawah Lima Tahun

WHO : World Healt Organization

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, serta

perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi

dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016 : 04).

Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini

menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ,

dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing

dapat memenuhi fungsinya meliptu perkembangan, emosi, intelektual, dan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2017 :

01).

Stimulasi atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan, stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang

merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota

1
2

keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-

masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat

menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang

menetap kemapuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah

kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa

serta kemampuan sosialisasi dan kemamdirian (Kemenkes RI, 2016 : 11).

Terkait hal diatas Keterlambatan tumbuh kembang pada anak dikarenakan

kurangnya orang tua mengenal tanda bahaya perkembangan anak, kurangnya

pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak dan kurangnya

keterlibatan langsung orang tua dengan anak atau stimulasi dari selain orang tua.

Akan sangat berpengaruh, seorang ibu yang berpengetahuan tentang stimulasi dini

dengan ibu yang berpengetahuan stimulasi dini yang rendah akan beresiko lebih

besar untuk mengalami dugaan keterlambatan perkembangan (Jurnal unimus,

2016 : 115).

Masalah yang akan terjadi tidak hanya keterlambatan perkembangan

seperti yang dijelaskan diatas tetapi Adapun faktor penghambat perkembangan

lain terhadap balita yaitu gizi kurang, gizi kurang merupakan salah satu masalah

kesehatan yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia

(SDM) di Indonesia. Asupan gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik sangat

dibutuhkan terutama pada usia balita karena pertumbuhan dan perkembangan fisik

serta kognitif sedang tumbuh dengan pesat pada tahap usia tersebut ( jurnal undip,

2017 : 778).

World Health Organisation (WHO) menunjukkan prevalensi disabilitas

Intelektual anak usia dibawah sepuluh tahun pada tahun 2010 di dunia sebesar
3

1,3% dan di Asia Tenggara sebesar 1,19 % , (jurnal unisayogya, 2016).

Sedangkan di Indonesia terdapat 19.971.366 dimana sebanyak 27% balita terdapat

gangguan perkembangan ( jurnal unimus, 2016 hal : 115).

Prevalensi pertumbuhan menurut WHO pada tahun 2002 menyebutkan

penyebab kematian anak balita urutan pertama disebabkan gizi kurang dengan

angka 54%. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, secara

nasional prevalensi balita gizi buruk sebesar 4,9% dan kekurangan gizi 17,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia masih terdapat balita dengan gizi buruk

dan kekurangan gizi sehingga pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya

mampu meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia (jurnal andalas, 2015 :

255).

Dan ditemukan wilayah provinsi Lampung terdapat balita dan anak

prasekolah berjumlah 1.055.526 jiwa, yang telah dilakukan deteksi dini tumbuh

kembang sebanyak 238,240 jiwa (26,38%), sedangkan target yang telah

ditetapkan untuk deteksi dini balita dan prasekolah adalah 60%, angka ini

menunjukkan bahwa cakupan sasaran deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)

masih belum mencapai target dan berdasarkan kesehatan lampung timur pada

tahun 2015 bulan desember terdapat balita dan anak prasekolah yang telah

dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak sebanyak 88.503 jiwa

(89,07%) dan pada tahun 2016 bulan juni sebanyak 22.237 jiwa (22,38%).

Berdasarkan pada tahun 2015 sampai 2016 terdapat penurunan yang cukup

signifikan dari hasil pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak

prasekolah di kabupaten lampung timur (Dinkes Lam-tim, 2016)


4

Berdasarkan riset daerah provinsi Lampung ditemukan prevalensi gizi

kurang di provinsi Lampung adalah 17,5% dan sudah mencapai dan sudah

mencapai target nasional perbaikan gizi pada tahun 2015 (20%) dan MDGS

(18,5%) dari 10 kabupaten/kota hanya ada 2 kabupaten yang belum mencapai

target MDGS yaitu kabupaten Tanggamus dan Lampung utara (Riskesdas, 2007

:20)

Di wilayah lampung Timur terdapat 14 kasus gizi kurang dengan jenjang

pendidikan orang tua setingkat SMA yaitu 29%, jenjang pendidikan orang tua

SMP sebanyak 50%, kasus dengan jenjang pendidikan orang tua tingkat SD

sebanyak 21% dari data tersebut kasus gizi kurang terbanyak adalah dari

kelompok dengan jenjang pendidikan orang tua setingkat SMP yaitu 50% (Dinkes

Lam-Tim, 2017 : 43)

Gizi kurang pada balita dapat menyebabkan kecerdasan anak terganggu,

menurunnya produktivitas anak serta rendahnya kemampuan kognitif dan

menyebabkan terganggunya Perkembangan anak sehingga bisa menyebabkan

keterlambatan perkembangan (jurnal undip, 2017 : 778).

Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 08 maret 2019 di PMB

yusriyana Karyamukti lampung timur pada bulan maret-mei 2019 diperoleh data

Balita umur 1-3 tahun sebanyak 120 balita dan balita dengan gizi kurang

sebanyak 3 balita (2,5%) dan dampak yang ditimbulkan oleh gizi kurang

mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembngan serta balita akan

rentan terhadap penyakit sampai terjadi kematian, maka penulis tertarik

mengambil kasus dengan judul “Asuhan kebidanan balita dengan Keterlambatan

pertumbuhan dan perkembangan pada An.s di PMB Yusriyana karyamukti


5

lampung timur dengan menggunakan manajemen Asuhan kebidanan menurut

SOAP.

B. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan uraian di latar belakang ditemukan rumusan masalah pada

studi kasus ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada Anak S dengan Keterlambatan

Pertumbuhan dan Perkembangan menggunakan manajemen asuhan kebidanan

menurut SOAP.”

C. Tujuan Penyusunan LTA

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada An. S Dengan Keterlambatan

Pertumbuhan dan Perkembangan Di BPM Yusriana dengan menggunakan

manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP, subyek kasus adalah balita umur

35 bulan dengan waktu asuhan 08 maret sampai dengan 06 maret 2019 di desa

karyamukti sekampung lampung timur.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengkajian data pada An. S dengan Gangguan

pertumbuhan dan perkembangan di BPM Yusriana Desa Karyamukti ,

Lampung Timur.

b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada An. S

dengan Ketrelambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di BPM

Yusriana Desa Karyamukti, Lampung Timur.


6

c. Merencanakan asuhan kebidanan pada An. S dengan Keterlambatan

Pertumbuhan dan perkembangan di BPM Yusriana Desa Karyamukti,

Lampung Timur.

d. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.

S dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di BPM

Yusriana Desa Karyamukti, Lampung Timur.

e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.

S dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di BPM

Yusriana Desa Karyamukti, Lampung Timur.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan adalah studi kasus yang ditujukan kepada

anak/bayi dengan atau tanpa masalah pertumbuhan dan perkembangan.

2. Tempat

Lokasi yang dipilih yaitu desa karyamukti kecamatan sekampung lampung

timur untuk dilakukannya asuhan kebidanan.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan mulai dari 05 maret 2019 sampai 05 mei 2019

hingga penyusunan proposal serta memberikan asuhan kebidanan di semester VI

dengan mengacu pada kalender akademik prodi kebidanan metro poltekkes

tanjung karang.
7

E. Manfaat

Manfaat dari asuhan kebidanan yang dilakukan adalah diharapkan mampu

menambah ilmu pengetahuan terutama dalam ruang lingkup yang berkaitan

dengan gambaran perkembangan dan status gizi pada anak, dan diharapkan dapat

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,

pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Adriana, 2017 :03).

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi

dan kemandirian (Kemenkes RI, 2012 : 04).

2. Ciri-ciri dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan

intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut

saraf.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa

8
9

berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika

pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri

anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis

karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi

organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak

sehat, bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi badannya serta bertambah

kepandaiannya.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu :

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan

gerak halus (pola proksimodistal)

f. Perkembangan memiliki tahap yag berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak


10

terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar

kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling

berkaitan (Kemenkes RI, 2012 :4-5).

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan

yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh

kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki

anak.

2) Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan

berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi

berkesinambungan(Kemenkes RI, 2012 :05).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.


11

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down‟s dan sindroma Turner‟s.

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.


12

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental,

dan kelainan jantung kongenital.

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya


13

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pascasalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, dperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin.

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari ,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.


14

d) Psikologis

Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan (Kemenkes RI, 2012 : 5-7)..


15

4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,

menjimpit, menulis, dan sebagainya.

c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan

selesai bermain), berpisah dengan ibu pengasuh anak, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes

RI, 2012 : 07).

5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapat stimulasi rutun sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak di lakukan oleh ibu dan ayah yang

merupakan orang terdekat dengan anak.kurangnya stimulasi dapat menyebabkan


16

penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap

(Kemenkes RI, 2016 : 11).

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak ,ada beberapa prinsip

dasar yang perluu di perhatikan ,yaitu sebagai berikut .

a. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta dan kasih sayang .

b. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah

laku orang-orang yang terdekat dengan nya.

c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak .

d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman .

e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak .

f. Gunakan alat bantu /permainan yang sederhana ,aman dan ada disekitar anak.

g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan .

h. Anak selalu di beri pujian, bila perlu diberikan hadiah untuk keberhasilannya.

6. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Melakukan deteksi dini Tumbuh Kembang artinya melakukan

kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan

tumbuh kembang balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini

penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, makan intervensi akan lebih

mudah dilakukan (Kemenkes RI, 2012 : 40).


17

7. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

Deteksi dini penyimpanggan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/

menentukan satus gizi kurang /buruk Dan mikro/macrosefal.

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan di lakukan di semua tingkat pelayanan.

Adapun pelaksanaan dan alat yang di gunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 1
Pelaksana Deteksi Dini Gangguan pertumbuhan

Tingkat Alat dan bahan yang


Pelaksana Yang dipantau
Pelayanan digunakan
Keluarga  Orang tua.  Buku KIA Berat Badan
Masyarakat  Kader kesehatan.  Timbangan dacin
 Pendidik PAUD,  Timbangan digital
Petugas BKB, (untuk anak > 5 thn)
petugas TPA dan  Alat ukur tinggi
Guru TK. badan/panjang badan
Puskesmas Tenaga kesehatan Buku KIA  Panjang/
terlatih SDIDTK:  Tabel/Grafik BB/TB Tinggi
 Dokter  Tabel/Grafik TB/U Badan
 Bidan  Grafik LK  Berat
 Perawat  Timbangan Badan
 Ahli gizi  Alat ukur tinggi  Lingkar
 Tenaga badan/panjang kepala
kesehatan badang
lainnya  Pita pengukur
lingkar kepala
(Kemenkes.RI, 2016 : 20)

a. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (bb/tb)

Tujuan pengukuran BB/TB adalah menentukan status gizii anak

normal,kurus,kurus sekali atau gemuk

Jadwal pengukuran bb/ tb di sesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh

kembang balita (Kemenkes RI, 2016 : 27).Cara pengukuran berat badan/tinggi

badan sesuai tabel sebagai berikut:


18

Tabel 2
Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No Cara pengukuran
1 Menggunakan timbangan bayi
1. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o
4. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan
5. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan .
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
8. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca
tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
2. Menggunakan timbangan injak
1. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
Sumber : Kemenkes RI, 2016 : 18 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Tabel 3
Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuaitabel berikut.

No Cara pengukuran
1 Cara mengukur dengan posisi berbaring:
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.
4. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempelpada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
5. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan
kananmenekan batas kaki ke telapak kaki
Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur
19

Gambar 1
Pengukuran Panjang Badan dengan Cara Berbaring

2 Gara mengukur dengan posisi berdiri


1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2
Pengukuran Tinggi Badan dengan Cara Berdiri

Sumber : Kemenkes RI, 2016 :18-19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang


Anak

Penggunaan Tabel BB/TB

1) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas.

2) Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.

3) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai

jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan

anak.
20

4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui

angka Standar Deviasi (SD).

5) Untuk menentukan bagaimana dengan status gizi anak tersebut, menggunakan

grafik WHO 2006 dan terdapat pada buku KIA revisi

2015.

b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

1) Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.

2) Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72

bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian

lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

3) Cara mengukur lingkaran kepala

4) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,

tarik agak kencang.

5) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

6) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

7) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan

jenis kelamin anak.

8) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.
21

Gambar 3
Pengukuran Lingkar Kepala
Sumber : Kemenkes RI, 2012 : 19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a) Interpretasi

(1) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur

hijau”, lingkaran kepala anak normal.

(2) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau”,

lingkaran kepala anak tidak normal.

(3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal

(4) apabila berada di atas ”jalur hijau” dan mikrosefal apabila berada

di bawah ”jalur hijau”.

b) Intervensi

Apabila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke

rumah sakit.

8. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui

gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan

daya dengar.
22

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua

tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah

sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut.

a. KPSP (Kueisioner Pra Skrining Perkembangan)

Tabel 4
Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Hrus Dilakukan


Deteksi Dini
Deteksi Dini Deteksi Dini
Umur Penyimpangan Mental
Penyimpangan Penyimpangan
Anak Emosional (dilakukan
Pertumbuhan perkembangan
atas indikasi)
M-
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMPE GPPH
CHAT
0 bulan √ √
3 bulan √ √ √ √
6 bulan √ √ √ √
9 bulan √ √ √ √
12 bulan √ √ √ √
15 bulan √ √
18 bulan √ √ √ √ √
21 bulan √ √ √
24 bulan √ √ √ √ √ √
30 bulan √ √ √ √ √ √
36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √
42 bulan √ √ √ √ √ √ √
48 bulan √ √ √ √ √ √ √
54 bulan √ √ √ √ √ √ √
60 bulan √ √ √ √ √ √ √
66 bulan √ √ √ √ √ √ √
72 bulan √ √ √ √ √ √ √
(Kemenkes.RI, 2016 : 40)

1) Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan alat menggunakan KPSP adalah

untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

2) Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12,15, 18,

21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belummencapai

umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umurskrining terdekat
23

untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi umur 7 bulanmaka yang digunakan

adalah KPSP 6 bulan. Apabila anak ini kemudiansudah berumur 9 bulan, yang

diberikan adalah KPSP 9 bulan.

3) Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas

PADU terlatih.

4) Alat/instrumen yang digunakan sebagai berikut.

Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9–10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran

KPSP anak umur 0–72 bulan.

Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola

teniskerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,

kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1 cm.

5) Cara menggunakan KPSP

a) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

b) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak

lahir. Apabila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Apabila

umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

c) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur

anak.

d) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu pertama, pertanyaan yang

dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh: ”Dapatkah bayi makan kue

sendiri?” Kedua, perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: ”Pada posisi bayi
24

Anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-

lahan ke posisi duduk.”

e) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab.

Karena itu, pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

f) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu per satu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ”Ya” atau ”Tidak”. Catat jawaban

tersebut pada formulir.

g) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab

pertanyaan terdahulu.

h) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

6) Interpretasi hasil KPSP

a) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

(1) Jawaban ”Ya”, apabila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa

atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

(2) Jawaban ”Tidak”, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum

pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak

tahu.

b) Jumlah jawaban ”Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangannya (S).

c) Jumlah jawaban ”Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

d) Jumlah jawaban ”Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada

penyimpangan (P).
25

e) Untuk jawaban ”Tidak”, perlu diperinci jumlah jawaban ”Tidak”

menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

7) Intervensi

a) Apabila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan

berikut:

(1) Beri pujian karena telah mengasuh anaknya dengan baik.

(2) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

(3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,

sesuai dengan kepada ibu umur dan kesiapan anak.

(4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan

di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan

Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia

prasekolah (36–72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di

Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain

dan Taman Kanak-kanak.

(5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3

bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan

pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

b) Apabila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan

berikut.

(1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan

pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
26

(2) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan

anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

(3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan

adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan

perkembangannya.

(4) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

(5) Jika hasil KPSP ulang jawaban ”Ya” tetap 7 atau 8, kemungkinan

ada penyimpangan (P).

c) Apabila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan

tindakan rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

c) Tes Daya Dengar (TDD)

1) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran

sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan

kemampuan daya dengar dan bicara anak.

2) Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan

dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan ke atas. Tes ini dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih

lainnya.

3) Alat/sarana yang diperlukan adalah

a) Instrumen TDD menurut umur anak;

b) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia;

c) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).


27

4) Cara melakukan TDD

a) Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, kemudian hitung umur

anak dalam bulan.

b) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.

c) Pada anak umur kurang dari 24 bulan

(1) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.

Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk

mencari siapa yang salah.

(2) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu per

satu, berurutan.

(3) Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.

(4) Jawaban ”Ya” jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat

melakukannya dalam satu bulan terakhir.

(5) Jawaban ”Tidak” jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak

pernah, tidak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan

terakhir.

d) Pada anak umur 24 bulan atau lebih

(1) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/ pengasuh

untuk dikerjakan oleh anak.

(2) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/

pengasuh.

(3) Jawaban ”Ya” jika anak dapat melakukan perintah orangtua/

pengasuh.
28

(4) Jawaban ”Tidak” jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan

perintah orangtua/pengasuh.

e) Interpretasi

(1) Apabila ada satu atau lebih jawaban ”Tidak”, kemungkinan anak

mengalami gangguan pendengaran.

(2) Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/

catatan medik anak, jenis kelainan.

f) Intervensi

(1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.

(2) Rujuk ke rumah sakit apabila tidak dapat ditanggulangi

d) Tes Daya Lihat (TDL)

1) Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya

lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan

untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

2) Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah

umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan,

guru TK, tenaga PAUD, dan petugas terlatih lainnya.

3) Alat/sarana yang diperlukan adalah

a) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik;

b) Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa;

c) Poster ”E” untuk digantung dan kartu ”E” untuk dipegang anak;

d) Alat penunjuk.
29

4) Cara melakukan tes daya lihat

a) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang

baik.

b) Gantungkan poster ”E” setinggi mata anak pada posisi duduk.

c) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster ”E”, menghadap ke

poster ”E”.

d) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster ”E” untuk pemeriksa.

Gambar 4
Tes Daya Lihat
Sumber : Kemenkes RI, 2016 : 23 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak

5) Pemeriksa memberikan kartu ”E” kepada anak. Latih anak dalam

mengarahkan kartu ”E” menghadap atas, bawah, kiri, dan kanan sesuai

yang ditunjuk pada poster ”E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak

mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan

kartu ”E” dengan benar.

6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/ kertas.

7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf ”E ” pada poster, satu per satu, mulai

baris pertama sampai baris keempat atau baris ”E” terkecil yang masih

dapat dilihat.
30

8) Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu ”E” yang

dipegangnya dengan huruf ”E” pada poster.

9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.

10) Tulis baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah

disediakan.

11) Interpretasi

Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai

baris ketiga pada poster ”E”. Apabila kedua mata anak tidak dapat melihat

baris ketiga poster ”E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu ”E”

yang dipegangnya dengan arah ”E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh

pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihatIntervensi

Apabila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak

datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya,

anak tidak dapat melihat sampai baris yang sarna, atau tidak dapat melihat

baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke rumah sakit dengan

menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya).

9. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah

kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental

emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada

anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Apabila penyimpangan

mental emosional terlambat diketahui, intervensinya akan lebih sulit dan hal ini

akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga

kesehatan.
31

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini

adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu sebagai berikut.

a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan

sampai 72 bulan.

b. Ceklis Autis Anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi

anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

c. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

d. (GPPH) menggunakan Abbreviated Conners Rating Scale bagi anak umur 36

bulan ke atas.

10. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak

a. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/

masalah mental emosional pada anak pra sekolah .

b. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6

bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai

dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak.

c. Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional

(KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem

mental emosional anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.

d. Cara melakukan

1) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu

persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua/

pengasuh anak.

2) Catat jawaban ”Ya”, kemudian hitung jumlah jawaban ”Ya”.


32

e. Interpretasi

Apabila jawaban ”Ya” hanya 1 (satu)

Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman

Pola Asuh yang Mendukung Perkembangan Anak.

f. Apabila ada jawaban ”Ya”, kemungkinan anak mengalami masalah

mental emosional.

g. Intervensi

1) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, apabila tidak ada perubahan

rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/

tumbuh kembang anak.

2) Apabila jawaban ”Ya” ditemukan 2 (dua) atau lebih Rujuk ke

rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh

kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah

dan masalah mental emosional yang ditemukan.

11. Deteksi Dini Autis pada anak

a. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak

umur 18 bulan sampai 36 bulan.

b. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi

atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga

kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru

TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di

berikut:

1) Keterlambatan berbicara;

2) Gangguan komunikasil interaksi sosial;

3) Perilaku yang berulang-ulang.


33

c. Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers).

CHAT ini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu:

1) Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.

Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu per satu. Jelaskan

kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.

2) Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang

tertulis CHAT. Cara menggunakan CHAT.

3) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu

perilaku yang tetulis pada CHAT kepada orang tua atau

pengasuhanak.

4) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada

CHAT.

5) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil

pengamatan kemampuan anak, ”Ya” atau ” Tidak”. Teliti kembali

apakah semua pertanyaan telah dijawab.

d. Interpretasi

1) Risiko tinggi menderita autis: apabila jawaban ”Tidak” pada

pertanyaan AS, A7, B2, 83, dan 84.

2) Risiko rendah menderlta autis: apabila jawaban ”Tidak” pada

pertanyaan A7 dan 84

3) Kemungkinan gangguan perkembangan lain: apabila jawaban

”Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-

A9; B1;B5.
34

4) Anak dalam batas normal apabila tidak termasuk dalam kategori 1,

2, dan 3.

e. Intervensi

Apabila anak berisiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan

perkembangan, rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan

jiwa/ tumbuh kembang anak.

12. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

(GPPH) pada Anak Prasekolah

a. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak

umur 36 bulan ke atas.

b. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas

indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada

kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU,

pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu

atau lebih keadaan berikut.

1) Anak tidak bisa duduk tenang.

2) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah.

3) Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif.

c. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan

Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners

Rating Scale). Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan

kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu

pengamatan pemeriksa.
35

d. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH

1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring, satu persatu

perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan

kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut

menjawab.

2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan

pada formulir deteksi dini GPPH

3) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak di manapun anak

berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain);

setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.

4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama

dilakukan pemeriksaan.

5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

e. Interpretasi:

Beri nilai pada setiap jawaban sesuai dengan ”bobot nilai” berikut ini

dan jumlahkan nilai setiap jawaban menjadi nilai total

Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.

Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.

Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.

Apabila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.

f. Intervensi

1) Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit

yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak

untuk konsultasi dan lebih lanjut.


36

2) Apabila nilai total kurang dari 13 tetapi Anda ragu-ragu, jadwalkan

pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada

orangorang terdekat dengan anak orang tua, pengasuh, nenek, guru,

dan sebagainya.

3) Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya

penyimpangan

4) Tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga

B. Penilaian Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Sebagai status

kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan

nutrien, penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data

antropometri serta biokimia.

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang

diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu

populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih.

Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam penilaian status gizi adalah faktor-faktor

yang memengaruhi status gizi dan tindakan penilaian status gizi, dan cara

mengukur status gizi (Winarsih, 2018 : 52).

1. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Beberapa faktor yang memengaruhi status gizi, yaitu:

a. Faktor eksternal, meliputi :

1) Pendapatan merupakan masalah gizi karena kemiskinan indikatornya

adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli

yang dimiliki keluarga tersebut.


37

2) Pendidikan, merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan

perilaku orangtua atau masyarakat untuk mewujudkan status gizi yang

baik.

3) Pekerjaan, merupakan suatu yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupan keluarganya, bagi ibu-ibu, bekerja memengaruhi kehidupan

keluarganya karena merupakan kegiatan yang menyita waktu.

4) Budaya, merupakan suatu ciri khas yang akan memengaruhi tingkah

laku dan kebiasaan,

b. Faktor internal, meliputi :

1) Usia ; secara umum akan memengaruhi kemampuan atau pengalaman

yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.

2) Kondisi fisik : seseorang yang sedang dalam masa penyembuhan

memerlukan pangan khusus karena status gizi kesehatan mereka yang

buruk.

3) Infeksi : adanya infeksi dan gejala demam dapat menyebabkan

menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan

mencerna makanan(Winarsih, 2018 : 52 ).

2. Jenis Penilaian Status Gizi

Dengan banyaknya metode penilaian status gizi, maka perlu

dipertimbangkan faktor untuk memelilih metode penilaian itu dipertimbangkan

faktor untuk memilih metode penilaiannya, adapun beberapa faktor tersebut,unit

sampel yang akan diukur, jenis informasi yang dibutuhkan fasilitas dan peralatan

yang ada, tenaga, waktu, serta dana yang tersedia. Dalam ilmu gizi, ada dua
38

metode penilaian status gizi yang dikenal. Dua metode tersebut yaitu penilaian

status gizi langsung dan penilaian status gizi tidak langsung.

a. Penilaian status gizi secara langsung

Menurut supariasa (2001), penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat

cara, yaitu :

1) Secara klinis

Pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui keadaan gizi penduduk,

metode ini didasarkan atas ubahan-ubahan yang terjadi yang dihubungkan

dengan ketidak cukupan zat gizi, hal tersebut dapat diliohat melalui

jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau pada

organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

2) Secara biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia merupakan pemeriksaan

specimenyang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh, jarimgan tubuh yang digunakan yaitu, darah, urine,

tinja, dan beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot. Pemeriksaan

hemoglobin sebagai indeks dari anemia merupakan salah satu ukuran yang

sangat sederhana dan sering digunakan.

3) Secara biofisik

Secara umum dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi

metode penentuan yang digunakan yaitu dengan melihat kemampuan

fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan,

pemeriksaan yang dilakukan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah,

tegangan otot, dan bagian tubuh lainnya.


39

4) Antropometri

Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat gizi dan tingkat

umur, parameter ukuran dari tubuh manusia antara lain : umur, berat

badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,

lingkar pinggul dan tebal lemak bawah kulit. Antropometri sangat umum

digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak-seimbangan

antara asupan protein dan energi(Winarsih, 2018 : 53-54).

b. Penilaian status gizi tidak langsung

1) Survei konsumsi makanan

Secara umum digunakan dalam menentukan status gizi perorangan atau

kelompok, survei konsumsi makanan dimaksud untuk mengetahui

kebiasaan makan atau gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan

zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta

faktor-faktor yang mempengaruhi, berdasarkan jenis data yang diperoleh,

pengukuran konsumsi makan menghasilkan dua jenis data yaitu kualitatif

dan kuantitatif, adapun data yang termausk kualitatif melingkupi frekuensi

maka, dietary history, metode telpon, dan daftar makanan, sedangkan

untuk jenis data kuantitatif mecakup metode recal 24 jam, perkiraan

makanan, penimbangan makanan, food account, metode inventaris, dan

percetakan

2) Pengukuran faktor ekologi

Faktor ekologi yaitu berhubungan dengan malnutrisi terbagi menjadi enam

kelompok, enam kelompom tersebut, antara lain keadaan infeksi,


40

konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan,

serta kesehatan, dan pendidikan.

3) Statistik vital

Untuk bisa mengetahui gambaran umum mengenai keadaan gizi disuatu

wilayah, kita bisa membacanya dengan cara menganalisis statistik

kesehatan, dengan menggunakan statistik kesehtan , kita juga dapat

melihat indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat

(Winarsih, 2018 : 55).

3. Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita

Berikut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan bagi anak dengan

aktifitas fisik rata-rata sebagaimana anak pada umumnya.

Tabel 5
Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan bagi Anak

Kelompok Energi Protein Vitamin A Kalsium


Besi (mg)
Umur (Kkal) (gram) (RE) (mg)
1-3 1000 25 400 8,2 500
4-6 tahun 1.550 39 450 9 500

Bayi 6-12
Anak 1-3 Tahun Anak 4-5
Bahan Bulan
(1.200 Kkal) tahun (1.700)
(900 Kkal)
Nasi 1 ½ gelas tim 2 ¼ gelas 3 gelas
halus
Daging/tempe/telur/ikan 1 potong 1-2 potong 2-4
Sayuran 2 sendok 1 ½ gelas 2 gelas
makan
Buah 1 buah/potong 3 buah/potong3 buah/potong
ASI Lanjutkan Hingga 2 tahun -
Susu - 1 gelas 1 gelas
Minyak 1 sendok 1 ½ sendok 2 sendok
makan makan makan
Gula - 2 sendok makan 2 sendok
makan
Sumber : Kemenkes RI, 2016 : 23 154-159 asuhan kebidanan neonatus
41

4. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menaikan berat badan, yaitu:

a. Pijat TUI NA

Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk

mengatasi kesulitan makan pada balita dengan cara memperlancar peredaran

darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari akupunktur tanpa

jarum, teknik ini menggunakan tenik penekanan pada titik meridian tubuh atau

garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan

akupuntur (Sukanta, 2010).

Teknik pijat :

1) Tekan sedikit ibu jari anak, dan gososk garis di pinggir ibu jari sisi telapaknya,

dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari antara 100-500 gerakan .

2) Pijat tekan melingkar bagian pa ngkal ibu jari yang paling tebal berdaging

100-300 kali, ini uraikan akumulasi makanan yang belum di cerna serta

menstimulasi lancarnya sistem cerna.

3) Gosok melingkar tengah telapak tangan 100-300 kali, dengan radius lingkaran

kurang lebih 2/3 dari tengah telapak ke pangkal jari kelingking. Stimulasi ini

memperlancar sirkulasi dya hidup dan darah, serta harmoniskan 5 organ utama

tubuh.

4) Tusuk dengan kuku anda serta tekan melingkar titik yang berada di tengah

lekuk buku jari yang terdekat dengan telapak, untuk jari telunjuk, tengah,

manis, dan kelingking. Tusuk dengan kuku 3-5 kali dan pijat tekan 30-50 kali

per titik . ini memecah stagnasi di meridian dan menghilangkan akumulasi

makanan.
42

5) Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan anda di area tempat

diatas pusarnya, searah jarum jam 100-300 kali. Ini menstimulasi makanan

agar lebih lancar.

6) Dengan kedua ibu jari, tekan dan pisahkan garis dibawah rusuk menuju perut

samping 100-300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa dan lambung yang juga

memperbaiki pencernaan.

7) Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari anak di

bawah tempurung lututnya, 50-100 kali. Ini akan harmoniskan lambung, usus,

dan pencernaan.

8) Pijat secara umum punggung anak. Lalu tekan dengan ringan tulang

punggungnya dari atas ke bawah 3 kali. Lalu cubit kulit di kiri-kanan tulang

ekor dan merambat keatas hingga lebar, 3-5 kali. Ini memperkuat konstitusi

tubuh anak, mendukung aliran chi (daya hidup) sehat dan memperbaiki nafsu

makan anak.

Himbauan Pada Pijat Tui Na

1) Pemijatan hanya boleh dilakukan 1 kali dalam sehari selama 6 hari berturut

turut

2) Pada umumnya, 1 seri pijatan di atas sudah cukup untuk dilakukan, bila

pemijat merasa perlu untuk menambah pijatan baru, sebaiknya berikan jeda 1-

2 hari sebelummelakukan seri pijatan baru

3) Tidak disarankan untuk memaksa anak makan di saat ia tidak mau, karena hal

ini hanya akan memicu trauma psikologis anak terhadap makanan. Tidak

membiasakan anak untuk makan sambil membaca atau bermain.


43

b. MODISCO

MODISCO singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and Coconut Oil

yang banyak digunakan di indonesia merupakan modifikasi yang digunakan di

uganda (1973). Modifikasi dilakuakan dengan pertimbangan ketersediaan bahan

lokal, selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat KEP sendiri. Modisco

dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang mengalami gangguan gizi berat di

Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan. (Depkes RI, 2003) modisco diberikan

kepada:

1) Penderita KEP berat (Marasmus, Kwarshiorkor, Marasmic Kwarshiorkor)

2) Penderita penyakit infeksi menahun

3) Orang yang baru sembuh dari penyakit berat

4) Mereka yang sulit makan, karena kelainan bawaan seperti gangguan pangkal

tenggorokan

5) Anak sehat tapi kurus badannya

6) Anak yang sedang menghadapi ujian

7) Orang yang sering berolahraga berat

Keuntungan modisco:

1) Mengandung tinggi energi dan tinggi protein

2) Mudah dicerna

3) Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat

4) Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untukmenghabiskankendala dan

alternatif pemberian modisco :

a) Bahan modisco tidak selalu berasal dari susu skim tetapi bisa disesuaikan

dengan bahan makanan yang ada di daerah setempat.


44

b) Apabila di daerah tidak terdapat minyak kelapa, maka dapat diganti yang

ada di daerah tersebut (minyak jagung, biji kapas, kacang dll). Jika tidak

suka minyak dapat diganti dengan margarin atau minyak sayur.

c) Jika anak tidak suka susu, dalam hal ini modisco diberikan dengan sonde,

atau dicampur dengan makanan atau minuman yang disukai anak.

d) Bila nafsu makan anak kurang, ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu:

(1) Diberikan dalam bentuk yang lebih pekat energinya dengan volume

sedikit

(2) Diberikan lewat sonde

e) Adanya gangguan pencernaan (diare), bisa dimulai denagn susu skim,

ditambah 5% gula pasir dan 5% tepung.

f) Modisco tidak boleh diberikan kepada anak yang gemuk, bayi berusia 6

bulan dan para penderita penyakit ginjal, hati dan jantung.

Tabel 6
Formula untuk kep berat/gizi buruk

Macam“modisco” Bahan Kandungan gizi Catatan


Modisco ½ Susu skim 10 gr Energi : 80
(1 sdm) kkal
Gula pasir 5 gr (1 Protein : 3,5 gr
sdt) Lemak : 2,5 gr
Minyak kelapa
2½ gr (½ sdt)
Modisco I Susu skim 10 gr Energi : 100 Diberikan kepada
(1 sdm) atau full kkal KEP berat dengan
cream 12 gr Protein : 3,5 gr Edema
(2 sdm) Lemak : 3,5 gr Diberikan 100
Gula 5 gr (1 sdt) kkal/kg BB/hari
Minyak kelapa 5
gr (½ sdm)
Modisco II Susu skim 10 gr Energi : 100 Diberikan pada
(1 sdm) atau full kkal KEP tanpa Edema
cream 12 gr Protein : 3,5 gr Diberikan 125
(2 sdm) Lemak : 4 gr kkal/kg BB/hari
45

Gula 5 gr (1 sdt)
Margarin 5 gr
(½ sdm)
Modisco III Susu full cream Energi : 130 Diberikan setelah
12 gr (1¼ sdm) kkal pemberian
atau susu segar Protein : 3 gr Modisco I dan II
100 cc Lemak : 7,5 gr Pemberian
(½ gelas) Modisco III ±10
Gula 7,5 gr (1½ hari
sdt) Diberikan 150
Margarin 5 gr kkal/kg BB/hari
(½ sdm)
Sumber : http://ninnarohmawati.blogspot.com/2013/12/leaflet-modisco.html

c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagaitambahan selain

makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. Makanan

Tambaha Pemulihan bagi balita adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi

balita usia 6-59 bulan sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi

(Kementrian Kesehatan RI, 2011: 3).

1) Prinsip PMT

Menurut panduan penyelenggaraan PMT bagi balita gizi kurang, prinsip dasar

PMT adalah sebagai berikut :

a) PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan

lokal dan tidak diberikan dalam bentuk uang.

b) PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang

dikonsumsi oleh balita sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti

makanan utama.

c) PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita

sasaran sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi

antar ibu dari balita sasaran.


46

2) Jenis dan bentuk PMT

a) Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau

makanan lokal. Jika makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan

pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan

kemasan label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.

b) Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi

balita sasaran.

c) PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi

kebutuhan gizi balita dari makanan keluarga.

d) Makanan tambahan balita ini diutamakan berupa sumber protein hewani

maupun nabati (misalnya telur/ikan/daging/ayam, kacang –kacangan atau

penukar) serta sumber vitamin dan mineral yang diutamakan berasal dari

sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.

e) Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.

f) Makanan tambahan pemulihan berbasis bahan makanan/lokal ada 2 jenis

yaitu berupa:

(1) MP-ASI ( untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)

(2) Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan

berupa makanan keluarga.

(3) Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada balita

dapat disesuaikan dengan pola makanan


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK S DENGAN GANGGUAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI DESA KARYA
MUKTI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG
LAMPUNG TIMUR

A. Data Subyektif (S)

1. Identiatas Anak dan Orang Tua

Nama Anak : An. S

Jenis Kelamin : perempuan

Tanggal Lahir : 15 April 2016

Anak ke :3

Nama ibu : Ny. W Nama Ayah : Tn. J

Umur : 39 tahun Umur : 45 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa Suku/Indonesia: Jawa

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Karya mukti RT 02 Alamat : Karya mukti RT 02

2. Anamnesa Tanggal 07 Maret 2019 Pukul 16.00 WIB

a. Riwayat Kehamilan

Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu

mengalami mual muntah tapi mulai menghilang seiring bertambahnya

usia kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah ibu mengatakan

47
48

memeriksakan kandungannya rutin satiap bulan atau sewaktu waktu

jika ada keluhan ke Bidan.

b. Riwayat Persalinan

Ibu mengatakan melahirkan secara spontan pervaginam dengan usia

kehamilnya 40 minggu di BPM Yusriana. Waktu melahirkan 15 April

2016 dengan jenis kelamin perempuan, BB : 2800 gram, PB 48 cm.

c. Riwayat Penyakit Yang Lalu dan saat ini

Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit yang diderita

lalu dan saat ini.

3. Imunisasi (sudah/belum),usia di Imunisasi

BCG : sudah, usia 1 bulan

DPT I : sudah, usia 2 bulan

DPT II : sudah, usia 3 bulan

DPT III : sudah, usia 4 bulan

Polio : sudah, usia 1,2 bulan

Campak : sudah, usia 9 bulan

Hepatitis I : sudah, usia 1 bulan

Hepatitis II : sudah, usia 2 bulan

Hepatitis III : sudah, usia 3 bulan

4. Pola Kebutuhan Dasar

Nutrisi : Saat ini anak makan dengan 3x sehari dalam porsi

banyak. Makan dengan sayur, lauk pauk dan minum air

putih.
49

Eliminasi : Saat ini BAK ±8x sehari, BAB ±2x sehari feses lunak

bau khas

Personal hygiene : Saat ini mandi 2x sehari pagi dan sore hari

Istirahat : Saat ini anak jarang tidur siang dan malam tidur ± 8

jam sehari

Aktifitas : Saat ini anak aktif bermain dengan teman-temannya.

5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Saat Ini

Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak nya hingga saat ini

normal seperti pada anak umumnya.

B. Data Objektif (O)

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

a. Kesadaran : Compos mentis

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

UUK : Datar

UUB : Datar

Bentuk kepala : Bulat, simetris

Keadaan : Rambut hitam, bersih, sedikit

Lingkar Kepala : 49 cm

b. Mata

Bentuk Mata : Simetis ka/ki

Strabismus : Tidak ada


50

Konjugtiva : merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c. Hidung

Bentuk : Simetris

Lubang Hidug : Ada terbentuk sempurna

Keadaan : Bersih

Lendir / Sekret : Tidak ada

d. Mulut

Bentuk : Simetris

Palatum : Normal

Reflek : Baik

Gusi : Normal

Bibir : Bersih, normal

Stomatitis : Tidak ada

Caries : Tidak ada

e. Telinga

Posisi : Memanjang

Bentuk : Simetris

Lubang : Ada dan tidak ada serumen

Leher : Kepala bisa bergerak normal

f. Dada

Posisi : Simetris

Suara pernafasan : Tidak terdengar ronchi dan wheezing

Tarikan dinding dada : Tidak Ada

Bunyi Jantung : Lup-Dup


51

g. Perut

Bentuk : Bulat

Pembesaran abnormal : Tidak ada

h. Punggung

Tonjolan Tulang Punggung : Tidak ada

i. Ekstremitas

Ekstremitas Atas : Lengkap tanpa cacat

Ekstremitas Bawah : Lengkap tanpa cacat

Pergerakan : Aktif

j. Genetalia

Jenis kelamin : perempuan

Keadaan : normal

3. Pemeriksaan KPSP dengan Menggunakan KPSP Form 30 bulan

1 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Gerak halus Ya Tidak


baju, rok, atau celananya (topi dan kaos √
tidak ikut dinilai
2 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Gerak Ya Tidak
Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi Kasar √
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seeorang
3 Tanpa bimbingan, petunjuk dan bantuan Gerak halus Ya Tidak
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar √
paling sedikit satu bagian badannya
4 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Gerak kasar Ya Tidak
banyak tumpah ? √
5 Dapatkah anak membantu memungut Bicara & Ya Tidak
mainannya sendiri atau membantu bahasa √
mengangkat piring jika diminta?
6 Dapatkah anak menendang bola kecil Gerak kasar Ya Tidak
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa √
berpegangan pada apapun ?
52

7 Bila diberi pensil dapatkah anak mencoret- Gerak kasar Ya Tidak


coret kertas tanpa bantuan/petunjuk ? √
8 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus Gerak halus Ya Tidak
satu persatu diatas kubus yang lain tanpa √
menjatuhkan kubus itu ?
9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada Gerakhalus Ya Tidak
saat berbicara seperti “minta minum”, “mau √
tidur” ?
10 Dapatkah anak menyebutkan 2 diantara Bicara & Ya Tidak
gambar-gambar ini tanpa bantuan bahasa √

Analisa data: Bila jawaban “Ya” = 9-10 maka perkembangan anak sesuai dengan

tahapan perkembangan (S). Bila jawaban “Ya” = 7-8 maka perkembangan anak

meragukan (M). Bila jawaban “Ya” = 6 atau kurang maka kemungkinan ada

penyimpangan.Dengan menggunakan KPSP form 30 bulan didapatkan hasil

jawaban “Ya” = 8 maka perkembangan An. S adalah “Meragukan”.

4. PemeriksaanTes daya dengar (TDD) menurut umur anak

Umur 2-3 tahun Ya Tidak


1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir √
anda, tanyakan pada anak : “pegang matamu”, “pegang kakimu”.
Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar ?
2. Pilih gambar dari majalah atau buku bergambar. Tutup mulut anda √
dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: “Tunjukan gambar kucing (atau
anjing,kuda,mobil,orang rumah,bunga,dan sebagainya)? “dapatkah
anak menunjukkan gambar yang dimaksud dengan benar ?
3. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir √
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti:
“berikan boneka itu kepada saya”, “Taruh kubus-kubus ini diatas
meja/kursi”, dan sebagainya. Apakah anak dapat mengerjakan
perintah tersebut dengan benar

Analisa data: Bila ada satu atau lebih jawaban „Tidak‟ kemungkinan anak

mengalami gangguan pendengaran.

Didapatkan hasil dengan jawaban “Tidak” = 0, maka pada An. A tidak mengalami

gangguan pendengaran.
53

5. Pemeriksaan Tes Daya Lihat

Analisa data : Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ke tiga

poster E dengan kedua matanya, maka diduga anak mengalami gangguan

daya lihat. Didapatkan hasil anak dapat mencocokan sampai baris ke tiga

poster E, maka pada An. A tidak mengalami gangguan daya lihat.

6. Pemeriksaan Perkembangan Mental Emosional (Kmee)

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab √
yang jelas ?
(seperti banyak menangis, mudah ersinggung atau bereaksi
berlebihan terthadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindardari teman-teman √
atau anggota keluarganya ?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa
sedih sepanjang waktu, khilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati )
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan √
menentang terhadap lingkungan disekitarnya ?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkli
melakukan perbuatan yangberbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anaklainnya)
Dan tampak tidak pedui dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya ?
4. Apakah anak anda memperlihtkan adanya perasaan √
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya ?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena √
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
54

perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam


aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan √
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola √
tidur ?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun sewaktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ? √
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak
mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit √
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau √
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran √
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orang tua /pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan ang berulang-
ulang tanpa alasan yang je;as ? √

FORMULIR DETEKSI DINI

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

Keterangan :

Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak

Nilai 3 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak

Nilai 4 : jika keadaan tersebut selalu ditemukan pada anak

Jika nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH

Kegiatan yang diamati 0 1 2 3


1. Tidak kenal lelah √
2. Mudah menjadi gembira, implusive √
3. Mengganggu anak-anak lain √
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, √
rentang perhatian pendek
55

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala √


secara terus menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan √
7. Permintaanya harus segera terpenuhi, mudah menjadi √
frustasi
8. Sering dan mudah menangis √
9. Suasana hati mudah berubah dengan cepat dan drastis √
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak √
terduga
Jumlah 0 1 2
Nilai total 1

C. A: ANALISIS DATA

Diagnosa : An. S usia 35 bulan dengan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan.

Dasar :

DS :

1. Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 15 april 2016

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

DO :

1. Keadaan umum : Baik

2. Berat badan : 9,3 Kg

3. Tinggi Badan : 84 cm

4. Lingkar Kepala : 49 cm

5. Pemeriksaan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) :Jumlah

jawaban“Ya” = 8, maka perkembangan An. SMeragukan

6. Pemerikaan TDD (Tes Daya Dengar) : Jumlah jawaban “Tidak” = 0, maka

pada An.A tidak mengalami gangguan pendengaran

7. Pemeriksan TDL (Tes Daya Lihat) : Jumlah jawaban “Tidak” = 0, maka

pada An. A tidak mengalami gangguan pendengaran


56

8. Pemeriksaan pertumbuhan

BB : 9,3 kg

TB : 84 cm

Masalah : Balita dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

D. P: PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan pada anak

didapat bahwa anak mengalami keterlambatan pertumbuhan atau kurus.

Berat badan : 9,3 kg

Tinggi badan : 84cm

LK : 49 cm

2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan KPSP skor anak yang

berarti tumbuh kembang anak meragukan dan belum sesuai.

3. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi anaknya setiap hari selama 2

minggu dan akan dibantu oleh mahasiswa dalam melakukan stimulasi.

4. Menganjurkan ibu agar memantau pola makan anak dan menambahasupan

makanan yang tinggi karbohidrat,

5. Menjalin hubungan baik antara ibu dan keluarga dengan cara

berkomunikasi yang baik pada keluarga

(Hubungan baik antara ibu dan bidan telah terjalin)

6. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi yang baik pada balita,

serta memberikan penjelasan tentang pola makan yang baik pada balita.

(Ibu sudah mengerti tentang apa itu gizi yang baik serta cara menjaga

pola makan anak)


57

7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan kebutuhan nutrisi kepada anak

dengan gizi yang seimbang seperti mengonsumsi sayuran hijau dan

makanan bergizi.

(ibu mengerti dan akan memberikan nutrisi yang cukup untuk anak)

8. Menjelaskan ibu untuk memberikan makanan tambahan seperti susu dan

biskuit.

(ibu bersedia untuk memberikan makanan tambahan)

9. Menjelaskan ibu untuk membawa balitanya ke posyandu dengan rutin

untuk mengetahui pertumbuhan anak

(Ibu mengerti dan akans selalu membawa anaknya ke posyandu secara

rutin)

10. Menjelaskan ibu agar anak tetap istirahat yang cukup, agar kondisi anak

baik.

(Ibu mengerti dan akan menganjurkan sang anak agar beristrahat

dirumah)

11. Menjelaskan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan

kesehatan guna memeriksakan keadaan balitanya

(ibu akan membawa sang balita ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan

pemeriksaan lagi).

CATATAN PERKEMBANGAN 1

TANGGAL SELASA 12 MARET 2019 PUKUL :15.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya sehat


58

3. Ibu mengatakan sudah menstimulasi Agara anak bisa menyusun kubus dan

menyebut nama hewan

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi kurus,

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 8 artinya

meragukan

C. A : Analisa Data

Diagnosa : An. S Usia 35 bulan dengan Keterlambatan

Pertumbuhan dan Perkembangan.

Masalah : Tidak ada

D. P : Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan anaknya

bahwa anaknya mengalami keterlambatan perkembangan pada aspek gerak

halus dan bahasa karena anak belum bisa menyusun kubus dan

menyebutkan nama binatang,

Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan perkembangan anak nya

mengalami keterlambatan.

2. Melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya melakukan stimulasi

pada anak. Sesungguhnya perkembangan anak sekarang akan

mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya.


59

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.

3. Menjelaskan pda ibu untuk menstimulasi anak pada item KPSP yang

belum bisa dengan sabar dan rutin,

Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan.

4. Menstimulasi gerak halus anak dan bahasa anak dengan cara mengajak

anak bermain dengan menyusun kubus dan melihat gambar-gambar hewan

dan mengajari anak suara-suara hewan.

Ibu mengerti agar menstimulasi anaknya.

5. Menjelaskan pada ibu bahwa pertemuan ulang pada tanggal yaitu tanggal

17 maret 2019 dan akan dilakukan stimulasi serta menjelaskan tentang

mkanan seimbang.

Ibu setuju akan dilakukan kunjungan ulang.

6. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak belum mengalami kenaikan

7. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya dan dengan porsi seimbang

8. Menjelaskan pada ibu agar tetap memantau danBiasakan anak makan

sesuai pada waktunya.

9. Menjelaskan pada ibu agar memantau pola makan anak dan menambah

asupan makanan yang tinggi karbohidrat,

10. Menjalin hubungan baik antara ibu dan keluarga dengan cara

berkomunikasi yang baik pada keluarga

(Hubungan baik antara ibu dan bidan telah terjalin)

11. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi yang baik pada balita,

serta memberikan penjelasan tentang pola makan yang baik pada balita.
60

(Ibu sudah mengerti tentang apa itu gizi yang baik serta cara menjaga

pola makan anak)

12. Menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan kebutuhan nutrisi kepada

anak dengan gizi yang seimbang seperti mengonsumsi sayuran hijau dan

makanan bergizi.(ibu mengerti dan akan memberikan nutrisi yang cukup

untuk anak)

13. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan makanan tambahan seperti susu

dan biskuit.

(ibu bersedia untuk memberikan makanan tambahan)

14. Menjelaskan pada ibu untuk membawa balitanya ke posyandu dengan

rutin untuk mengetahui pertumbuhan anak(Ibu mengerti dan akans selalu

membawa anaknya ke posyandu secara rutin)

15. Menjelaskan pada ibu agar anak tetap istirahat yang cukup, agar kondisi

anak baik.(Ibu mengerti dan akan menganjurkan sang anak agar

beristrahat dirumah)

16. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat

pelayanan kesehatan guna memeriksakan keadaan balitanya,

(ibu akan membawa sang balita ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan

pemeriksaan lagi)

CATATAN PERKEMBANGAN 2

TANGGAL MINGGU 17 MARET 2019 PUKUL : 14.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat


61

3. Ibu mengatakan sudah menstimulasi anaknya

4. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 9,4 Kg

Pernafasan : 45x/menit

Nadi : 120x/ menit

Suhu : 36,0 c

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi kurus,

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 8 artinya

meragukan

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 Bulan Dengan Keterlambatan

pertumbuhan dan Perkembangan.

Masalah : Tidak ada

D. P : Penatalaksanaan

1. Melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya melakukan stimulasi

pada anak. Sesungguhnya perkembangan anak sekarang akan

mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya.

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.


62

2. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi anak pada item KPSP yang belum

bisa dengan sabar dan rutin,

Ibu termotivasi dan sudah mengerti apa yang dijelaskan.

3. Menstimulasi gerak halus dan bahasa anak dengan cara yang telah

diberitakuhan dipertemuan sebelum ini.

Ibu mengerti agar menstimulasi anaknya.

4. Menjelaskan pada ibu bahwa pemeriksaan KPSP, anak belum mencapai

skor sesuai.

5. Menjelaskan Pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak belum mengalami kenaikan.

6. Memberikan makanan tambahan kepada balita.

7. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya dan dengan porsi seimbang

8. Menjelaskan pada ibu agar tetap memantau dan terus pertumbuhan

anaknya.

9. Menjelaskan pada ibu untuk mengatur pola makan anaknya dengan porsi

yang bervariasi yang disenangi anak.

10. Mengajari ibu cara pijat tuina pada balita yang bertujuan untuk menambah

nafsu makan balita, beritahu ibu untuk melakukan pijat sesering mungkin

dan pada saat balitanya menginginkan.

11. Teruskan memberi anak makan buah dan sayur sebanyak yang

direkomendasikan (≥ 5 porsi sehari)

12. Tetap manjelaskan pada ibu untuk membatasi aktifitas fisik anak dan

perbanyak tidur siang.


63

13. Menganjurkan ibu untuk memberikan banyak makanan manis, karena ini

merupakan sumber kalori yang dapat meningkatkan berat badan.

14. Melakukan controlling keposyandu untuk mengetahui apakah terjadi

kenaikan atau terjadi penurunan berat badan sebagai tolak ukur

keberhasilan menaikan bebarat badan anak yang dijalan

CATATAN PERKEMBANGAN 3

TANGGAL RABU 20 MARET 2019 PUKUL : 14.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatkan sudah menstimulasi anaknya

4. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 9,4 Kg

Pernafasan : 45x/menit

Nadi : 120x/ menit

Suhu : 36,0 c

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi kurus,

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 8 artinya

meragukan
64

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 bulan dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan Perkembangan.

Masalah : Tidak ada

D. P : Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan anaknya

bahwa anaknya mengalami keterlambatan perkembangan pada aspekgerak

halus dan berbicara/bahasa belum bisa menysun kubus dan menyebut

nama binatang.

Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan perkembangan anak nya

mengalami keterlambatan.

2. Setelah dilakukan pemeriksaan dan dilakukan stimulasi balita sudah bisa

menyusun kubus tanpa ada yang terjatuh.

Ibu mengeerti bahwa anaknya sudah bisa menyusun kubus

3. Melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya melakukan stimulasi

pada anak. Sesungguhnya perkembangan anak sekarang akan

mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya.

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.

4. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi anak pada item KPSP yang belum

bisa dengan sabar dan rutin, yaitu mengenalkan nama-nama hewan.

Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan.

5. Menstimulasi Gerak halus anak dengan cara mengajari anak menyusun

kubus tanpa ada yang terjatuh.

Ibu mengerti agar menstimulasi anaknya.


65

6. Menjelaskan pertemuan selanjutnya pada tanggal 25 maret 2019

7. Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaan , berat badan anak

mengalami kenaikan.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan terhadap anak nya.

8. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi sesuai gizi seimbang

pada anaknya.

Ibu mengerti agar memberikan nutrisi gizi seimbang untuk anaknya.

9. Memberikan anak minuman yang berkomposisi 2 sdm susu fullcream, ½

sdm minyak jagung, ½ sdm gula, ½ air mineral.

Minuman sudah diberikan kepada anak.

10. Menjelaskan ibu untuk memberikan makanan yang banyak mengandung

susu, gula, dan minyak.

Ibu mengerti agar memberikan makanan kepada anaknya yang banyak

mengandung susu, gula dan minyak.

11. Menjelaskan kepada ibu agar anak nya banyak istirahat tidak terlalu lelah

bermain.

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.

12. Menjelaskan pada ibu untuk memantau pertumbuhan anaknya.

Ibu mengerti agar memantau pertumbuhan anaknya.

13. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan vitamin penambah nafsu makan

karena berat badan termasuk kategori kurus .

Ibu mengerti agar memberikan anak vitamin penambah nafsu makan.


66

CATATAN PERKEMBANGAN 4

TANGGAL SENIN 25 MARET 2019 PUKUL : 11.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatkan sudah menstimulasi anaknya

4. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O: Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 9,6 Kg

Pernafasan : 45x/menit

Nadi : 120x/ menit

Suhu : 36,5 c

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi normal

namun masih perlu kenaikan,

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 9 artinya

meragukan

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 Bulan Dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan.

Masalah : Tidak ada


67

D. P : Penatalaksanaan

1. Melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya melakukan stimulasi

pada anak. Sesungguhnya perkembangan anak sekarang akan

mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya.

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.

2. Menjelaskan pada ibu untuk menstimulasi anak pada item KPSP yang

belum bisa dengan sabar dan rutin,

Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan.

3. Menstimulasi bahasa dan bicara anak dengan memperlihatkan gambar-

gambar binatang dan beritahu anak nama-nama binatang dan suara

binatang.

Ibu mengerti agar menstimulasi anaknya.

4. Menjadwalkan pertemuan ulang pada ibu pada tanggal yaitu tanggal 5

april 2019.

Ibu setuju akan dilakukan kunjungan ulang.

5. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak mengalami kenaikan tetapi masih perlu kenaikan yang

lebih lagi.

6. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya dan dengan porsi seimbang

7. Menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi seimbang pada

balitanya yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein, mineral,

lemak, vitamin dan serat.

(Ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)


68

8. Teruskan memberi anak makan buah dan sayur sebanyak yang

direkomendasikan (≥ 5 porsi sehari)

9. Memberikan makanan tambahan kepada anak berupa susu dan roti

(Ibu menerima makanan tambahan tersebut

10. Menganjurkan ibu agar anaknya tetap banyak isirahat dengan cukup

(Ibu mengerti dan menganjurkan anak untuk istirahat)

11. Melakukan controlling keposyandu untuk mengetahui apakah terjadi

kenaikan atau terjadi penurunan berat badan sebagai tolak ukur

keberhasilan menaikan bebarat badan anak yang dijalani

CATATAN PERKEMBANGAN 5

TANGGAL MINGGU 31 MARET 2019 PUKUL : 16.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatkan sudah menstimulasi anaknya

4. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis

BB : 9,6 Kg

Pernafasan : 45x/menit

Nadi : 120x/ menit

Suhu : 36,5 c

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi normal,
69

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 10 artinya

sesuai

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 Bulan Dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan.

Masalah : Tidak ada

D. P : Penatalaksanaan

1. Melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya melakukan stimulasi

pada anak. Sesungguhnya perkembangan anak sekarang akan

mempengaruhi perkembangan pada tahap selanjutnya.

Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan.

2. Menjelaskan pada ibu untuk menstimulasi anak pada item KPSP yang

belum bisa dengan sabar dan rutin.

Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan.

3. Menstimulasi bahasa dan biacara anak dengan memperlihat kan

gambarpgamabar binatang dan suara-suara binatang.

Ibu mengerti agar menstimulasi anaknya.

4. Menjadwalkan pertemuan ulang pada ibu pada tanggal yaitu tanggal 5

april 2019.

Ibu setuju akan dilakukan kunjungan ulang.

5. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak mengalami kenaikan


70

6. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan nutrisi seimbang pada

balitanya yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein, mineral,

lemak, vitamin dan serat.

(Ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)

7. Memberikan makanan tambahan kepada anak berupa susu dan roti

(ibu menerima makanan tambahan tersebut)

8. Meminta ibu untuk mengulangi pijat tuina yang telah diajarkan oleh bidan

dengan langsung dipraktikan pada balitanya.

9. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola makan anaknya dengan porsi yang

bervariasi yang disenangi anak.

10. Teruskan memberi anak makan buah dan sayur sebanyak yang

direkomendasikan (≥ 5 porsi sehari)

CATATAN PERKEMBANGAN 6

TANGGAL SABTU 06 April 2019 HARI KE : 32

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O : Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 bulan dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan.

Masalah : Balita demam


71

D. P: Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak mengalami penurunan.

2. Memberitahu ibu untuk memberikan paracetamol untuk demam pada anak

≥ 38,5

3. Memberikan antibiotik yang sesuai untuk penyebab lain dari demam yang

di

4. Memberitahu ibu harus kembali jika terjadi demam yang sangat tinggi dan

dan tidak turun- turun karena khawatir kejang.

5. Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam.

6. Tetap melanjutkan apa yang sudah dianjurkan oleh bidan agar berat badan

terus mengalami kenaikan.

7. Jika anak tidak nafsu makan maka beri atau buat makanan yang menarik

agar anak ingin makan

CATATAN PERKEMBANGAN 7

TANGGAL JUMAT 12 APRIL 2019 PUKUL : 15.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 35 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatkan sudah menstimulasi anaknya

4. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya


72

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 9,5 Kg

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi normal,

C. A : Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 35 Bulan dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan.

Masalah : balita demam

D. P : Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak mengalami penurunan karena anak sempat sakit ..

2. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya dan dengan porsi seimbang

3. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi seimbang pada

balitanya yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein, mineral,

lemak, vitamin dan serat.(Ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)

4. Teruskan memberi anak makan buah dan sayur sebanyak yang

direkomendasikan (≥ 5 porsi sehari)

5. Memberikan makanan tambahan kepada anak berupa susu dan roti

(ibu menerima makanan tambahan tersebut

6. Menganjurkan ibu agar anaknya tetap banyak isirahat dengan cukup

(ibu mengerti dan menganjurkan anak untuk istirahat)


73

CATATAN PERKEMBANGAN 8

TANGGAL KAMIS 18 April 2019 PUKUL : 13.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 36 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya.

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 9,5 Kg

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi normal,

C. A: Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 36 Bulan dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan.

Masalah : Tidak ada

D. P : Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan stimulasi dan intervensi pada

umur anaknya yang akan datang agar tidak terjadi keterlambatan kembali

yaitu:

a. Meminta anak membuat garis lurus?

b. Meminta anak melompati selembar kertas dengan kedua kaki tanpa

didahului berlari?

c. Dapatkah anak mengenakan sepatu?

d. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga?


74

2. Tetap melanjutkan apa yang sudah dianjurkan oleh bidan agar berat badan

terus mengalami kenaikan.

3. Jika anak tidak nafsu makan maka beri atau buat makanan yang menarik

agar anak ingin makan

4. Melakukan controlling keposyandu untuk mengetahui apakah terjadi

kenaikan atau terjadi penurunan berat badan sebagai tolak ukur

keberhasilan menaikan bebarat badan anak yang dijalani.

CATATAN PERKEMBANGAN 9

TANGGAL SELASA 30 April 2019 PUKUL : 15.00 WIB

A. S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya usia 36 bulan

2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

3. Ibu mengatakan sudah mengatur pola makan anaknya

B. O : Data Objektif

Pertumbuhan anak:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

BB : 10 Kg

Pada tabel standar berat badan menurut tinggi badan An. S terdeteksi normal,

Hasil pemeriksaan KPSP usia 30 bulan pada An. S mendapat nilai 10 artinya

sesuai
75

C. A : Analisis Data

Diagnosa : An. S Usia 36 Bulan Dengan Keterlambatan pertumbuhan

dan perkembangan

Masalah : Tidak ada

D. P: Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan bahwa

Berat badan anak mengalami kenaikan tetapi masih perlu kenaikan yang

lebih lagi.

2. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya dan dengan porsi seimbang

3. Menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi seimbang pada

balitanya yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein, mineral,

lemak, vitamin dan serat.

(Ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)

4. Teruskan memberi anak makan buah dan sayur sebanyak yang

direkomendasikan (≥ 5 porsi sehari)

5. Memberikan makanan tambahan kepada anak berupa susu dan roti

(ibu menerima makanan tambahan tersebut)

6. Menganjurkan ibu agar anaknya tetap banyak isirahat dengan cukup

(ibu mengerti dan menganjurkan anak untuk istirahat)

7. Melakukan controlling keposyandu untuk mengetahui apakah terjadi

kenaikan atau terjadi penurunan berat badan sebagai tolak ukur

keberhasilan menaikan bebarat badan anak yang dijalani


76

Tabel 7
Tabel pola makan balita gizi kurang, balita umur 1-3 tahun
kebutuhan kalori per hari 1125 kkal

Hari tanggal, Makanan Jumlah


Jam Makan Kalori
bulan tahun tambahan kalori
Hari selasa Pukul 1 sendok nasi 1 potong 365
tanggal 12 Maret 07.00 putih (175) telur besar pepaya
2019 wib dadar (140) (50)

Pukul 1 sendok nasi Biskuit


12.30 putih (175) gandum (140) 381 1272
wib Ikan goreng(66), kkal

Pukul 1 sendok nasi Biskuit


19.00 putih (175) gandum (140) 526
wib perkedel
kentang(211)
Hari minggu Pukul 1 sendok nasi, 1 gelas susu 470
tanggal 17 Maret 07.00 (175), tempe indomilk
2019 wib goreng 2 potong (144)
(85), ikan
goreng(66)
2775
Pukul 1 sendok nasi 1 buah 315 kkal
12.30 putih (175), potong besar
wib sayur asam (90) pepaya (50)

Pukul 1 telur rebus Biskuit 1990


19.00 (95) gandum(140)
Wib Tempe goreng 2 2 buah jeruk
potong (85) (50)
Hari rabu 20 Pukul 1 sendok nasi 1 gelas susu 479
maret 2019 07.00 (175), ayam (144)
wib goreng (160)

Pukul 1 sendok nasi Apel (50) 351


12.30 (175), sayur 1140
wib bening bayam kkal
(36), telur
dadar(140)
Pukul ½ nasi putih 2 buah jeruk 310
19.00 (175), 1 buah (50)
wib tahu potong
besar (85)
77

Hari senin Pukul 1 sendok nasi 1 gelas susu 409


tanggal 25 Maret 08.00 (175), sayur (144)
2019 wib asem (90)
Pukul 1 sendok nasi Biskuit 380
12.00 putih (175), ikan gandum (140) 998
wib goreng(65) kkal

Pukul 1 buah jagung 1 gelas susu 209


19.00 manis (65) (144)
wib
Hari minggu Pukul 1 sendok 1 gelas susu 351
tanggal 31 Maret 07.00 nasi,(175) sayur
2019 wib bening bayam
(36), telur dadar
(140),
Pukul 1 sendok nasi 2 buah jeruk 520
12.00 putih (175), (50) 1217
wib Ikan goreng(66) kkal
2 buah perkedel
Pukul kentang (211) 1 buah apel 346
19.00 2 buah perkedel (50)
wib kentang (211),
tahu 1 potong
(85)
Hari sabtu Pukul 1 buah telur Buah jeruk 230
tanggal 6 April 07.00 rebus (95), 2 (50)
2019 wib potong tempe
(85)
Pukul 1 buah telur ½ gelas susu 230
950
12.30 dadar ( 140) (90)
kkal
wib
Pukul ½ nasi putih 1 gelas susu 490
19.00 (175), sayur (144)
wib tumis kangkung
(90)
Hari jumat 12 Pukul 1 sendok nasi Biskuit 405
april 2019 08.15 (175), sayur gandum (140)
wib asem (90)
1 gelas susu
Pukul 1 sendok nasi (144) 459
1093
13.00 putih (175),
kkal
wib telur dadar (140) 1 gelas susu
(144)
Pukul Tahu potong 229
19.00 besar (85)
wib
78

Hari kamis 18 Pukul 1 sendok nasi 1 gelas susu 386


april 2019 07.00 (175), 2 buah (144)
wib perkedel
kentang (211)
Pukul 1 sendok nasi Biskuit
923
12.00 (175), telur dada gandum 455
kkal
wib (140) (140)

Pukul 1 buah potong 1 buah apel


19.00 besar pepaya (50) 100
wib (50)
Hari rabu 24 Pukul 1 sendok nasi 1 gelas 405
april 2019 08.00 (175), sayur susu (140)
wib asem (90),

Pukul 1 sendok nasi 1 buah apel 470


12.00 (175), ayam (50)
wib goreng (160), 1226
tempe goreng 2 kkal
ptng (85)

Pukul 1 sendok nasi 1 gelas susu 351


19.00 (175), sayur (140)
wib bening bayam
(36)
Hari selasa 30 Pukul 1 sendok nasi 1 gelas susu 549
april 2019 08.00 (175), sayur (144)
wib asem (90), telur
dadar (140) Biskuit
Pukul 1 sendok nasi gandum (140) 475
1389
13.00 (175), ayam
kkal
wib goreng (160) 1 buah apel
(50)
Pukul 1 sendok nasi 365
19.00 (175), telur
wib dadar (140)
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang terhadap An. S dengan kasus

kpsp meragukan adalah sebagai berikut :

Setelah melakukan asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang di

PMB Yusriyana, S.ST didapatkan Anak S dengan Keterlambatan Pertumbuhan

dan perkembangan Diagnosa yang ditegakkan diperoleh berdasarkan data-data

yang dikumpulkan baik data subjektif yang diperoleh dengan melakukan

kunjungan kerumah orang tua dan berdasarkan pengakuan ibu dari Anak S yang

meliputi biodata anak, biodata orang tua, serta pola kebutuhan dasar yang

dilakukan oleh anak setiap harinya maupun data objektif yang diperoleh

berdasarkan hasil pemeriksaan standar berat badan menurut tinggi badan dan

pemeriksaan KPSP.

Berdasarkan perolehan data yang didapat diperoleh tinggi badan 84 cm,

berat badan 9,3 kg dan dilakukan penyesuaian menggunakan standar berat badan

menurut tinggi badan An. S terdeteksi kurus, dan dilakukan pemeriksaan KPSP,

dengan menggunakan form 30 bulan di dapatkan hasil jawaban “Ya” = 8 berarti

meragukan. maka dari itu caranya memberitahu ibu untuk memberikan makanan

dengan pola seimbang, memberi makanan tambahan, memberikan ramuan berupa

susu, gula, minyak, serta dilakukan pemijatan nafsu makan, untuk keterlambatan

perkembangan gerak motorik halus serta bahasa/bicara, caranya memberitahu ibu

untuk mengajarkan anaknya menyusun kubus, dengan cara minta anak untuk

bermain menyusun balok kayu, minta anak untuk melihat gambar hewan,

79
80

memberitahu suara hewan dan nama hewan, selalu berikan pujian kepada anak

dan berikan dukungan bahwa anak bisa melakukannya, ibu harus terus

mendampingi anaknya, dan lakukan hal tersebut secara rutin.

An. S dengan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

mempertimbangan kemungkinan penyebab dari Keterlambatan kecerdasan anak

terganggu, menurunnya produktivitas anak serta rendahnya kemampuan kognitif,

serta Keterlambatan perkembangan meragukan tersebut adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Kurangnya stimulasi akan mengakibatkan jaringan otak akan

mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Tumbuh kembang anak mulai dari

konsepsi sampai dewasa dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah

faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial, yang bisa

menghambat atau mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Data yang didapat harus dilakukan tindakan yaitu memberi petujuk pada

ibu untuk memberikan pola makan seimbang, pemberian makanan tambahan dan

pemijatakan nafsu makan secara rutin dan melakukan stimulasi perkembangan

pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin dirumah,

mengajarkan ibu cara stimulasi perkembangan anak untuk mengejar

ketertinggalan, selanjutnya melakukan penialaian ulang KPSP sesuai umur anak 2

minggu kemudian dirumah.

Berat badan tidak sesuai dengan umur anak setelah dilakukan penyesuaian

menggunakan standar berat badan dan tinggi badan An. S terdeteksi kurus, maka

memberi tahu ibu untuk memberikan makanan seimbang, pemberian makanan

tambahan terhadap anaknya dan terus lakukan penilaian terhadap berat badan An.

S Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
81

diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu

populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih.

Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam penilaian status gizi adalah faktor-faktor

yang memengaruhi status gizi dan tindakan penilaian status gizi, dan cara

mengukur status gizi ( Winarsih, 2017 :52).

Kemampuan bicara dan bahasa yaitu anak belum bisa mengucapkan nama

hewan dan suara hewan yang diajukan oleh pemeriksa, maka selanjutnya

dilakukan stimulasi dengan mengajari anak mengenali gambar hewan dan nama-

nama hewan, ajak anak belajar mengingat-ingat. Kemampuan berbahasa

merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena kemampun kognitif,

sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak. Rangsangan

sensorik berasal dari pendengaran dan penglihatan yang sangat penting dalam

perkembangan bahasa. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa dukungan

dari lingkungannya. Mereka harus mendengar dan melihat pembicaraan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maupun pengetahuan rentang dunia di

sekitarnya. Mereka harus belajar mengekspresikan diri, membagi pengalaman

dengan orang lain, dan mengemukakan keinginannya (Soetjiningsih, 2016).

Kemampuan gerak halus yaitu anak belum bisa menyusun kubus secara

benar perlu dilakukan stimulasi yang berupa ajarkan pada anak agar dapat

menyusun kubus, dengan melatih kemampuan jari-jari anak. Terus beri dukungan

bahwa anak bisa melakukannya. Perkembangan motorik merupakan pergerakan

kontrol pergerakan bada melalui koodinasi aktifitas saraf pusat, saraf tepi, dan

otot. Kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan reflek-reflek yang

dimulai sejak lahir. Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya


82

ekstermitas atas, dimulai dari bahu menuju kearah distal sampai jari.

Keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang

memainkan suatu peran utama (Soetjiningsih, 2016).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan terhadap An. S dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian secara

SOAP terhadap An. S dengan usia 35 bulan, dimulai dari tanggal 12 Maret sampai

05 Mei 2019, Maka dapat disimpulakan:

Hasil yang di dapat normal antara lain:

1. Pengkajian tanggal 08 Maret 2019 terhadap An.S Lahir pada tanggal 15 april

2016 atau 35 bulan dengan tinggi badan 84 cm, berat badan 9,3 kg. Pada

aspek perkembangan An. S menggunakan KPSP 30 bulan , hasil pengkajian

dengan nilai 8.

2. Mendiagnosis An.S pertumbuhan menurut BB/TB An. S termasuk kategori

kurus. Dan menggunakan KPSP 30 bulan, An.S hanya bisa menjawab “YA”

yaitu 8. Memiliki Keterlambatan perkembangan pada aspek gerak motorik

halus, bicara dan bahasa.

3. Merencanakan asuhan kebidanan terhadap An.S dengan melakukan stimulasi

dan intervensi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

sebanyak 9 kali kunjunga.

4. Melakukan evaluasi setelah dilakukan kunjungan 9 (sembilan) kali, An. S

mengalami peningkatan berat badan 7 ons sudah termasuk kategori gizi

normal, dan perkembangan pada 2 minggu pertama An. S dengan hasil 9 dan

pada 2 minggu kedua skor menjadi 10.

5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan terhadap An. S

47
48

B. Saran

1. Bagi Lahan Praktek

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam menjalankan

asuhan kebidanan pada balita dengan keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan dan untuk meningkatkan pengetahuan pentingnya gizi pada balita

serta pentingnya perkembangan otak pada balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan

serta bahan masukan atau informasi untuk tambahan bacaan di perpustakaan

Prodi Kebidanan Metro bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan

kebidanan pada anak balita dengan keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan.

3. Bagi Penulis

Sebagai bahan pembelajaran supaya terpapar dengan asuhan kebidanan

pada tumbuh kembang dan dapat menerapkannya sesuai dengan masalah-masalah

yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian, 2017, Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak edisi 2,
Jakarta: Salemba Medika

Diakses Tanggal : 04 juli 2019-07-19


(online)file:///D:/Referensi/Buku-Panduan-Gizi BOK Final.Pdf

Diakses Tanggal : 04 juli 2019


(Online) http://www.slideshare.net/ocTibuBles/inti-33730656

Diakses Tanggal : 04 juli 2019


(Online)http://ninnarohmawati.blogspot.com/2013/12/leaflet-modisco.html

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/231/225

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/528/433

http://ninnarohmawati.blogspot.com/2013/12/leaflet-modisco.html

http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/download/63/
92/232-1

https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/download/303/149

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/viewFile/18778/17857

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/download/4398/4051

Kemenkes RI, 2012 pedoman pelaksanaan stimulasi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar, jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2016 asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah

Kemenkes RI, 2016 pedoman pelaksanaan stimulasi dan intervensi tumbuh


kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar, jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2011. Panduan penyelenggaraan pemberian makanan tambahan


pemulihan bagi balita gizi kurang. Jakarta

Sulistyawati, Ari 2017, Deteksi tumbuh kembang anak jakarta: Salemba Medika

Winarsih, 2017, Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan Jakarta : Salemba


Medika
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13

Anda mungkin juga menyukai